Share

Persiapan Pergi

last update Last Updated: 2021-05-25 09:48:01

Bruk...

Tas jinjing itu aku taruh di atas meja kantorku begitu aku sampai di kantor dengan sangat kesal. Kekesalanku belum juga hilang dari mengantar Xavier tadi setelah pulang dari club. Dia itu benar-benar ya. Masa ya dia lupa dimana di tinggal. Jadi sepulang dari club, kami tuh berputar-putar di jalan demi mencari dimana dia tinggal. Dia lupa jalan dan lupa nama unit apartemennya. Gila. Kalau bukan karna dia sedang ada dalam mobilku. Aku sudah melaju pulang ke rumah. Aku nggak mau bersama dia yang lupa ingatan gara-gara mabuk. Aku yakin dia mengerjai aku sampai aku kesal di buatnya.

Aku pulang sampai mansion itu jam setengah enam pagi. Gila aja di jalan itu berapa lama sampai-sampai perutku kembung di buatnya. Kenapa bisa aku bertemu sama dia setelah lama kami nggak berjumpa. Kalau pada akhirnya dia lagi dan lagi membuat aku kesal seharusnya nggak akan pernah berjumpa kan. Apa ini yang dinamakan takdir?

Pintu ruanganku terbuka di saat aku sedang berjalan bola

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • The Wedding Agreement   Candaan Selamat Datang

    Bella turun dari mobil lalu melangkah memasuki gedung dimana kantor cabangnya berada. Tidak ada perubahan dari setiap bentuk sejak terakhir kali dia menginjakkan kakinya di sini. Terakhir kali dia ke sini sudah teramat lama sekali. Mungkin sekitar 5 atau 6 tahun lalu dia ke sini untuk meninjau keadaan kantor. Cuma basa basi biasa. Tidak ada hal yang penting.Dan kali ini yang di lakukannya adalah hal yang sangat penting. Untuk meninjau keadaan dan juga untuk mengetahui siapa Manager baru yang akan memegang managemen kantor cabang ini. Si penentu yang punya tanggung jawab penuh pada semua karyawan dan juga keuangan.Begitu memasuki gedung, aku pun di sambut oleh senyum para karyawan yang berjalan melewatiku. Aku pun sampai pada resepsionis kantor ini dan menanyakan perihal Manager baru apakah dia sudah ada di ruangannya atau belum.Tiara menyambutku dengan senyum awal yang terasa kaku. Mungkin dia berpikir aku adalah orang terpenting dari kantor ini.

    Last Updated : 2021-05-26
  • The Wedding Agreement   Dia Kira Dia Keren Gitu?

    Ku buka pintu ruang Manager baru yang sebelumnya ku ketuk pintu itu dengan sopan lalu masuk ke dalamnya. Begitu aku melihat wajah dari Manager yang sedang duduk itu. Sontak aku langsung terkejut melihat siapa yang sedang serius membuka lembar demi lembar dokumen yang dia pegang di tangannya.'Astaga bagaimana mungkin dia ada di sini. Gila. Aku rasa aku salah masuk ruangan atau aku sedang berhalusinasi sekarang. Tidak mungkin.'Dia belum menyadari siapa yang sedang berdiri memperhatikannya sampai kepalanya terangkat dan melihat siapa yang berdiri di depannya itu dengan canggung.Berbeda dengan aku yang tidak mempercayai penglihatanku. Dia malah tidak terkejut dan juga tidak mengatakan apa-apa sama sekali. Seperti tau apa yang aku pikirkan.Matanya memandang datar melihat ke aku dan itu terkesan sangat dingin. Tangannya bertopang dagu dengan senyuman miring yang tak ku sukai sama sekali. Ada gitu karyawan yang tidak bersikap sopan pada atasa

    Last Updated : 2021-05-27
  • The Wedding Agreement   Tak Bisa Ku Percaya

    "Kamu sangat lucu Xavier. Bisa kita bicara serius?""Aku juga serius sama apa yang aku bilang kalau aku itu kerja di sini karna ingin dekat sama kamu.""Aku jadi memerah rasanya mendengar gombalan kamu. Kamu sangat pintar memuji, Xavier. Jadi kamu bekerja di sini karna ingin dekat sama aku. Oke aku terima. Lalu kenapa kamu nggak milih di pusat saja malah memilih di kantor cabang yang kurasa sangat jauh dariku.""Wah ternyata kamu juga ingin aku dekat sama kamu ya. Di terima." Xavier menggangguk-anggukkan kepala seolah menerima yang aku ajukan. Padahal yang sebenarnya terjadi bukan begitu."Eh. Kok jadi gini sih. Aku bertanya begitu karna memang ku lihat dari pekerjaan dan juga bidang yang pernah kamu ambil. Bukan karna ada indikasi aku suka sama kamu ya. Pikiran kamu itu berkhayal terlalu tinggi. Aku itu cuma penasaran bukan karna aku mengharapkan ada yang lain.""Di terima." Dia mengulum senyum di bibirnya itu. Aku merasa tidak enak jadinya berka

