Di sela makan, Christopher menanyakan detail kecelakaan yang menimpa istriya.
“Tadi, istri anda hendak menaiki taksi yang saya kendarai, berhubung waktu itu saya berada di seberang jalan, jadinya istri anda berniat untuk menghampiri. Padahal, saya sudah meminta untuk tetap di situ, biar saya yang ke sana. Namun, istri anda memaksa dengan alasan cuaca mendung, ingin segera tiba di rumah. Baru saja beberapa langkah, tiba-tiba ada mobil melintas dengan sangat kencang yang menabrak istri anda, banyak orang di sana mengerubungi istri anda untuk memberi pertolongan. Akhirnya saya meminta warga untuk membawa istri anda ke mobil lalu membawanya ke rumah sakit supaya mendapatkan penanganan segera, terlebih melihat kondisi istri anda cukup parah dan bersimbah darah. Setibanya di rumah sakit, awalnya petugas tidak mengijinkan saya untuk pergi dengan alasan sebagai penanggung jawab pasien. Namun, saya harus segera bekerja lalu menjaminkan identitas serta nomor telepon saya ke petug
Dengan sigap, Christopher mengambil gambar identitas yang sudah menabrak istrinya, setelah itu mengucapkan permintaan maaf secara tulus kepada orang yang sudah di tuduhnya.Untung saja, orang tersebut berbesar hati memaafkan karena menyadari jika berada di posisi Christopher pasti akan melakukan hal yang sama.“Terima kasih atas kerja samanya, Pak.” Ucap Christopher kepada pemilik rental mobil lalu mereka bertiga berjabat tangan sebagai tanda jika semuanya telah selesai dengan damai.“Tapi saya masih tidak percaya jika pemuda itu sampai mengubah plat nomor mobil saya, ini sudah tindakan melanggar hukum, terlebih digunakan untuk kejahatan. Jika suatu saat membutuhkan informasi tambahan, saya siap untuk hadir. Saya tidak mau nama rental mobil yang sudah susah payah saya bangun, hancur begitu saja karena ulah satu orang.” Ucap pemilik rental mobil.“Kalau begitu, saya ganti mobil saja daripada nantinya terjadi kesalahpahaman lag
“KATAKAN SIAPA YANG SUDAH MENYURUHMU! MAU TUBUHMU PENUH LUKA LEBAM?” ancam Christopher sangat geram.“Tolong jangan siksa saya lagi, saya hanya menjalankan tugas, semua ini atas suruhan dari Rebecca. Dia yang sudah memerintah saya untuk melakukan ini semua.” Ucap penabrak Agatha membuat Christopher sangat terkejut.“Apa? Rebecca?” pekiknya memastikan.“Iya, Tuan…. Dia orangnya.” Jawab penabrak Agatha dengan jujur.“Hubungi dia sekarang juga! Saya ingin mendengar pengakuannya secara langsung!” perintah Christopher sangat murka, wanita yang selalu mengusiknya kini sudah berani mengusik wanitanya.Terpaksa, penabrak Agatha menghubungi Rebecca guna membuktikan semua ucapannya. Dirinya masih ingin hidup, jika memilih bungkam, sama saja menyerahkan dirinya untuk merasakan sakit akibat pukulan demi pukulan dari kedua pria bertubuh besar secara suka rela.“Halo, a
Masalah Rebecca dan motif tabrak lari yang dialami istrinya kini sudah selesai dengan baik. Saatnya bagi Christopher kembali fokus dengan kesembuhan Agatha.Hingga dua minggu lamanya, belum juga ada tanda jika mengalami perubahan, setiap harinya, Christopher sudah melakukan stimulasi semangat untuk sembuh serta memberikan banyak janji asalkan Agatha sadar. Namun semua itu sia-sia sudah, hingga detik ini, istrinya masih tetap saja terbaring lemah di ranjang rumah sakit dengan banyaknya alat menempel di tubuhnya.“Agatha, ayo segera sembuh, pelaku yang sudah menabrakmu sudah berhasil aku laporkan ke polisi, sekarang, mereka tengah menuai perbuatannya. Jika kamu sembuh, akan aku ajak bertemu mereka.” Ucap Christopher sudah putus asa mau menyemangati seperti apalagi.Tidak berselang lama, tangan Agatha bergerak perlahan, sebuah kemajuan yang sangat berarti setelah sekian lama tertidur panjang. Dengan segera menekan tombol bel supaya dokter serta perawat
