Share

Dia Yang Sok Tau

last update Terakhir Diperbarui: 2021-05-21 10:40:31

Mobil sport berhenti di belakang mobilku. Aku belum melihat bagaimana kondisi mobilku. Tapi mata ini malah ingin tau siapa yang memberhentikan mobilnya. Seorang laki-laki turun tidak begitu jelas. Siapa dia? 

Tak begitu jelas siapa yang mengendarai mobil itu karna memang aku berhenti di tempat yang remang-remang. Hanya ada lampu pinggir jalan yang menyala menyinari jalanan seadanya. 

Langkah kakinya mendekat dan dia pun berdiri di depanku. Dia yang memakai kacamata. Dia lepaskan memperlihatkan siapa pemilik mobil itu. Dan aku pun tau siapa dia. Nama yang tak ingin di sebut berada di sini. Dia di depanku. Refleks aku pun mengepalkan tanganku saat netra ini melihat laki-laki yang membuatku kecewa saat aku sekolah dulu. Tak kukira, dia datang di waktu yang salah dan kini aku mau tau apa yang dia mau. 

"Mobil kamu kenapa?"

'Cih. Dia sedang berbasa basi? Nggak banget deh.'

"Mobil aku mogok. Aku baru mau panggil bengkel langganan aku buat

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • The Wedding Agreement   Menyebalkan

    Begitu aku menyalakan kontak yang terjadi berikutnya di luar dugaan. Mobil itu menyala, aku jadi terkejut di buatnya. Tak kukira Xavier bisa membetulkan mesin mobil. Aku harus mengucapkan terima kasih kalau begitu.Aku kembali mendekati dia lalu mengucapkan terima kasih padanya."Aku ucapkan terima kasih padamu karna telah menyalakan kembali mobilku. Kalau begitu aku pergi.""Tidak. Kamu tidak bisa pergi begitu saja. Mana ada di dunia ini yang gratis Bella.""Jangan panggil aku Bella. Aku tidak tau siapa dia. Aku ini Bianca. Kamu ingat dengan benar namaku yang sebenarnya. Bi-an-ca."Dia memiringkan bibirnya mendengar namaku sembari melipat tangannya di dada."Baiklah Nona Bianca. Aku ingin meminta nomermu. Berikan nomermu itu padaku sebagai bukti kamu tidak akan melarikan diri.""Apa! Apa yang kamu bilang? Hei aku ini wanita berkelas ya. Mana ada aku ingkar janji sama kamu. Nggak ada! Aku akan mentraktirmu kalau begitu. Kita akan berju

    Terakhir Diperbarui : 2021-05-22
  • The Wedding Agreement   Xavier Yang Tidak Pernah Berubah

    Bunyi ponselku berdering tidak henti-hentinya. Aku yang masih memejamkan mata tak bisa melanjutkan tidurku lagi gara-gara bunyi ponsel yang sangat menganggu telinga itu. Aku menahan kekesalan dan mulutku pun menggerutu, siapa yang mengganggu tidurku di saat sedang tidur nyenyak-nyenyaknya.Masih dengan mata terpejam aku mencari keberadaan ponsel itu di atas nakas.'Pasti Kristan yang mau mengerjainya. Emang dasar laki-laki itu. Bagaimana bisa dia mengganggu istrinya yang sedang tidur lelap.'"Hallo, kamu itu ya Kristan. Bisa nggak kamu telepon aku besok pagi saja. Aku ini sedang tidur. Menganggu saja.""Maaf kalau begitu. Aku mengganggu ya. Aku mau permintaan yang tadi di kabulkan sekarang bisa?"Eh. Kok bukan Kristan. Ini. Xavier.Bunyi suara musik yang terdengar begitu memekakkan telinga terdengar di seberang sana. Aku yang baru saja mendengar suaranya langsung terduduk dan hawa dingin menyentuh kulitku seketika. Ga

    Terakhir Diperbarui : 2021-05-23
  • The Wedding Agreement   Masuk Ke Club

    Suara alunan musik yang terdengar begitu keras membuat telinga ini seakan ingin menjerit keras ketika aku melangkahkan kaki memasuki club ini. Seperti dugaanku sebelumnya, bau alkohol bercampur dengan aroma nikotin tercium masuk ke dalam indera penciumanku.Tanganku menghalau bau campuran tak mengenakkan ini, kukira akan berhasil. Namun, apalah daya baunya sangatlah menyengat dan tak mampu menghilangkan sama sekali bau yang sudah tercium itu.'Heran aku Firly kenapa sering banget ya main ke club. Dia nggak merasa terganggu sama baunya?'Begitu sudah ada di dalam ku cari dimana Xavier berada. Club luas ini sangat sulit menemukan satu orang yang ku kenal."Eh ada cewek cantik. Kenalan dong," ujar cowok yang terlihat masih muda itu dengan alis yang turun naik memandang ke arahku. Perlakuan tak sopan dia berikan padaku saat itu juga. Tangannya yang jahil itu menyolek-nyolek pipiku tanpa tau malu. Aku yang di perlakukan tak sopan langsung memelinti

