Share

Chapter 9

Author: Suzy Wiryanty
last update Last Updated: 2021-08-03 11:46:59

"B-Bapak mau ngapain? Kok pintu kamar saya dikunci? Ini juga, ngapain Bapak pakai buka baju segala? Ingat ya, Pak. Saya ini perempuan tidak baik. Jangan sampai kesucian tubuh Bapak terkontaminiasi dengan kekotoran tubuh saya!" Maya mundur-mundur ketakutan.

"Anda ini kenapa sampai ketakutan seperti itu hah? Saya cuma mau minta tolong Anda untuk mengerikkan punggung saya. Biasanya Ibu saya atau Ceu Esih yang mengerikkan punggung saya, kalau saya sedang masuk angin. Berhubung ibu masih di Solo dan Ceu Esih sudah tidur, maka saya terpaksa minta tolong Anda yang mengerikkan. Anda jangan berfikir yang macam-macam !"

Orlando menjentikkan kening Maya dengan kesal.

"Oooh... cuma minta dikerokin toh? Bilang dong dari tadi. Jangan tiba-tiba main buka baju aja." Maya mengomeli Orlando.

Tetapi tak urung tangannya bekerja juga. Setelah Orlando duduk tegak di ranjangnya. Maya segera membalurkan minyak gosok ke punggung lebarnya. Orlando memberikan satu koin seperti uang zaman Belanda yang biasa dipakai ibunya untuk mengerik katanya.

"Pak polisi, di zaman milenial ini jangan lagi bilang sakit masuk angin. Dalam dunia medis, nggak ada penyakit yang namanya masuk angin, Pak. Istilah ini hanyalah pemeo yang digunakan oleh orang-orang zaman dahulu sebelum mengenal bahasa ilmiah.

Sebenarnya masuk angin itu adalah penggambaran dari gejala yang dirasakan seseorang saat kondisinya sedang nggak fit. Seperti pusing, mual, perut kembung, rasa pegal pada otot dan sendi, bahkan muntah-muntah. Mirip gejala yang timbul pada penderita influenza."

"Sok tahu Anda ini Bu Maya. Memangnya Anda ini dokter?" Orlando memotong ucapan Maya yang bersikap seolah-olah ia adalah seorang dokter.

"Bapak kalau dikasih tahu nggak percaya sih. Asal Bapak tahu ya, mengerik ini fungsinya bukan untuk membuang angin. Buang angin itu adalah maaf, kentu*, Pak. Mengerik ini fungsi sebenarnya adalah untuk menghasilkan suatu reaksi inflamasi atau peradangan yang bertujuan untuk menetralisir penyebab sakit dan menghilangkan jaringan yang telah mati sehingga proses penyembuhan menjadi lebih cepat.

Inflamasi memiliki ciri seperti kemerahan pada kulit yang dikerok. Yang menandakan karena adanya jaringan yang meradang dan mengandung banyak darah. Pembuluh kapiler pada jaringan tersebut tadinya kosong karena menyempit kemudian melebar dan diisi oleh darah. Itulah mengapa saat punggung kita dikerok akan timbul warna kemerahan atau merah kebiruan pada kulit. Selain itu kerokan juga mampu untuk membantu tubuh menghasilkan morfin alami yang disebut beta endorfin yang produksinya diatur oleh jaringan endotel, jaringan terdalam dari pembuluh darah. Fungsi dari endorfin itu sendiri diantaranya mampu meredakan nyeri dan mengatasi stress. Itu fungsi yang sebenarnya, Pak. Bukan untuk mengeluarkan angin dari tubuh Bapak," terang Maya lagi.

"Mengerik juga nggak boleh asal-asalan lho, Pak. Cara kerikan yang benar adalah dengan mengerik lurus sejajar dengan tulang belakang. Menyamping lalu sejajar dengan arah bahu agar melalui titik tertentu. Dimulai dari atas ke bawah. Koin pengerik dipegang 45 derajat agar saat bergesekan dengan kulit nggak terlalu sakit. Terus-"

"Sudah kamu jangan nyerocos terus. Makin pusing kepala saya yang ada. Awas, saya mau berbaring dulu. Pegal saya bersila terus dari tadi."

Setelah punggungnya selesai dikerik, Orlando pun mulai tidur menelungkup di ranjang Maya. Dia tampak sangat mengantuk. Matanya sudah separuh terpejam.

"Sekarang pijat dulu badan saya biar rileks. Saya capek seharian mengawal Anda ke sana ke mari. Sekarang gantian Anda yang harus merawat saya agar kembali fit seperti semula."

Dengan mata yang juga separuh terpejam karena mengantuk, Maya terpaksa kembali memijat punggung lebar Orlando. Sambil memijat ia tampak berkali-kali menguap lebar.

