Beranda / Romansa / The Wildest Delusion (Delusi Paling Liar) / PART 5 - HILANGKAN KEPERJAKAAN GUE

Share

PART 5 - HILANGKAN KEPERJAKAAN GUE

Penulis: Noodles
last update Terakhir Diperbarui: 2021-03-21 07:37:40

MARISSA LOURD POV

Sialan!

Pengarku tidak hilang dari tadi.

Brengsek, si Alex. Kenapa semalam bisa berakhir tidur dengannya?!.

Iya, aku dan Alex memiliki hubungan. Tapi perlu digaris-bawahi kami menjalaninya sebatas pemuasan nafsu tanpa cinta.

Aku dan pria setengah gesrek itu telah kenal satu sama lain sejak menjadi anak kuliahan penganut sistem kapitalisme. Alex tak lain cowok cupu yang anti-sosial yang kerjaannya cuma memeluk buku-buku tebal.

Orang-orang yang melihat Alex yang sekarang tidak akan pernah percaya bahwa perawakannya pernah dekil pada masanya. Aku bahkan sampai lupa bagaimana awal kita bisa bertemu bahkan berkawan.

Satu-satunya yang paling aku ingat ketika ia menghampiriku dengan kemeja bergaris berwarna monokrom ciri khas manusia kutu buku. Ia datang ke kost-an yang aku tempati yang berada tidak jauh dari kampus.

“Hei, cewe ganjen” teriak Alex di depan halaman kost khusus perempuan yang membuat seluruh penghuninya menjulurkan lehernya untuk melihat adegan kami berdua.

"Siapa Mar, pacar lu yang baru?" celetuk Pinky, kakak tingkatku.

"Serius kak, wah sekarang sukanya yang modelan polos-polos gitu ya" imbuh Saras, mahasiswa baru ikutan nimbrung.

"Lu kira motip kain, setdah!" ucap Monic masih menggunakan crop tee meski perutnya menyembul seperti orang yang sedang hamil.

"Bule ngab. Ga papa culun asal itunya gede" kata Pinky lagi.

"Kalo kek beginian aja, otak gesrek lu bisa on fire" Tidak habis si Monic menimpali.

"Apaan tuh artinya" Ibu kos datang, semua penghuni beringsut dari jendela kecuali aku.

“Sialan lu, buset ngapain lu bocah?” Aku tertegun melihat manusia cungkring dan jangkung itu. Bisa-bisanya ia masuk ke dalam kawasan kos yang seratus persen ditinggali kaum perempuan.

Dia hanya diam kikuk sembari merapikan kacamatanya dengan canggung. Wajahnya penuh dengan keringat. Kulihat mata birunya bergerak dengan gusar.

“Kencan sama tante mau?!” ejekku agar nyalinya semakin ciut seukura plankton

“Mau netek sama tante?” kataku lagi.

“iya” teriaknya membuat para perempuan alias penghuni kamar kost seketika bersorai setelah melihat reaksi ku mendengar jawaban tidak tahu dirinya.

Sejak hari itu kami semakin lengket melebihi hubungan antara surat dengan perangkonya.

Lambat laun Alex mulai bertranformasi menjadi cowo idola di kampus kami. Tapi, Alex tetaplah Alex yang anti-sosial dan jatuh cinta dengan buku yang katanya adalah pacarnya.

Kedekatan kami yang begitu intens membuat perasaan ku mengalami kondisi yang aneh dan cenderung tabu untuk ditangkap oleh hatiku.

Sejak mengenal pria aneh yang tidak jelas seluk beluk latar belakangnya ini membuatku berhenti mengencani para pria yang kerap menggodaku dengan cara klise atau monoton. 

Seisi kampus iri melihatku bergumul dengan Alex yang awalnya kerap dibully akibat tampilannya.

***

“Eh bukannya ini hari ulang tahun lu ya, Mar?” celetuk Alex

“Inget aje lu, terus mo ngapain ngasih hadiah? Sini gue terima dengan lapang dada” cerocosku

“Lu yang seharusnya ngasi gue hadiah. Kan yang ulang tahun lu?”

Aku terkekeuh manusia di sampingku memang agak gesrek “Mana ada budaya kek gitu. Dari jaman pithecanthropus javanicus sekalipun kagak ada yang punya acara yang ngasih kado, goblok lu”

"Ya elah cantik cantik agak sempit pikiran lu. Jaman dulu mana paham bikin acara ulang tahun, yang penting mah makan" Celoteh Alex.