    Last Updated : 2021-05-29
  • The Wedding Agreement   Menanggapi Permintaanmu

    Kembali ke rutinitas seperti biasanya. Setelah menempuh perjalanan berkilo-kilo meter. Akhirnya aku pun kembali ke kantor. Tentunya bukan hal mudah setelah bertemu dengan Xavier di kantor cabang tadi. Kekesalanku masih saja berada di dalam hati. Kalau saja Firly tidak membawakan semangkuk es krim coklat. Mungkin setibanya aku di kantor, aku masih ngomel-ngomel tak jelas."Lo mau cerita atau nggak? Mumpung ini masih jam istirahat. Gimana kantor cabang? Managernya oke?""Gue nggak tau kalau ternyata yang jadi Manager sana adalah orang yang gue nggak mau sebut namanya.""Maksud lo?""Manager yang menjabat itu adalah Xavier, rival gue semasa sekolah.""Loh kok bisa?""Gue juga nggak tau. Yang terima sebelumnya kan bukan gue. Itu bagian rekruitment pekerja. Lo tau apa?"Firly menggelengkan kepalanya dengan kerutan di dahi. Jelas saja dia binggung. Dia tidak tau apa-apa."Kemarin mobil gue mogok. Gue nggak tau yang datang selamatin g

    Last Updated : 2021-05-30
  • The Wedding Agreement   Masuk Ke Unitnya

    Aku lupa kapan aku bisa tersenyum dalam hati bisa melihat orang yang aku jumpai juga melakukan hal yang sama. Tersenyum.Aku memalingkan kepalaku ke arah lain sembari mengembungkan pipiku. Aku tidak mau tertangkap basah ingin tertawa senang begitu melihat tingkahnya yang terbilang beda dari biasanya. Untuk apa senyum itu dia lakukan kalau setelah ini dia akan membuatku kesal lagi."Xavier bisa kita serius sedikit. Aku sudah menepati janjiku untuk bertemu sama kamu. Jadi tolong kamu lakukan yang benar. Aku tidak mau membuang waktu buat menemanimu yang hanya tersenyum seperti itu.""Aku kesulitan membuat laporan. Tapi aku lupa membawa semua pekerjaanku ke sini.""Terus bagaimana bisa aku mengoreksi laporan kamu kalau kamu tidak membawanya ke sini. Konyol. Kamu mencoba menggodaku atau apa. Atau mungkin lebih tepatnya mengerjaiku. Hei kamu itu pintar dan kamu berada di posisi Manager, mana mungkin kamu kesulitan melakukan hal itu. Oh tidak!

    Last Updated : 2021-05-31
  • The Wedding Agreement   Pergi Ke Pantai

    Aku menggerang begitu sinar matahari masuk melalui jendela membuatku silau akan sinarnya yang menyorot masuk langsung ke arah mataku. Tirainya di buka oleh seseorang dan aku menggerutu kesal karnanya. Siapa yang telah berani membangunkanku di pagi dan hari weekend begini.Aku nggak akan pernah memaafkannya jika yang membangunkanku adalah seorang pelayan rumah ini. Tidak sopan. Hari weekend adalah hari dimana aku bisa bermalas-malasan dan tentu saja untuk bersantai sejenak dari rutinitas keseharianku yang selalu berkutat dengan pekerjaan.Aku menutup mataku dengan menggunakan bantal berharap aku kembali bisa tertidur lagi. Namun suara khas seseorang mengagetkanku membuatku mau tidak mau harus melihat dia yang sekarang sedang berdiri membelakangi jendela. Kristan sudah rapi dan bersih dengan pakaian yang bisa terbilang santai. Kaos berwarna hitam pas tubuh dengan celana panjang baggy yang pas membungkus kakinya yang panjang."Kamu sudah kembali."

