Terkadang apa yang kita pikirkan belum tentu kita dapatkan. Apalagi tentang perasaan tidak semudah itu kita mengutarakan apa yang ada di hati kita.
Karena tidak semudah itu pula mengutarakan Apa maksud tujuan kita. Mungkin dengan memendam rasa itu bisa menjadi sedikit kelegahan karena mencintai diam-diam itu sangatlah menyakitkan bukan?
Sama seperti dirasakan oleh Julie terhadap Radit korban yang ia tabrak itu. Dia mencintai korban tabrakan yang ia lakukan bukan inginnya jatuh cinta, tapi dia juga bingung entah kapan rasa itu datang padanya. Hanya saja dia hanya mencintai Radit dalam diam.
" Jul please, ini cuma mimpi Jul, gue nggak bakal bisa jalan lagi kalau tidak dibantu dengan tongkat ini!" bentak Radit pada Julie.
Dengan sabar Julie pun duduk dan menjongkok menghadap Radit.Dia menggulung jenis Radit sampai ke lutut.
"Dit, kata orang tua dulu kalau anaknya yang baru berjalan biasanya di rumput yang masih basah karena embun pagi.Gimana kalau kita coba kan nggak ada salahnya kalau kita coba dulu!" ucap Julie optimis.
Terlihat Radit semakin jengkel pada Julie dia merasa dipermainkan oleh ucapan Julie karena Julie menyemakan dirinya dengan anak-anak yang baru belajar berjalan.
Julie berdiri dan mundur beberapa langkah.
"Ayo Dit,kamu pasti bisa!" ucap Julie memberi semangat pada Radit.
"Kamu itu memang cewek gila ya! Sudah, mood gue tiba-tiba hilang. Nggak mungkin juga kalau jalan gue bakal normal kayak dulu Jul. Ini hanya mimpi!!"bentak Radit pada Julie.
"Aku benci sama kamu, Elga nggak benar kalau kamu itu memang cowok pecundang! Dit kamu harus ingat dengan Tika, basket dengan kaki kamu yang normal kamu bisa dapetin itu semua Dit!!" bentak Julie menangis terisak.
Sesaat Radit teringat pada Tika gerai tawanya. "Tika"lirih Radit dan itu membuat Julie nyaris terdiam.
"Ternyata kamu masih mencintainya Dit! "gumamnya dia merasa dadanya terasa sesak.
Radit mencoba menggerakkan kakinya yang masih kaku itu.
"Jul,gue nggak bisa!" ucapnya Tertatih.
"Coba lagi Dit, Kamu pasti bisa!" ucap Julie memberi semangat pada Radit.
Radit pun mencoba Mengayunkan kembali kakinya selangkah namun ia masih saja ragu.
"Sekali lagi ya Dit! " ujar Juli tersenyum Getir.
Radit mencobanya kembali hingga langkah demi langkah membuatnya jadi oleng Radit hampir terjatuh dengan cepat Julie memapahnya.
Mungkin degup jantung Julie terasa bagi Radit. Mereka sangat dekat. Entah mengapa detak jantung Julie terasa tidak beraturan wajahnya yang pasif mengawasi setiap lekuk wajah dengan paras Radit yang tampan itu hingga ia begitu sulit untuk menelan salivanya perasaannya begitu deg-degan mungkin itu adalah cinta.
"Semangat!" seru Julie tersenyum gugup.
Radit masih acuh mengawasi wanita itu Mereka pun kembali ke rumah bapak itu.
"Bagaimana Neng, Apa den Radit sudah bisa berjalan!" seru bapak itu dengan wajah sumringahnya yang menganggap Jukie sama seperti anaknya suster Naya.
"Saya yakin pak Kalau Radit ini akan segera berjalan kembali" yakin Julie.
"Bagaimana Neng jika kalian menginap lagi di sini dirumah bapak ini. Di sini ada pengobatan alternatif.Bapak itu adalah seorang tukang urut,mungkin saja dengan terapi kaki den Radit bisa cepat pulih kembali.Tidak ada salahnya kan jika kita coba dulu"ucap ibu itu sembari menghampiri mereka dia keluar dari dapurnya.
Julie tersenyum menanggapi ibu itu.Radit juga berpikir demikian,agar dia sudah bisa kembali berjalan. Langkah kakinya tadi sudah sedikit demi sedikit sudah bisa melangkah paling tidak, dia tidak mengenakan tongkatnya tadi.
Radit hanya mampu berharap bisa kembali berjalan dengan normal agar dia bisa meraih kembali apa yang ia miliki dulu.