    Terakhir Diperbarui : 2021-05-24
  • The Wedding Agreement   Persiapan Pergi

    Bruk...Tas jinjing itu aku taruh di atas meja kantorku begitu aku sampai di kantor dengan sangat kesal. Kekesalanku belum juga hilang dari mengantar Xavier tadi setelah pulang dari club. Dia itu benar-benar ya. Masa ya dia lupa dimana di tinggal. Jadi sepulang dari club, kami tuh berputar-putar di jalan demi mencari dimana dia tinggal. Dia lupa jalan dan lupa nama unit apartemennya. Gila. Kalau bukan karna dia sedang ada dalam mobilku. Aku sudah melaju pulang ke rumah. Aku nggak mau bersama dia yang lupa ingatan gara-gara mabuk. Aku yakin dia mengerjai aku sampai aku kesal di buatnya.Aku pulang sampai mansion itu jam setengah enam pagi. Gila aja di jalan itu berapa lama sampai-sampai perutku kembung di buatnya. Kenapa bisa aku bertemu sama dia setelah lama kami nggak berjumpa. Kalau pada akhirnya dia lagi dan lagi membuat aku kesal seharusnya nggak akan pernah berjumpa kan. Apa ini yang dinamakan takdir?Pintu ruanganku terbuka di saat aku sedang berjalan bola

    Terakhir Diperbarui : 2021-05-25
  • The Wedding Agreement   Candaan Selamat Datang

    Bella turun dari mobil lalu melangkah memasuki gedung dimana kantor cabangnya berada. Tidak ada perubahan dari setiap bentuk sejak terakhir kali dia menginjakkan kakinya di sini. Terakhir kali dia ke sini sudah teramat lama sekali. Mungkin sekitar 5 atau 6 tahun lalu dia ke sini untuk meninjau keadaan kantor. Cuma basa basi biasa. Tidak ada hal yang penting.Dan kali ini yang di lakukannya adalah hal yang sangat penting. Untuk meninjau keadaan dan juga untuk mengetahui siapa Manager baru yang akan memegang managemen kantor cabang ini. Si penentu yang punya tanggung jawab penuh pada semua karyawan dan juga keuangan.Begitu memasuki gedung, aku pun di sambut oleh senyum para karyawan yang berjalan melewatiku. Aku pun sampai pada resepsionis kantor ini dan menanyakan perihal Manager baru apakah dia sudah ada di ruangannya atau belum.Tiara menyambutku dengan senyum awal yang terasa kaku. Mungkin dia berpikir aku adalah orang terpenting dari kantor ini.

    Terakhir Diperbarui : 2021-05-26
  • The Wedding Agreement   Dia Kira Dia Keren Gitu?

    Ku buka pintu ruang Manager baru yang sebelumnya ku ketuk pintu itu dengan sopan lalu masuk ke dalamnya. Begitu aku melihat wajah dari Manager yang sedang duduk itu. Sontak aku langsung terkejut melihat siapa yang sedang serius membuka lembar demi lembar dokumen yang dia pegang di tangannya.'Astaga bagaimana mungkin dia ada di sini. Gila. Aku rasa aku salah masuk ruangan atau aku sedang berhalusinasi sekarang. Tidak mungkin.'Dia belum menyadari siapa yang sedang berdiri memperhatikannya sampai kepalanya terangkat dan melihat siapa yang berdiri di depannya itu dengan canggung.Berbeda dengan aku yang tidak mempercayai penglihatanku. Dia malah tidak terkejut dan juga tidak mengatakan apa-apa sama sekali. Seperti tau apa yang aku pikirkan.Matanya memandang datar melihat ke aku dan itu terkesan sangat dingin. Tangannya bertopang dagu dengan senyuman miring yang tak ku sukai sama sekali. Ada gitu karyawan yang tidak bersikap sopan pada atasa

