Apa yang kau tahu tahu tentang sebuah tanggung jawab Berani berbuat berani pula untuk bertanggung jawab.
" Temen Mbak lagi ditangani oleh dokter. Ini dompet dan ponselnya. Tolong hubungi keluarganya!" ucap suster tersebut panjang lebar dan Julie pun langsung membuka isi dompetnya ia melirik KTP.
"Namanya Aditya Hermawan" ucap Julie dalam hatinya.
Suster itu pun berlalu pergi terlihat Julie mengotak ngatik ponsel Radit.
"Mungkin ini nomor ponsel mamanya" ucap Julie bergumam.
Julie pun langsung menghubungi nomor tersebut.
" Halo Sayang, kenapa Mama kan udah transfer uang sampai 2 bulan. Dah ya sayang Mama lagi sibuk!" ucap Mama Radit yang langsung mematikan ponselnya itu.
Julie pun mematikan ponselnya.
"Aduh gimana nih? apa yang mesti aku lakuin? mamanya saja Sibuk banget sampai-sampai aku nggak ada kesempatan untuk ngomong!"ucap Julie yang menampakan wajah bingungnya.
Tiba-tiba suster yang tadi menghampiri Julie dengan sedikit berlari.
"Mbak, Mbak sudah hubungi keluarganya? teman Mbak kritis!" ucap suster tersebut gusar.
"Jantung Julie seakan berdetak dengan kencang dokter pun keluar dan menyuruh suster untuk menghubungi bank darah.
Mendengar ucapan dokter tersebut membuat Julie terlihat sangat panik. Dia merasa sangat takut akan terjadi sesuatu dengan korban yang ia tabrak itu. Dia tahu semua itu adalah salahnya berarti dia berpikir dia akan masuk penjara segera.
" Dok, dokter golongan darah O sudah habis!" teriak Suster itu.
"Bagaimana ini suster, pasien kritis! Cepat hubungi keluarganya segera!"ucap Dokter itu ikut gusar.
"Dokter pakai Darah saya saja. Darah saya golongan O dok! " ucap Julie Seraya menghampiri dokter yang menangani laki—laki itu.
Dokter tidak punya pilihan karena stok darah golongan yang di perlukan oleh Radit tidak ada.
Dokter dan beberapa suster membawa julie keruangannya.Setelah Julie mendonor darahnya.
Julie kembali duduk di ruang tunggu.
"Tuhan, tolong Julie. Julie takut banget, Julie enggak mau kalau Radit kenapa-napa!"lirih Julie menangis terlihat dia menunduk dan dia memeluk dirinya sendiri.
"Ini semua karena Julie. Coba kalau Julie nggak terburu-buru pasti semua ini nggak bakalan terjadi!" desah Julie terisak-isak.
Dokter pun keluar Julie menyeka air matanya dan ia langsung berlari menghampiri Dokter itu.
"Dia bisa sembuhkan dokter?"tanya Julie gusar.
"Teman Mbak masih kritis, Apa keluarganya sudah tahu tentang keadaannya sekarang?"tanya dokter itu pada Julie
"Ya Dok, sebentar lagi keluarganya akan datang ke sini" ucap Julie gugup. Karena dia berbohong.
"kemungkinan Radit akan koma benturan di kepalanya sangat kuat" jelas dokter tersebut.
"Dokter apa saya boleh masuk ke dalam"pinta Julie pada dokter itu. Dokter itu pun mengangguk.
Julie segera masuk dia mengawasi Radit yang terkulai lemah.
"Kamu harus bangun Dit,aku takut banget kalau sampai kamu kenapa—kenapa" lirih Julie menggenggam tangan Radit.
Dengan tertatih Julie keluar dari ruangan tersebut. Dia melangkah pelan dia duduk kembali di ruang tunggu. Dia merasa sangat hampa melihat keadaan korban yang ia tabrak itu.
Dia sangat takut bagaimanapun juga dia tahu hukum mungkin ia akan segera melaporkan dirinya sendiri ke penjara.
Dia harus menghubungi keluarga korban yang ia tabrak itu agar dia bisa meminta maaf dan bertanggung jawab atas kelalaiannya sehingga membuat korban terkulai lemah di rumah sakit tersebut.
Julie menangis. "Papa Julie harus gimana?" ucap Julie sembari mengtakan—atik ponselnya.