    Last Updated : 2021-06-01
  • The Wedding Agreement   Dia Tak Selalu Benar

    Kristan mengurungku dengan kedua tangannya dan itu tidak bisa membuatku pergi begitu saja. Aku ingin lepas pun tak bisa. Tangan yang besar itu mengurung pas di kedua pergelangan tanganku. Setiap kali aku gerakan. Aku tidak bisa melepasnya. Tenaganya sangat kuat, aku harus memikirkan cara lain agar aku tidak lagi pasrah di depan dia."Aku bilang lepas atau...""Atau apa?""Atau jangan salahkan aku kalau kepunyaanmu itu akan ku serang saat ini juga. Jangan lupakan Kristan aku bisa menghajarmu dengan rasa sakit yang tidak terkira."Kristan menyipitkan matanya, memandang satu arah ke arahku dan itu tepat di kedua mataku ini. Kami saling berpandangan dengan jalan pikiran masing-masing, dia menilai kesungguhanku saat itu juga. Sementara aku, aku tidak memikirkan hal itu. Aku malah berpikiran kalau dia selalu saja membuatku tak habis pikir, aku selalu saja dia buat bertanya-tanya sama sikap yang dia punya."Jika kamu memang mau menendangku, ak

    Last Updated : 2021-06-02
  • The Wedding Agreement   Sikapnya Yang Kekanakan

    Heran aku tuh sama Kristan yamg mau seenaknya sendiri. Dia itu sebenarnya mau apa sih. Aku tuh selalu salah dimata dia. Semua yang aku lakukan salah. Terus aku harus mengalah gitu. Itu udah aku lakukan sejak tadi. Malah aku sudah sangat sabar menghadapi tingkahnya itu."Kekanakan." Aku berdiri untuk pulang. Ngapain juga aku masih sabar di sini sama dia. Lebih baik aku pulang dan tidur. Daripada di sini bikin aku kesel sampai aku tuh nggak bisa bilang apa-apa. Memilih untuk diam tapi hati meronta-ronta."Apa kamu bilang? Aku kekanakan?""Ya kamu itu kekanakan. Aku daritadi ngikutin kemauan kamu sampai lupa aku jadi orang bodoh."Tangan Kristan mengepal sempurna di depan wajahku. Dia terpancing emosi karna omonganku saat ini. Terserah. Aku tidak peduli dia mau marah sama aku. Aku bilang terserah! Aku bilang apa adanya. Itu yang aku rasakan sejak tadi pagi saat mata ini masih tertutup sampai sinar terik ini menyinari bumi."Kamu mau pukul

    Last Updated : 2021-06-03

Latest chapter

  • The Wedding Agreement   Extra Part

    Bella menyesap cappucino latte yang sudah Firly belikan untuknya tadi pagi saat Bella masuk ke dalam ruangannya. Firly bergegas menghampiri setelah tahu Bella datang pagi itu. Karna Bella ingin meminum cappucino itu, ia pun menyuruh Firly untuk membelikannya. Rasa pahit dan manis bercampir menjadi satu membuat kenikmatan tersendiri.Sembari meminum cappucino, matanya melihat laporan perusahaan yang sudah sedari tadi ada di depannya. Meja kerjanya sudah berantakan sejak tadi karna sudah terlalu fokus dengan laporan yang menyita waktu. Makanya ia biarkan saja semuanya berantakan. Tak peduli dengan tatapan orang lain yang melihat betapa buruknya ruang kerjanya. Laptop menyala, berkas dimana-mana dan kertas-kertas yang sudah dicoret-coret berhamburan sampai ke lantai. Ia memang gila kerja. Terserah saja orang lain bilang apa, ia tidak pernah mau peduli.

  • The Wedding Agreement   Kemesraan Kami

    "Kita mau kemana Kristan?" tanya Bella yang saat ini matanya di tutup dengan sehelai kain. Bella jadi tidak bisa melihat kemana-mana karna matanya sudah berubah menjadi gelap. Kristan mengajaknya entah kemana tanpa memberitahu dan Bella terpaksa mengikutinya. Habisnya laki-laki itu merengek tanpa batas seperti anak kecil yang tidak mau di tolak begitu saja. Alhasil Bella harus mengalah dan menerima permintaannya. Dari mulai masuk ke dalam mobil sampai keluar mobil, matanya sudah tertutup oleh kain. Ingin sekali Bella bertanya kemana mereka akan pergi karna pikirannya selalu dihantui rasa penasaran tapi Kristan hanya bilang tunggu saja, sebentar lagi atau kita akan mendapatkan waktu yang berharga. Makanya Bella tidak tahu apa-apa sampai sekarang. "Tunggu sebentar lagi ya, kita akan tiba sesuai keinginanku." Sepulangnya dari pulau Bangka itu Kristan jadi berubah lebih romantis. Ia tidak lagi berkata ketus atau dingin kepada Bella. Malah sekarang ucapannya

