Perjalanan yang Bella kira hanya memakan waktu sebentar. Ternyata perjalanan itu terasa begitu lama dan itu membuat Bella memilih untuk tertidur di dalam mobil.
Setelah merasa puas, Bella pun terbangun dan membuka mata untuk melihat dimanakah Bella sekarang. Ternyata mobil itu baru saja berhenti di area parkiran.
"Sudah bangun? Kita sudah sampai. Kelihatannya tidur kamu nyenyak sekali."
"Kita ada dimana? Kok kayaknya aku dengar ada bunyi suara ombak ya."
"Sebentar lagi kamu pasti tau kalau kamu turun."
"Aku lapar."
"Kalau gitu kita bisa makan di sana sembari duduk-duduk di pinggiran. Kamu pasti suka."
Bella heran sendiri, kenapa Bella malah terjebak sama Xavier, laki-laki yang sudah lama tidak Bella temui dan benci karna dulu pernah menyukai dia tapi Xavier tidak sekali pun menanggapi perasaannya.
Bella bertanya-tanya dalam hati, tidak seharusnya Bella begini kan. Seharusnya Bella sekarang bekerja di kantor da
Baru saja Kristan duduk di kursi ruangan setelah pergi melihat Bella, sebuah langkah kaki terdengar setelah seseorang menutup pintu ruangannya. Kristan melihat Drew, sahabatnya itu datang dengan muka berseri-seri."Bisa nggak sih kalau masuk itu ketuk pintu dulu. Kebiasaan yang tidak sopan, secara di dalam ruangan ini ada orangnya. Untung aku nggak lagi sibuk. Coba kalau aku sibuk. Habis riwayat kamu itu. Kamu tau kan Kristan kalau sudah marah, jangan harap mengenal nama Kristan lagi sebagai sahabat.""Halah, gitu aja pake sok formal. Kayak siapa aja sama aku. Sok banget jadi orang kaya kamu itu ya."Drew masuk dengan santainya dengan tangan membawa dua botol yang Kristan ketahui itu adalah sejenis vodka yang biasa Drew minum ketika Kristan datang ke unitnya.Drew menaruh dua botol vodka di atas meja lalu duduk menyadarkan tubuhnya di kursi sembari menaruh tangannya di lengan kursi dan salah satu kaki yang menyilang.Matanya menatap tajam sahabat b
Jalani hukuman? Sudah Bella duga itu yang selalu ada di dalam pikiran Kristan jika ada yang tidak sesuai sama apa yang Kristan inginkan. Apa memang menjadi seorang istri Kristan harus mengalami kayak gini. Hukuman yang selalu saja memberatkan.Setibanya Bella di rumah, Bella langsung menaiki tangga menuju kamarnya. Saat melangkah masuk tadi, Bella tidak melihat ada Kristan dimana pun. Sudah dipastikan Kristan pasti ada di kamarnya.Sebelum membuka pintu, debar jantung pun yang Bella rasa begitu berdebar dengan kencangnya. Apa yang akan Kristan lakukan sama dia. Bella tidak bisa berharap banyak selain Kristan memberi kebebasan sama dia. Namun sepertinya itu tidaklah mungkin. Mengingat bagaimana sikap Kristan selama ini sama Bella. Bella tidak yakin hal itu akan menghilang.Pertama kali yang terlihat dari bola matanya, kamar itu kosong. Tidak ada Kristan di sana. Lalu dimanakah dia? Bella masuk ke dalam kamar dengan mata memandang awas setiap sudut kamar. Na
Kristan kamu tau nggak setelah kepergian kedua orangtuaku. Aku merasa bisa sangat terpuruk. Di saat aku membutuhkan seseorang yang seharusnya ada, memberiku semangat, memberiku kasih sayang dan memberiku apa arti makna hidup. Semua itu tidak aku dapati di saat umurku masih sangat muda. Aku begitu tidak nyaman dengan situasi yang terjadi di sekitarku waktu itu. Melihat orang lain dipenuhi kasih sayang yang setiap harinya selalu bersama-sama sementara aku malah tidak mendapatinya. Mereka selalu tersenyum karna kehadiran kedua orangtuanya sementara aku, aku tidak mendapatkan kebutuhan itu. Menangis adalah jalan satu-satunya yang aku lakukan demi mengurangi rasa sakit yang ada. Bagaimana pun aku merasa cengeng setiap detik aku lewati. Masa-masa puberku adalah hal yang teramat sulit aku jalani. Pencarian jati diri, melalui kehidupan dari waktu ke waktu dan yang pasti aku tidak bisa mengendalikan diri harus apa yang pada akhirnya, aku berubah menjadi pendiam, tidak punya teman dan yang pa