"Papa angkat dong Pah!" lirih Julie menghubungi Papanya itu.
"Halo sayang kenapa belum sampai? jangan bilang kalau Julie mau bolos lagi ya!" ucap Papanya langsung.
"Pah Julie nggak bisa pulang sekarang, Julie nabrak orang Pah dan sekarang dia koma Pah!" jelas Julie menagis.
"Apa?" ucap Papanya gusar di dalam telepon.
"Iya Pah"
"Apa perlu Papa ke sana!" tawar papanya spontan.
"Nggak usah Pah Julie bisa ngadepin ini sendiri"ucap Julie seakan ia tegar.
"Kalau ada apa-apa cepat hubungi Papa!" ucap Papanya.
"Iya Pah"
"Papa akan transfer saja tapi kalau ada apa-apa langsung hubungi Papa ya nak! " ucap Papanya sembari mematikan ponselnya.
Julie kembali menghubungi Mama Radit dan menceritakan semuanya.
" Iya Tante, anak Tante koma Tante dan Dokter menyuruh saya untuk menghubungi keluarganya segera. Maafkan saya ya Tante sudah mengganggu" ucap Julie senetral mungkin dia berusaha untuk tidak gugup menceritakan kronologis kecelakaan itu. Paling tidak dia sudah beritikad baik untuk membawa Radit ke rumah sakit walau iya Yang menyebabkannya.
Mama Radit dengan gusar dia segera pulang Karena Ibu Radit adalah seorang wanita karier dia bekerja dan bekerja agar bisa mencukupi kebutuhan anak semata wayang nya itu.
Dua hari berlalu Radit pun kini telah siuman terlihat Mama Radit memeluk Radit yang baru siuman itu. Sedangkan Julie dia hanya mengawasi Radit dan Mamanya ada rasa takut di dalam hatinya tapi cepat-cepat ia buang jauh-jauh.
" Siapa kamu?" tanya Radit pada Julie.
"Aku, aku, aku Julie. Ehem, Maafkan Aku. Akulah wanita yang ada di dalam mobil yang tidak melihat kamu menyeberang di jalan di area kebun teh itu!" ucap Julie gugup dia menunduk dia tidak tahan melihat sorot mata elang milik korbannya itu.
Matanya begitu tajam seakan ingin memakannya hidup-hidup tapi bagaimanapun juga dia terlanjur basah dia harus menampakan wajah serta identitasnya karena dia harus tanggung jawab.
Radit diperiksa oleh dokter beberapa waktu kemudian dokter memeriksanya kembali keadaan Radit.Karena Radit ingin pulang.
"Dok, kok kaki saya tidak bisa digerakin ya Dok?" ucap Radit gusar.
"Dokter itu memeriksanya kembali.
"Sepertinya kaki Anda lumpuh!"ucap dokter tegas.
Julie ikut gusar mendengar ucapan dari Dokter itu.
"Semua ini hanya karena kamu! aku lumpuh Mah, bagaimana ini Mah. Apa bisa Radit akan kembali main basket lagi Mah dengan kakinya Radit seperti ini. Bagaimana ini Mah?" isak tangis Radit pecah.
Dia begitu terpuruk karena keadaannya yang menimpanya semua itu karena wanita Yang menabraknya itu.
Julie menjadi makiannya dia tidak menampik semuanya karena salahnya. Laki-laki itu benar-benar sangat terpuruk juga karenanya.
Seandainya saja dia bisa lebih hati-hati dia tidak lalai dalam menyetir mobilnya mungkin kecelakaan itu tidak akan pernah terjadi, tidak ada korban jiwa, tidak ada korban Yang tersakiti oleh karena kelalaiannya itu.
Dia terima Radit memaki-maki nya di dalam ruangan itu dia hanya mampu menangis dan menyesal atas perbuatannya itu.
"Sudah, sudah nak!"Ucap Mamanya menenangkan Radit.
"Dit, maafin aku. Aku, aku, aku nggak sengaja Dit. Aku akan tanggung jawab, aku bersedia menjadi kaki kamu" ucap Julie terisak-isak karena tangisnya.
"Sekarang eloh keluar! Semua ini karena eloh.Gue nggak mau ngelihat loh!"bentak Radit mengusir Julie.
Julie pun keluar dengan keadaan hati yang begitu hampa dengan berat hati Julie melangkahkan kakinya keruang Dokter Faisal yang menangani Radit .