"Bapak juga jangan terlalu sering dikerik. Ada efek sampingnya juga lho itu, Pak. Terbukanya pori-pori kulit justru memberi jalan masuk bagi bakteri dan virus. Pori-pori kulit yang terbuka lebar oleh karena efek gesekan kulit dengan benda tumpul maupun karena panas tubuh yang meningkat, akan memudahkan bakteri dan virus masuk kedalam tubuh. Memang efeknya nggak akan langsung terasa oleh tubuh, tapi akan muncul di kemudian hari."

Karena tidak mendengar sahutan dari mulut pedas Orlando, Maya pun mulai mendekatkan wajahnya pada Orlando. Rupanya polisi songong itu sudah tertidur karena keenakan di pijat.

===================

Orlando terbangun di tengah malam saat merasakan tubuhnya diselubungi oleh kelembutan dan keharuman khas bunga-bunga liar. Selain itu ia juga merasakan tangannya seperti memegang sesuatu yang hangat dan empuk. Orlando heran apakah ia sedang bermimpi. Karena penasaran ia pun meremas bulatan yang terasa empuk dan enak sekali untuk di genggam itu. Matanya juga perlahan-lahan mulai terbuka. Orlando kaget saat mendapati wajah Maya yang dekat sekali dengan wajahnya sendiri. Bahkan hembusan nafas Maya pun terasa menyapu-nyapu lehernya. Ingatan Orlando yang berceceran mulai menyatu satu persatu. Rupanya ia ketiduran di sini setelah keenakkan dikerik dan dipijat oleh Maya. Dan sepertinya Maya pun jadi ikut ketiduran disisinya.

Dalam diam Orlando memperhatikan setiap detail wajah Maya. Wanita ini sebenarnya memiliki paras yang elok sekali. Matanya yang biasanya tampak tajam dan terkadang membangkang, kali ini terpejam rapat. Alisnya begitu tebal sampai ia tidak perlu lagi menggambarinya seperti wanita-wanita pada umumnya. Ia bahkan pernah melihat Bripda Maharani menstempel alisnya. Bayangkan, alis distempel seperti hendak dilegalisir saja. Bibirnya, nah ini yang paling sering membuatnya sakit kepala. Bibirnya penuh dengan bentuk hati yang bagus sekali. Seperti mengundang orang untuk melumatnya. Sungguh sangat disayangkan, paras seelok ini harus disandingkan dengan kelakuannya yang tidak ada bagus-bagusnya sama sekali.

Para lelaki bahkan sampai rela meninggalkan pasangan setia mereka hanya demi untuk mereguk kenikmatan duniawi dari makhluk yang sekarang berada dalam pelukannya saat ini.

"Lo bilang bakal bikin ini polisi jadi budak cinta lo sepertinya berhasil dengan baik. Lo emang hebat!"

Percakapan antara Maya dan Rheina yang ingin menjadikannya budak cinta kembali terngiang-ngiang ditelinganya. Wanita ini ingin menjadikannya budak? Hah coba saja! Orlando menjadi geram sendiri. Entah mengapa tiba-tiba ia berniat untuk menaklukkan Maya agar wanita liar ini menjadi jinak pada dirinya.

Dan bulatan lembut yang disentuh oleh Orlando tadi ternyata adalah payudar* kanan Maya. Begini rupanya rasa payudar* wanita. Orlando yang penasaran kembali meremasnya gemas. Makin lama rasa penasarannya semakin meningkat. Sesuatu didirinya mulai menggeliat bangun. Dia ini pria dewasa dengan segala kebutuhan biologis dasarnya. Tubuh molek Maya dengan sebelah anggota tubuh yang ada didalam genggamannya membuat nya turn on seketika. Orlando kini mulai membuka kancing piyama Maya satu persatu sehingga terbuka semuanya. Sorot matanya makin liar saat menatap penutup dada katun sederhana yang menutup kedua payudaranya. Tangannya seolah-olah bergerak sendiri saat ia mulai mengeluarkan dengan sengaja kedua isinya dengan nafas yang semakin memberat karena nafsu. Dengan kepala yang semakin tidak bisa diajak kompromi, Orlando pun mulai menempelkan wajahnya di antara lembah yang hangat dan curam milik Maya. Bibirnya pun mulai bergerak sendiri dan mencari-cari sesuatu yang saat ditemukannya dilumatnya seketika. Tetapi perbuatannya kali ini telah membangunkan sosok jelita yang sebelumnya tengah tertidur dengan damai tersebut.

Maya bermimpi aneh. Seperti ada sesuatu yang merayapi dadanya dan membuat sekujur tubuhnya merinding. Ada perasaan aneh yang diam-diam menelusup ke dalam hatinya. Tetapi entah mengapa Maya merasa mimpi itu semakin lama semakin terasa nyata hingga ia pun akhirnya membuka kedua matanya. Kesadaran Maya langsung timbul saat melihat Orlando sudah mempreteli kancing bajunya dan mengeluarkan isi dadanya dari balik branya. Bukan hanya itu saja, Orlando juga sudah tidak mengenakan apa-apa alias naked!

