Tepat pukul 10 malam mobil Bella memasuki mansion Kristan. Mobil itu berhenti di tempat biasa dan sebelum turun Bella ingin beristirahat sejenak demi mengatur emosinya saat itu dengan menempelkan kepalanya di setir mobil untuk beberapa saat karna Bella tau jika nanti bertemu dengan Kristan pasti akan ada pertengkaran yang terjadi. Gejolak rasa takut itu hadir bersamaan dengan wajah Kristan yang seperti biasanya jika dia sedang marah.
Tak kuasa Bella pun menggerutu dalam hati. Pertemuannya dengan Xavier tadi membuat Bella lupa waktu dan saat mengecek jam tangan Bella langsung menyadari ada yang salah dalam dirinya, detik itu juga Bella langsung pamit dan bilang sama Xavier kalau dia harus pulang saat itu juga. Xavier terperangah dan berusaha untuk tetap menyuruh Bella tinggal. Namun Bella tetap bersikap tegas pada Xavier, Bella tidak mau tinggal di sana meskipun Bella tau kalau film yang kami tonton waktu itu lagi seru-serunya dan belum waktunya pulang. Tapi apa bo
Bella menaruh cangkir teh itu di meja dan mendekati Kristan yang berdiri menatap malam ini. Angin yang berhembus malam itu terasa begitu dingin menusuk. Bella mengusap kedua lengannya demi menghalau rasa dingin malam itu. Bella berdiri di dekat Kristan lalu melihat ke arahnya."Ada yang ingin kamu sampaikan? Aku sedari tadi mencarimu dan ternyata kamu ada di sini? Ada apa?""Apa tujuanmu menikah?"Bella agak sedikit terkejut dengan pertanyaan Kristan, mengapa dia menanyakan tentang pernikahan?"Jujurlah, aku akan mendengarkan semua yang kamu katakan. Jangan ada yang kamu tutupi karna aku tidak suka dengan kebohongan."Bella langsung tersentak dengan kata bohong yang Kristan bilang barusan. Apa Kristan tau tentang kebohongannya tadi. Bella kira malam ini tidak akan ada lagi pertengkaran diantara mereka berdua, berhubung tadi sikap Kristan yang begitu santai namun tak disangka Kristan pun mempertanyakan tentang pernikahan. Baiklah Bella akan ju
Tidur dengan sebuah permasalahan yang sedang terjadi itu sangatlah tidak mudah, tubuh Bella sudah berada di ranjang namun di dalam kepalanya semua pikirannya itu tidak bisa berhenti begitu saja dan itu membuat tidurnya menjadi tidak tenang.Bella memutuskan untuk bangun dan pergi ke kamar mandi. Mencuci muka sebentar lalu duduk di kloset kamar mandinya. Melamun beberapa saat sampai Bella lelah dan keluar dari sana untuk beribadah pagi itu. Bella melihat Kristan sudah bangun dan sedang merenggangkan tubuhnya. Bella tidak peduli, Bella lebih memilih untuk tetap mengerjakan ibadahnya dengan menyiapkan alat-alatnya."Tunggu aku sebentar, aku ikut beribadah denganmu."Kristan buru-buru pergi ke kamar mandi sementara itu Bella menunggunya dengan menyiapkan alat ibadah untuk Kristan."Aku merasa kamu tidak tenang tidur semalam. Kenapa? Apa karna ucapanku yang bilang kamu tidak boleh pergi bekerja lagi makanya kamu tidak bisa tidur nyenyak
Xavier melangkah dengan tegas dan tidak terburu-buru menuju ruangan Bella. Setelah seseorang bilang Xavier di panggil oleh atasan yang bernama Bella, Xavier pun tidak ragu untuk menghadap.Sesampainya di depan pintu, tak ragu Xavier mengetuk pintunya dan setelahnya Xavier pun melangkah masuk ke dalam. Matanya tidak melihat Bella yang biasanya duduk di satu tempat biasa tapi kursi itu di putar dan Xavier bisa mengetahui kalau yang duduk di sana bukanlah Bella-nya.Tak pernah ada ragu untuk melangkah meskipun Xavier tau kalau yang ada di depannya adalah suatu masalah yang akan menghampirinya.Xavier pun memasuki ruangan itu dan berhenti di tak jauh dari meja Bella bertepatan itu juga, kursi yang di tempati seseorang di putar memperlihatkan Kristan yang duduk dengan tangan yang berada di lengan kursi.Mata mereka bertemu dan saling memandang satu sama lainnya. Mereka tidak memperlihatkan aura persahabatan tapi seperti musuh yang bertemu. Belum ada yang
Bella berencana untuk santai sejenak tanpa memikirkan apa-apa hari ini. Setelah seharian kemarin Bella dikejutkan dengan berita mengenai Kristan yang menemui Xavier dan Bella juga tidak bisa kemana-mana karna keinginan Kristan. Hari ini Bella ingin pergi keluar dengan satu harapan yaitu bisa membuat hidupnya semangat lagi.Segala resah yang masuk sejak kemarin membuatnya tidak bisa tenang. Bella ingin mengeluarkan semua beban tapi Bella binggung dengan siapa dia bisa berkeluh kesah sampai akhirnya Bella memutuskan untuk pergi dari rumah. Tentunya tanpa memberitahu siapapun yang ada di dalam rumah ini. Bella tau pasti nanti mereka akan mencari keberadaannya. Tapi Bella ingin egois satu hari saja. Bella ingin tenang meskipun membuat keributan di belakangnya. Bella pikir sekali-kali Bella harus keluar di zona nyamannya.Bella pikir hanya sampai sore Bella bisa menghirup udara bebas di luar jadi Bella rasa itu tidak apa. Bella juga sudah memberitahu pada Firly