Yaitu Tika wanita yang sangat ia cintai. Radit masih saja mencintai Tika Bagaimanapun Tika adalah wanita yang sangat ia cintai tidak ada 1 wanita lain pun yang mampu menggantikan posisi Tika di hatinya.
Walau terbesit sedikit dia mulai mengagumi Julie tapi dia kembali mengkukuhkan dirinya dia tidak bisa berjalan dengan normal itu semua karena Julie.
Julie penyebabnya dia kehilangan basketnya dan wanita yang sangat ia cintai itu semua karena Julie.
Keinginannya hanya bisa berjalan dengan normal agar dia bisa kembali seperti biasa seperti dulu lagi.
Keesokan harinya Julie masih saja bersemangat untuk melatih Radit agar bisa kembali melangkahkan kakinya dengan mudah, tidak terasa hari demi hari Julie kembali melatih dan melatih Radit.
Radit juga begitu berantusias akan kesembuhannya dia memang ingin meraih apa yang dulu pernah ia miliki.
Tidak terasa sudah 1 minggu lamanya mereka di rumah bapak itu.
"Dit, ini hari ke-7 harinya kamu harus buktiin kalau kamu bisa!" ucap Julie optimis beberapa langkah Radit mulai terlihat biasa Mengayunkan kakinya walau terlihat masih sedikit kaku mungkin semua itu butuh proses.
Julie hanya mengawasi Radit dari kejauhan.
"Bagaimana Dit, kamu bisa kan!" seru Julie tersenyum bangga.
Radit kembali melangkahkan kakinya seakan sudah terbiasa dengan ayunan langkah kaki seorang pria.
Radit tersenyum bangga pada dirinya Ia berjalan sedikit berlari ke arah Julie.
Radit terdiam." Iya,gue harus bisa mengejar cinta gue gue.Elga enggak pantas mendapatkan itu semua!"ucap Radit begitu optimis.
Julie menanggapinya dengan tersenyum getir dia tahu bukan wilayahnya untuk mengiyakan bahwa ia adalah wanita yang spesial di hati Radit.
Dia hanyalah wanita yang menyebabkan Radit menjadi lumpuh bahkan Radit bisa berjalan dengan menggunakan tongkat juga semua itu karenanya.
Sore tiba mereka pun pamit untuk pulang apalagi Radit sudah sangat berantusias untuk membuktikan ke semua orang bahwa ia sudah kembali seperti biasanya.
"Seandainya saja cinta itu untuk aku Dit, pasti aku akan terima kamu apa adanya. tidak pamrih, tidak memilih atau menilai kesempurnaan kamu!" lirih Julie dalam hatinya.
"kenapa Loh?" Ketus Radit yang menoleh kearah Julie.
Julie terlihat Salah Tingkah saat Radit mengawasinya. Sesampai di rumah Radit Julie pun pamit dia mengepaki semua pakaiannya dia harus menjadi wanita yang senormal mungkin.
Dia juga harus mengejar cita-citanya apalagi dia ingin menyusun deskripsi kembali yang sempat tertunda itu. Dia harus menggapai gelar dokternya bagaimanapun itu yang diinginkan oleh Papanya.
Sementara di kampus Radit terlihat berjalan menelusuri lorong-lorong kampusnya. Di persimpangan lorong Elga dan teman-temannya mencegatnya.
"Di mana cewek yang biasa nganterin luoh?sudah puas pakainya! bagi-bagi kita dong!" Ketus Elga sembari menyeka pundak Radit.
Radit hanya mengawasi Elga dan berlalu pergi dia tidak ingin menanggapi ucapan Elga yang akan mengolok dirinya saja.
"Ehk, kalau gue lagi ngomong tuh dengar dong!!"bentak Elga yang merasa tidak senang atas tingkah Radit.
"Apa sih mau loh" ketus Radit menyeringai dia juga sudah menahan amarahnya sedari tadi.Apalagi Elga berpikir bahwa Julie itu adalah wanita semurah yang dipikirkan oleh Elga dan teman-temannya.
"Gue cuma kepingin Julie gue udah bosan sama Tika dan kalau loh mau balikan sama Tika Ya balikan saja!?" ucap Elga meninggikan suaranya.
Radit tersenyum sinis dengan penuh emosi Radit menonjok pipi Elga.
"Ehk, kalau loh ngomong itu dulu pakai otak dong!" Ketus Raditya berlalu pergi dari mereka. Terlihat Elga tersungkur, dia memegangi pipinya yang memar karena pukulan Radit.