"Apa yang sedang Bapak lakukan? Lepaskan Pak! Lepaskan!" Maya mendorong kepala Orlando yang sepertinya tidak mau melepaskan mainannya. Maya yang kini sudah dalam keadaan sadar seratus persen mulai menggeliat, memukul dan menendang Orlando yang seperti memang benar-benar tidak ingin melepaskan tubuhnya. Orlando kini malah melepaskan pakaian atas Maya dan membuka kait bra nya. Orlando juga ikut menarik celana karet piyama dan dalamannya sekaligus! Maya sudah benar-benar dalam keadaan naked, begitu pula dengan Orlando.

"Kamu jangan berlagak suci dan bertingkah seperti seorang perawan saja, Maya. Saya hanya ingin membantu kamu mendapatkan pelampiasan yang sudah beberapa minggu ini tidak kamu dapatkan, dasar pelacu* murahan! Kamu bilang tadi ingin menjadikan saya budakmu ya? Hah! Coba lihat sekarang, siapa yang menjadi tuan dan siapa yang budak!"

Harga diri Orlando yang terlukalah yang menjadikannya kehilangan akal sehat dan ingin membalas dendam pada Maya. Ia merasa dilecehkan! Untuk itu ia ingin balas melecehkan agar wania ini agar ia tahu bagaimana sakitnya saat dijadikan barang taruhan dan direndahkan harkat dan martabatnya!

Orlando bahkan sudah menganti kata Anda menjadi kamu sekarang. Selain itu dia juga sudah memanggil Maya hanya dengan nama depannya, tanpa embel-embel sebutan ibu lagi.

Jari jemari Orlando mencengkram kuat kedua pergelangan tangan Maya hingga Maya tidak bisa lagi memberontak. Tangannya yang lain bergerak membelai pipi mulus Maya yang sudah basah oleh air mata ketakutan dan ketidak mengertian akan sikap Orlando yang mendadak seperti kesetanan ini. Orlando menurunkan wajahnya sehingga bibirnya begitu dekat dengan bibir Maya dan mulai menghirup nafas panas dan rasa takut yang tergambar dari raut wajah yang saat ini pucat pasi itu.

"Make me hard, come on!"

Orlando tersenyum sinis sambil menatap Maya yang tampak marah sekaligus juga... takut sepertinya.

"You son of a bitc*! Go to hell!"

Maya memaki kasar dalam ketakutannya. Ia bahkan seperti tidak sadar dengan makian-makiannya.

"Hahahaha... makian itu sebenarnya lebih cocok ditujukan untuk dirimu sendiri, jalang kecil! Mengenai neraka? Been there. It wasn't pretty. Believe me."

Maya menggerung marah dan mencoba melepaskan diri dari kuatnya pelukan Orlando. Orlando memegangnya erat dan mengarahkan wajah Maya agak sejajar dengannya. Ia mencium Maya dengan paksa, menyerang bibir lembutnya dengan membabi buta sementara Maya terus saja memberontak liar di bawah tubuhnya.

"Lepaskan! Abi! Umi! Tolong Gadis!" Maya berteriak ketakutan saat merasakan sesuatu seperti hidup dan mencoba menembusnya berkali-kali.

"Mas Jaka! Mas Putra!Tolong Gadis!" Maya kembali berteriak ketakutan sekaligus kesakitan. Ia merasa sesuatu seperti merobek dirinya menjadi dua bagian. Perih dan lembab terasa di bawahnya.

Ketika Maya kembali hendak menjerit Orlando seketika membungkam mulutnya dengan ciuman panas.

"Sebenarnya saya tidak semurahan ini dalam menyalurkan hasrat. Tetapi saya memang harus melakukan ini agar kamu selalu ingat untuk tidak menyinggung harga diri seorang laki-laki. Ingat, ini adalah hukuman buat kamu yang sudah menjadikan saya sebagai monyet taruhan!"

"Sa-sakit, Pak! Tolong lepaskan saya. Saya minta maaf, Pak. Saya tidak ingat dengan apa yang saya lakukan du-dulu."

"Terlambat!" Dan Orlando merasa heran saat dirinya seperti kesusahan menebus diri Maya. Ada seperti semacam selaput yang menolak invasi dirinya.

Tidak mungkin! Batinnya. Mana mungkin seorang istri dan penjaja cinta seperti Maya ini masih perawan! Dan ketika laju asmaranya sudah tidak dapat di tahannya lagi, ia pun memuaskan dirinya dengan mengubur dirinya dalam-dalam pada diri Maya. Dan terkulai lemas setelahnya.

Ketika semua telah usai, pandang matanya menatap satu titik yang sepertinya tidak dapat di percaya. Darah suci Maya! Maya ternyata masih perawan, tadinya! Sebelum ia merenggutnya dengan paksa. Maya masih perawan? Tidak mungkin. Tidak masuk akal. Satu hal yang paling masuk akal adalah, wanita ini BUKAN Maya!

"Gadis, Umimu sudah pulang belum, Nak?"

