Beranda / Lain / The Third King / 55. RAJA KETIGA TERBANGUN

Share

55. RAJA KETIGA TERBANGUN

Penulis: mahesvara
last update Terakhir Diperbarui: 2021-12-02 06:11:23

“Yang Mulia kita pasti punya banyak nyawa dalam hidupnya,” ujar Jazziel Catra. 

Setelah pulang dari pengadilan terbuka delapan kepala kaum aristokrat kecuali Yasawirya Pramanaya kemudian menghadiri rapat besar – besaran atas perintah dari Arkatama Agastya. 

“Benar, sepertinya Yang Mulia kita itu benar – benar diberkati oleh Tuhan. Setelah kudetanya melawan kita dan Raja Jahan Balakosa, Yang Mulia kita selamat bahkan tanpa luka serius. Kali ini pun, Yang Mulia berhasil menghindari peluru itu dan hanya membuat bahunya terluka,” ucap Ethan Bimasena yang setuju dengan pendapat Jazziel Catra. 

“Kita tidak bisa meremehkan Yang Mulia. Meski usianya masih muda, Yang Mulia adalah satu – satunya keturunan Davendra Balakosa yang dulunya adalah calon Raja Hindinia. Yang Mulia sendiri bahkan dianggap sebagai keajaiban yang lahir dalam seribu tahun sekali oleh Raja Ekaraj Balakosa di usianya yang baru menginjak sepuluh tahun. Jadi meremehkan Yang Mulia sama

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • The Third King    56. RAJA KETIGA DAN UNDANGAN GILA

    “Uhuk. . .uhuk. . .” Suara batuk dari Ravania kemudian membuat Arsyanendra melepaskan pelukannya. “Maafkan saya, Yang Mulia. Saya tersedak oleh air liur saya sendiri.” “Aku juga yang bersalah karena memeluk Nona terlalu lama. Nona Ravania harus minum dulu.” Ravania kemudian mengambil gelas dari meja Arsyanendra dan segera menuangkan air. Dengan cepat, Ravania kemudian meminum air itu. Glup. . .glup. . . Begitu selesai meminum satu gelas air, Ravania kemudian mengalihkan pandangannya ke arah Arsyanendra dan bertanya, “Haruskan saya memanggil Tuan Surendra sekarang, Yang Mulia?” “Ya, Nona. Tolong panggilkan Surendra kemari.” Ravania kemudian hendak berjalan ke arah pintu di kamar Arsyanendra, namun langkahnya terhenti dan justru kembali ke tempat Arsyanendra di mana Arsyanendra sedang duduk bersandar pada kepala tempat tidur. “Ada apa, Nona?” tanya Arsyanendra yang m

    Terakhir Diperbarui : 2021-12-02
  • The Third King    57. RAJA KETIGA DAN RENCANA KECIL RAVANIA

    Hari penentuan ujian kedua pemilihan Ratu Hindinia. . . Arsyanendra yang baru saja selesai mengenakan pakaiannya kemudian berjalan dengan tergesa – gesa dan membuat Surendra dan para pengawalnya harus berjalan cepat untuk mengimbangi langkah Arsyanendra. Hari ini. . . Arsyanendra berniat untuk meminta penjelasan kepada Ravania yang dengan sengaja membuat dirinya menjadi bidak dalam ujian pemilihan Ratu Hindinia. Setelah melewati lorong – lorong panjang di dalam istana, Arsyanendra yang berjalan lebih cepat dari biasanya kemudian dengan tiba – tiba menghentikan langkahnya dan membuat Surendra bersama dengan para pengawal istana yang mengikutinya tiba – tiba menarik rem tubuh mereka secara mendadak. “Itu dia. . .” gumam Arsyanendra, “akhirnya ketemu.” Arsyanendra yang baru enam puluh detik yang lalu tiba – tiba menghentikan langkahnya kemudian membuat kakinya melangkah lagi dengan cepat. “Nona Indhira. .