"Dokter. Apa Radit bisa sembuh dok?"tanya Julie langsung.
"Bisa tapi?" ucap dokter itu ragu.
"Tapi apa Dok?" tanya Julie bingung.
"Radit akan jalan karena keinginan sendiri dan suprot orang di sekitarnya.Karena kelumpuhan Radit karena benturan di kepalanya!"jelas dokter Faisal.
"Ada sedikit rasa tenang di hati Julie karena dia yakin Radit akan pulih kembali.
Sementara Mama Radit mendapatkan telepon Mamanya ingin menolak. Tapi Radit tidak keberatan kalau mamanya harus pergi kembali keluar kota.
" Pergi saja Mah Radit tahu Mama Memang benar-benar sibuk sehingga Mama tidak ada waktu untuk Radit lagi lagipula Radit sudah terbiasa Mah tanpa mama!" ucap Radit dingin.
"Sayang semua yang Mama lakukan itu demi kamu Nak, agar kamu bisa bahagia tanpa kekurangan dan mengejar cita-cita mu seperti yang kau inginkan" ucap Mamanya tersenyum.
"Pergi saja Mah lagi pula kan ada suster di sini"ucap Radit tersenyum kecut.
"Tante Bagaimana keadaan Radit Tante? Julie benar-benar merasa sangat bersalah Tante,Maafin Julie. Semua ini memang karena Julie. Seandainya saja Julie bisa lebih hati-hati kecelakaan itu tidak mungkin akan terjadi"ucap Julie penuh penyesalan .
Tetapi Ibu Radit justru memeluknya.
"Maafkan anak Tante ya? anak Tante terlalu kasar memaki kamu tadi dan dia terlalu kasar sama kamu tadi"ucap Ibu Radit dengan bijak.
"Tidak apa Tante Julie bisa terima semua ini memang karena Julie dan Wajar saja dia memaki Julie seperti tadi"ucap Julie tersenyum Getir.
"Tante Titip anak tante ya. Tante harus pergi lagi nak,karena Tante harus bekerja demi Radit anak tante" ucap ibunya tersenyum Seraya ia pamit pada Julie.
Untuk beberapa hari Julie masih tetap menunggu Radit di luar kamar. Julie hanya mampu mengawasi Radit dari luar saja karena dia tidak mau jika ia bertemu dengan Radit.
Radit akan kembali memaki-maki nya keesokan harinya Julie masih saja berada di depan pintu kamar Radit.
Terlihat Radit ingin mengambil minum tapi tangannya tak sampai.Julie langsung berlari menghampiri Radit dan meraih gelas yang berisi air mineral itu.
Radit tersentak mengawasi Julie dengan penuh kebencian.
"Ngapain eloh masuk!"Ketus Radit wajah menyulut kebencian mengawasi Julie yang menunduk takut.
Terlihat sekali Julie sangat takut saat Radit mengawasinya dengan penuh kebencian.
"Dit, Maafin aku ya Dit!" lirih Julie menangis.
"Keluar!! gue bilang keluar!" bentak Radit.
"Dit aku harus gimana Dit supaya kamu bisa maafin aku!"ucap Juli terisak-isak karena tangisnya itu.
Radit Acuh Tak Acuh mengawasi Julie.
"Gue minta eloh keluar! gue nggak butuh bantuan dari loh. Lihat keadaan gue sekarang ini,mimpi gue hilang seketika dengan kelumpuhan yang eloh ciptakan ini. Sekarang gue minta sama loh jangan temuin gue lagi. Gue sudah muak banget ngelihat loh!!" bentak Radit menunjuk-nunjuk Julie.
Dengan menangis Julie berlari keluar dan Radit menghempaskan tubuhnya.
"Gimana dengan basket? Tika? Enggak mungkin banget gue bisa ngejalanin ini. Semua ini karena cewek itu!" lirih Radit.
Dia begitu benci terhadap Julie yang menyebabkan ia menjadi lumpuh. Di luar Julie masih tetap bertahan menunggui Radit.
Dia melihat susternya baru keluar dari kamar Adit yang mengeluh dengan suster yang lainnya.
"Cowok yang ada di kamar 305 itu nggak mau makan Kak. Aku sudah mencoba meminta dia untuk makan tapi dia tidak mau kak? pasti kali ini aku kena marah lagi sama suster kepala" keluh suster tersebut.