"Belum, Abi. Tadi Umi telepon, kata Umi masih banyak sekali pasien-pasien Umi yang mau melahirkan di PUSKESMAS."

"Mas Jaka, kenapa sih Mas mau jadi seorang chef? Mas nggak kepengen apa kayak Mas Putra. Jadi tentara. Kan keren Mas? Eh Mas, nasi uduk dalam bahasa inggris disebut apa sih, Mas?"

"Rice cooked in coconut milk, Gadis. Ayo mau tanya apalagi, Dis?"

"Abi, kenapa kalau dikerik tubuh jadi terasa enak ya?"

"Abi jawab sesuai dengan disiplin ilmu Abi yang seorang guru fisika ya, Nak." Nah mengerik tubuh itu dipercaya sebagai bukti nyata dalam perwujudan ilmu Einstein E=MC2. Yang menerangkan bahwa energi muncul karena pergesekan dua benda. Jika permukaan tubuhmu digosok-gosokan dengan tangan atau benda tumpul dengan cepat, maka suhu panas dalam tubuh akan meningkat. Karena meningkatnya panas dalam tubuh, maka akan terjadilah perlebaran pembuluh darah sehingga oksigenasi atau pasokan oksigen menjadi lebih baik karena peredaran darah kembali lancar dan rasa sakit di tubuh pun mereda. Paham Gadisnya Abi?"

"Mas Putra kok perginya lama banget sih Mas? Gadis kan rindu."

"Mas ini kan tentara, Dis. Mas itu wajib menjaga ketentraman negara ini dari invasi-invasi pihak asing yang ingin mengganggu stabilitas negara kita. Nanti kalau tugas Mas sudah selesai, mas pasti pulang kok, Dis. Sabar ya, Dek?"

Maya mendadak seperti melihat potongan-potongan puzzle berputar-putar di dalam kepalanya. Siapa orang-orang itu? Dan apa hubungannya dengannya?

Tok! Tok! Tok!

"Maya, ada apa sih malam-malam berteriak-teriak terus? Kamu mimpi atau amnesia kamu kumat hah?"

Orlando menajamkan pendengarannya. Astaga itu suara ibunya! Sepertinya ibunya sudah kembali dari Solo. Bisa kacau kalau ibunya memergoki keadaan mereka berdua yang seperti ini. Dengan cepat Orlando pun segera mengenakan pakaiannya.

"Ceu, tolong ambilkan kunci cadangan kamar Maya."

Mampus! Orlando bukan mengkhawatirkan dirinya. Tetapi dia mengkhawatirkan keadaan Maya. Pasti Maya lah yang akan dihujat dan disalahkan oleh ibunya.

Ceklek!

"Astaghfirullahaladzimmm! Apa yang sudah kamu lakukan terhadap anak saya, Maya? Dasar perempuan tidak bermoral! Kamu berani berbuat maksiat di rumah saya bahkan berani mengajak anak laki-laki kebanggaan saya untuk ikut berperan serta di dalam ya? Dasar kamu memang wanita tidak bermoral!"

PLAK! PLAK!

"Ibu! Sudah! Bukan Maya yang salah, Bu. Tapi Lando!! Sudah Bu, sudah!" Orlando menahan tangan ibunya yang terus saja berusaha menyakiti Maya.

Sementara Maya, ia seperti tidak menyadari kejadian heboh yang saat ini sedang terjadi di depan matanya. Dia bahkan tidak merasakan sedikit pun rasa sakit saat pipinya ditempeleng keras hingga kepalanya terlempar ke samping. Matanya hanya menatap kosong dan lurus kedepan. Dia seperti mayat hidup sekarang. Matanya yang kosong kini mulai berkaca-kaca saat mengingat potongan percakapan-percakapan di kepalanya tadi.

"Bukan Maya? Jadi saya ini siapa? Saya siapa?" Maya berteriak-teriak ketakutan akan kegelapan masa lalu yang tidak bisa diingatnya. Maya berdiri dan ingin berlari ke depan. Sebelum bed cover itu melorot turun dan memperlihatkan seluruh tubuh nakednya, Orlando langsung melompat dan menahan bed cover di tubuh Maya.

"Ceu, Eceuk tolong jaga Bu Maya sebentar ya? Biar saya bicara dengan ibu dulu." Orlando pun segera membawa pergi ibunya yang terlihat masih ingin menyakiti Maya keruang keluarga.

"Neng Maya, si eneng teh kenapa? Sadar atuh, Neng. Ini teh Ceu Esih. Jangan takut sama Eceuk ya, Neng?"

"Saya bukan Maya, Ceu."

"Kalau Eneng bukan Neng Maya, jadi si Eneng ini teh siapa?"

"Sa-saya juga nggak tau, Ceu! Nggak tau! Hiks... hiks... hiks...