"Makan mulu lu, tapi lemak kagak pernah nyampe ke badan lu"

"Lagi traveling kali lemak gue" Meskipun Alex ini terkenal akan otaknya yang encer alias jenius. Tapi tampangnya macam orang aneh dan setengah blo'on ditambah candaan recehnya.

"Jadi gimana nih, ulang tahun gue diapain?"

"Dimakan" Alex mendengus.

"Serius, bangke" Kutarik kaos hitan kesayangannya, membuat dadanya yang terpahat indah terekspos sedikit. Sukses membuat pipiku tersipu.

“Katanya lu ga suka yang standar, yang normal, yang klise, yang mainstream” ucapnya sarkas. Sukses membungkam suaraku yang beberapa detik sebelumnya ingin menyumpahinya.

“Ya udah sebagai manusia UP-normal, gue bersedia nurutin kemauan orang yang ga berulang tahun alias kawan paling bangsat yang pernah ada ini” Aku berdecak lidah.

“Gue mau lu jadi orang yang ngelepasin keperjakaan gue”

Kopi hitam yang urung kutelan tersembur deras di depan wajah tampan sahabat karibku itu. Aku tergelak melihat wajahnya yang putih dihinggapi cairan pekat beraroma kopi bercampur dengan salivaku.

"Bangke banget anda, tapi manis enak" kata Alex menjilati mukanya sendiri.

Aku berteriak “Serius bocah ini jorok banget. Lagian salah lu, ngadi-ngadi bikin permohonan. Udah ga waras situ ya. Cewek lain yang mau ditidurin sama lu kan banyak banget tuh. Ngapain kagak lu sikat”

“Gue pengen lu yang jadi guru spiritual gue dalam mengarungi perjalanan seksualitas gue. Sebagai satu-satunya sahabat sudah sepatutnya lu ngebantuin gue”

“Yeee, lu sakit. Bener-bener sakit lu” Seisi kafe memandang kami dengan sinis. Saking terbiasanya kami tidak peduli.

“Please Mar, ga ada rasa cinta-cintaan janji!” Ucapnya sok memelas.

Beberapa helaan nafas kutarik dan kuhembuskan. Ada hal yang membuatku tidak bisa jauh dari makhluk absurd ini. Mungkin ini satu-satunya cara supaya dia selalu ada di sekitarku. “Lu harus janji ini ga lebih dari pemuasan nafsu. Lu harus inget gue ga becus soal cinta atau tai kucing apalah itu. Gue ga percaya bahwa hal itu ada”

“Terus?” jawabnya malas

“Okay deal” ucapku dengan menekankan kata per kata

Aku tidak percaya dengan cinta!.

Orang tuaku bercerai sejak usiaku masih tujuh tahun.

Ayahku seorang alkoholik yang abbusive sedangkan bundaku tak lain hanyalah wanita bodoh yang menerima manusia brengsek seperti ayahku ke dalam kehidupan normalnya.

Persetan dengan masa lalu.

Meskipun demikian, pernyataan Alex membuat dadaku nyeri. Seakan apa yang telah aku ucapkan menjadi bumerang untukku. Seakan tidak ikhlas bila Alex hanya ingin tubuhku.

***

Datang ke kantor dalam keadaan setengah mabuk membuat tubuhku kesulitan menahan mual.

Suara derak kaki dan aroma maskulin dalam sekejap memusnahkan rasa nyeri di kepalaku.

Hari senin yang paling menggairahkan. Jakarta tidak lagi membosankan setelah mataku disuguhkan dengan pemandangan surgawi. Noah Dylan , Manusia dingin bertampang cakep sekarang tengah duduk di depan tempat kerjaku.

Aura kelam dan buasnya merebak ketika aku menghampirinya untuk memberi tahu tentang jadwal meeting.

Beruntungnya aku menjadi sekretaris seorang pria tampan dengan garis rahang tegas, berkulit eksotis dan yang paling penting berpantat montok-ciri khas cowo metropolis penyuka olahraga.

Aku penasaran dimana biasanya ia nge-gym. Kalau tahu aku akan segera mendaftar kesana supaya bisa melihat bokong seksinya turun naik.