Berbekal mobil yang dikemudikannya sejak tadi. Kristan mencari keberadaan Bella yang saat ini entah dimana. Dengan mata elangnya Kristan mengarah ke kanan dan kiri namun belum ketemu juga sampai-sampai Kristan pun gemas sendiri dengan keadaan yang terjadi."Sial. Kemana dia?" geramnya.Setelah mengetahui Bella tidak ada di rumah. Kristan langsung mendatangi sekretarisnya yang bernama Gina dan mengatakan untuk merevisi jadwalnya hari ini. Kristan merasa tidak cukup waktu untuk kembali ke kantor jadi Kristan memutuskan untuk bilang kalau hari ini Kristan menyudahi pekerjaannya. Percuma saja Kristan bekerja kalau Bella tidak ketemu juga. Pasti pikirannya akan selalu tertuju pada wanita itu. Jadi Kristan tak mau bersikap tidak peduli. Dia harus melakukan sesuatu agar hidupnya berjalan normal kembali.Kristan kembali menelepon ponsel Bella untuk mendapatkan kejelasan dimanakah dia berada sekarang ini tapi Bella tidak juga mengaktifkannya. Kristan pun memaki. Itu semu
Bella menaruh bunga yang sudah di belinya tadi di atas makam kedua orangtuanya. Makam kedua orangtua Bella bersebelahan seperti tidak ingin terpisahkan meskipun mereka sudah meninggal.Bella berdiri memperhatikan dua makam itu yang sudah lama sekali tidak Bella lihat. Semenjak Kakek memberikan tanggung jawab kepadanya untuk mengurus perusahaan. Bella jadi tidak bisa kemana-mana selain mengurus pekerjaan. Seharian penuh Bella berada di dalam perusahaan, mengatur segala cara agar perusahaan itu bisa tetap stabil dan bisa mengaji semua karyawan. Tidak hanya itu Bella juga ingin memberikan prestasi baru agar kakeknya tau kalau Bella bisa memberikan lebih dari yang Kakek tau.Ada untungnya juga Kristan menyuruhnya untuk tidak pergi ke kantor. Dengan begini Bella jadi punya kesempatan untuk melihat makam kedua orangtuanya.Angin yang berhembus itu membuat perasaannya makin sendu dan ingin sekali memeluk mereka jika mereka masih hidup. Menceritakan apa yang diras
Insiden terjadi di depan mata, Bella kena pukul oleh Kristan di saat Bella ingin melerai kedua laki-laki itu. Tangan Kristan mengenai tepat di sekitar punggungnya dan dengan segera membuat kedua laki-laki yang sedang berkelahi itu berhenti dan melihat ke arah Bella yang meringis kesakitan.Kristan langsung berlari mendekati, wajahnya terlihat pucat dan juga terlihat begitu khawatir."Bella aku tidak sengaja, bagaimana keadaanmu? Aku sungguh tidak sengaja melukai kamu. Ayo kita ke rumah sakit. Aku takut kamu terluka parah."Kristan ingin menggendong Bella untuk membawanya ke rumah sakit namun Bella langsung menepis tangannya. Meskipun masih meringis kesakitan tapi Bella rasa masih bisa menahannya. Rasa sakit karna pukulan saat berlatih karate sudah biasa Bella terima sejak dulu jadi saat Bella menerima pukulan dari Kristan, Bella tidak merasa pukulan yang diterimanya tidak terlalu parah."Tidak perlu, aku tidak apa-apa. Tanganmu kuat juga ya. Tidak a
Sepeninggalan Kristan pagi itu, Bella langsung menelepon Xavier supaya menemuinya di depan komplek rumahnya. Bella ingin membicarakan sesuatu yang penting sama dia. Meskipun tadinya masih ragu untuk menyikapi permasalahan rumah tangganya ini namun Bella yakini kemudian kalau ini adalah hal yang tepat untuk mereka berdua. Bella ingin mengakhiri pernikahan ini dengan mengajukan gugatan cerainya. Itu yang akan Bella lakukan daripada selalu dibayang-bayangi oleh Kristan."Aku nggak menyangka pernikahan ini hanya cuma bertahan setahun saja. Tapi aku harus membulatkan tekad kalau ini adalah yang terbaik buat kami berdua," pikir Bella.Telepon itu terhubung dan terdengarlah suara serak Xavier seperti habis bangun tidur."Maaf aku menganggu, aku mau kita bertemu, aku ingin membicarakan sesuatu yang penting. Aku tunggu kamu di depan komplek.""Baiklah aku akan bersiap-siap dulu."Telepon itu diputus kemudian dan Bella bersiap untuk pergi menemui Xavier. Tuj