Related chapters

  • The Tears I Shed   Chapter 10

    "Umi, kenapa sih nama Gadis itu Gadis? Nanti kalau Gadis udah jadi nenek-nenek masak dipanggil Gadis juga. Kan nggak lucu, Umi?""Umi dan Abi itu memberikalian nama sesuai dengan jenis kelamin kalian, sayang. Karena kedua kakakmu laki-laki, maka Umi dan Abi memberikan mereka nama Putra Tirta Sanjaya dan Jaka Tirta Sanjaya. Nah, karena Gadis itu anak perempuan yang tiba-tiba saja dititipkan oleh Allah Subhanawaata'ala pada Umi dan Abi, maka kami menamakan kamu Gadis Putri Sanjaya. Yang artinya Gadis adalah putrinya Pak Sanjaya. Mengerti sayang? "Dengar, sayang. Apa pun kelak yang akan terjadi dikemudian hari, percayalah Umi dan Abi amat sangat menyayangi dan mencintai kehadiranmu di tengah-tengah kehidupan kami. "Umiii!... Abiiii!"Maya terbangun dengan tubuh basah kuyub dan dibanjiri oleh keringat. Dia bermimpi lagi tentang pembicaraan seorang a

    Last Updated : 2021-08-03
  • The Tears I Shed   Chapter 11

    "A—abang saya? Sa—saya masih punya Abang?" Mata Maya bermozaik saat merasa ada keluarganya di sini. Berarti ibu dan ayah laki-laki ini adalah ibu dan ayahnya juga. Ibu dan ayah yang tidak mau lagi mengakui keberadaannya di dalam kehidupan mereka karena malu dengan perangainya. Maya terus saja menatapi laki-laki yang mengaku sebagai abangnya ini lekat-lekat. Akhirnya ada juga orang yang mengakuinya sebagai bagian dari keluarganya."Maaf ya, Bang. Maya sedang kurang sehat ingatannya. Maya... Maya melupakan banyak hal, Bang. Ayah dan i—ibu sehat?" Kali ini lelehan air mata Maya mengalir juga setelah mati-matian coba ia tahan. Maya merindukan saat-saat di mana sebuah komunitas kecil yang bernama keluarga akan memeluknya erat tanpa perlu menanyakan kebenaran atau pun kesalahannya. Bukankah dalam keluarga kita hanya mengenal cinta dan kasih sayang? Tidak peduli apakah kita itu cantik, jelek, salah mau pun benar. Mereka pasti akan saling menduku

    Last Updated : 2021-08-03
  • The Tears I Shed   Chapter 12

    Drttt... drttt... drttt..."AKBP Orlando Atmanegara, segera meluncur kekomando. Jajaran 6 dan rembang-rembang menemukan bandung-bandung baru. Saya tunggu Anda sekarang juga sini."Siap laksanakan Pak KomJendpol!""Giselle, Mas ada tugas dari atasan, Mas. Kamu jaga Ibu baik-baik ya di sini?" Orlando memasukkan kembali ponselnya ke dalam saku dan meraih tas ranselnya. Bersiap-siap ke kantor polisi."Bagaimana Ibu bisa sembuh kalau saat pulang nanti pun Ibu akan kembali melihat wajah perempuan itu lagi. Itu sama saja artinya Mas tidak ingin Ibu sembuh. Mas kan sudah tahu apa penyebab Ibu sampai kita bawa ke sini?"Giselle mendengkus kasar. Ia dongkol sekali karena melihat kakaknya lebih membela perempuan tidak bermoral itu daripada ibu kandung mereka sendiri."Kamu tidak usah memberi Mas nasehat yang tidak Mas butuhkan. Satu hal lagi, jangan m

    Last Updated : 2021-08-03
  • The Tears I Shed   Chapter 13

    "Angkat tangan dan rapatkan tubuh Anda ke tembok!"Untuk meminimalisir resiko, Orlando menarik si penyusup dan merapatkannya ke tembok dengan posisi tangan kiri terangkat ke udara. Tangan kanannya tidak kuasa diangkat, karena sudah terlebih dahulu dipatahkan oleh Orlando.Dengan gerakan cepat pula Orlando menggeledah sekujur tubuh si penyusup, untuk mencari kalau-kalau ada senjata tajam atau senjata api lain yang tertinggal, sebelum kemudian memborgolnya. Tangan kanan Orlando meraih HT dan terlihat melakukan panggilan."Kepada Bripda Sahat harap meluncur ke Timor Kupang Pati. Ada anak kijang 33 10-2 Nikmat Rasa. Kordinasikan semua team via buntut tikus. Bandung bandung ada. Segera bawa anak kijang ke komando. Patah tangan bawa ke Rembang Solo. Ganti 813!Orlando kemudia memaksa si penyusup untuk berdiri dan memborgolnya pada jerj