    Terakhir Diperbarui : 2021-12-02
  • The Third King    58. RAJA KETIGA DAN PERTUNJUKKAN EMPAT CALON RATU

    Napas Virya terhenti selama beberapa detik ketika mendengar permintaan yang keluar dari mulut Arsyanendra. “Virya??” Panggilan Arsyanendra itu kemudian mengembalikan napas Virya yang terhenti selama beberapa detik. “Apa kamu bisa melakukannya, Virya?” tanya Arsyanendra lagi. Spontan, Virya menganggukkan kepalanya dan menjawab, “Jika Yang Mulia sudah memberikan perintah, maka saya harus melakukannya. Tapi kenapa Yang Mulia ingin meminta bantuan Kakak?” “Ada alasan yang tidak bisa aku katakan sekarang padamu, Virya. Nanti. . . aku pasti akan mengatakannya padamu.” “Baiklah, saya mengerti. Yang Mulia pasti tidak akan memberikan perintah tanpa lebih dulu memikirkan akibatnya. Saya yakin perintah Yang Mulia selalu benar seperti perintah – perintah yang selalu Yang Mulia berikan pada saya.” Arsyanendra terkekeh mendengar jawaban juru dari mulut Virya Balakosa untuk pertama kalinya yang memberikan p

    Terakhir Diperbarui : 2021-12-02
  • The Third King    59. RAJA KETIGA DAN KEMENANGAN RAVANIA

    Mendengar nama Narendra Balakosa yang menggantikan Arsyanendra kemudian membuat delapan duta perwakilan melemahkan pertahanan mereka karena delapan duta perwakilan meremehkan kemampuan Narendra Balakosa dalam pertaruhan judi. Tapi pada kenyataannya, hanya dalam waktu singkat Narendra Balakosa berhasil memenangkan semua taruhan dan membuat kedelapan duta perwakilan harus menuruti perintah pihak yang menang. Arsyanendra bertepuk tangan dengan kencang ketika melihat kemenangan Narendra Balakosa yang menggantikan posisinya untuk bertaruh. “Lihatlah, kalian bahkan tidak bisa membuat orangku kalah dalam taruhan. . .” ucap Arsyanendra dengan senyuman kebanggaannya. “Saudara sepupu Yang Mulia memang orang yang hebat,” puji Gulzar duta perwakilan dari negara Bara yang berbatasan dengan gurun di utara Hindinia. “Ya, sepertinya semua pemilik darah Balakosa adalah orang yang berkualitas. Nona Virya Balakosa dikenal dengan kec

    Terakhir Diperbarui : 2021-12-03
  • The Third King    60. RAJA KETIGA DAN SITUASI BERBAHAYA RAVANIA

    Aku harus membunuh gadis itu. . . Kalimat itu merasuk di dalam benak Variza Widyanatha yang tanpa sengaja melihat Arsyanendra dan Indhira Darmawangsa sebelum ujian tahap empat dimulai. Bagaimana gadis itu bisa membuat Yang Mulia tersenyum seperti itu? Bagaimana gadis itu bisa membuat Yang Mulia yang biasanya selalu menjaga jarak kini meniadakan jarak itu? Bagaimana bisa gadis itu yang memiliki kesempatan untuk membuat Yang Mulia melihatnya dengan tatapan penuh cinta? Bagaimana, bagaimana bisa?? Aku sungguh tidak terima. Aku benar – benar tidak terima jika aku kalah dari gadis sepertinya. # # # “Yang Mulia.” Panggilan Surendra itu kemudian membuat Arsyanendra yang belum lama duduk di ruangannya dan memejamkan mata sejenak, terkejut dan langsung membuka matanya. “Apakah saya mengganggu istirahat Yang Mulia?” tanya Surendra. “Tidak, Surendra. A

    Terakhir Diperbarui : 2021-12-03
  • The Third King    61. RAJA KETIGA DAN PENYELAMATAN RAVANIA

    “Yang Mulia,” panggil Surendra. “Bisakah Yang Mulia tidak ikut dalam proses penyelamatan Nona Indhira?” “Tidak, Surendra. Indhira berada dalam bahaya karena aku. Jadi sudah seharusnya aku turun tangan langsung untuk menyelamatkannya.” “Tapi. . . luka Yang Mulia masih belum sembuh dengan benar,” ucap Surendra yang berusaha untuk menahan Arsyanendra. “Luka ini. . .” Arsyanendra menunjukkan bahunya dan menggerakkannya di depan Surendra. “Kamu lihat, luka ini hanyalah luka ringan bagiku. Dua minggu adalah waktu yang cukup untuk memulihkanku.” “Tapi. . .” “Tidak ada tapi – tapian lagi, Surendra,” potong Arsyanendra. “Saat ini. . . Indhira sedang berada dalam keadaan bahaya dan tidak bisa menunggu kita berdebat di sini.” Surendra tidak bisa lagi menahan dan menghentikan Arsyanendra yang sudah membulatkan tekadnya seperti kebiasaannya di masa lalu. Arsyanendra membuka kotak penyimpnan pistol m