    Terakhir Diperbarui : 2021-05-27
  • The Wedding Agreement   Tak Bisa Ku Percaya

    "Kamu sangat lucu Xavier. Bisa kita bicara serius?""Aku juga serius sama apa yang aku bilang kalau aku itu kerja di sini karna ingin dekat sama kamu.""Aku jadi memerah rasanya mendengar gombalan kamu. Kamu sangat pintar memuji, Xavier. Jadi kamu bekerja di sini karna ingin dekat sama aku. Oke aku terima. Lalu kenapa kamu nggak milih di pusat saja malah memilih di kantor cabang yang kurasa sangat jauh dariku.""Wah ternyata kamu juga ingin aku dekat sama kamu ya. Di terima." Xavier menggangguk-anggukkan kepala seolah menerima yang aku ajukan. Padahal yang sebenarnya terjadi bukan begitu."Eh. Kok jadi gini sih. Aku bertanya begitu karna memang ku lihat dari pekerjaan dan juga bidang yang pernah kamu ambil. Bukan karna ada indikasi aku suka sama kamu ya. Pikiran kamu itu berkhayal terlalu tinggi. Aku itu cuma penasaran bukan karna aku mengharapkan ada yang lain.""Di terima." Dia mengulum senyum di bibirnya itu. Aku merasa tidak enak jadinya berka

    Terakhir Diperbarui : 2021-05-29
  • The Wedding Agreement   Menanggapi Permintaanmu

    Kembali ke rutinitas seperti biasanya. Setelah menempuh perjalanan berkilo-kilo meter. Akhirnya aku pun kembali ke kantor. Tentunya bukan hal mudah setelah bertemu dengan Xavier di kantor cabang tadi. Kekesalanku masih saja berada di dalam hati. Kalau saja Firly tidak membawakan semangkuk es krim coklat. Mungkin setibanya aku di kantor, aku masih ngomel-ngomel tak jelas."Lo mau cerita atau nggak? Mumpung ini masih jam istirahat. Gimana kantor cabang? Managernya oke?""Gue nggak tau kalau ternyata yang jadi Manager sana adalah orang yang gue nggak mau sebut namanya.""Maksud lo?""Manager yang menjabat itu adalah Xavier, rival gue semasa sekolah.""Loh kok bisa?""Gue juga nggak tau. Yang terima sebelumnya kan bukan gue. Itu bagian rekruitment pekerja. Lo tau apa?"Firly menggelengkan kepalanya dengan kerutan di dahi. Jelas saja dia binggung. Dia tidak tau apa-apa."Kemarin mobil gue mogok. Gue nggak tau yang datang selamatin g

    Terakhir Diperbarui : 2021-05-30

Bab terbaru

  • The Wedding Agreement   Extra Part

    Bella menyesap cappucino latte yang sudah Firly belikan untuknya tadi pagi saat Bella masuk ke dalam ruangannya. Firly bergegas menghampiri setelah tahu Bella datang pagi itu. Karna Bella ingin meminum cappucino itu, ia pun menyuruh Firly untuk membelikannya. Rasa pahit dan manis bercampir menjadi satu membuat kenikmatan tersendiri.Sembari meminum cappucino, matanya melihat laporan perusahaan yang sudah sedari tadi ada di depannya. Meja kerjanya sudah berantakan sejak tadi karna sudah terlalu fokus dengan laporan yang menyita waktu. Makanya ia biarkan saja semuanya berantakan. Tak peduli dengan tatapan orang lain yang melihat betapa buruknya ruang kerjanya. Laptop menyala, berkas dimana-mana dan kertas-kertas yang sudah dicoret-coret berhamburan sampai ke lantai. Ia memang gila kerja. Terserah saja orang lain bilang apa, ia tidak pernah mau peduli.

  • The Wedding Agreement   Kemesraan Kami

    "Kita mau kemana Kristan?" tanya Bella yang saat ini matanya di tutup dengan sehelai kain. Bella jadi tidak bisa melihat kemana-mana karna matanya sudah berubah menjadi gelap. Kristan mengajaknya entah kemana tanpa memberitahu dan Bella terpaksa mengikutinya. Habisnya laki-laki itu merengek tanpa batas seperti anak kecil yang tidak mau di tolak begitu saja. Alhasil Bella harus mengalah dan menerima permintaannya. Dari mulai masuk ke dalam mobil sampai keluar mobil, matanya sudah tertutup oleh kain. Ingin sekali Bella bertanya kemana mereka akan pergi karna pikirannya selalu dihantui rasa penasaran tapi Kristan hanya bilang tunggu saja, sebentar lagi atau kita akan mendapatkan waktu yang berharga. Makanya Bella tidak tahu apa-apa sampai sekarang. "Tunggu sebentar lagi ya, kita akan tiba sesuai keinginanku." Sepulangnya dari pulau Bangka itu Kristan jadi berubah lebih romantis. Ia tidak lagi berkata ketus atau dingin kepada Bella. Malah sekarang ucapannya

