Berbekal mobil yang dikemudikannya sejak tadi. Kristan mencari keberadaan Bella yang saat ini entah dimana. Dengan mata elangnya Kristan mengarah ke kanan dan kiri namun belum ketemu juga sampai-sampai Kristan pun gemas sendiri dengan keadaan yang terjadi.
"Sial. Kemana dia?" geramnya.
Setelah mengetahui Bella tidak ada di rumah. Kristan langsung mendatangi sekretarisnya yang bernama Gina dan mengatakan untuk merevisi jadwalnya hari ini. Kristan merasa tidak cukup waktu untuk kembali ke kantor jadi Kristan memutuskan untuk bilang kalau hari ini Kristan menyudahi pekerjaannya. Percuma saja Kristan bekerja kalau Bella tidak ketemu juga. Pasti pikirannya akan selalu tertuju pada wanita itu. Jadi Kristan tak mau bersikap tidak peduli. Dia harus melakukan sesuatu agar hidupnya berjalan normal kembali.
Kristan kembali menelepon ponsel Bella untuk mendapatkan kejelasan dimanakah dia berada sekarang ini tapi Bella tidak juga mengaktifkannya. Kristan pun memaki. Itu semu
Bella menaruh bunga yang sudah di belinya tadi di atas makam kedua orangtuanya. Makam kedua orangtua Bella bersebelahan seperti tidak ingin terpisahkan meskipun mereka sudah meninggal.Bella berdiri memperhatikan dua makam itu yang sudah lama sekali tidak Bella lihat. Semenjak Kakek memberikan tanggung jawab kepadanya untuk mengurus perusahaan. Bella jadi tidak bisa kemana-mana selain mengurus pekerjaan. Seharian penuh Bella berada di dalam perusahaan, mengatur segala cara agar perusahaan itu bisa tetap stabil dan bisa mengaji semua karyawan. Tidak hanya itu Bella juga ingin memberikan prestasi baru agar kakeknya tau kalau Bella bisa memberikan lebih dari yang Kakek tau.Ada untungnya juga Kristan menyuruhnya untuk tidak pergi ke kantor. Dengan begini Bella jadi punya kesempatan untuk melihat makam kedua orangtuanya.Angin yang berhembus itu membuat perasaannya makin sendu dan ingin sekali memeluk mereka jika mereka masih hidup. Menceritakan apa yang diras
Insiden terjadi di depan mata, Bella kena pukul oleh Kristan di saat Bella ingin melerai kedua laki-laki itu. Tangan Kristan mengenai tepat di sekitar punggungnya dan dengan segera membuat kedua laki-laki yang sedang berkelahi itu berhenti dan melihat ke arah Bella yang meringis kesakitan.Kristan langsung berlari mendekati, wajahnya terlihat pucat dan juga terlihat begitu khawatir."Bella aku tidak sengaja, bagaimana keadaanmu? Aku sungguh tidak sengaja melukai kamu. Ayo kita ke rumah sakit. Aku takut kamu terluka parah."Kristan ingin menggendong Bella untuk membawanya ke rumah sakit namun Bella langsung menepis tangannya. Meskipun masih meringis kesakitan tapi Bella rasa masih bisa menahannya. Rasa sakit karna pukulan saat berlatih karate sudah biasa Bella terima sejak dulu jadi saat Bella menerima pukulan dari Kristan, Bella tidak merasa pukulan yang diterimanya tidak terlalu parah."Tidak perlu, aku tidak apa-apa. Tanganmu kuat juga ya. Tidak a
Sepeninggalan Kristan pagi itu, Bella langsung menelepon Xavier supaya menemuinya di depan komplek rumahnya. Bella ingin membicarakan sesuatu yang penting sama dia. Meskipun tadinya masih ragu untuk menyikapi permasalahan rumah tangganya ini namun Bella yakini kemudian kalau ini adalah hal yang tepat untuk mereka berdua. Bella ingin mengakhiri pernikahan ini dengan mengajukan gugatan cerainya. Itu yang akan Bella lakukan daripada selalu dibayang-bayangi oleh Kristan."Aku nggak menyangka pernikahan ini hanya cuma bertahan setahun saja. Tapi aku harus membulatkan tekad kalau ini adalah yang terbaik buat kami berdua," pikir Bella.Telepon itu terhubung dan terdengarlah suara serak Xavier seperti habis bangun tidur."Maaf aku menganggu, aku mau kita bertemu, aku ingin membicarakan sesuatu yang penting. Aku tunggu kamu di depan komplek.""Baiklah aku akan bersiap-siap dulu."Telepon itu diputus kemudian dan Bella bersiap untuk pergi menemui Xavier. Tuj
"Xavier aku minta tolong sama kamu. Bisa nggak kamu tolongin aku buat surat gugatan cerai buat Kristan?"Xavier dibuat terkejut dengan ucapan Bella. Baru beberapa menit mereka duduk, Bella langsung membicarakan soal penting padanya. Memang sih Xavier pikir pertemuan ini memang bisa dibilang agak aneh dan tiba-tiba. Dan tidak di sangka tujuan Bella untuk bertemu adalah untuk menggugat cerai Kristan.Xavier mengamati wajah Bella yang saat itu menunggu Xavier mengucapkan sesuatu. Kini paras dari wanita itu sangat ingin mengharapkan Xavier benar-benar bisa membantunya.Xavier menegakkan tubuhnya dan mencoba untuk serius."Tunggu Bella, coba kamu jelasin sama aku ada apa sebenarnya? Kenapa kamu tiba-tiba pengen gugat cerai Kristan."Bella mengembuskan nafas panjang"Ceritanya panjang Xavier, aku nggak mau cerita di sini. Lagipula kamu pasti udah tau kan mengenai hubungan aku sama Kristan. Kurang lebihnya kami terlihat ngga