“Tunggu sebentar, aku ingin memberitahu sesuatu kepada Rebecca.” Pintanya dengan lembut, terpaksa genggaman tangan dilepaskan oleh Christopher namun tetap berada di dekat istrinya. Dirinya tidak mau jika nanti Rebecca berbuat nekat.“Apalagi? Ingin menghinaku karena kalah telak darimu? Cih!! Jangan sombong dulu, setelah keluar dari sini, akan aku pastikan, balasan yang aku lakukan lebih dari sebelumnya!” ancam Rebecca membuat Agatha sedih.“Sampai begitu bencinya denganku sampai dendamu selalu dibawa di penjara, padahal aku tidak pernah memiliki salah terhadapmu. Hanya karena aku memiliki Christopher, membuatmu menjadi gelap mata. Hati tidak bisa di paksa, mau esok kamu balas dendam bagaimana pun tetap tidak bisa mengubah keadaan jika tidak bisa memiliki Christopher. Aku kecewa terhadapmu karena sudah tega terhadapku bahkan bisa di bilang membahayakan nyawaku, namun, aku sudah memaafkanmu. Aku berharap, setelah ini hapus semua dendamu kepa
Pagi hari, Agatha juga Christopher sudah berpenampilan rapi dan kini tengah sarapan bersama di meja makan. Tidak ada obrolan yang ingin di bahas oleh keduanya karena sibuk dengan pemikiran masing-masing.“Saya permisi dulu, Tuan.” Pamit Agatha setelah selesai makan.“Mau kemana?” tanya Christopher heran.“Berangkat bekerja, Tuan.” Jawab Agatha membuat Christopher yang hendak meminum susu, kembali meletakkan gelasnya.“Tidak boleh, kamu belum sembuh. Minggu besok baru kerja,” tolak Christopher.“Saya sudah merepotkan anda satu bulan ini, kini, giliran saya menebus kebaikan anda dengan bekerja giat. Saya sudah sembuh,” pinta Agatha.“Sekali tidak, maka tidak! Jangan membantah perintah suami.” Tolak Christopher dengan tegas.“Suami kontrak, Tuan….” Tegur Agatha membenarkan.“Ah! Apalah itu, terpenting saya suamimu! Sana k
Di perjalanan menuju rumahnya, Christopher menanyakan mengapa tadi tersenyum sembari memperlihatkannya?“Memang ada yang salah dengan bersikap tersenyum?” tanya Agatha heran.“Tidak ada yang salah, hanya saja, apa yang ada di pikiranmu saat itu?” tanya balik Christopher.“Suka saja melihatmu berkomunikasi dengan anak kecil bisa ramah seperti itu.” Jawab Agatha dengan polosnya, membuat Christopher tersinggung.“Menurutmu, selama ini aku bagaimana?” tanya suaminya meminta kepastian.“Ya…. begitulah, ayo segera pulang, cuaca mendung, Tuan.” Jawab Agatha mengalihkan obrolan.“Apa kamu suka anak kecil?” tanya Christopher.“Tentu saja suka, terlebih seperti Ken, yang tampan juga pintar.” Jawab Agatha.“Kalau begitu, setelah sampai rumah, kita buat yang lebih baik dari Ken.” Ucap Christopher dengan tatapan yang tidak bisa diartikan.&
Setelah selesai melakukan kewajiban suami istri, Christopher terus memandangi istrinya yang tidak berhenti menangis. “Apa yang membuatmu sangat bersedih, Agatha?” tanyanya dengan heran.“Harusnya anda tau, kita tidak diperbolehkan untuk sampai sejauh ini! Mengapa anda melanggarnya!” protes Agatha dengan suara terisak.“Bukankah ini sebuah kewajiban? Kami sama-sama terlena dengan permainan.” Tanya Christopher.“Seharusnya anda lebih bisa menahannya!” protes Agatha.“Kamu tidak ikhlas sudah memberikannya kepadaku? Mau bagaimana pun juga aku ini suamimu, bukan orang lain yang hanya bermodalkan janji setelah itu ditinggal.” Tanya Christopher memastikan.“Saya menyesal karena tidak memberikan kepada suami sungguhan, sedangkan kita hanya sebatas kontrak.” Jawab Agatha membuat Christopher tidak suka.“Lalu kamu mau apa?” tantang Christopher menatap istrinya dengan d
Agatha sudah berpenampilan rapi dan juga wangi, itu menandakan, jika mulai hari ini sudah kembali bekerja. Sebenarnya, Christopher tidak suka melihat istrinya harus capek bekerja, namun, jika terus berada di rumah, yang ada membuatnya cepat bosan.Sampai sekarang, Christopher belum menemukan ide yang bagus untuk membukakan usaha.“Sudah siap?” tanya Christopher memastikan.“Sudah, Tuan. Sebentar lagi, taksi online pesanan saya juga akan tiba.” Jawab Agatha membuat Christopher kesal.“Siapa yang menyuruhmu memesan taksi online?” tanya Christopher penuh penekanan.“Bukankah setiap hari seperti itu, kita berangkat sendiri-sendiri?” tanya balik Agatha heran.“Itu dulu! Mulai sekarang dan seterusnya, baik berangkat maupun pulang, wajib bersama.” Jawab Christopher secara tiba-tiba.“Kenapa anda selalu membuat keputusan secara tiba-tiba?” protes Agatha kesa