Terdengar bunyi alarm yang diletakkan di atas nakas. Bella melengguh dengan mata yang masih terpejam, tangannya meraba mencari keberadaan alarm yang membuat bising pagi itu.
Klik.
Terdengar bunyi klik dan alarm itu pun berhenti. Bella membuka mata dan melihat ke sekeliling kamar yang kini di tempatinya. Rasa senang masih berada di dalam hati Bella karna kemarin adalah hari dimana Bella bisa mendapatkan kebahagiaan dari Kristan. Jalan bersama, nonton pertandingan bola yang seru dan makan malam bersama sampai kami terasa bukan seperti pasangan yang tadinya selalu saja bertengkar hebat.
Bella menyadari ada sosok lain dari diri Kristan yang tidak Bella ketahui. Kristan menjadi sosok yang mengagumkan, banyak yang Bella dapat dari dia karna kemarin mereka saling bertukar pengalaman.
Pintu kamar mandi terbuka menampilkan Kristan yang sudah segar setelah mandi pagi itu, rambut hitam yang agak panjang itu terlihat basah karna ritual mandiny
Bella melangkah masuk ke dalam kantor dengan sebuah senyum yang terukir di bibir yang sudah di poles berwarna nude itu.Setiap kali berpapasan dengan para pekerja, Bella mengucapkan salam selamat pagi pada mereka semua dan para pekerja yang tidak terbiasa di tegur dengan ucapan salam menjawab kikuk dan membalas salamnya dengan sapaan selamat pagi juga."Aku nggak tau kenapa hari ini terasa begitu indah. Mungkin karna Kristan yang berubah," ujar Bella dalam hati."Hai," ujar Xavier tiba-tiba berdiri di sampingnya. Wajah Xavier terlihat cerah pagi ini namun dampaknya berbeda untuk Bella. Bella jadi memandang sekitar, ingin memastikan sesuatu.Kini Bella dan Xavier berada di depan lift kantor dimana semua para pekerja masih berjalan ke sana ke sini demi tujuan mereka masing-masing. Bella memberi penekanan pada dirinya harus bersikap formal, bagaimana pun status Bella dan Xavier adalah atasan dan bawahan sedangkan Bella sendiri sudah memiliki suami. Tak
Bella melangkah masuk ke dalam kantor dengan sebuah senyum yang terukir di bibir yang sudah di poles berwarna nude itu.Setiap kali berpapasan dengan para pekerja, Bella mengucapkan salam selamat pagi pada mereka semua dan para pekerja yang tidak terbiasa di tegur dengan ucapan salam menjawab kikuk dan membalas salamnya dengan sapaan selamat pagi juga."Aku nggak tau kenapa hari ini terasa begitu indah. Mungkin karna Kristan yang berubah," ujar Bella dalam hati."Hai," ujar Xavier tiba-tiba berdiri di sampingnya. Wajah Xavier terlihat cerah pagi ini namun dampaknya berbeda untuk Bella. Bella jadi memandang sekitar, ingin memastikan sesuatu.Kini Bella dan Xavier berada di depan lift kantor dimana semua para pekerja masih berjalan ke sana ke sini demi tujuan mereka masing-masing. Bella memberi penekanan pada dirinya harus bersikap formal, bagaimana pun status Bella dan Xavier adalah atasan dan bawahan sedangkan Bella sendiri sudah memiliki suami. Tak
"Kalau dia punya cewek lain selain gue. Gue akan terima. Tapi...""Tapi apa?""Gue akan minta sama dia buat menceraikan gue.""Lo yakin dengan status lo setelah lo putus sama dia? Nggak lo pikirin dulu kalau lo ternyata jadi janda pada akhirnya atau memang lo pengen sama Xavier. Gue udah tau nama rival lo setelah gue lama nebak gimana sih orangnya. Sebelas dua belas lah sama Kristan. Mereka tampan dan kelihatan punya pesona yang terbilang cukup pintar dalam menggaet wanita.""Ah lo itu terlalu berlebihan kalau lo mikirnya gue bakal sama dia."Tok... Tok... Tok...Pintu ruanganku terbuka menampilkan Xavier yang membuka pintu dengan senyuman yang terbit di bibir merahnya yang alami itu."Aku tadi kirim pesan ke kamu tapi kamu nggak bales pesanku. Aku pikir kamu pasti sibuk ya. Maaf, aku cuma mau kasih sesuatu buat kamu."Xavier menenteng kantong plastik di tangannya."Aku tau kamu suka beli ini kalau pergi ke t