  • The Wedding Agreement   Kejahilan Kristan

    Bella membuka mata begitu terasa hari sudah pagi. Seperti biasanya, jika hari sudah menjelang pagi tanpa pemberitahuan apa pun, mata Bella pasti langsung terbuka. Instingnya mengatakan begitu, begitu mata itu terbuka, matanya menatap satu arah yang ia lihat pertama kali adalah seorang laki-laki tampan yang Bella ketahui adalah suaminya yaitu Kristan yang saat ini sedang tertidur di hadapannya. Matanya terpejam dengan hembusan nafas yang teratur. Bella ingin bergerak bangun namun saat mengetahui tempat yang Bella tempati saat itu begitu sempit. Hal itu tidak akan mudah untuknya bisa melewati hal itu. Ia harus bergerak lebih keras agar ia bisa keluar dari sova ini. Apalagi sekarang Kristan sedang memeluknya. Jadi ia tidak akan bisa melewati dengan tenang. Bella heran, kenapa ia bisa tertidur dengan Kristan di sova sesempit ini dan itu berlangsung sampai pagi. Keinginan untuk pergi cepat-cepat dari pelukan Kristan lebih dari apa yang ia pikirkan. Tak ingin

  • The Wedding Agreement   Aku Mencarimu Sayang

    Kebersamaan Bella bersama Xavier di pantai itu tidak berlangsung lama karna sebuah panggilan nama Bella yang terdengar begitu lantang. Suara khas dari seseorang membuat keduanya serempak untuk melihat laki-laki yang Bella tau bahwa dia adalah suami sahnya.Bella bertanya dalam hati mengapa dia mendatangi Bella sampai ke sini, apakah tidak cukup puas kemarin sudah menyakitinya sampai begitu dalam. Tidak cukupkah surat gugatan cerai yang di berikan padanya. Dia hanya cukup menunggu dan semuanya selesai. Kenapa harus melihatnya di sini?Kristan mendekat lalu menggenggam tangan Bella untuk pergi dari sana. Ketidaksukaan Kristan terlihat begitu jelas ketika melihat Bella bersama dengan laki-laki lain di sini. Namun tidak bisa menyurutkan tekad Bella untuk menepis tangan itu dan memberikan peringatan bahwa Bella memang istrinya tapi bukan begini perlakuannya pada seorang istri dan mungkin sebentar lagi mereka akan berpisah."Ikut aku!" bentak Kristan pada Bella. Sorot

  • The Wedding Agreement   Aku Suka Hari Ini

    Bella menyusuri pantai yang dibilang banyak orang sangatlah indah. Kaki telanjangnya melangkah di atas pasir selangkah demi selangkah sampai Bella merasa lelah lalu Bella memilih untuk duduk di tepi pantai yang kering tanpa alas apa-apa. Matanya memandang ke lautan lepas dengan angin sepoi-sepoi yang berhembus saat itu. Membuat rambut yang tergerai itu berterbangan dan gaun pantai yang dia gunakan juga bergerak terkena angin pantai. Betapa Bella merindukan saat ini dimana tidak ada orang mengganggu dan juga hanya di temani sepi yang bisa membuat Bella lebih tenang dan damai. Tak lama kemudian seseorang mendekati Bella dan duduk di sampingnya tanpa menghiraukan keterkejutan Bella. Dia terlihat santai dan menikmati suasana yang terasa saat itu. "Kamu tau sulit sekali mencari jadwal penerbangan supaya bisa bertemu kamu di sini." "Kamu kenapa ke sini? Bukannya kamu masih bekerja di perusahaanku dan juga mengurus gugatan ceraiku?" "Aku sudah di putus kerja