    Terakhir Diperbarui : 2021-12-03
  • The Third King    62. RAJA KETIGA DAN RASA LUPA

    “Sudah kukatakan, aku baik – baik saja, Surendra.” Arsyanendra mengulang lagi kalimatnya ketika melihat Surendra yang berdiri di samping tempat tidurnya dengan wajah cemas. “Kenapa Yang Mulia melakukan hal berbahaya itu lagi?” tanya Surendra yang telah kehilangan kesabarannya. “Sebelum ini, Yang Mulia terluka karena kelalaian saya yang tidak cakap dalam menjaga Yang Mulia. Hari ini. . . lagi – lagi, Yang Mulia menerjang bahaya padahal ada banyak pasukan yang bisa menangkap pelaku penembakan itu tanpa harus turun tangan dari Yang Mulia.” Arsyanendra menghela napas panjang sembari menahan rasa sakit di kaki kanannya yang terluka karena tergores peluru yang datang ke arahnya. “Aku maju bukan tanpa alasan, Surendra. Aku maju karena aku yakin, aku tidak akan terbunuh dalam penembakan tadi,” jelas Arsyanendra. “Tadi saat melihat peluru yang meluncur ke arah Indhira, aku mengenali peluru itu. Peluru itu adalah milik pelayan kesayangan

    Terakhir Diperbarui : 2021-12-03
  • The Third King    63. RAJA KETIGA DAN KEMATIAN YASAWIRYA

    Suara percakapan antara Arsyanendra dan Surendra berhasil membuat Ravania yang tertidur di samping tempat tidur Arsyanendra kemudian membuka matanya. Masih dengan mengerjap – ngerjapkan kelopak matanya, Ravania mengangkat kepalanya dan menatap ke arah Arsyanendra dengan tatapan datar. “Selamat pagi, Nona Indhira. . .” ucap Arsyanendra dan Surendra bersama – sama. Dua suara yang mengucapkan selamat pagi, membuat Ravania kemudian menatap ke arah Arsyanendra dan Surendra secara bergantian. Dan begitu sadar, Ravania kemudian berteriak, “Uwaaaaahhh. . . kenapa Tuan Surendra sudah ada di sini? Kenapa Yang Mulia juga ada di sini?” “Sepertinya Nona lupa jika semalam Nona tertidur di kamarku dan bukan kamar Nona,” ucap Arsyanendra yang kemudian mengangkat tangannya yang masih digenggam oleh Ravania. “Uwahhh,” teriak Ravania untuk kedua kalinya dan langsung melepaskan genggaman tangannya di tangan Arsyanendra. Ravania langs

    Terakhir Diperbarui : 2021-12-04

Bab terbaru

  • The Third King    80. RAJA KETIGA DAN KISAH MILIKNYA

    Ravania yang baru bisa kembali seminggu kemudian setelah menemani Zia Pramanaya yang terluka, berharap bisa bertemu dengan Arsyanendra ketika kembali ke ibu kota. Namun bukan kebahagiaan yang didapatkan Ravania ketika kembali ke ibu kota.Ini tidak mungkin, pikir Ravania.Begitu tiba di ibukota, seluruh bendera hitam di pasang di sepanjang jalan. Bendera yang sama seperti bendera di mana Raja Pertama dan Raja Kedua dinyatakan meninggal.“Maafkan aku, Nona Zia. Aku harus segera ke istana. Yang Mulia, aku harus bertemu dengan Yang Mulia.”Ravania berlari lebih dulu menuju ke istana dengan harapan bahwa apa yang terlintas di dalam benaknya saat ini adalah salah. Ravania mengabaikan para penjaga gerbang istana yang menundukkan kepalanya ketika melihat Ravania tiba. Ravania terus berlari dan mengabaikan banyak pelayan istana dan pengawal istana yang menundukkan kepalanya kepada Ravania dan memberikan salamnya kepada Ravania.

