"Kalau dia punya cewek lain selain gue. Gue akan terima. Tapi..."
"Tapi apa?"
"Gue akan minta sama dia buat menceraikan gue."
"Lo yakin dengan status lo setelah lo putus sama dia? Nggak lo pikirin dulu kalau lo ternyata jadi janda pada akhirnya atau memang lo pengen sama Xavier. Gue udah tau nama rival lo setelah gue lama nebak gimana sih orangnya. Sebelas dua belas lah sama Kristan. Mereka tampan dan kelihatan punya pesona yang terbilang cukup pintar dalam menggaet wanita."
"Ah lo itu terlalu berlebihan kalau lo mikirnya gue bakal sama dia."
Tok... Tok... Tok...
Pintu ruanganku terbuka menampilkan Xavier yang membuka pintu dengan senyuman yang terbit di bibir merahnya yang alami itu.
"Aku tadi kirim pesan ke kamu tapi kamu nggak bales pesanku. Aku pikir kamu pasti sibuk ya. Maaf, aku cuma mau kasih sesuatu buat kamu."
Xavier menenteng kantong plastik di tangannya.
"Aku tau kamu suka beli ini kalau pergi ke t
Mobil Kristan berhenti di depan parkiran sebuah resto seafood di kawasan Jakarta. Sebuah nama Sangkuriang Resto diletakan di tengah-tengah rumah tingkat dua itu yang sedikit banyak memakai unsur kayu dalam penggunaan materialnya."Kamu nggak alergi makanan laut kan Bella?" Tanya Kristan sembari membuka seatbelt. Sebelum masuk ke dalam Kristan harus memastikan terlebih dahulu apakah makanan ini cocok buat Bella atau tidak. Kalau tidak, Kristan bisa memutar balik dan mencari lagi resto yang pas buat makan siang mereka."Nggak sih semua makanan aku bisa makan kok. Kamu nggak usah khawatir soal itu.""Bagus kalau gitu kita makan siang di sini."Kristan turun lebih dulu diikuti oleh Bella kemudian lalu mereka masuk ke dalam resto yang terbilang begitu nyaman itu. Kami duduk di dalam dan memilih makanan yang akan kami makan siang ini.Bella memilih ikan gurame goreng beserta cumi pedas manis sedangkan Kristan memilih untuk memakan steak sapi beserta kent
Bella membuka pintu ruangannya setelah pertemuannya siang itu dengan Kristan. Begitu pintu terbuka, Bella dikejutkan oleh kehadiran seseorang yang sudah duduk dengan tenangnya di sova. Dengan kaki yang menyilang dan tangan yang dilipat di dada Xavier terlihat lain dari biasanya."Xavier apa yang kamu lakukan di sini?" tanya Bella berusaha untuk tenang dan masuk ke dalam"Jelas saja aku di sini menunggumu yang pergi entah kemana. Bukannya kita udah sepakat mau makan siang bersama? Kamu kemana sewaktu aku tiba di sini tapi kamu tidak ada?""Aku makan siang sama Kristan tadi. Dia datang dan memintaku untuk makan siang bersama. Aku nggak bisa menolak kalau dia datang, kamu kan tau kalau dia itu...""Kamu nggak bisa nolak dia tapi kamu buat aku kecewa. Aku menunggu kamu disini sampai jam makan siangnya hampir habis." Xavier berkata dengan lembut tapi dibalik kelembutannya ada rasa kecewa dan juga ancaman bagi Bella.Bella menghela nafas dan berusa
"Kamu merokok? Sejak kapan?"Xavier membuang putung rokoknya ke bawah lalu menginjaknya hingga mati.Xavier memandang pemandangan di depannya dengan wajah sendu tanpa menoleh ke arah Bella yang masih menanti jawaban dari Xavier."Kamu nggak segera pulang? Nggak takut Kristan menunggumu di rumah?""Xavier, aku minta maaf." Bella menunduk dengan perasaan bersalah yang melekat dalam dirinya setelah kejadian tadi siang yang menimpa mereka berdua. Bella ingin cepat-cepat menyelesaikan masalah ini. Bella tidak ingin semuanya berlarut-larut. Ada ganjalan dalam hati yang tidak bisa dihilangkan kalau Bella tidak buru-buru menyelesaikannya. "Aku seharusnya bilang sama kamu kalau aku pergi keluar. Maaf, aku lupa."Xavier tersenyum miring lalu menoleh ke arah Bella yang masih saja menunduk di depannya."Aku tau kalau sudah bersama suamimu pasti kamu lupa kalau aku ada. Tidak masalah aku mengerti akan hal itu. Sungguh, kamu tidak perlu khawatir."