"Loh nggak apa kan Ga? " gusar Ari yang Memapah sahabatnya itu.
"Diam loh!"Ketus Elga yang berlalu pergi dari gerombolan temannya itu.
Di kelas Tika terbelalak melihat kedatangan Radit yang berjalan tanpa tongkatnya. Tika langsung memeluk Radit Tika merasa sangat menyesal telah meninggalkan Radit dan berlabuh pada Elga yang menganggap dia hanyalah sebagai wanitanya.
bersambung....
***Sudah 1 minggu lamanya Radit dan Tika seakan memiliki perasaannya kembali mereka berdua memutuskan untuk balikan karena Radit masih sangat mencintai Tika dan melupakan kesalahan yang pernah dilakukan oleh Tika yang meninggalkannya begitu saja ketika dia mengalami kecelakaan yang disebabkan oleh Julie.Tapi semua itu Radit sudah berjalan dengan normal tidak ada luka, tidak ada kepincangan diantara mereka berdua Karena itulah yang diinginkan oleh Radit.Dia juga berupaya untuk cepat sembuh dan kembali berjalan dengan normal Itu juga semua karena Tika.Sesaat dia melupakan wanita yang telah berjuang yang membuat dia kembali Melangkah dengan normal seperti itu.Dia melupakan sosok Julie,Julie yang selalu berkata lembut. Julie ketika dibentak dia hanya tersenyum getir.Julie
***Dikampus Julie bertemu dengan Rendy,Laki-laki yang selalu mengharap akan Julie bisa menerima cintanya."Ehk,Rendy apa kabar?"ucap Julie gugup dia hanya basa-basi."Jul ,bukan nya ini sudah tiga bulan saat aku menyatakan kalau aku menyukaimu,sekarang aku menagih janjimu!"ucap Rendy yakin.Karena Julie sendiri yang menjanjikan meminta waktu pada Rendy untuk menerima cintanya. Dengan gugup Julie pun dan menolak Rendy karena Julie merasa bukan Rendy lah dihatinya melainkan Radit yang tidak tahu bahwa Julie telah diam-diam mencintanya.Begitu pula dengan Radit tapi Radit takut kalau Julie hanya kasihan padanya pikir Radit karena Julie hanya sekedar tanggung jawab dan membantunya. Sementara itu dirumah Radit,Ibu Radit sedang berbinca
***Terlihat Radit masih menelusuri jalanan kota,karena tergolong agak jauh, dia harus kembali ke Villa yang ada dipuncak karena Radit dan Mamanya itu lebih senang menginap di Villanya dari pada harus menginap dihotel karena itu adalah Peninggalan Eyangnya dari Ibunya.Lagi pula dia besok akan kembali ke Singapur,karena Radit tinggal di Singapur dia hanya pulang ke indonesia bila ada urusan saja.Memang hubungannya dengan Ayahnya sudah membaik, dia lebih memilih untuk tinggal dekat Ayahnya karena dia berantusias belajar bisnis dengan Ayahnya itu.Sementara Julie berfikir kalau papanya masih bertemu dengan relasinya.Dia berfikir mana mungkin ada orang dirumah sekarang Julie masih didalam mobil memang jalanan memang sudah sepih tapi Julie tetap santai memang ini sudah kebiasaannya kurang lebih sudah satu tahun lamanya Julie menjadi dokter umum di rumah sakit disalah satu dikota itu.