  • The Third King    79. RAJA KETIGA DAN RAJA KEEMPAT

    Ravania bersama dengan Virya dan Narendra butuh waktu dua hari untuk memastikan seluruh pasukan bantuan datang, membaginya menjadi empat dan membawanya ke ibu kota. Dalam perjalanannya, pasukan bantuan yang dikomandoi oleh Narendra masih harus melawan pasukan milik empat dewan penjaga perbatasan Hindinia yang akan berangkat ke ibu kota.Untuk melawan pasukan perbatasan yang dipimpin oleh empat kepala keluarga kaum aristokrat, Narendra dan pasukan tambahannya membutuhkan waktu tiga hari untuk menjatuhkan semua pasukan perbatasan. Di hari terakhir, Narendra bersama dengan pasukan bantuannya berhasil menyelamatkan pasukan yang dipimpin oleh Zia Pramanaya yang ditawan oleh pasukan perbatasan milik empat kepala keluarga kaum aristokrat.“Nona Zia,” teriak Ravania.“Akhirnya kalian datang, meski sedikit terlambat. . .”“Jangan banyak bicara, Nona Zia. Luka – luka Nona bisa semakin parah karena Nona ber

  • The Third King    78. RAJA KETIGA TURUN KE MEDAN PERANG

    Persediaan makanan yang semakin menipis, jumlah pasukan yang terluka yang semakin banyak serta suara ledakan dari perang di ibu kota terdengar oleh Arsyanendra bersama dengan Surendra yang terus menyusun pasukannya bersama dengan panglimanya.“Pasukan milik Nona Zia juga mengalami hal yang sama, Yang Mulia. Mereka tidak akan bertahan lebih dari tiga hari menahan pasukan perbatasan yang datang dari empat penjuru arah.”“Lalu bagaimana jika pasukan milik Zia berhasil ditembus, berapa lama lagi kita bisa menahan pasukan milik Arkatama dan pasukan milik perbatasan?”Arsyanendra memikirkan kemungkinan terburuk dalam peperangan yang akan terjadi beberapa hari ke depan.“Paling lama tiga hari setelah pasukan milik Nona Zia ditembus, Yang Mulia. Jumlah makanan yang semakin menipis, obat – obatan yang juga semakin banyak serta banyak menimbang jumlah pasukan yang tersisa bersama dengan jumlah granat dan p

  • The Third King    77. RAJA KETIGA BERPERANG

    Keesokan harinya, Ravania bersama dengan Ardizya, Virya dan Narendra Balakosa pergi keluar istana dengan menggunakan jalur rahasia yang tersembunyi di hutan istana.“Guru, apa benar jika kita meninggalkan Yang Mulia seorang diri?”“Ini perintah Yang Mulia. Apapun yang terjadi kita harus melaksanakan perintahnya. Terlebih lagi. . . aku dan Virya punya tugas khusus yang harus kami kerjakan ketika berhasil keluar dari Jako Arta.”“Tugas? Tugas apa itu?”“Membawa pasukan dari negara tetangga,” jawab Virya Balakosa.“Apa maksudnya dengan itu, Nona Virya??”“Selain kalah jumlah, pasukan milik Yang Mulia lebih banyak berisi kaum proletar yang tidak ahli dalam berperang. Jadi Yang Mulia sengaja mengirimku keluar untuk meminta bantuan kepada negara tetangga dan membuatku untuk bernegosiasi dengan mereka.”Mulut Ravania tertutup sembari m

  • The Third King    76. RAJA KETIGA DAN PERSIAPAN PERANG

    “Bagaimana dengan pasukan kita, Surendra? Jika seandainya kita berperang dalam waktu dekat, apakah kita akan siap untuk melawan mereka?”Arsyanendra yang menyadari perang sudah dekat kemudian mulai menyusun strategi dengan keadaan pasukan miliknya.“Mereka siap, Yang Mulia. Meski pasukan kita mungkin hanya setengah dari jumlah pasukan milik kaum aristokrat, tapi pasukan di bawah pimpinan Yang Mulia sudah siap untuk berperang.”“Kalau begitu seperti taktik perang sebelumnya, masukkan semua pasukan kita melalui jalan rahasia yang terhubung dengan hutan istana dan biarkan mereka membangun tenda di hutan istana untuk persiapan perang. Lalu siapkan titahku untuk dibawa oleh Virya dan Ravania nantinya. Sebelum perang terjadi, kita harus sudah mengeluarkan Ravania dan Virya dari ibu kota jika kita ingin menang dalam perang ini.”“Saya mengerti, Yang Mulia.”Surendra hendak kelua

