Setelah Kristan menutup kencang pintu kamar, Bella langsung mengumpat atas kelakuan Kristan barusan. Bagaimana mungkin kelakuan begitu bisa membuat Kakek luluh. Bella rasa Kristan menyogoknya dengan cara halus seperti memberi keuntungan pada perusahaan makanya Kristan bisa menjadi menantu keluarga ini.
Ini mungkin hari sialku. Katakanlah begitu, mana mungkin Kristan tiba-tiba datang lalu mengubah kata-katanya jadi tidak boleh. Bella rasa itu semua karna pengaruh alkohol yang diminumnya.
Bella masuk ke dalam kamar dan melihat Kristan tiduran dengan posisi tengkurap diatas ranjang. Hembusan nafasnya halus seolah dia sudah tidur. Padahal baru saja Kristan membanting pintu tapi dia sudah bisa tertidur lelap. Bagaimana mungkin? Memang aneh laki-laki ini.
Bella yang melihat tingkah Kristan yang bertindak seenaknya itu ingin mengambil tindakan agar semuanya cepat selesai. Namun melihat dia sudah tertidur begitu, apa mungkin ini waktu yang tepat untuk membicarakan masal
Seharusnya yang terjadi itu bukan begini. Duduk di dalam mobil bersama dengan Kristan yang sedang menyetir mobilnya entah kemana. Kristan tidak memberikan sebuah penjelasan Kristan mau kemana. Kristan hanya bilang kami akan melakukan sesuatu di luar sana.Tadinya maksud Bella adalah ingin memperjelas perkataan Kristan yang tidak memperbolehkannya pindah. Tapi yang Kristan katakan adalah Kristan ingin pergi ke suatu tempat. Ingin Bella menolak dengan alasan ingin cepat-cepat pulang. Tapi Kristan malah menyuruhnya mengikuti dia keluar rumah."Kamu sebenarnya mau mengajak aku kemana?" Bella memberanikan diri karna sedari tadi suasana yang terasa sangatlah sepi dan itu membuat gelitik aneh dari dalam diri Bella ingin mereka saling bicara.Kristan yang masih fokus menyetir masih menatap jalanan lurus ke depan."Tidak adakah satu kata pun yang keluar dari bibirmu itu? Aku menunggu Kristan. Aku menunggu kata-kata yang keluar dari mulutmu itu. Apa kam
Bella mendongak melihat mata dari Kristan yang berdiri dengan tangan memegang pintu mobil. Perkataan yang baru saja di dengar Bella adalah sebuah perkataan baru dan terasa asing yang keluar dari bibir laki-laki itu. Tidak pernah sekali pun Kristan mengucap dengan kata-kata yang bisa terbilang romantis. Itu salah! Yang sering Kristan ucapkan tidak lebih adalah kata-kata sinis dan sering kali tidak enak di dengar sampai Bella pun merasa kesal di buat. Bella pun memberi pemahaman pada diri sendiri kalau Kristan adalah laki-laki kejam yang tidak punya perasaan sama sekali.Tapi sekarang Bella mendengar sendiri perkataan berbeda yang keluar dari bibir laki-laki itu. Sangat berbeda jauh dari biasanya. Apakah mungkin ini hanya sebuah gurauan saja atau memang sikapnya sudah mulai berubah? Bella tidak yakin kalau Kristan akan berubah dalam sekejap saja, Kristan pasti akan tetap menjadi Kristan yang seperti biasanya. Tidak mungkin kalau dia berubah begitu saja. Ada kecurigaan dalam dir
Terdengar bunyi alarm yang diletakkan di atas nakas. Bella melengguh dengan mata yang masih terpejam, tangannya meraba mencari keberadaan alarm yang membuat bising pagi itu.Klik.Terdengar bunyi klik dan alarm itu pun berhenti. Bella membuka mata dan melihat ke sekeliling kamar yang kini di tempatinya. Rasa senang masih berada di dalam hati Bella karna kemarin adalah hari dimana Bella bisa mendapatkan kebahagiaan dari Kristan. Jalan bersama, nonton pertandingan bola yang seru dan makan malam bersama sampai kami terasa bukan seperti pasangan yang tadinya selalu saja bertengkar hebat.Bella menyadari ada sosok lain dari diri Kristan yang tidak Bella ketahui. Kristan menjadi sosok yang mengagumkan, banyak yang Bella dapat dari dia karna kemarin mereka saling bertukar pengalaman.Pintu kamar mandi terbuka menampilkan Kristan yang sudah segar setelah mandi pagi itu, rambut hitam yang agak panjang itu terlihat basah karna ritual mandiny