Dengan kejadian semalam Julie menjadi takut karena bagaimana dia bisa mempertanggungjawabkan ke suaminya kelak karena ia sudah tidak suci lagi.Dia membereskan semua keadaannya setelah membersihkan diri dia pergi meninggalkan Radit yang nyawanya belum terkumpul itu.Tapi Radit merangkulnya dari belakang"Dit,lepasin aku.Aku udah kotor dit,aku takut jika aku..."ucap Julie panik.Radit menyeka air mata Julie,dan memeluknya."Aku akan segera menikahi kamu Jul,kamu jangan takut,tidak akan terjadi apa-apa dengan kamu"ucap Radit menenangkan Julie.Julie menyentuh luka dibagian perut Radit yang sudah mengering itu."Gak Dit,kamu gak tahu bagaimana Papa aku,dia selalu konsisten mengenai janjinya dengan sahabatnya itu jika aku akan dinikahi oleh anaknya kelak dit"ucap Julie menghindar."Tapi,bagaimana kalau benih cintaku itu tumbuh dirahimm
***Hari itu Julie memutuskan untuk pergi ke Bandung lagi pula dia masih menyimpan alamat Radit.Dia membuka kotak ukuran standar yang ada disudut kamarnya itu.Julie memilah-milah kertas yang tersusun rapih didalam kotak itu ada photonya bersama Radit yang terlihat masih lugu membuat dia tersenyum konyol memandang photo lawas itu.Julie membulatkan dirinya karena calon suaminya yang sudah meninggalkannya dia berupaya sebaiknya agar dia cepat untuk bertemu dengan Radit Segera.Dia pamit kepada Ayahnya dan mengambil cuti selama satu atau dua mingguan.Dia ingin fokus menemui Radit.Lebih baik terlambat dari pada tidak sama sekali itulah prinsipnya saat itu.Julie melajukan mobil mini coper kuningnya saat ia menabrak Radit dulu.Dia sangat beran
***Julie merasa sangat hancur dan sakit dia merasa sangat sakit hati."Mengapa sesakit itu rasanya,berarti Radit sudah Tuhan berikan kepadaku hanya saja aku tidak sepeka itu menanggapinya.Aku sangat menyesal seandainya saja bisa ku putar waktu aku akan memperbaikinya"Ucap Julie Lirih.Dia masuk ke dalam Bar yang berada didaerah itu.Julie seperti orang yang patah semangat, dia memesan minumannya. Dia benar-benar kalut dengan buah cintanya yang hancur itu.Hingga Julie setengah mabuk dengan linangan air matanya itu tak henti-henti mengalir terus.Dia sangat frutasi akan hubungannya yang tak sempurnah itu.Dia merasa sudah cukup tenang dia melangkah oleng karena ia ingin keluar dari Bar itu.Hingga ia terjatuh dipelukan pria yang minum disana.Melihat Julie yang mabuk membuat pria itu ingin mencari kesempatan untuk mengerjainya.Julie berusaha untu
***Mereka terbangun karena mendengar suara ponsel Radit yang berdering.Radit cepat-cepat meraih ponsel dimeja nakas ada Video call dari Dey.Ironis sekali kisah cinta Radit ini dia baru menikmati kebersamaannya dengan Julie dan dia juga terpikir bagaimana dengan Dey nanti kalau tahu dirinya dengan Julie sudah menyatu di dalam cinta mereka semalam dan pagi menjelang siang itu.Radit mengangkat teleponnya."Hallo dit,kamu dimana?kamu tidak kerja ya hari ini?Memang sih hari ini tidak ada pertemuan"Ucap Dey ditelepon seraya bertanya pada Radit."Hari ini aku tidak masuk,buat semua laporan hari ini dan bawa pulang kerumahmu nanti aku ambil"Ucap Radit serius pada Dey."Oh,iya baiklah sayang,aku mencintaimu sampai bertemu nanti ya!"Ucap Dey mematikan teleponnya.Terlihat sekali raut di wajah Radit yang ragu itu membuat Julie menerka Radit telah salah karena te
***Julie ke puskesmas dengan biasanya karena memang sudah menjadi aktifitasnya itu.Julie merasa sangat beruntung ditugaskan didesa ini karena dia bisa menutupi keadaannya yang sekarang.Tapi sebenarnya dia juga merasa agak takut karena daerah yang ia tempati itu tidak jauh dari daerah Radit karena Julie tinggal di salah satu Desa dan itu tidak jauh dari kediaman Radit.Akan tetapi Julie selalu mengoptimalkan untuk dia pergi kerumah sakit untuk mengambil obat-obatan atau alat medisnya yang bila sudah habis.Sabtu ini Julie mau tidak mau harus mengambil obat itu sendiri karena suster yang bertugas membantunya tidak dapat membantunya lagi karena tengah cuti sebab Suster