  • The Wedding Agreement   Kejahilan Kristan

    Bella membuka mata begitu terasa hari sudah pagi. Seperti biasanya, jika hari sudah menjelang pagi tanpa pemberitahuan apa pun, mata Bella pasti langsung terbuka. Instingnya mengatakan begitu, begitu mata itu terbuka, matanya menatap satu arah yang ia lihat pertama kali adalah seorang laki-laki tampan yang Bella ketahui adalah suaminya yaitu Kristan yang saat ini sedang tertidur di hadapannya. Matanya terpejam dengan hembusan nafas yang teratur. Bella ingin bergerak bangun namun saat mengetahui tempat yang Bella tempati saat itu begitu sempit. Hal itu tidak akan mudah untuknya bisa melewati hal itu. Ia harus bergerak lebih keras agar ia bisa keluar dari sova ini. Apalagi sekarang Kristan sedang memeluknya. Jadi ia tidak akan bisa melewati dengan tenang. Bella heran, kenapa ia bisa tertidur dengan Kristan di sova sesempit ini dan itu berlangsung sampai pagi. Keinginan untuk pergi cepat-cepat dari pelukan Kristan lebih dari apa yang ia pikirkan. Tak ingin

  • The Wedding Agreement   Aku Mencarimu Sayang

    Kebersamaan Bella bersama Xavier di pantai itu tidak berlangsung lama karna sebuah panggilan nama Bella yang terdengar begitu lantang. Suara khas dari seseorang membuat keduanya serempak untuk melihat laki-laki yang Bella tau bahwa dia adalah suami sahnya.Bella bertanya dalam hati mengapa dia mendatangi Bella sampai ke sini, apakah tidak cukup puas kemarin sudah menyakitinya sampai begitu dalam. Tidak cukupkah surat gugatan cerai yang di berikan padanya. Dia hanya cukup menunggu dan semuanya selesai. Kenapa harus melihatnya di sini?Kristan mendekat lalu menggenggam tangan Bella untuk pergi dari sana. Ketidaksukaan Kristan terlihat begitu jelas ketika melihat Bella bersama dengan laki-laki lain di sini. Namun tidak bisa menyurutkan tekad Bella untuk menepis tangan itu dan memberikan peringatan bahwa Bella memang istrinya tapi bukan begini perlakuannya pada seorang istri dan mungkin sebentar lagi mereka akan berpisah."Ikut aku!" bentak Kristan pada Bella. Sorot

  • The Wedding Agreement   Aku Suka Hari Ini

    Bella menyusuri pantai yang dibilang banyak orang sangatlah indah. Kaki telanjangnya melangkah di atas pasir selangkah demi selangkah sampai Bella merasa lelah lalu Bella memilih untuk duduk di tepi pantai yang kering tanpa alas apa-apa. Matanya memandang ke lautan lepas dengan angin sepoi-sepoi yang berhembus saat itu. Membuat rambut yang tergerai itu berterbangan dan gaun pantai yang dia gunakan juga bergerak terkena angin pantai. Betapa Bella merindukan saat ini dimana tidak ada orang mengganggu dan juga hanya di temani sepi yang bisa membuat Bella lebih tenang dan damai. Tak lama kemudian seseorang mendekati Bella dan duduk di sampingnya tanpa menghiraukan keterkejutan Bella. Dia terlihat santai dan menikmati suasana yang terasa saat itu. "Kamu tau sulit sekali mencari jadwal penerbangan supaya bisa bertemu kamu di sini." "Kamu kenapa ke sini? Bukannya kamu masih bekerja di perusahaanku dan juga mengurus gugatan ceraiku?" "Aku sudah di putus kerja