Bersambung.......
Di luar Julie masih tetap bertahan menunggui Radit suster yang baru keluar dari kamar Radit mengeluh dengan suster yang lainnya."cowok yang ada di kamar 305 itu nggak mau makan kak. Aku sudah mencoba meminta dia untuk makan. Pasti kali ini aku kena marah lagi sama suster kepala" ucap Suster itu mengeluh dengan rekan nya.Julie hanya mendengar ocehan suster itu yang melewatinya."Dit, kamu harus makan. Gimana mau sembuh jika dia tidak mau makan!" ucap Julie bergumam.Dia masih berada di luar kamar pria itu.Dia tidak mampu untuk menunjukkan wajahnya karena dia tidak mau menjadi Makian laki-laki itu.Pagi itu suster kembali mengantarkan sarapan untuk Radit.Julie meyakinkan dirinya untuk masuk ke dalam kamar Radit.Radit hanya Acuh Tak Acuh mengawasi Julie."Ngapain lagi sih loh datang ke si
Beberapa waktu kemudian Radit pun terbangun dari tidurnya ia seakan tersentak melihat Julie yang berada di sampingnya." Elu itu memang cewek yang aneh ya!" ucap Radit tersentak kaget karena dia terkejut melihat Julie berada yang disampingnya. Sedangkan Julie justru ia tersenyum simpul melihat Wajah ketus Radit terhadapnya." Kapan eloh nyampenya? Giliran dibutuhin saja eloh nggak ada,sekarang gue lagi gak butuh eloh nongol disini!"ucap Radit mendengus dia memimikkan wajah kasarnya."Aku baru sampai Dit, sekarang kamu kan sudah bangun, gimana kalau kita keluar kamar saja!" tawar Julie pada Radit dengan wajahnya yang begitu ceria seakan dia sudah akrab dengan laki-laki itu."Gue nggak mau, kalau eloh mau keluar ya eloh saja yang keluar!gue nggak, tiba-tiba mood gue hilang karena ada loh!"ucap Radit Ketus.Dia meninggika
Sesampai di rumah Radit dia turun dengan dibantu oleh Julie dan juga satpam rumah Radit. Tiga hari berlalu Julie harus mondar-mandir antara Bandung dan Jakarta."Gimana kalau loh tinggal di sini saja kan enggak terlalu banyak waktu eloh mesti bolak-balik!"tawar Radit pada Julie.Julie pun menyetujuinya ia langsung pulang ke Jakarta untuk meminta izin dan cuti kuliah untuk sementara waktu.Tidak lama baginya dalam satu hari itu dia pun kembali ke rumah Radit. Terlihat laki-laki itu tengah siap-siap untuk pergi ke kampusnya dia berpakaian rapi layaknya seorang mahasiswa."Kamu mau ke mana?" tanya Julie terbatah."Gue mau kuliah kan loh sendiri yang bilang gue harus bisa dengan keadaan gue sendiri ya sudah sekarang gue akan pergi ke kampus dengan menggunakan sekrup" ucap Radit
Ponsel Radit berdering sesegera Radit melirik lalu mengangkatnya ternyata yang menelepon itu adalah Elga harga mengajak Radit ke diskotik."Dit kalau nggak halo eloh tidak sampai datang Berarti benar kalau cuman cowok pecundang!!"ucap Elga sembari mematikan ponselnya itu.Radit Tengah siap-siap di kamar Radit sengaja diam-diam pergi tanpa memberi tahu ke semua orang yang ada di rumahnya.Bahkan Julie tidak mengetahui Radit pergi dari rumahnya itu. Namun hingga sampai malam tiba Radit belum kunjung pulang Julie memutuskan untuk menghubungi Vino sahabat Radit.Akan tetapi Vino juga tidak tahu di mana keberadaan Radit berada Julie menyuruh Vino untuk datang ke rumah Radit.Mereka berdua pergi mencari Radit."Julie,gimana kalau kita ke diskotik saja!" ucap Vino memberi masukan Seraya menstater mobil
Seperti Apa hubungan itu sebenarnya hubungan itu adalah saling terikat satu sama lainnya walau jarak dan waktu telah memisahkan antara kita.Tapi ini adalah hati Biarkanlah hati yang berbicara karena hati tidak bisa untuk berdusta.Ternyata Julie dan Radit saling membutuhkan tapi Radit tidak mampu karena ia masih saja menginginkan Tika untuk kembali padanya.Terlihat Radit menghubungi sahabatnya Vella ada di Jakarta."Vel, sepertinya gue punya feeling ke Julie tapi gue sudah banyak nyusain dia Vel!"ucap Radit ditelepon."Gue cuman berharap kalau eloh harus tahu kalau Julie itu benar-benar tulus menolong eloh. Ya Itu kan di luar kendali loh kalau loh bisa suka sama dia. Ya secara dia yang nabrak eloh kan wajar kalau kalau dia merasa bersalah dan baik pada loh" ucap Vella di telepon."Thanks ya Vel" ucap Radit mematikan ponselnya.