Fantasi soal per-bokong-an tak cukup sampai disitu. Nampaknya aku sudah keranjingan dengan bersenggama. Tubuh Alex Andrew tak cukup memuaskan hormonku yang impulsif.

“Pak, jam sepuluh nanti akan ada rapat bersama anggota direksi” kataku sembari menyodorkan beberapa berkas.

“Yang ini adalah berkas yang berisikan pegawai baru”

Sengaja ku tekuk tubuhku dengan gaya feminim sekaligus seksi ketika menunjuk ke arah berkas berwarna biru itu.

Mata birunya menangkap mata hijauku dengan buas.

Sepertinya pria ini sejalan dengan jalan pikiranku yang kerap dipenuhi imajinasi  liar dan kotor, batinku. Membuat mulutku menerbitkan sebuah smirk yang ku sembunyikan dari wajah tampan di hadapanku.

Komen (1)
goodnovel comment avatar
tonight purple
ga ada malunya si Alex haha
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • The Wildest Delusion (Delusi Paling Liar)   PART 6 - ENDUT

    AUTHOR POVSeperti kebanyakan kota metropolis lainnya. Jakarta dipenuhi oleh kesibukan dari berbagai kalangan. Mencari uang ialah tradisi manusia untuk menghidupi diri sendiri dan keluarga.Hari itu Mika sudah sampai ke kantor sebelum pekerja lainnya datang. Ia terpaksa bangun pagi supaya tak mengulangi kesalahannya di hari pertama bekerja.Suasana kantor yang senyap membuatnya semakin kesepian. Akhirnya ia menyibukkan diri membikin segelas kopi instan sebagai penghilang rasa jemu-nya.Perusahaan milik keluarga Dylan yang telah memperkenalkan jenis-jenis makanan di Indonesia membuat Indonesia menjadi pemegang nomer satu pemilik makanan terlezat sedunia.Jam mulai bergulir ke arah kanan. Para karyawan lambat laun berbondong-bondong menduduki kursi teposnya-sebab terlalu lama diduduki. Miya Cooper, seorang wanita bertubuh tinggi semampai, menyilangkan kakinya dengan feminim sembari memoles lipstik merahnya.Beber

    Terakhir Diperbarui : 2021-03-21
  • The Wildest Delusion (Delusi Paling Liar)   PART 7 - KETIKA DIA JATUH CINTA

    MIKA LODGE POV "Pagi sayang” suara serak mengalun membangunkanku.Morning kiss tak lupa diberikan oleh manusia yang dulunya musuh kini menjelma sebagai seorang kekasih.Kubalas pagutannya dengan menyesap bibir bawahnya.Aku tak percaya, kemarin ialah hari terakhir menjadi gadis perawanHatiku hampir mencelos keluar gara-gara melihat Noah beranjak dari tempat tidur dengan keadaan telanjang bulatpantatnya yang terpahat sempurna sukses membuat mataku menyala, seketika luntur kantukku.Ia menoleh, terkekeuh melihat pipiku yang merekah merah.“Kenapa sayang, belum puas yang semalem?” ujarnya dengan mata nakalpipi ku makin merah, serasa siap meletus."Mau sarapan pake apa?""E-eh pakai... sendok?""Kebiasaan lama nih, sukanya kikuk"Noah kembali ke atas ranjang, mencium pahaku yang masih polos t

    Terakhir Diperbarui : 2021-03-21
  • The Wildest Delusion (Delusi Paling Liar)   PART 8 - HASRAT SEMATA ?

    ALEX ANDREW POVWajahku tertekuk tak beraturan seperti kertas yang sudah kusut. Sialnya aku, yang gagal menjadi pahlawan kepagian untuk menolong Mika.Noah Dylan! Sejak kapan ia peduli dengan wanita?! Bukankah kepeduliannya tak lain dan tak bukan adalah tubuh telanjang para kaum hawa.Kutenggak beberapa gelas minuman beraroma kuat yang membuat kepalaku semakin sakit dihantam pikiran liar tentang Wanda dan pria sialan itu.Tak cukup ia merebut wanita jalang itu kemudian gadis yang aku, maksutku sahabatku.Mentang-mentang berkantong tebal dan berwajah ganteng juga minim akhlak. Dia tak punya hak untuk menyentuh tubuh Mika yang meggunakan baju sialan itu. Seharusnya tadi aku menyebutnya jelek supaya ia berganti pakaian.Seharusnya tadi aku tidak terpesona dengan pemandangan dadanya yang membuat pikiranku ngalor-ngidulAku merasa bingung karena tidak bisa mengendalikan pandanganku ke arah Mika yang sedang digendong ol