Kedua insan itu berlari demi tujuan berbeda, Bella berlari menjauh sedangkan Kristan mengejar Bella demi meminta maaf atas kelakuan buruk yang sudah Kristan lakukan.Begitu Bella keluar dari mansion Kristan. Bertepatan itu juga, rintik hujan turun membasahi bumi ini menjadikan kesedihan itu bertambah menyayat hati.Bella yang baru saja ingin masuk ke dalam mobil tidak bisa langsung masuk karna Kristan menarik tangannya dan memeluknya dari belakang. Bella memberontak dengan menyingkirkan tangan Kristan yang saat itu masih memeluknya."Kristan apalagi yang kamu inginkan. Tidak cukupkah perilaku kamu yang sudah membuat hati ini terluka. Kamu mau berbuat apalagi?"Kristan menghiraukan perkataan
Meja makan pagi itu terasa begitu sunyi, hanya ada suara dentingan sendok dan garpu yang terkena piring di sana.Dua orang yang sudah rapi dengan pakaian kerja, saat ini sedang menikmati sarapan pagi mereka dengan diam tanpa ada yang bersuara sama sekali sampai salah satu dari mereka selesai."Aku akan pindah weekend ini Kristan. Tidak ada yang aku bereskan hanya satu koper yang berisi pakaian," ujar Bella sembari menunduk menatap makanan yang ada di hadapannya. Bella mengaduk-aduk sarapannya lalu melirik Kristan yang belum menjawab apa-apa hingga kini. Bella ingin mendengar satu patah kata yang terucap dari bibir laki-laki itu. Tapi apa yang Bella dapatkan. Kristan sama dinginnya dengan suasana yang terjadi saat di meja makan itu."Tidak adakah yang mau kamu sampaikan sama aku Kristan?"Kristan meletakkan sendoknya. Terlihat jelas bagaimana laki-laki di depan Bella saat ini begitu tidak berselera dengan m
Xavier tersenyum lalu merangkul lengan Bella yang belum bergerak sejak Xavier memberikan sebuah kejutan kecil dipagi hari."Aku jelas tidak bisa menerima apa yang kamu lakukan barusan Xavier. Aku kira kamu hanya mau melakukan apa, tapi semua diluar dugaan dan ini tempat umum dimana orang lain juga berada di sini. Aku tidak mempercayai ini. Dimana akal yang kamu punya. Sungguh aku malu.""Sudahlah, itu juga sudah lewat. Tidak mungkin kan bisa dibatalkan begitu saja kalau reka ulang mungkin bisa. Tapi kalau dibatalkan. Aku rasa tidak mungkin.""Menyebalkan.""Aku suka kata-kata itu kalau yang bilang itu dari bibir manismu itu.""Aku tidak tau kenapa bisa kamu masuk ke kehidupan aku setelah lama kamu menghilang atau tidak ada jejak yang pasti apakah memang kamu ada di kehidupan aku atau tidak.""Aku rasa itu karna naluri dan juga jodoh.""Aku tidak berjodoh sama kamu.""Jika kamu mau, kita akan mencobanya. Tapi sayangnya kamu tida
Bella melangkahkan kaki keluar dari mobil yang sudah Bella parkir di tempat biasa di depan mansion. Bella ingin memastikan sesuatu. Secepat yang Bella bisa, seseorang telah memenuhi isi kepalanya seharian ini. Makanya Bella ingin memastikan sesuatu.Bella tidak berjalan santai seperti biasanya. Malahan kali ini, Bella setengah berlari masuk ke dalam mansion dengan mata yang melihat ke sekeliling yang Bella bisa tangkap. Mansion itu sama seperti biasanya, nampak sepi seperti tidak ada penghuni di dalamnya. Padahal, Kristan memperkerjakan tidak hanya satu orang pekerja di mansion ini. Ada sekitar empat orang pelayan, satu penjaga dan satu orang supir yang ditugaskan untuk antar jemput jika ada keperluan.Setiap kali tidak ada orang yang Bella cari, Bella mengembuskan nafasnya berkali-kali melenyapkan pikiran tidak tenangnya. Benar memang. Tak pernah ada yang tau hati seseorang. Semakin lama bisa saja berubah dan itu menakutkan. Dan kin
Setelah Kristan menutup kencang pintu kamar, Bella langsung mengumpat atas kelakuan Kristan barusan. Bagaimana mungkin kelakuan begitu bisa membuat Kakek luluh. Bella rasa Kristan menyogoknya dengan cara halus seperti memberi keuntungan pada perusahaan makanya Kristan bisa menjadi menantu keluarga ini.Ini mungkin hari sialku. Katakanlah begitu, mana mungkin Kristan tiba-tiba datang lalu mengubah kata-katanya jadi tidak boleh. Bella rasa itu semua karna pengaruh alkohol yang diminumnya.Bella masuk ke dalam kamar dan melihat Kristan tiduran dengan posisi tengkurap diatas ranjang. Hembusan nafasnya halus seolah dia sudah tidur. Padahal baru saja Kristan membanting pintu tapi dia sudah bisa tertidur lelap. Bagaimana mungkin? Memang aneh laki-laki ini.Bella yang melihat tingkah Kristan yang bertindak seenaknya itu ingin mengambil tindakan agar semuanya cepat selesai. Namun melihat dia sudah tertidur begitu, apa mungkin ini waktu yang tepat untuk membicarakan masal