Julie dan Vino pun pamit pulang dari rumah Radit. Karena Vino tidak ingin jika ayah Julie akan menunggu terlalu lama walau sebenarnya ia ingin sekali mengajak Julie sekedar berjalan-jalan.Mereka berada di dalam mobil sebenarnya Julie masih enggan untuk pulang, dia ingin sedikit lebih lama lagi di rumah Radit walau Radit selalu jutek bahkan Angkuh terhadapnya.Tapi dia sudah mempunyai feeling terhadap pria itu yang membuat dia mampu untuk meredam rasa kecewanya ketika Radit selalu Angkuh berbicara padanya, mungkin cinta bisa merubah segalanya."Jul,kamu lihat tidak tampang Radit saat melihat kita tadi.Pasti Radit pikir kita memiliki hubungan!" seru Vino yang tetap konsentrasi menyetir mobilnya itu.Julie tersenyum simpul menanggapi ucapan Vino."Vin, terkadang aku ini bingung deh sama Radit. Sebenar
Semua kisah cinta memang amatlah manis terasa sepergi Deru ombak yang mengalun ngalun seakan menari-nari di pesisir pantai.Sama halnya yang dirasakan oleh Julie pada saat itu."Dit, mau sampai kapan kita berada disini Dit? Aku mengantuk"lirih Julie dia menguap menandakan bahwa ia ingin sekali tidur."Jul, gue cuma takut karena bisa saja mereka nunggu kita diluar"ucap Radit datar."Tapi aku ngantuk Dit"ucap Julir manja.Radit langsung memeluk Julie dengan keadaan yang sangat mengantuk Julie pun tertidur dipelukan Radit."Den, mengapa kalian disini?"tanya seorang kakek-kakek pada Radit yang membuat Radit sedikit curiga mengapa ada orang di dalam hutang selarut itu."Den, jangan takut.Saya orang baik Den"ucap Bapak itu tersenyum ramah pada Radit.&nbs
Terkadang apa yang kita pikirkan belum tentu kita dapatkan. Apalagi tentang perasaan tidak semudah itu kita mengutarakan apa yang ada di hati kita.Karena tidak semudah itu pula mengutarakan Apa maksud tujuan kita. Mungkin dengan memendam rasa itu bisa menjadi sedikit kelegahan karena mencintai diam-diam itu sangatlah menyakitkan bukan?Sama seperti dirasakan oleh Julie terhadap Radit korban yang ia tabrak itu. Dia mencintai korban tabrakan yang ia lakukan bukan inginnya jatuh cinta, tapi dia juga bingung entah kapan rasa itu datang padanya. Hanya saja dia hanya mencintai Radit dalam diam." Jul please, ini cuma mimpi Jul, gue nggak bakal bisa jalan lagi kalau tidak dibantu dengan tongkat ini!" bentak Radit pada Julie.Dengan sabar Julie pun duduk dan menjongkok menghadap Radit.Dia menggulung jenis Radit sampai ke lutut.