    Terakhir Diperbarui : 2021-03-21
  • The Wildest Delusion (Delusi Paling Liar)   PART 9 - TRAUMA

    NOAH DYLAN POVAku terduduk di kursi depan bar yang menyuguhkan bermacam-macam minuman yang akan membuat orang yang menenggaknya akan jatuh ke lubang yang lebih tenang. Cairan yang akan membuat siapapun yang mengonsumsinya akan kehilangan akal dan lupa akan hiruk-pikuk kejamnya dunia.Aku menelan cairan itu dalam satu teguk. Hingga dua atau tiga teguk kemudian, aku tersedak ketika menangkap wajah yang sudah lama tidak ditemukan oleh kedua mataku.Tubuhnya lebih tinggi dari yang ku perkirakan. Wajahnya masih sama teduhnya. Sialan, liuk tubuhnya membuat tubuh bagian bawahku menggeram.Dress berwarna merah maroon yang super ketat di tubuh montoknya. Terlebih lagi dengan dadanya yang menyembul seiring kaki panjangnya melangkah menuju ke arah bar di ujung yang berlawanan dengan tempat aku duduk.Sudut bibirku meninggi ketika melihat Mika, Ia berjalan dengan canggung sebentar-bentar menarik gaun yang minim bahan it

    Terakhir Diperbarui : 2021-03-21
  • The Wildest Delusion (Delusi Paling Liar)   PART 10 - HUJAN DAN EFEK KUPU-KUPU

    MARISSA LOURD POVAroma rose menguar dari sabun mandi yang aku gunakan. Busanya aku mainkan membentuk bola-bola tak beraturan kemudian ku tiup, membuat mereka jatuh dan hancur.Sepi dan kesepian. Kesibukan di kantor hanyalah sementara. Aku terjebak lagi di rumah ini.Rumah yang didesain ramping dan hanya berlantai dua saja.Rumah ini aku beli lantaran ingin menjauh dari keadaan rumah orang tuaku.Sudah lima bulan lebih aku tidak berbicara dengan Bunda.Apakah pria brengsek itu kembali lagi?Bunda tidak akan pernah menghubungiku sekalipun ia tengah menderita.Suara ketukan dari balik pintu rumahku membuatku malas beranjak dari bath-up.Mungkin Alex? Astaga aku lupa tentang ajakan Pak Dylan.Dengan tanggap, aku meraih handuk putih dan melingkarkannya ke badanku.Rambutku yang masih basah, airnya menitik seiring aku berlari kecil menuju pintu.

    Terakhir Diperbarui : 2021-03-21
  • The Wildest Delusion (Delusi Paling Liar)   PART 11 - DE JAVU

    AUTHOR POVHigh heels berwarna merah berayun-ayun di balik meja di sebuah kantor, tangan putihnya meliuk-liuk dengan girang. Pena yang ia pegang. Mulutnya yang disapu lipstik merah mate tersenyum kecil takut dilihat orang lain di kantor itu.Marissa masih membayangkan kenikmatan yang dialaminya semalam. Ia kadung candu dengan kelihaian Mr. Dylan. Baru kali ini Marissa mendapatkan pria yang bisa memenuhi petualangan seksualnya. Alex, sahabatnya tidak begitu lihai membuat suasana seks menjadi lebih bervariasi.Ia sudah jatuh cinta dengan tubuh bosnya sendiri.Ponselnya berdering. Layarnya menganga menampilkan sebuah pesan teks dari si pengirim bernama Mr. Dylan.Nanti kita makan siang bareng yaMenu hari ini apa, Tuan?ku balas pesannya. Ia tersenyum di balik jendela kaca ruangannya yang menhadap ke mejaku.Tentu saja hidangan yang menggairahkan

    Terakhir Diperbarui : 2021-03-21
  • The Wildest Delusion (Delusi Paling Liar)   PART 12 - BABE, ARE YOU FINE?