    Last Updated : 2021-08-03
  • The Tears I Shed   Chapter 14

    "Ini kamar kamu, Gadis. Kamu suka tidak? Kalau kamu tidak suka, besok biar Abang ganti semua dekorasi kamar ini sesuai dengan selera kamu."Gadis memandangi interior kamar yang begitu mewah, yang dan didominasi dengan nuansa coklat cream yang memberi kesan begitu hangat dan akrab. Dindingnya dihiasi dengan wallpaper abstrak bermotif serat kayu. Pandangan Gadis mengembara pada lantai yang dipijaknya. Saking kilatnya, Gadis sampai merasa ia bahkan bisa berkaca di sana. Ditambah dengan karpet bulu dan ranjang berkanopi, Gadis seolah-olah merasa sedang terlempar pada keanggunan pada masa victorian era.Semua dekorasi dan ornamen-ornamen yang menghiasinya terlihat klasik dan antik. Sepertinya kakaknya ini suka pada hal yang berbau-bau classy dan elegant. Ruangan ini seolah-olah meneriakkan satu kata, yaitu mahal!"Oalah Bang... Bang... Gadis aja sampai nggak tega ini mau nginjek karpetnya, saking takutnya meru

    Last Updated : 2021-08-03
  • The Tears I Shed   Chapter 15

    "Kenapa Bapak sekarang mau mencium saya? Padahal tiga hari yang lalu Bapak masih begitu alergi kalau dekat-dekat saya. Nggak takut apa kalau kesucian jiwa raga Bapak akan terkontaminasi dengan kekotoran diri saya?" tukas Gadis ketus. Saat ini mereka telah berada di dalam mobil. Dan Gadis masih mempertanyakan keinginan ajaib Orlando."Anda kan bukan Maya. Jadi tidak masalah kalau saya berdekatan dengan Anda. Lain halnya kalau Anda itu Maya. Saya tidak sudi berdekatan dengan wanita bekas pakai dan menjadi tempat muntahan orang banyak itu. Apalagi saudara kembar Anda itu menjajakan diri dan berpenghasilan dari sana. Jijik saya."Orlando menjawab dengan raut wajah yang benar-benar mencerminkan semua kata-kata yang di ucapkannya. Sepertinya dia memang begitu anti pati dengan segala sesuatu yang berhubungan dengan Maya."Begitu? Berarti Bapak seharusnya juga jijik dong dengan saya? Saya kan juga

    Last Updated : 2021-08-03
  • The Tears I Shed   Chapter 16

    Gadis menaiki undakan tangga. Menuju pintu samping restaurant yang merupakan jalur khusus untuk para staff dan karyawan, saat sebuah suara bariton memanggilnya mesra."Apa kabar, Gadisku?" Gadis dan Orlando saling berpandangan. Gadis sama sekali tidak merasa mengenal sosok tinggi besar berseragam pilot ini. Laki-laki ini siapa? Gadis refleks mendesakkan tubuhnya ke arah Orlando, saat sosok gagah itu terlihat berjalan mendekatinya. Gadis merasa tidak nyaman saat ada orang asing yang mendekatinya. Sejak pria asing kemarin mencoba melukainya, Gadis trauma."Selamat pagi. Maaf Anda ini siapa?" Orlando memberi gerakan hormat sopan ala polisi pada sang pilot. Tetapi bahasa tubuhnya waspada seketika."Oh ya, Anda pasti pengawal Gadis saat ini. Bapak Orlando Atmanegara ya?" Sang pemuda berseragam pilot bermaksud menyalaminya. Namun Orlando tidak menyambut uluran tangannya. Orlando hanya mengangguk singkat. Ia menjaga sega

    Last Updated : 2021-08-03
  • The Tears I Shed   Chapter 17

    "Huwaaaaa... mommy datang juga akhirnya. Cinta kangeeennn banget sama mommy!" Gadis kaget saat pintu apartemen terbuka, dan seorang gadis cilik langsung saja melompat dan menggelayuti tubuhnya seperti layaknya seekor kera."Astaga, Cinta. Jangan melompat seperti itu sayang. Tuh kan jadi kaget mommynya? Untung aja mommynya nggak jatuh."Gupta menahan punggung Gadis, saat melihatnya sempoyongan menahan berat badan Cinta. Sementara Gadis sendiri terkesima ketika melihat seorang gadis cilik yang wajahnya plek ketiplek dengan wajahnya sendiri. Tetapi gadis cilik ini sepertinya sudah cukup besar. Umur berapa lah Maya mengandungnya?"Hallo, Cinta. Maafin mom-mommy ya, sayang? Mommy sibukkk... sekali akhir-akhir ini. Cinta jangan marah ya? Kan sekarang mommy sudah datang. Eh Cinta ini umurnya berapa sih?" Karena tidak kuat menahan rasa penasaran, akhirnya Gadi