  • The Wedding Agreement   Surat Gugatan Cerai

    "Nggak! Dia udah kabur.""Apa?! Wah serius kamu? Demi apa? Jangan bercanda Kristan? Dia kabur kemana? Jangan bilang sama laki-laki brengsek itu."Sialan.Kristan akui saat ini dia merasa sedang patah hati dan hal itu membuat sisi kewarasannya hilang untuk sementara. Otaknya tidak bisa berpikir dan mencerna dengan baik. Semuanya blank begitu saja. Terasa begitu buntu. Biasanya Kristan bisa langsung bertindak secepat mungkin jika ada suatu masalah yang sedang terjadi. Ini malah tidak bisa bertindak sama sekali yang membuat emosi memenuhi hati dan kepalanya.Seharusnya Kristan mencari Bella dan bicara berdua layaknya orang dewasa lalu menemukan solusi terbaik agar pernikahan mereka baik-baik saja dan kembali berjalan normal tapi mengapa dia hanya berdiri di dalam ruangannya tanpa bergerak mencari Bella saat ini?ini sangatlah aneh.Kristan memandang pemandangan kota pagi itu dengan tatapan kosong. Matanya melihat ke depan namun bayang-bayang akan Bella

  • The Wedding Agreement   Ketidakberdayaan

    Biantara duduk di kursi ruangan Bella dengan pandangan mata lurus ke depan dimana Kristan berdiri di depannya. Mereka sama-sama memandang dengan pemikiran masing-masing tapi Kristan tidak setajam Biantara, Kristan memilih untuk memandang biasa saja dan terlihat acuh. Kristan tidak ingin menguasai pembicaraan ini karna Kristan tau bahwa dia yang salah.Biantara belum mau mengatakan apa-apa sebelum Kristan berkata lebih dahulu sampai Kristan akhirnya menyerah dengan situasi kikuk yang terjadi. Kristan memulai percakapan lebih dulu dengan memandang datar Biantara lalu memulai dengan sebuah senyum kaku. Ini dia lakukan agar Biantara tidak terlalu cemas. Tanpa sadar Biantara sebenarnya terlihat begitu cemas. Ketara sekali dari guratan di dahi laki-laki tua itu namun Biantara samarkan dengan mata tajam yang tidak beralih pada Kristan."Maaf Kakek, permasalahan rumah tanggaku tidak seharusnya membuat Kakek terbebani, aku sudah meminimalisir supaya permasalahan ini tidak

  • The Wedding Agreement   Kepergian Bella

    Dengan kaki jenjangnya Bella melangkah ke pintu jendela lalu menyibak tirai yang menutupi kamar dimana nanti Bella akan tinggali untuk sementara waktu sampai perceraian yang diinginkan Bella tiba. Bella sudah memberitahu Xavier untuk segera mengurus perceraiannya. Semoga kasus perceraian ini tidak memakan proses yang lama.Ponselnya tak lama berdering kemudian, Bella merogoh ke dalam saku jas yang Bella pakai hari itu supaya Bella merasa hangat setelah berpergian kurang lebih beberapa jam yang lalu.Setelah berhubungan suami istri dengan Kristan, Bella sudah merasa yakin untuk meninggalkan Kristan detik itu juga. Bella memutuskan untuk menghindarinya dan menjauh untuk beberapa waktu sembari menunggu keputusan persidangan cerai nantinya."Lo udah sampai belum? Gimana perjalanan lo? Lo nggak apa-apa kan?" Firly bertanya dengan suara berbisik supaya ucapannya tidak terdengar oleh orang lain."Gue udah sampai tujuan Ly, lo tenang aja. Vila yang lo maksu

  • The Wedding Agreement   Kejujuranku Pada Kristan

    Tepat di bulan Mei dan saat ini pukul 7 malam. Bella mencatat dengan jelas waktu terpahit dimana kehidupannya akan berubah. Jelas saja statusnya akan berubah sebentar lagi jika Kristan menyetujui permintaannya. Permintaan yang tidak pernah Bella bayangkan sebelumnya. Bella akan berakhir dengan status janda.Bella berdiri di tengah-tengah kamar untuk menjelaskan maksud yang Bella rasakan pada Kristan. Kristan yang sudah berdiri tak jauh di depannya sedang menunggu apa yang akan Bella katakan malam ini. Tidak pernah Bella merasakan kesulitan untuk memulai pembicaraan, entah apa yang akan dikatakan Kristan nanti. Meskipun sulit untuk Bella tapi mau tidak mau Bella harus melakukannya."Aku mau bercerai," ucap Bella dengan tegas.Kristan tidak menjawab, mungkin belum, Kristan masih menunggu ucapan Bella yang lainnya sebelum dia menjawab ucapannya dengan tegas. Kristan menyipitkan matanya memperlihatkan betapa aura menakutkan begitu terpancar dari wajah Kristan saat i

DMCA.com Protection Status