Bella melangkah masuk ke dalam kantor dengan sebuah senyum yang terukir di bibir yang sudah di poles berwarna nude itu.Setiap kali berpapasan dengan para pekerja, Bella mengucapkan salam selamat pagi pada mereka semua dan para pekerja yang tidak terbiasa di tegur dengan ucapan salam menjawab kikuk dan membalas salamnya dengan sapaan selamat pagi juga."Aku nggak tau kenapa hari ini terasa begitu indah. Mungkin karna Kristan yang berubah," ujar Bella dalam hati."Hai," ujar Xavier tiba-tiba berdiri di sampingnya. Wajah Xavier terlihat cerah pagi ini namun dampaknya berbeda untuk Bella. Bella jadi memandang sekitar, ingin memastikan sesuatu.Kini Bella dan Xavier berada di depan lift kantor dimana semua para pekerja masih berjalan ke sana ke sini demi tujuan mereka masing-masing. Bella memberi penekanan pada dirinya harus bersikap formal, bagaimana pun status Bella dan Xavier adalah atasan dan bawahan sedangkan Bella sendiri sudah memiliki suami. Tak
Bella melangkah masuk ke dalam kantor dengan sebuah senyum yang terukir di bibir yang sudah di poles berwarna nude itu.Setiap kali berpapasan dengan para pekerja, Bella mengucapkan salam selamat pagi pada mereka semua dan para pekerja yang tidak terbiasa di tegur dengan ucapan salam menjawab kikuk dan membalas salamnya dengan sapaan selamat pagi juga."Aku nggak tau kenapa hari ini terasa begitu indah. Mungkin karna Kristan yang berubah," ujar Bella dalam hati."Hai," ujar Xavier tiba-tiba berdiri di sampingnya. Wajah Xavier terlihat cerah pagi ini namun dampaknya berbeda untuk Bella. Bella jadi memandang sekitar, ingin memastikan sesuatu.Kini Bella dan Xavier berada di depan lift kantor dimana semua para pekerja masih berjalan ke sana ke sini demi tujuan mereka masing-masing. Bella memberi penekanan pada dirinya harus bersikap formal, bagaimana pun status Bella dan Xavier adalah atasan dan bawahan sedangkan Bella sendiri sudah memiliki suami. Tak
"Kalau dia punya cewek lain selain gue. Gue akan terima. Tapi...""Tapi apa?""Gue akan minta sama dia buat menceraikan gue.""Lo yakin dengan status lo setelah lo putus sama dia? Nggak lo pikirin dulu kalau lo ternyata jadi janda pada akhirnya atau memang lo pengen sama Xavier. Gue udah tau nama rival lo setelah gue lama nebak gimana sih orangnya. Sebelas dua belas lah sama Kristan. Mereka tampan dan kelihatan punya pesona yang terbilang cukup pintar dalam menggaet wanita.""Ah lo itu terlalu berlebihan kalau lo mikirnya gue bakal sama dia."Tok... Tok... Tok...Pintu ruanganku terbuka menampilkan Xavier yang membuka pintu dengan senyuman yang terbit di bibir merahnya yang alami itu."Aku tadi kirim pesan ke kamu tapi kamu nggak bales pesanku. Aku pikir kamu pasti sibuk ya. Maaf, aku cuma mau kasih sesuatu buat kamu."Xavier menenteng kantong plastik di tangannya."Aku tau kamu suka beli ini kalau pergi ke t
Mobil Kristan berhenti di depan parkiran sebuah resto seafood di kawasan Jakarta. Sebuah nama Sangkuriang Resto diletakan di tengah-tengah rumah tingkat dua itu yang sedikit banyak memakai unsur kayu dalam penggunaan materialnya."Kamu nggak alergi makanan laut kan Bella?" Tanya Kristan sembari membuka seatbelt. Sebelum masuk ke dalam Kristan harus memastikan terlebih dahulu apakah makanan ini cocok buat Bella atau tidak. Kalau tidak, Kristan bisa memutar balik dan mencari lagi resto yang pas buat makan siang mereka."Nggak sih semua makanan aku bisa makan kok. Kamu nggak usah khawatir soal itu.""Bagus kalau gitu kita makan siang di sini."Kristan turun lebih dulu diikuti oleh Bella kemudian lalu mereka masuk ke dalam resto yang terbilang begitu nyaman itu. Kami duduk di dalam dan memilih makanan yang akan kami makan siang ini.Bella memilih ikan gurame goreng beserta cumi pedas manis sedangkan Kristan memilih untuk memakan steak sapi beserta kent
Bella membuka pintu ruangannya setelah pertemuannya siang itu dengan Kristan. Begitu pintu terbuka, Bella dikejutkan oleh kehadiran seseorang yang sudah duduk dengan tenangnya di sova. Dengan kaki yang menyilang dan tangan yang dilipat di dada Xavier terlihat lain dari biasanya."Xavier apa yang kamu lakukan di sini?" tanya Bella berusaha untuk tenang dan masuk ke dalam"Jelas saja aku di sini menunggumu yang pergi entah kemana. Bukannya kita udah sepakat mau makan siang bersama? Kamu kemana sewaktu aku tiba di sini tapi kamu tidak ada?""Aku makan siang sama Kristan tadi. Dia datang dan memintaku untuk makan siang bersama. Aku nggak bisa menolak kalau dia datang, kamu kan tau kalau dia itu...""Kamu nggak bisa nolak dia tapi kamu buat aku kecewa. Aku menunggu kamu disini sampai jam makan siangnya hampir habis." Xavier berkata dengan lembut tapi dibalik kelembutannya ada rasa kecewa dan juga ancaman bagi Bella.Bella menghela nafas dan berusa