    Last Updated : 2021-08-03

Latest chapter

  • The Tears I Shed   Extra Part

    "Mbak Gadis, melahirkan itu sakit nggak sih? Salwa takut, Mbak. Menjelang hari Hnya seperti ini, Salwa keder, Mbak. Ngeri."Gadis yang sedang menyusui Dimetrio Atmanegara, putra pertamanya mengalihkan pandangannya pada Salwa. Sahabat sekaligus partner in crimenya di restaurant dulu yang kini telah menjadi kakak iparnya. Salwa menikah dengan Putra Tirta Sanjaya, kakak sulungnya satu setengah tahun yang lalu. Kini Salwa tengah hamil tua dan tinggal menghitung hari kelahirannya. Tidak heran kalau kakak iparnya ini ketakutan memikirkan betapa menyakitkannya proses kelahiran yang harus ia lalui."Begini ya, Salwa. Mbak akan memberi gambaran dari mana muncul rasa sakit itu dulu sebelum asumsi kamu melebar kemana-mana. Salwa, dengar, penyebab sakit saat melahirkan itu biasanya adalah karena kontraksi otot. Rahim kita ini memiliki banyak otot. Otot ini akan berkontraksi dengan kuat untuk mengeluarkan bayi s

  • The Tears I Shed   Chapter 46(end)

    Rumah mewah yang terletak di pinggir pantai itu tampak mentereng dan megah. Karta Suwirya membangunnya terpisah cukup jauh dari penginapan exclusive khusus untuk para turis yang datang berkunjung. Terlihat sekali Karta menginginkan agar privacynya tidak terganggu. Dalam gelapnya malam, rumah itu bersinar layaknya cahaya mercusuar. Pantai ini sebenarnya adalah pantai daerah wisata. Sementara penginapannya terletak diseberang pulau. Jadi untuk mencapai penginapan dan akses keluar masuk pulau, para penghuninya harus menggunakan kapal ferry. Begitu pun untuk kegiatan sehari-hari. Penginapannya memang sangat mewah namun sangat terpencil. Daerah wisata seperti ini biasanya adalah destinasinya para pengantin baru yang ingin honeymoon. Karena kesan yang di tampilkan itu private dan juga intimate. Di tempat inilah Kartasuwirya biasanya menyembunyikan para selingkuhannya. Tempat yang sampai sejauh ini belum terendus oleh istrinya. M

  • The Tears I Shed   Chapter 45

    Dalam diam Gadis menajamkan pendengarannya. Pada saat matanya tidak bisa ia gunakan, maka telinganya lah yang akan ia maksimalkan. Ia sama sekali tidak mau mati konyol di sini. Ia tahu bahwa panik tidak akan memberikan manfaat apa-apa selain membuat tekanan darahnya meninggi dan kemampuan berpikir sel-sel otaknya menjadi lumpuh. Mobil berjalan cepat dan semakin lama perjalanan sepertinya semakin menurun dan berkelok-kelok. Perut Gadis seperti sedang dikocok-kocok saking mualnya. Gadis menarik nafas pelan-pelan dan menghembuskannya secara teratur. Ia tidak bisa mengeluarkannya dari mulut karena mulutnya telah di lakban. Gadis sampai mengeluarkan keringat dingin saking enegnya. Setelah perjalanan di dalam mobil yang rasanya lama sekali, akhirnya mobil yang membawanya berhenti juga. Telinga Gadis langsung menangkap suara debur kencang ombak yang memecah pantai. Berarti ia sedang diasingkan pada sebuah pantai. Benaknya mencatat baik-baik semua tanda

  • The Tears I Shed   Chapter 44

    Hujan deras diiringi suara petir yang menggelegar membuat Gadis yang ditinggal sendirian di rumah menjadi ketakutan. Dua orang ART orang tuanya yang merupakan ibu dan anak, sudah tidur sejak jam sembilan tadi. Hujan deras di malam hari memang cenderung membuat orang lebih cepat mengantuk. Sebenarnya tadi Gadis berat sekali melepas Orlando untuk bertugas. Entah kenapa malam ini hatinya resah dan perasaannya tidak enak. Gadis merasa mungkin ini semua adalah akibat dari hormon kehamilannya.Demi membunuh rasa sepi dan ketakutannya, Gadis menonton televisi sambil menunggu kantuk menghampirinya. Tetapi walaupun pandangannya mengarah kedepan, Gadis sama sekali tidak bisa menikmati apa yang disajikan didepan matanya itu. Dia sangat gelisah!Ceklek!"Arrghhhh!"Gadis menjerit kaget saat pintu kamarnya tiba-tiba saja terbuka. Setelah melihat dua orang Asisten Rumah Tangga orang tuanya masuk

  • The Tears I Shed   Chapter 43

    Disepanjang perjalanan pulang Orlando berkali-kali melirik Gadis yang duduk diam bagai arca di sampingnya. Dia yang modelnya lempeng dan tidak mengerti cara merayu ini bingung harus mencari topik apa untuk membuka obrolan. Bayangkan saja, dia yang sehari-hari cuma menginterogasi dan menekan para bandit dan juga penjahat, kini di paksa harus menjadi Sudjiwo Tejo. Orlando khawatir kata-kata indah yang sudah susah-susah dirangkainya bukannya terkesan mesra tetapi malah lebih mirip Berita Acara Pemeriksaan lah ujung-ujungnya. Kan bisa gawat jadinya."Abang memang orang yang kaku dan tidak bisa melakukan apapun dengan benar, tapi satu hal yang perlu kamu ketahui sayang. Abang sangat mencintai kamu. Tolong maafkan kebodohan Abang yang sudah membuat kamu sedih dan sakit hati. Maaf jika selama ini mungkin Abang kurang perhatian kepada kamu. Karena jujur Abang sering kali bingung saat harus membagi waktu antara harus ngangenin kamu atau miki

