Kristan kamu tau nggak setelah kepergian kedua orangtuaku. Aku merasa bisa sangat terpuruk. Di saat aku membutuhkan seseorang yang seharusnya ada, memberiku semangat, memberiku kasih sayang dan memberiku apa arti makna hidup. Semua itu tidak aku dapati di saat umurku masih sangat muda. Aku begitu tidak nyaman dengan situasi yang terjadi di sekitarku waktu itu. Melihat orang lain dipenuhi kasih sayang yang setiap harinya selalu bersama-sama sementara aku malah tidak mendapatinya. Mereka selalu tersenyum karna kehadiran kedua orangtuanya sementara aku, aku tidak mendapatkan kebutuhan itu. Menangis adalah jalan satu-satunya yang aku lakukan demi mengurangi rasa sakit yang ada. Bagaimana pun aku merasa cengeng setiap detik aku lewati. Masa-masa puberku adalah hal yang teramat sulit aku jalani. Pencarian jati diri, melalui kehidupan dari waktu ke waktu dan yang pasti aku tidak bisa mengendalikan diri harus apa yang pada akhirnya, aku berubah menjadi pendiam, tidak punya teman dan yang pa
Kedua insan itu berlari demi tujuan berbeda, Bella berlari menjauh sedangkan Kristan mengejar Bella demi meminta maaf atas kelakuan buruk yang sudah Kristan lakukan.Begitu Bella keluar dari mansion Kristan. Bertepatan itu juga, rintik hujan turun membasahi bumi ini menjadikan kesedihan itu bertambah menyayat hati.Bella yang baru saja ingin masuk ke dalam mobil tidak bisa langsung masuk karna Kristan menarik tangannya dan memeluknya dari belakang. Bella memberontak dengan menyingkirkan tangan Kristan yang saat itu masih memeluknya."Kristan apalagi yang kamu inginkan. Tidak cukupkah perilaku kamu yang sudah membuat hati ini terluka. Kamu mau berbuat apalagi?"Kristan menghiraukan perkataan
Meja makan pagi itu terasa begitu sunyi, hanya ada suara dentingan sendok dan garpu yang terkena piring di sana.Dua orang yang sudah rapi dengan pakaian kerja, saat ini sedang menikmati sarapan pagi mereka dengan diam tanpa ada yang bersuara sama sekali sampai salah satu dari mereka selesai."Aku akan pindah weekend ini Kristan. Tidak ada yang aku bereskan hanya satu koper yang berisi pakaian," ujar Bella sembari menunduk menatap makanan yang ada di hadapannya. Bella mengaduk-aduk sarapannya lalu melirik Kristan yang belum menjawab apa-apa hingga kini. Bella ingin mendengar satu patah kata yang terucap dari bibir laki-laki itu. Tapi apa yang Bella dapatkan. Kristan sama dinginnya dengan suasana yang terjadi saat di meja makan itu."Tidak adakah yang mau kamu sampaikan sama aku Kristan?"Kristan meletakkan sendoknya. Terlihat jelas bagaimana laki-laki di depan Bella saat ini begitu tidak berselera dengan m
Xavier tersenyum lalu merangkul lengan Bella yang belum bergerak sejak Xavier memberikan sebuah kejutan kecil dipagi hari."Aku jelas tidak bisa menerima apa yang kamu lakukan barusan Xavier. Aku kira kamu hanya mau melakukan apa, tapi semua diluar dugaan dan ini tempat umum dimana orang lain juga berada di sini. Aku tidak mempercayai ini. Dimana akal yang kamu punya. Sungguh aku malu.""Sudahlah, itu juga sudah lewat. Tidak mungkin kan bisa dibatalkan begitu saja kalau reka ulang mungkin bisa. Tapi kalau dibatalkan. Aku rasa tidak mungkin.""Menyebalkan.""Aku suka kata-kata itu kalau yang bilang itu dari bibir manismu itu.""Aku tidak tau kenapa bisa kamu masuk ke kehidupan aku setelah lama kamu menghilang atau tidak ada jejak yang pasti apakah memang kamu ada di kehidupan aku atau tidak.""Aku rasa itu karna naluri dan juga jodoh.""Aku tidak berjodoh sama kamu.""Jika kamu mau, kita akan mencobanya. Tapi sayangnya kamu tida
Bella melangkahkan kaki keluar dari mobil yang sudah Bella parkir di tempat biasa di depan mansion. Bella ingin memastikan sesuatu. Secepat yang Bella bisa, seseorang telah memenuhi isi kepalanya seharian ini. Makanya Bella ingin memastikan sesuatu.Bella tidak berjalan santai seperti biasanya. Malahan kali ini, Bella setengah berlari masuk ke dalam mansion dengan mata yang melihat ke sekeliling yang Bella bisa tangkap. Mansion itu sama seperti biasanya, nampak sepi seperti tidak ada penghuni di dalamnya. Padahal, Kristan memperkerjakan tidak hanya satu orang pekerja di mansion ini. Ada sekitar empat orang pelayan, satu penjaga dan satu orang supir yang ditugaskan untuk antar jemput jika ada keperluan.Setiap kali tidak ada orang yang Bella cari, Bella mengembuskan nafasnya berkali-kali melenyapkan pikiran tidak tenangnya. Benar memang. Tak pernah ada yang tau hati seseorang. Semakin lama bisa saja berubah dan itu menakutkan. Dan kin