itu mau menikah dikediaman Suaminya di Bogor.Oleh karena itu Julie masih menunggu suster pengganti untuk Ratih yang membantunya mengambil obat dan membantunya di balai pengobatan didesa tersebut.I
Jika ingin melupakan lupakanlah jangan beri celah ingatanmu untuk memikirkannya.Karena itu hanya akan membuat hatimu sakit saja nanti.Mencintai itu sangat menyakitkan jika perasaannya tak tertuju padanya.Inilah yang dirasakan oleh Julie dokter muda itu.Seakan tiada Kata lagi untuk bertemu, untuk apa bertemu jika harus berpisah. Sungguh menyakitkan hubungan yang tiada ujungnya.Mencintai seseorang bukan berarti harus memilikinya karena semua Cinta memiliki tuannya sendiri. Masa lalunya yang begitu menyakitkan.Tiada kata-kata yang paling menyakitkan dari kepura-puraan bersandiwara menipu diri sendiri itulah yang dilakukan oleh Julie Dokter cantik yang rupawan itu.Selama ini dia tidak bahagia karena itu dia melakukan hal buruk mengenai dirinya sendiri. Tak perlu waktu lama baginya dia pun sudah di perbolehkan untuk pulang oleh dokter yang menanganinya
***Di rumah sakit Julie membantu dokter yang menangani pasiennya yang pendarahan itu.Julie sangat mendalami wanita yang ditolongnya itu dia melahirkan anaknya melalui secar. Dia menatap miris seakan mengingat anaknya kembali sehingga butiran bening terjatuh dari kedua matanya."Dokter baik-baik saja?" ucap Dokter yang sudah selesai membantu pasien itu. Julie tersenyum lalu meletakkan bayi itu ke dalam kotak inkubator.Wajar saja Julie mengingat kembali kenangan pahit itu. Walau beberapa jam dia bersama anaknya.Julie tidak tahu entah bagaimana wujud tampan anaknya itu.Sekilas Julie sangat lelah dalam lamunannya itu. Bagaimana tidak dia sebenarnya dia tidak merelakan anaknya untuk tinggal bersama dengan Radit laki-laki yang sangat dia cintai
"Maaf Dit. Aku tidak bisa menikah denganmu. Kamu tidak boleh egois untuk Dey Dit." Ucap Julie dengan tegas."Tapi. Aku masih mencintai kamu Jul, dan aku berharap sampai kau menjadi milikku nanti" Ucap Radit meyakinkan Julie."Maaf Dit. Tapi aku benar-benar tidak bisa bersamamu lagi.Walau jauh dilubuk hatiku memang masih sangat mencintai kamu karena itu aku mempertahankan anak ini paling tidak dengan anak ini aku bisa melupakanmu selamanya"ucap Julie Tertatih bergumam dalam hatinya.“Aku tidak bisa Dit!” Ucap Julie tegas menutupi hatinya itu."Baiklah. kalau itu memang sudah keputusanm. Aku bisa apa tapi Izinkan Aku untuk tetap bersama anakku!" pinta Radit dengan tulus pada Julie."Ketika kamu ingin bersama dengan anakmu itu akan menyakiti Dey, Dit.Dan aku tidak mau itu. Karena aku juga seorang wanita" ucap Lirih
Masih di rumah sakit Radit tak kuasa melihat keadaan Dey istrinya itu Ingin rasanya ia memaki dirinya sendiri. Mungkin ini adalah teguran untuknya yang telah meninggalkan Julie waktu itu.Sekarang Radit tidak tahu lagi harus berbuat apa harapannya telah hancur karena Dey tidak bisa lagi memberikan anak untuknya.Di tambah lagi dia ingin memberitahu Dey kalau dia memiliki anak selain dari dirinya mungkin pemikiran Radit.Dey akan mengakhiri hidupnya nanti kalau sampai mengetahuinya nanti.Radit masih berusaha untuk ikhlas dengan ini semua agar dia bisa memberikan support untuk Dey nanti di dalam ruangan jika siuman nanti.Radit sangat menyesal mengapa dia tidak menjemput Dey tadi kalau saja dia menjemput Dey hal ini tidak mungkin terjadi pada Dey dan calon anaknya itu.Radit setia untuk menunggui Dey hingga ia menyuruh mertuanya untuk pulang saja agar dia bisa meneman