Jika ingin melupakan lupakanlah jangan beri celah ingatanmu untuk memikirkannya.Karena itu hanya akan membuat hatimu sakit saja nanti.Mencintai itu sangat menyakitkan jika perasaannya tak tertuju padanya.Inilah yang dirasakan oleh Julie dokter muda itu.Seakan tiada Kata lagi untuk bertemu, untuk apa bertemu jika harus berpisah. Sungguh menyakitkan hubungan yang tiada ujungnya.Mencintai seseorang bukan berarti harus memilikinya karena semua Cinta memiliki tuannya sendiri. Masa lalunya yang begitu menyakitkan.Tiada kata-kata yang paling menyakitkan dari kepura-puraan bersandiwara menipu diri sendiri itulah yang dilakukan oleh Julie Dokter cantik yang rupawan itu.Selama ini dia tidak bahagia karena itu dia melakukan hal buruk mengenai dirinya sendiri. Tak perlu waktu lama baginya dia pun sudah di perbolehkan untuk pulang oleh dokter yang menanganinya
***Di rumah sakit Julie membantu dokter yang menangani pasiennya yang pendarahan itu.Julie sangat mendalami wanita yang ditolongnya itu dia melahirkan anaknya melalui secar. Dia menatap miris seakan mengingat anaknya kembali sehingga butiran bening terjatuh dari kedua matanya."Dokter baik-baik saja?" ucap Dokter yang sudah selesai membantu pasien itu. Julie tersenyum lalu meletakkan bayi itu ke dalam kotak inkubator.Wajar saja Julie mengingat kembali kenangan pahit itu. Walau beberapa jam dia bersama anaknya.Julie tidak tahu entah bagaimana wujud tampan anaknya itu.Sekilas Julie sangat lelah dalam lamunannya itu. Bagaimana tidak dia sebenarnya dia tidak merelakan anaknya untuk tinggal bersama dengan Radit laki-laki yang sangat dia cintai
"Maaf Dit. Aku tidak bisa menikah denganmu. Kamu tidak boleh egois untuk Dey Dit." Ucap Julie dengan tegas."Tapi. Aku masih mencintai kamu Jul, dan aku berharap sampai kau menjadi milikku nanti" Ucap Radit meyakinkan Julie."Maaf Dit. Tapi aku benar-benar tidak bisa bersamamu lagi.Walau jauh dilubuk hatiku memang masih sangat mencintai kamu karena itu aku mempertahankan anak ini paling tidak dengan anak ini aku bisa melupakanmu selamanya"ucap Julie Tertatih bergumam dalam hatinya.“Aku tidak bisa Dit!” Ucap Julie tegas menutupi hatinya itu."Baiklah. kalau itu memang sudah keputusanm. Aku bisa apa tapi Izinkan Aku untuk tetap bersama anakku!" pinta Radit dengan tulus pada Julie."Ketika kamu ingin bersama dengan anakmu itu akan menyakiti Dey, Dit.Dan aku tidak mau itu. Karena aku juga seorang wanita" ucap Lirih
Masih di rumah sakit Radit tak kuasa melihat keadaan Dey istrinya itu Ingin rasanya ia memaki dirinya sendiri. Mungkin ini adalah teguran untuknya yang telah meninggalkan Julie waktu itu.Sekarang Radit tidak tahu lagi harus berbuat apa harapannya telah hancur karena Dey tidak bisa lagi memberikan anak untuknya.Di tambah lagi dia ingin memberitahu Dey kalau dia memiliki anak selain dari dirinya mungkin pemikiran Radit.Dey akan mengakhiri hidupnya nanti kalau sampai mengetahuinya nanti.Radit masih berusaha untuk ikhlas dengan ini semua agar dia bisa memberikan support untuk Dey nanti di dalam ruangan jika siuman nanti.Radit sangat menyesal mengapa dia tidak menjemput Dey tadi kalau saja dia menjemput Dey hal ini tidak mungkin terjadi pada Dey dan calon anaknya itu.Radit setia untuk menunggui Dey hingga ia menyuruh mertuanya untuk pulang saja agar dia bisa meneman