  • The Wedding Agreement   Surat Gugatan Cerai

    "Nggak! Dia udah kabur.""Apa?! Wah serius kamu? Demi apa? Jangan bercanda Kristan? Dia kabur kemana? Jangan bilang sama laki-laki brengsek itu."Sialan.Kristan akui saat ini dia merasa sedang patah hati dan hal itu membuat sisi kewarasannya hilang untuk sementara. Otaknya tidak bisa berpikir dan mencerna dengan baik. Semuanya blank begitu saja. Terasa begitu buntu. Biasanya Kristan bisa langsung bertindak secepat mungkin jika ada suatu masalah yang sedang terjadi. Ini malah tidak bisa bertindak sama sekali yang membuat emosi memenuhi hati dan kepalanya.Seharusnya Kristan mencari Bella dan bicara berdua layaknya orang dewasa lalu menemukan solusi terbaik agar pernikahan mereka baik-baik saja dan kembali berjalan normal tapi mengapa dia hanya berdiri di dalam ruangannya tanpa bergerak mencari Bella saat ini?ini sangatlah aneh.Kristan memandang pemandangan kota pagi itu dengan tatapan kosong. Matanya melihat ke depan namun bayang-bayang akan Bella

  • The Wedding Agreement   Ketidakberdayaan

    Biantara duduk di kursi ruangan Bella dengan pandangan mata lurus ke depan dimana Kristan berdiri di depannya. Mereka sama-sama memandang dengan pemikiran masing-masing tapi Kristan tidak setajam Biantara, Kristan memilih untuk memandang biasa saja dan terlihat acuh. Kristan tidak ingin menguasai pembicaraan ini karna Kristan tau bahwa dia yang salah.Biantara belum mau mengatakan apa-apa sebelum Kristan berkata lebih dahulu sampai Kristan akhirnya menyerah dengan situasi kikuk yang terjadi. Kristan memulai percakapan lebih dulu dengan memandang datar Biantara lalu memulai dengan sebuah senyum kaku. Ini dia lakukan agar Biantara tidak terlalu cemas. Tanpa sadar Biantara sebenarnya terlihat begitu cemas. Ketara sekali dari guratan di dahi laki-laki tua itu namun Biantara samarkan dengan mata tajam yang tidak beralih pada Kristan."Maaf Kakek, permasalahan rumah tanggaku tidak seharusnya membuat Kakek terbebani, aku sudah meminimalisir supaya permasalahan ini tidak

  • The Wedding Agreement   Kepergian Bella

    Dengan kaki jenjangnya Bella melangkah ke pintu jendela lalu menyibak tirai yang menutupi kamar dimana nanti Bella akan tinggali untuk sementara waktu sampai perceraian yang diinginkan Bella tiba. Bella sudah memberitahu Xavier untuk segera mengurus perceraiannya. Semoga kasus perceraian ini tidak memakan proses yang lama.Ponselnya tak lama berdering kemudian, Bella merogoh ke dalam saku jas yang Bella pakai hari itu supaya Bella merasa hangat setelah berpergian kurang lebih beberapa jam yang lalu.Setelah berhubungan suami istri dengan Kristan, Bella sudah merasa yakin untuk meninggalkan Kristan detik itu juga. Bella memutuskan untuk menghindarinya dan menjauh untuk beberapa waktu sembari menunggu keputusan persidangan cerai nantinya."Lo udah sampai belum? Gimana perjalanan lo? Lo nggak apa-apa kan?" Firly bertanya dengan suara berbisik supaya ucapannya tidak terdengar oleh orang lain."Gue udah sampai tujuan Ly, lo tenang aja. Vila yang lo maksu

  • The Wedding Agreement   Kejujuranku Pada Kristan

    Tepat di bulan Mei dan saat ini pukul 7 malam. Bella mencatat dengan jelas waktu terpahit dimana kehidupannya akan berubah. Jelas saja statusnya akan berubah sebentar lagi jika Kristan menyetujui permintaannya. Permintaan yang tidak pernah Bella bayangkan sebelumnya. Bella akan berakhir dengan status janda.Bella berdiri di tengah-tengah kamar untuk menjelaskan maksud yang Bella rasakan pada Kristan. Kristan yang sudah berdiri tak jauh di depannya sedang menunggu apa yang akan Bella katakan malam ini. Tidak pernah Bella merasakan kesulitan untuk memulai pembicaraan, entah apa yang akan dikatakan Kristan nanti. Meskipun sulit untuk Bella tapi mau tidak mau Bella harus melakukannya."Aku mau bercerai," ucap Bella dengan tegas.Kristan tidak menjawab, mungkin belum, Kristan masih menunggu ucapan Bella yang lainnya sebelum dia menjawab ucapannya dengan tegas. Kristan menyipitkan matanya memperlihatkan betapa aura menakutkan begitu terpancar dari wajah Kristan saat i

DMCA.com Protection Status