  • The Third King    75. RAJA KETIGA DAN ULTIMATUM KAUM ARISTOKRAT

    “Lalu ke mana Indhira Darmawangsa yang asli selama ini berada?” tanya Narendra. “Kenapa kau harus bersusah payah membuat kembaran dari Indhira Darmawangsa untuk menggantikannya membantumu dan membuat keadaan semakin rumit, Arsyanendra??” “Tuan Narendra,” sela Surendra untuk kedua kalinya. Surendra hendak membuka mulutnya untuk berbicara menggantikan Arsyanendra namun niat Surendra yang terbaca oleh Arsyanendra lebih dulu, dengan cepat dihentikan oleh Arsyanendra dengan mengangkat tangannya lagi dan memberikan isyarat kepada Surendra untuk kedua kalinya. “Tapi, Yang Mulia. . .” kata Surendra. “Harus aku yang mengatakannya sendiri, Surendra,” jawab Arsyanendra kepada Surendra. Setelah berusaha untuk menenangkan Surendra, Arsyanendra kemudian mengalihkan pandangannya kepada Narendra dan memberikan jawaban yang diinginkan oleh Narendra. “Indhira Darmawangsa sudah meninggal sepuluh tahun yang lalu.” “Men

  • The Third King    74. RAJA KETIGA DAN RAHASIA KELAHIRAN RAVANIA

    Setelah mempermalukan tujuh kepala kaum aristokrat di depan istana, Arsyanendra kemudian memerintahkan kepada Surendra untuk membawa Bagram ke dalam istana dan menyembunyikannya di kamar Ravania. Sementara itu, Arsyanendra bersama dengan Ravania kemudian menikmati pesta yang diadakan untuk penobatan Ratu Hindinia yang digelar oleh istana. Dalam pesta penyambutannya, Arsyanendra kemudian mengenalkan banyak orang kepada Ravania dari presiden negara tetangga, Raja dari negara tetangga dan perwakilan dari beberapa negara yang sengaja datang ke Hindinia hanya untuk mengucapkan selamat kepada Ravania. Setelah empat jam pesta lamanya digelar, Ravania yang sudah sangat merasa lelah dengan jadwalnya yang padat selama sehari ini kemudian diperbolehkan untuk kembali ke kamarnya dan beristirahat. “Aku akan mengantarmu, Ratuku,” ucap Arsyanendra yang tiba – tiba muncul di samping Ravania dan menggandeng tangan Ravania. “. . .” Ravan

  • The Third King    73. RAJA KETIGA DAN KEHADIRAN ARDIZYA HARGANDI

    Arsyanendra yang sedang duduk di takhtanya kemudian bangkit ketika mendengar bisikan dari Surendra.“Mohon maafkan saya, Yang Mulia. Tapi Tuan Narendra mengirim pesan bahwa sesuatu yang buruk mungkin sedang terjadi saat ini gerbang istana.”Berusaha untuk tetap tersenyum dan bersikap seolah tidak terjadi apapun, Arsyanendra kemudian bertanya kepada Surendra.“Apa yang terjadi?”“Delapan kepala kaum aristokrat menghadap Nona Indhira yang baru saja memasuki istana.”“Kita pergi ke sana. Sepertinya kaum aristokrat sudah berusaha untuk melancarkan rencananya untuk menjatuhkan ratuku dan berusaha untuk memberi tahu padaku jika aku tidak akan pernah bisa menang dari mereka.”Setelah membalas ucapan Surendra, Arsyanendra kemudian melangkahkan kakinya dan berjalan menuju ke luar aula di mana saat ini Ravania sedang bersama dengan Narendra menghadapi tujuh kepala kelu

  • The Third King    72. RAJA KETIGA DAN PENOBATAN RATU HINDINIA

    “Bagaimana?” tanya Surendra dari luar ruang ganti Ravania ketika Ravania sedang mengenakan gaun untuk penobatan dan mencoba jubah kerajaan yang tidak berbeda dengan yang selama ini dikenakan oleh Arsyanendra. “Apakah Nona Indhira merasa kurang pas?”“Tidak, Tuan Surendra. Tuan bisa memberitahu pada Yang Mulia, jika semua pakaian yang harus aku kenakan besok telah sesuai dan cocok denganku.”“Baiklah kalau begitu, Nona. Setelah ini saya akan memberi kabar kepada Yang Mulia jika Nona sudah mencoba semua pakaian yang ada. Lalu, Nona. . .”“Ya, Tuan Surendra,” potong Ravania yang masih berada di dalam ruang ganti sembari mengganti pakaiannya kembali.“Saya hanya ingin memberitahu kepada Nona, jika besok Nona akan mendapatkan pengawal pribadi seperti saya.”“Siapa yang akan jadi pengawal pribadi, Tuan Surendra?” tanya Ravania penasaran.

DMCA.com Protection Status