***"Tidak ada yang berbeda suster Nina hanya saja disini masih terbilang Awam kita hanya melayani saja dengan baik. Semoga kita cocok ya untuk bekerja sama di desa ini"ucap Julie ramah."Semoga saja saya bisa betah disini karena tempat ini masih asing bagi saya dokter"ucap Suster itu lagi."Awalnya saya juga ragu berada di tempat ini setelah itu saya menyikapi setiap orang yang berinteraksi dengan saya mereka semua baik dan sopan. Dan memperlakukan saya dengan baik dan semoga kamu betah ya di sini.Kalau ada apa-apa kamu bisa bertanya dan meminta tolong pada saya ya! "ucap Julie dengan ramah tak ada canggung dengannya dia terlalu baik sebagai dokter ke susternya."Dan semoga ya dokter"ucap suster Nina ramah.Mereka bekerja dengan baik tak ada canggung di antara mereka sepertinya mereka sudah kenal sejak lama dan mereka juga sama-sama cekatan.Membuat suster Nina menjadi akrab denga
***Julie harus pulang karena dia sudah diperiksa oleh Dokter. Terlihat Julie menelusuri koridor rumah sakit.Dia berjalan menuju parkiran mobilnya tapi Radit menahannya kembali terlihat mereka berdua duduk di cafe yang ada dirumah sakit tersebut. Mereka berdua terlihat berbicara sangat serius."Aku mohon Dit, tolong tinggalkan aku.Aku rasa kita tidak perlu bertemu lagi Dit.Aku sudah ikhlas dengan semua ini lagipula kau sudah bahagia bersama Dey dan sebentar lagi juga kamu akan mempunyai anak darinya" ucap Julie serius pada Radit."Mana mungkin aku bisa melupakanmu Jul, kamu itu lagi mengandung anakku buah cinta kita.Tolong jangan larang aku untuk melindungimu dan menjagamu! "Pinta Radit Pada Julie serius.Mereka berdua meninggalkan Rumah Sakit tersebut. Radit masuk ke dalam mobilnya dan Julie juga masuk ke dalam mobilnya sendiri.Tapi sebelum itu Radit meminta alamat dan dan nomor ponsel terbaru Julie saat itu &n
***Julie kembali pinsan saat dia berada diparkiran rumah sakit itu untung saja Radit masih mengawasinya dari jauh Radit berlari menghampirinya dengan sigap dia memapah tubuh Julie itu dan berteriak sambil menggendong tubuh ramping walau sedang berbadan dua itu kedalam rumah sakit.Julie mendapat pertolongan dan dirawat dirumah sakit tersebut. Radit juga menitipkan Julie pada suster jaga dan memberi uang agar dapat bersedia menjaga Julie disana.Setelah itu Radit menyusul Dey keatas untung saja antrinya cukup padat sehingga Radit masih bisa menemani Dey untuk periksa."Mas kamu dari tadi ke mana sih Mas?"ucap Dey sedikit kesal.Radit Mencari Alasan dia bertemu dengan temannya Tadi di parkiran mobil jadi Radit mengobrol dengan temannya itu.Giliran Julie pun diperiksa Radit memang antusias sekali menemani istrinya untuk memeriksakan janin yang dikandung oleh istrinya itu.Tapi pemikirannya
***Julie ke puskesmas dengan biasanya karena memang sudah menjadi aktifitasnya itu.Julie merasa sangat beruntung ditugaskan didesa ini karena dia bisa menutupi keadaannya yang sekarang.Tapi sebenarnya dia juga merasa agak takut karena daerah yang ia tempati itu tidak jauh dari daerah Radit karena Julie tinggal di salah satu Desa dan itu tidak jauh dari kediaman Radit.Akan tetapi Julie selalu mengoptimalkan untuk dia pergi kerumah sakit untuk mengambil obat-obatan atau alat medisnya yang bila sudah habis.Sabtu ini Julie mau tidak mau harus mengambil obat itu sendiri karena suster yang bertugas membantunya tidak dapat membantunya lagi karena tengah cuti sebab Suster itu mau menikah dikediaman Suaminya di Bogor.Oleh karena itu Julie masih menunggu suster pengganti untuk Ratih yang membantunya mengambil obat dan membantunya di balai pengobatan didesa tersebut.I
***Mereka terbangun karena mendengar suara ponsel Radit yang berdering.Radit cepat-cepat meraih ponsel dimeja nakas ada Video call dari Dey.Ironis sekali kisah cinta Radit ini dia baru menikmati kebersamaannya dengan Julie dan dia juga terpikir bagaimana dengan Dey nanti kalau tahu dirinya dengan Julie sudah menyatu di dalam cinta mereka semalam dan pagi menjelang siang itu.Radit mengangkat teleponnya."Hallo dit,kamu dimana?kamu tidak kerja ya hari ini?Memang sih hari ini tidak ada pertemuan"Ucap Dey ditelepon seraya bertanya pada Radit."Hari ini aku tidak masuk,buat semua laporan hari ini dan bawa pulang kerumahmu nanti aku ambil"Ucap Radit serius pada Dey."Oh,iya baiklah sayang,aku mencintaimu sampai bertemu nanti ya!"Ucap Dey mematikan teleponnya.Terlihat sekali raut di wajah Radit yang ragu itu membuat Julie menerka Radit telah salah karena te