  • The Tears I Shed   Chapter 42

    Selama menunggu atasannya membawa pulang istrinya ke rumah kediaman Antariksa, Orlando menunggu di pintu gerbang. Ia terus berjalan hilir mudik sehingga membuat SATPAM di pos jaga ikut stress melihatnya. Dibenaknya terus saja mengulang-ulang adegan di wajah basah penuh air mata istrinya tengah tertidur pulas dalam pelukan atasannya. Orlando sungguh tidak terima karena ia bahkan tidak pernah menyentuh kulit Rani kecuali hanya untuk bersalaman. Ia menghormati Rani sebagai seorang perempuan sekaligus juga istri atasannya. Bagaimana ia tidak emosi jiwa membayangkan kalau istrinya dirangkul-rangkul dan dipeluk-peluk laki-laki lain?Padahal Orlando tidak tahu saja kalau penampakan di photo itu hanyalah pencitraan publik semata. Fatah melakukannya untuk membalas rasa kesalnya pada Orlando. Orlando pasti tidak tahu cobaan seperti apa yang ia dapatkan behind the scene photo itu ia kirimkan.Ceritanya akibat Gadis yang terus menerus menangi

  • The Tears I Shed   Chapter 41

    Orlando berlari menuruni tangga darurat saat melihat istrinya dan atasannya menutup lift. Masih terbayang di matanya pemandangan kecewa atasannya. Dan yang paling memerihkan hatinya adalah kala melihat air mata sakit hati yang terbias dari bola mata istrinya. Shit! Dia sama sekali tidak menduga kalau istrinya bisa ada di sini. Siapa yang memberitahukannya? Atasannya juga. Mengapa mereka bisa datang secara bersamaan? Pertanyaan mengapa dan mengapa, terus berkecambuk di benaknya.Orlando tiba di basement dan langsung berlari kencang menuju ke parkiran. Bersiap-siap menghadang, apabila atasan dan istrinya akan meninggalkan apartement. Matanya menatap tajam setiap orang yang berlalu lalang di sana. Harap-harap cemas semoga istrinya ada di antara mereka.Namun harapannya tidak terkabul. Setelah hampir dua puluh menit menunggu, ia tidak juga menemukan bayangan keduanya. Orlando terduduk lemas di lantai parkiran. Ia bingung, cem

  • The Tears I Shed   Chapter 40

    Gadis terbangun saat merasa ada sesuatu sedang mengelus-elus pipinya. Begitu matanya terbuka, ia langsung kaget saat dihadapkan pada wajah Orlando yang hanya berjarak sejengkal dari wajahnya sendiri. Dan sesuatu yang mengelus-elus pipinya itu adalah telapak tangan suaminya."Selamat pagi istriku. Nyenyakkah tidurmu semalam sayang? Apakah kamu memimpikan Abang dalam tidurmu, hmmm?" Kini Orlando malah mencium-cium gemas pipinya dengan suara cup cup yang terdengar keras. Gadis buru-buru memalingkan wajahnya. Dia masih amat sangat marah dan kecewa pada Orlando yang ternyata tega membohonginya."Kamu ini kenapa sih sayang? Dari semalam Abang kamu judesin terus sampai Abang nggak berani minta jatah. Ada apa sih? Cerita dong biar Abang tahu salah Abang itu di mana, dan bisa memperbaikinya."Mata Gadis membulat saat merasakan tangan Orlando masuk melalui bawah piyama satinnya dan mengelus bulatan empuk didadanya.

  • The Tears I Shed   Chapter 39

    "Saya terima nikah dan kawinnya Gadis Putri Sanjaya binti Candra Daniswara dengan mas kawin 111 gram emas dan seperangkat alat sholat dibayar tunai!"Orlando dengan suara tegas dan lantang mengucapkan ijab kabul dalam satu tarikan nafas."Bagaimana saksi? Sah?" Tanya Pak Penghulu."Sahhhh!""Alhamdullilahhhh."Akhirnya setelah melalui perjalanan yang singkat namun penderitaan dan kesakitan yang panjang dalam arti yang harafiah, Orlando kini bisa menepuk dada dengan bangga. Dokter cantik ini akhirnya resmi menjadi istrinya. Tidak sia-sia ia berdarah-darah digebukin kakak-kakak Gadis kalau hasil akhirnya ternyata seindah ini. Hasil memang tidak akan pernah menghianati usaha insya allah. Mungkin selama ini orang mengira bahwa d

DMCA.com Protection Status