***"Tidak ada yang berbeda suster Nina hanya saja disini masih terbilang Awam kita hanya melayani saja dengan baik. Semoga kita cocok ya untuk bekerja sama di desa ini"ucap Julie ramah."Semoga saja saya bisa betah disini karena tempat ini masih asing bagi saya dokter"ucap Suster itu lagi."Awalnya saya juga ragu berada di tempat ini setelah itu saya menyikapi setiap orang yang berinteraksi dengan saya mereka semua baik dan sopan. Dan memperlakukan saya dengan baik dan semoga kamu betah ya di sini.Kalau ada apa-apa kamu bisa bertanya dan meminta tolong pada saya ya! "ucap Julie dengan ramah tak ada canggung dengannya dia terlalu baik sebagai dokter ke susternya."Dan semoga ya dokter"ucap suster Nina ramah.Mereka bekerja dengan baik tak ada canggung di antara mereka sepertinya mereka sudah kenal sejak lama dan mereka juga sama-sama cekatan.Membuat suster Nina menjadi akrab denga
***Julie harus pulang karena dia sudah diperiksa oleh Dokter. Terlihat Julie menelusuri koridor rumah sakit.Dia berjalan menuju parkiran mobilnya tapi Radit menahannya kembali terlihat mereka berdua duduk di cafe yang ada dirumah sakit tersebut. Mereka berdua terlihat berbicara sangat serius."Aku mohon Dit, tolong tinggalkan aku.Aku rasa kita tidak perlu bertemu lagi Dit.Aku sudah ikhlas dengan semua ini lagipula kau sudah bahagia bersama Dey dan sebentar lagi juga kamu akan mempunyai anak darinya" ucap Julie serius pada Radit."Mana mungkin aku bisa melupakanmu Jul, kamu itu lagi mengandung anakku buah cinta kita.Tolong jangan larang aku untuk melindungimu dan menjagamu! "Pinta Radit Pada Julie serius.Mereka berdua meninggalkan Rumah Sakit tersebut. Radit masuk ke dalam mobilnya dan Julie juga masuk ke dalam mobilnya sendiri.Tapi sebelum itu Radit meminta alamat dan dan nomor ponsel terbaru Julie saat itu &n
***Julie kembali pinsan saat dia berada diparkiran rumah sakit itu untung saja Radit masih mengawasinya dari jauh Radit berlari menghampirinya dengan sigap dia memapah tubuh Julie itu dan berteriak sambil menggendong tubuh ramping walau sedang berbadan dua itu kedalam rumah sakit.Julie mendapat pertolongan dan dirawat dirumah sakit tersebut. Radit juga menitipkan Julie pada suster jaga dan memberi uang agar dapat bersedia menjaga Julie disana.Setelah itu Radit menyusul Dey keatas untung saja antrinya cukup padat sehingga Radit masih bisa menemani Dey untuk periksa."Mas kamu dari tadi ke mana sih Mas?"ucap Dey sedikit kesal.Radit Mencari Alasan dia bertemu dengan temannya Tadi di parkiran mobil jadi Radit mengobrol dengan temannya itu.Giliran Julie pun diperiksa Radit memang antusias sekali menemani istrinya untuk memeriksakan janin yang dikandung oleh istrinya itu.Tapi pemikirannya
***Julie ke puskesmas dengan biasanya karena memang sudah menjadi aktifitasnya itu.Julie merasa sangat beruntung ditugaskan didesa ini karena dia bisa menutupi keadaannya yang sekarang.Tapi sebenarnya dia juga merasa agak takut karena daerah yang ia tempati itu tidak jauh dari daerah Radit karena Julie tinggal di salah satu Desa dan itu tidak jauh dari kediaman Radit.Akan tetapi Julie selalu mengoptimalkan untuk dia pergi kerumah sakit untuk mengambil obat-obatan atau alat medisnya yang bila sudah habis.Sabtu ini Julie mau tidak mau harus mengambil obat itu sendiri karena suster yang bertugas membantunya tidak dapat membantunya lagi karena tengah cuti sebab Suster itu mau menikah dikediaman Suaminya di Bogor.Oleh karena itu Julie masih menunggu suster pengganti untuk Ratih yang membantunya mengambil obat dan membantunya di balai pengobatan didesa tersebut.I
***Mereka terbangun karena mendengar suara ponsel Radit yang berdering.Radit cepat-cepat meraih ponsel dimeja nakas ada Video call dari Dey.Ironis sekali kisah cinta Radit ini dia baru menikmati kebersamaannya dengan Julie dan dia juga terpikir bagaimana dengan Dey nanti kalau tahu dirinya dengan Julie sudah menyatu di dalam cinta mereka semalam dan pagi menjelang siang itu.Radit mengangkat teleponnya."Hallo dit,kamu dimana?kamu tidak kerja ya hari ini?Memang sih hari ini tidak ada pertemuan"Ucap Dey ditelepon seraya bertanya pada Radit."Hari ini aku tidak masuk,buat semua laporan hari ini dan bawa pulang kerumahmu nanti aku ambil"Ucap Radit serius pada Dey."Oh,iya baiklah sayang,aku mencintaimu sampai bertemu nanti ya!"Ucap Dey mematikan teleponnya.Terlihat sekali raut di wajah Radit yang ragu itu membuat Julie menerka Radit telah salah karena te