Setelah Kristan menutup kencang pintu kamar, Bella langsung mengumpat atas kelakuan Kristan barusan. Bagaimana mungkin kelakuan begitu bisa membuat Kakek luluh. Bella rasa Kristan menyogoknya dengan cara halus seperti memberi keuntungan pada perusahaan makanya Kristan bisa menjadi menantu keluarga ini.Ini mungkin hari sialku. Katakanlah begitu, mana mungkin Kristan tiba-tiba datang lalu mengubah kata-katanya jadi tidak boleh. Bella rasa itu semua karna pengaruh alkohol yang diminumnya.Bella masuk ke dalam kamar dan melihat Kristan tiduran dengan posisi tengkurap diatas ranjang. Hembusan nafasnya halus seolah dia sudah tidur. Padahal baru saja Kristan membanting pintu tapi dia sudah bisa tertidur lelap. Bagaimana mungkin? Memang aneh laki-laki ini.Bella yang melihat tingkah Kristan yang bertindak seenaknya itu ingin mengambil tindakan agar semuanya cepat selesai. Namun melihat dia sudah tertidur begitu, apa mungkin ini waktu yang tepat untuk membicarakan masal
Seharusnya yang terjadi itu bukan begini. Duduk di dalam mobil bersama dengan Kristan yang sedang menyetir mobilnya entah kemana. Kristan tidak memberikan sebuah penjelasan Kristan mau kemana. Kristan hanya bilang kami akan melakukan sesuatu di luar sana.Tadinya maksud Bella adalah ingin memperjelas perkataan Kristan yang tidak memperbolehkannya pindah. Tapi yang Kristan katakan adalah Kristan ingin pergi ke suatu tempat. Ingin Bella menolak dengan alasan ingin cepat-cepat pulang. Tapi Kristan malah menyuruhnya mengikuti dia keluar rumah."Kamu sebenarnya mau mengajak aku kemana?" Bella memberanikan diri karna sedari tadi suasana yang terasa sangatlah sepi dan itu membuat gelitik aneh dari dalam diri Bella ingin mereka saling bicara.Kristan yang masih fokus menyetir masih menatap jalanan lurus ke depan."Tidak adakah satu kata pun yang keluar dari bibirmu itu? Aku menunggu Kristan. Aku menunggu kata-kata yang keluar dari mulutmu itu. Apa kam
Bella mendongak melihat mata dari Kristan yang berdiri dengan tangan memegang pintu mobil. Perkataan yang baru saja di dengar Bella adalah sebuah perkataan baru dan terasa asing yang keluar dari bibir laki-laki itu. Tidak pernah sekali pun Kristan mengucap dengan kata-kata yang bisa terbilang romantis. Itu salah! Yang sering Kristan ucapkan tidak lebih adalah kata-kata sinis dan sering kali tidak enak di dengar sampai Bella pun merasa kesal di buat. Bella pun memberi pemahaman pada diri sendiri kalau Kristan adalah laki-laki kejam yang tidak punya perasaan sama sekali.Tapi sekarang Bella mendengar sendiri perkataan berbeda yang keluar dari bibir laki-laki itu. Sangat berbeda jauh dari biasanya. Apakah mungkin ini hanya sebuah gurauan saja atau memang sikapnya sudah mulai berubah? Bella tidak yakin kalau Kristan akan berubah dalam sekejap saja, Kristan pasti akan tetap menjadi Kristan yang seperti biasanya. Tidak mungkin kalau dia berubah begitu saja. Ada kecurigaan dalam dir
Terdengar bunyi alarm yang diletakkan di atas nakas. Bella melengguh dengan mata yang masih terpejam, tangannya meraba mencari keberadaan alarm yang membuat bising pagi itu.Klik.Terdengar bunyi klik dan alarm itu pun berhenti. Bella membuka mata dan melihat ke sekeliling kamar yang kini di tempatinya. Rasa senang masih berada di dalam hati Bella karna kemarin adalah hari dimana Bella bisa mendapatkan kebahagiaan dari Kristan. Jalan bersama, nonton pertandingan bola yang seru dan makan malam bersama sampai kami terasa bukan seperti pasangan yang tadinya selalu saja bertengkar hebat.Bella menyadari ada sosok lain dari diri Kristan yang tidak Bella ketahui. Kristan menjadi sosok yang mengagumkan, banyak yang Bella dapat dari dia karna kemarin mereka saling bertukar pengalaman.Pintu kamar mandi terbuka menampilkan Kristan yang sudah segar setelah mandi pagi itu, rambut hitam yang agak panjang itu terlihat basah karna ritual mandiny