    NOAH DYLAN POVPerasaan bersalah membuat kepala ku pusing. Kuacak asal rambut, memaki wajah tampanku.Sial, bodoh sekali aku ini. Alisku berkerut tengok puluhan panggilan tak terjawab serta beberapa pesan dari Mika, pacarku.Aku meninggalkannya sehari setelah berpacaran dengannya, dan sibuk meniduri wanita lain. Ku kerutuki wajahku dengan berbagai julukan binatang.Tubuhku kini terjebak di kamar mandi seorang wanita yang belum lama kukenal, dan dia adalah sekretarisku sendiri.Rahangku mulai mengeras mengingat semalam bermimpi tentang wanita itu.Aku jatuh cinta dengan tubuh Marissa, tapi hatiku berdetak hanya untuk Mika.Penyakit ini telah membunuh jiwa kemanusiaankuKata Reigen, kerabat sekaligus dokter yang selama ini menangani gangguan psikologis ku yang telah mendiagnosa penyakit ini sejak lima tahun silam.Aku tidak yakin akan hidup deng

    Terakhir Diperbarui : 2021-03-21
  • The Wildest Delusion (Delusi Paling Liar)   PART 13 - THE LONG AND WINDING ROAD

    AUTHOR POVMika masih sibuk menunggu balasan Noah. Sudah 24 jam ia menghilang. Mika yang satu perusahaan tak bisa pergi seenaknya mencari Noah ke ruang kerjaMengaku pada staf lain bahwa aku kekasih barunya? BatinnyaIa menggeleng keras.Matanya bergidik risih, merasa bodoh jika melakukannya. Alex yang duduk di samping Mika tengah asik mengunyah sepiring nasi padang. Suara berisiknya yang makan tak mengganggu wanda yang masih sibuk menggeser layar ponselnya. Tidak seperti biasanya Mika yang selalu mengeluh kalau ada yang bersuara saat makan.“Dari tadi gue sengaja bikin suara pas makan, lu kok ga ngomel. Kagak biasanya, what’s happen, girl?“Pusing gue, pacar gue ga ngasih kabar dari kemaren” keluh Mika dengan intonasi yang masih medhog“Jangan-jangan doi maen sama ceweknya yang lain” ejek Alex.“Eh jancuk sekali anda, ga mungkin dia kayak gitu” elak

    Terakhir Diperbarui : 2021-03-21

Bab terbaru

  • The Wildest Delusion (Delusi Paling Liar)   PART 26 - CURUG

    MARISSA LOURDSuara ngorok membuatku terbangun. Dengan keadaan tubuh tanpa sehelai kainpun aku terkapar di atas karpet yang berada tak jauh dari ranjang. Saking capeknya sepulang kerja ditambah perjalanan yang cukup jauh membuat mataku langsung terkatup dengan mudahnya.“Kita pulang yuk ke vila, disana lebih hangat dan indah”Suara yang belum sempurna dicerna olehku yang masih setengah tidur. Sepasang tangan mengangkat ku dengan lembut menuju mobil. Mataku seakan dibebani puluhan batu sulit terbuka.“Mar, bangun woi”Suara cempreng Alex yang agak serak dan maskulin sukses membikinku terperanjat. Aku terkejut melihat jam digital yang duduk di atas meja samping ranjang king size yang kutiduri.Dimana gue? Bukannya tadi di motel ranjangnya ga semewah ini?Pikiran tentang dimana aku sekarang sekejap pudar mengingat matahari sudah nyelonong masuk melalui cela

  • The Wildest Delusion (Delusi Paling Liar)   PART 25 - FRIEND WITH BENEFIT STILL GOING ON

    AUTHOR POV“Apaan sih lu” Marissa masih kaget melihat gelagat manusia yang terkenal aneh untuk dirinya.Tapi, alasan ia mengeraskan suaranya supaya suara detak jantungnya tak terdengar ke telinga Alex.Alex yang masih berusaha agar tak tergagap – kebiasaan lamanya ketika gugup.Fakta itu membuatnya makin gugup dan gelisah. Hingga sesuatu yang basah mulai mengguyur tubuh mereka. Bandung yang dikelilingi bukit dan pohon semakin dingin ketika dibasahi hujan.Jaket kulit milik Alex yang digunakan untuk menutup rambut Marissa bahkan tak mampu mengurangi volume air yang membasahi tubuh mereka. Kedinginan mulai menusuk sampai ke tulang.“Bibir lu gemeter, lu gapapa?” Alex yang melihat tubuh basah kuyup Marissa segera mendekapnya tanpa permisi. Tak seperti biasanya rasa gugup semakin mengikat mereka berdua. Mereka yang sudah menjadi “Friend with benefit” di at

  • The Wildest Delusion (Delusi Paling Liar)   PART 24 - JAGUNG BAKAR ATAU JAGUNG REBUS?