Tepat di bulan Mei dan saat ini pukul 7 malam. Bella mencatat dengan jelas waktu terpahit dimana kehidupannya akan berubah. Jelas saja statusnya akan berubah sebentar lagi jika Kristan menyetujui permintaannya. Permintaan yang tidak pernah Bella bayangkan sebelumnya. Bella akan berakhir dengan status janda.Bella berdiri di tengah-tengah kamar untuk menjelaskan maksud yang Bella rasakan pada Kristan. Kristan yang sudah berdiri tak jauh di depannya sedang menunggu apa yang akan Bella katakan malam ini. Tidak pernah Bella merasakan kesulitan untuk memulai pembicaraan, entah apa yang akan dikatakan Kristan nanti. Meskipun sulit untuk Bella tapi mau tidak mau Bella harus melakukannya."Aku mau bercerai," ucap Bella dengan tegas.Kristan tidak menjawab, mungkin belum, Kristan masih menunggu ucapan Bella yang lainnya sebelum dia menjawab ucapannya dengan tegas. Kristan menyipitkan matanya memperlihatkan betapa aura menakutkan begitu terpancar dari wajah Kristan saat i
Dengan kaki jenjangnya Bella melangkah ke pintu jendela lalu menyibak tirai yang menutupi kamar dimana nanti Bella akan tinggali untuk sementara waktu sampai perceraian yang diinginkan Bella tiba. Bella sudah memberitahu Xavier untuk segera mengurus perceraiannya. Semoga kasus perceraian ini tidak memakan proses yang lama.Ponselnya tak lama berdering kemudian, Bella merogoh ke dalam saku jas yang Bella pakai hari itu supaya Bella merasa hangat setelah berpergian kurang lebih beberapa jam yang lalu.Setelah berhubungan suami istri dengan Kristan, Bella sudah merasa yakin untuk meninggalkan Kristan detik itu juga. Bella memutuskan untuk menghindarinya dan menjauh untuk beberapa waktu sembari menunggu keputusan persidangan cerai nantinya."Lo udah sampai belum? Gimana perjalanan lo? Lo nggak apa-apa kan?" Firly bertanya dengan suara berbisik supaya ucapannya tidak terdengar oleh orang lain."Gue udah sampai tujuan Ly, lo tenang aja. Vila yang lo maksu
Biantara duduk di kursi ruangan Bella dengan pandangan mata lurus ke depan dimana Kristan berdiri di depannya. Mereka sama-sama memandang dengan pemikiran masing-masing tapi Kristan tidak setajam Biantara, Kristan memilih untuk memandang biasa saja dan terlihat acuh. Kristan tidak ingin menguasai pembicaraan ini karna Kristan tau bahwa dia yang salah.Biantara belum mau mengatakan apa-apa sebelum Kristan berkata lebih dahulu sampai Kristan akhirnya menyerah dengan situasi kikuk yang terjadi. Kristan memulai percakapan lebih dulu dengan memandang datar Biantara lalu memulai dengan sebuah senyum kaku. Ini dia lakukan agar Biantara tidak terlalu cemas. Tanpa sadar Biantara sebenarnya terlihat begitu cemas. Ketara sekali dari guratan di dahi laki-laki tua itu namun Biantara samarkan dengan mata tajam yang tidak beralih pada Kristan."Maaf Kakek, permasalahan rumah tanggaku tidak seharusnya membuat Kakek terbebani, aku sudah meminimalisir supaya permasalahan ini tidak
"Nggak! Dia udah kabur.""Apa?! Wah serius kamu? Demi apa? Jangan bercanda Kristan? Dia kabur kemana? Jangan bilang sama laki-laki brengsek itu."Sialan.Kristan akui saat ini dia merasa sedang patah hati dan hal itu membuat sisi kewarasannya hilang untuk sementara. Otaknya tidak bisa berpikir dan mencerna dengan baik. Semuanya blank begitu saja. Terasa begitu buntu. Biasanya Kristan bisa langsung bertindak secepat mungkin jika ada suatu masalah yang sedang terjadi. Ini malah tidak bisa bertindak sama sekali yang membuat emosi memenuhi hati dan kepalanya.Seharusnya Kristan mencari Bella dan bicara berdua layaknya orang dewasa lalu menemukan solusi terbaik agar pernikahan mereka baik-baik saja dan kembali berjalan normal tapi mengapa dia hanya berdiri di dalam ruangannya tanpa bergerak mencari Bella saat ini?ini sangatlah aneh.Kristan memandang pemandangan kota pagi itu dengan tatapan kosong. Matanya melihat ke depan namun bayang-bayang akan Bella