Mobil Kristan berhenti di depan parkiran sebuah resto seafood di kawasan Jakarta. Sebuah nama Sangkuriang Resto diletakan di tengah-tengah rumah tingkat dua itu yang sedikit banyak memakai unsur kayu dalam penggunaan materialnya."Kamu nggak alergi makanan laut kan Bella?" Tanya Kristan sembari membuka seatbelt. Sebelum masuk ke dalam Kristan harus memastikan terlebih dahulu apakah makanan ini cocok buat Bella atau tidak. Kalau tidak, Kristan bisa memutar balik dan mencari lagi resto yang pas buat makan siang mereka."Nggak sih semua makanan aku bisa makan kok. Kamu nggak usah khawatir soal itu.""Bagus kalau gitu kita makan siang di sini."Kristan turun lebih dulu diikuti oleh Bella kemudian lalu mereka masuk ke dalam resto yang terbilang begitu nyaman itu. Kami duduk di dalam dan memilih makanan yang akan kami makan siang ini.Bella memilih ikan gurame goreng beserta cumi pedas manis sedangkan Kristan memilih untuk memakan steak sapi beserta kent
Bella membuka pintu ruangannya setelah pertemuannya siang itu dengan Kristan. Begitu pintu terbuka, Bella dikejutkan oleh kehadiran seseorang yang sudah duduk dengan tenangnya di sova. Dengan kaki yang menyilang dan tangan yang dilipat di dada Xavier terlihat lain dari biasanya."Xavier apa yang kamu lakukan di sini?" tanya Bella berusaha untuk tenang dan masuk ke dalam"Jelas saja aku di sini menunggumu yang pergi entah kemana. Bukannya kita udah sepakat mau makan siang bersama? Kamu kemana sewaktu aku tiba di sini tapi kamu tidak ada?""Aku makan siang sama Kristan tadi. Dia datang dan memintaku untuk makan siang bersama. Aku nggak bisa menolak kalau dia datang, kamu kan tau kalau dia itu...""Kamu nggak bisa nolak dia tapi kamu buat aku kecewa. Aku menunggu kamu disini sampai jam makan siangnya hampir habis." Xavier berkata dengan lembut tapi dibalik kelembutannya ada rasa kecewa dan juga ancaman bagi Bella.Bella menghela nafas dan berusa
"Kamu merokok? Sejak kapan?"Xavier membuang putung rokoknya ke bawah lalu menginjaknya hingga mati.Xavier memandang pemandangan di depannya dengan wajah sendu tanpa menoleh ke arah Bella yang masih menanti jawaban dari Xavier."Kamu nggak segera pulang? Nggak takut Kristan menunggumu di rumah?""Xavier, aku minta maaf." Bella menunduk dengan perasaan bersalah yang melekat dalam dirinya setelah kejadian tadi siang yang menimpa mereka berdua. Bella ingin cepat-cepat menyelesaikan masalah ini. Bella tidak ingin semuanya berlarut-larut. Ada ganjalan dalam hati yang tidak bisa dihilangkan kalau Bella tidak buru-buru menyelesaikannya. "Aku seharusnya bilang sama kamu kalau aku pergi keluar. Maaf, aku lupa."Xavier tersenyum miring lalu menoleh ke arah Bella yang masih saja menunduk di depannya."Aku tau kalau sudah bersama suamimu pasti kamu lupa kalau aku ada. Tidak masalah aku mengerti akan hal itu. Sungguh, kamu tidak perlu khawatir."
Tangan kami saling mengenggam, langkah kami begitu ringan dan senyum kami tidak pernah hilang sejak meninggalkan gedung kantorku.Begitu kami masuk ke dalam cafe yang tidak terlalu besar itu. Sebuah kehangatan menyapa kami saat memasuki cafe itu, dimulai dari suasana ramah dengan alunan lagu lembut berbunyi, arsitektur yang unik di setiap sudutnya yang tertata rapi dan pelayan yang ramah menyapa saat kami masuk.Kami duduk tepat tak jauh dari panggung yang berada di sana. Pelayan yang menyapa tadi memberi buku menu pada kami berdua dan Bella menelusuri setiap menu yang ada di buku itu."Kamu mau makan apa sayang."Kata sayang yang dikatakan Xavier baru saja membuat rasa malu yang masuk ke dalam diri Bella bercampur rasa hangat yang dirasa cukup membuat rona merah di pipi tirus Bella saat ini."Kamu mau makan apa?""Kamu menanyakan itu membuatku terharu. Aku sangat diperhatikan bagimu kali ini. Baiklah. Seperti biasa,
Tangan kami saling mengenggam, langkah kami begitu ringan dan senyum kami tidak pernah hilang sejak meninggalkan gedung kantorku.Begitu kami masuk ke dalam cafe yang tidak terlalu besar itu. Sebuah kehangatan menyapa kami saat memasuki cafe itu, dimulai dari suasana ramah dengan alunan lagu lembut berbunyi, arsitektur yang unik di setiap sudutnya yang tertata rapi dan pelayan yang ramah menyapa saat kami masuk.Kami duduk tepat tak jauh dari panggung yang berada di sana. Pelayan yang menyapa tadi memberi buku menu pada kami berdua dan Bella menelusuri setiap menu yang ada di buku itu."Kamu mau makan apa sayang."Kata sayang yang dikatakan Xavier baru saja membuat rasa malu yang masuk ke dalam diri Bella bercampur rasa hangat yang dirasa cukup membuat rona merah di pipi tirus Bella saat ini."Kamu mau makan apa?""Kamu menanyakan itu membuatku terharu. Aku sangat diperhatikan bagimu kali ini. Baiklah. Seperti biasa,