    ALEX ANDREW POVMataku seperti dibakar api di perapian yang ada di villa milik keluarga ku. Muka ku kusut dan bau, sudah dari kemarin malam tubuh ku tak terkena air selain air mataku sendiri. Tanganku memar akibat terlalu banyak memukul tembok.Brengsek! Aku meraih handphone dengan malas memencet dengan kasar sebuah kontak yang bertuliskan Marissa – si jalang.Dari seberang suara sesenggukan memenuhi isi telingaku. Suara yang akhirnya meluluhkan amaraku terhadap Marissa.Setidaknya Marissalah yang cukup memahami situasi yang aku alami.Mungkin kita tengah berada pada fase teralihkan akibat perasaan jemu dan kesepian yang menggiring kita merasakan perasaan yang mungkin hanya berlaku untuk sementara.“Lu dimana?” Baru kali ini aku melihat dia seterpuruk ini. Seorang Marissa sangatlah anti mewek-mewek club. Ia sangat benci ketika terlihat lemah di depan ora

  • The Wildest Delusion (Delusi Paling Liar)   PART 23 - NAFSU ATAU RINDU?

    MIKA LODGE POV“Aku mencintaimu Mika,meski tubuhku terjerat dan tidak leluasa memilihmu sebagai satu-satunya” bisik Noah di lekuk leherku.Aku terisak mendengar kalimatnya.Tapi manusia seperti diriku tidak cukup untuknya. Tidak akan pernah.Bukan hanya itu saja, aku pun akan menyakitinya lagi dan lagi seperti yang sudah sudah. Kita akan menjadi lingkaran setan dan saling menyakiti.Entah sejak kapan aku menjadi manusia yang rakus dan melupakan diriku. Atau apakah inilah wujud diriku yang sesungguhnya.Yang pasti, ungkapannya di sela ketidaksadarannya membuat hatiku terasa lebih hampa.Perasaan bersalah menggerayangi tubuhku.Aku menggeser layarku dengan buru-buru, beberapa dering kemudian.“Selamat malam pak, ada sebuah kecelakaan di jalan depan perpustakaan Timba Ilmu”Selamat tinggal Noah.Ku kecup bibirnya yang kering dan

  • The Wildest Delusion (Delusi Paling Liar)   PART 22 - BERITA YANG MEMBUAT GILA

    NOAH DYLAN POVBelum sempat aku merebahkan diri setelah kejadian semalam. Badanku yang masih kaku sudah berada di atas kursi kebesaran keluarga Dylan.Belum ada kabar dari Mika. Apakah semalam hanyalah delusi?Tapi aku ingat betul, ketika aku berbicara dengannya di telepon.Tubuhku pun masih terkenang akan tubuhnya yang duduk di atas pahaku.Tubuhku tidak bisa ditipu ketika dipuaskan.Bayangan wajahnya membuatku tidak bisa berpikir jernih.Apakah ia kembali bersama Alex? Jelas aku ingat semalam aku berterus terang perihal keadaanku yang jauh dari kata normal.Pikiranku saling memaki dan bertengkar.Kepalaku semakin berdenyut.“Permisi pak, ada kiriman khusus untuk anda” kata Marissa melangkah menuju mejaku.Wanita ini benar-benar memiliki nyali yang besar. Atau lebih tepatnya tidak punya urat malu. Bagaimana tidak, setelah kelakuannya yang