Tangan kami saling mengenggam, langkah kami begitu ringan dan senyum kami tidak pernah hilang sejak meninggalkan gedung kantorku.Begitu kami masuk ke dalam cafe yang tidak terlalu besar itu. Sebuah kehangatan menyapa kami saat memasuki cafe itu, dimulai dari suasana ramah dengan alunan lagu lembut berbunyi, arsitektur yang unik di setiap sudutnya yang tertata rapi dan pelayan yang ramah menyapa saat kami masuk.Kami duduk tepat tak jauh dari panggung yang berada di sana. Pelayan yang menyapa tadi memberi buku menu pada kami berdua dan Bella menelusuri setiap menu yang ada di buku itu."Kamu mau makan apa sayang."Kata sayang yang dikatakan Xavier baru saja membuat rasa malu yang masuk ke dalam diri Bella bercampur rasa hangat yang dirasa cukup membuat rona merah di pipi tirus Bella saat ini."Kamu mau makan apa?""Kamu menanyakan itu membuatku terharu. Aku sangat diperhatikan bagimu kali ini. Baiklah. Seperti biasa,
Tangan kami saling mengenggam, langkah kami begitu ringan dan senyum kami tidak pernah hilang sejak meninggalkan gedung kantorku.Begitu kami masuk ke dalam cafe yang tidak terlalu besar itu. Sebuah kehangatan menyapa kami saat memasuki cafe itu, dimulai dari suasana ramah dengan alunan lagu lembut berbunyi, arsitektur yang unik di setiap sudutnya yang tertata rapi dan pelayan yang ramah menyapa saat kami masuk.Kami duduk tepat tak jauh dari panggung yang berada di sana. Pelayan yang menyapa tadi memberi buku menu pada kami berdua dan Bella menelusuri setiap menu yang ada di buku itu."Kamu mau makan apa sayang."Kata sayang yang dikatakan Xavier baru saja membuat rasa malu yang masuk ke dalam diri Bella bercampur rasa hangat yang dirasa cukup membuat rona merah di pipi tirus Bella saat ini."Kamu mau makan apa?""Kamu menanyakan itu membuatku terharu. Aku sangat diperhatikan bagimu kali ini. Baiklah. Seperti biasa,
Tepat pukul 10 malam mobil Bella memasuki mansion Kristan. Mobil itu berhenti di tempat biasa dan sebelum turun Bella ingin beristirahat sejenak demi mengatur emosinya saat itu dengan menempelkan kepalanya di setir mobil untuk beberapa saat karna Bella tau jika nanti bertemu dengan Kristan pasti akan ada pertengkaran yang terjadi. Gejolak rasa takut itu hadir bersamaan dengan wajah Kristan yang seperti biasanya jika dia sedang marah.Tak kuasa Bella pun menggerutu dalam hati. Pertemuannya dengan Xavier tadi membuat Bella lupa waktu dan saat mengecek jam tangan Bella langsung menyadari ada yang salah dalam dirinya, detik itu juga Bella langsung pamit dan bilang sama Xavier kalau dia harus pulang saat itu juga. Xavier terperangah dan berusaha untuk tetap menyuruh Bella tinggal. Namun Bella tetap bersikap tegas pada Xavier, Bella tidak mau tinggal di sana meskipun Bella tau kalau film yang kami tonton waktu itu lagi seru-serunya dan belum waktunya pulang. Tapi apa bo
Bella menaruh cangkir teh itu di meja dan mendekati Kristan yang berdiri menatap malam ini. Angin yang berhembus malam itu terasa begitu dingin menusuk. Bella mengusap kedua lengannya demi menghalau rasa dingin malam itu. Bella berdiri di dekat Kristan lalu melihat ke arahnya."Ada yang ingin kamu sampaikan? Aku sedari tadi mencarimu dan ternyata kamu ada di sini? Ada apa?""Apa tujuanmu menikah?"Bella agak sedikit terkejut dengan pertanyaan Kristan, mengapa dia menanyakan tentang pernikahan?"Jujurlah, aku akan mendengarkan semua yang kamu katakan. Jangan ada yang kamu tutupi karna aku tidak suka dengan kebohongan."Bella langsung tersentak dengan kata bohong yang Kristan bilang barusan. Apa Kristan tau tentang kebohongannya tadi. Bella kira malam ini tidak akan ada lagi pertengkaran diantara mereka berdua, berhubung tadi sikap Kristan yang begitu santai namun tak disangka Kristan pun mempertanyakan tentang pernikahan. Baiklah Bella akan ju
Tidur dengan sebuah permasalahan yang sedang terjadi itu sangatlah tidak mudah, tubuh Bella sudah berada di ranjang namun di dalam kepalanya semua pikirannya itu tidak bisa berhenti begitu saja dan itu membuat tidurnya menjadi tidak tenang.Bella memutuskan untuk bangun dan pergi ke kamar mandi. Mencuci muka sebentar lalu duduk di kloset kamar mandinya. Melamun beberapa saat sampai Bella lelah dan keluar dari sana untuk beribadah pagi itu. Bella melihat Kristan sudah bangun dan sedang merenggangkan tubuhnya. Bella tidak peduli, Bella lebih memilih untuk tetap mengerjakan ibadahnya dengan menyiapkan alat-alatnya."Tunggu aku sebentar, aku ikut beribadah denganmu."Kristan buru-buru pergi ke kamar mandi sementara itu Bella menunggunya dengan menyiapkan alat ibadah untuk Kristan."Aku merasa kamu tidak tenang tidur semalam. Kenapa? Apa karna ucapanku yang bilang kamu tidak boleh pergi bekerja lagi makanya kamu tidak bisa tidur nyenyak