  • The Wildest Delusion (Delusi Paling Liar)   PART 21 - 3 SAHABAT

    32 Panggilan Terjawab dari Wanda.“Lex, maafin Mika, kalau udah denger pesan ini. Telpon Mika ya”Pesan suara dari Mika mengalir ke seluruh ruang apartemen Alex yang sepi.Maafin Mika, serius jangan tinggalin Mika ya Lex.suara isakan Mika membuat hati Alex semakin perih.Sejak malam mengerikan itu, Alex tak sempat memejamkan matanya. Gelagatnya seperti orang yang sedang keranjingan. Mukanya kusut, otaknya tak berhenti memutar dan memikirkan perempuan itu.Kamarnya sudah berantakan akibat amukan Alex yang kerasukan iblis tampan.“Alex”Suara familiar diiringi bunyi bel dari pintu apartemen membuatnya berhenti.Penampakan Marissa yang amburadul. Matanya setengah menyeramkan lantaran maskara yang luntur, rambutnya benar-benar kusut bahkan bajunya robek di bagian pahanya. Tidak sekalipun Alex melihat penampilan sahabat—mantan sahabatnya acak-acakan se

  • The Wildest Delusion (Delusi Paling Liar)   PART 20 - MANGGA DARI SURGA

    NOAH DYLAN POVSuara ban mobil mencicit sehabis kuinjak rem kuat-kuat.KacauHatiku benar-benar kacauTangan dan kakiku seakan lumpuh.Tubuhku menggigil hebat dan pandanganku mengarah pada pemandangan masa lalu.Bisikan Mami yang bersimbah darah mengelus kepala ku dan menangis. Di sisa hembusan nafas yang ia miliki serta di tengah keadaannya yang tengah meregang nyawa. Ia masih menyempatkan diri menenangkan diriku!Perasaan bersalah yang terus menjalar. Perasaan sakit yang merasuki seluruh rongga pikiranku. Hujan lebat yang terus mengguyur. Aku yang tiba-tiba merasa tercekik dan sukar menghela napas. Kudorong pintu mobil dengan kasar.Mataku nyalang di depan kepulan asap dari mobil yang habis menabrak pohon. Bak lari berkilo-kilo meter. Aku gelagapan mencari oksigen. Badanku kuyup seperti kucing kebasahan.Dan brukkk!Seberkas cahaya di hadapan mukaku menyadarkanku dari pingsan. Siluet tubuh wanita berambut

  • The Wildest Delusion (Delusi Paling Liar)   PART 19 - TOKO KELONTONG PAK SELAMET

    MIKA LODGE POVSepulang dari hotel laknat itu. Aku berdiam diri dengan khusyu’ meratapi kegagalanku untuk memiliki hubungan yang langgeng.Ku tanyai diriku sendiri. Apa dan Siapa yang kucari selama ini?.Hari ini aku sangat merindukan Papi dan Mami.Menjadi putri keluarga Lodge adalah satu dari sekian banyak keberuntung yang ku alami.Mami yang mengajarkan ku untuk berani dan selalu baik memperlakukan manusia lain.Aku benar-benar gusar. Tidak satupun panggilan masuk atau pesan berbalas dari Noah.Sejak pagi tak ada kabar yang muncul tentangnya.Siang tadi aku menemuinya ke apartemen tapi yang kudapati hanyalah ketiadaannya.Sembari menunggu dering gawaiku bergetar dan berbunyi khusus nada dering untuk nomor telepon Noah.Aku duduk di atas ranjang yang menghadap langsung pelataran rumah peninggalan Papi dan Mami. Menunggu dan menunggu.Jadi seperti ini rasanya menung

  • The Wildest Delusion (Delusi Paling Liar)   PART 18 - STOP THIS RAIN, PLEASE

    NOAH DYLAN POV“Ndut”Suara kecipak sepatu berlari ke arahkuRambut panjangnya basah menimpa kepalaku yang menunduk.“Endut, Mika panggil kok diam saja?”Payung berwarna biru dengan aksen bulat-bulat yang melingkar di atasnya dibuka lebar-lebar menutupi rambutku yang ikal.Gadis itu mengayunkan kakinya ke arah air yang menggenang di hadapannya. Bentangan refleksi wajah ayunya berbinar di depan toko kelontong milik Pak Selamet.Wajahnya berseri-seri ketika hujan ke wajahnya yang menengadah. Tangan mungilnya memegang ujung payung bagian atas. Dibiarkan sepatu kets serta tas biru bergambar Doraemon kesukaannya basah beserta tubuh mungilnya. Senyumannya terus-menerus merekah seiring air langit jatuh ke telapak tangan kecilnya.Ia masih asik bergumam menyanyikan lagu yang mengalun dari walkman kesayangannya. Walkman yang ayahn

DMCA.com Protection Status