Share

Chapter 11

Penulis: Suzy Wiryanty
last update Terakhir Diperbarui: 2021-08-03 11:54:12

"A—abang saya? Sa—saya masih punya Abang?" Mata Maya bermozaik saat merasa ada keluarganya di sini. Berarti ibu dan ayah laki-laki ini adalah ibu dan ayahnya juga. Ibu dan ayah yang tidak mau lagi mengakui keberadaannya di dalam kehidupan mereka karena malu dengan perangainya. Maya terus saja menatapi laki-laki yang mengaku sebagai abangnya ini lekat-lekat. Akhirnya ada juga orang yang mengakuinya sebagai bagian dari keluarganya.

"Maaf ya, Bang. Maya sedang kurang sehat ingatannya. Maya... Maya melupakan banyak hal, Bang. Ayah dan i—ibu sehat?" Kali ini lelehan air mata Maya mengalir juga setelah mati-matian coba ia tahan. Maya merindukan saat-saat di mana sebuah komunitas kecil yang bernama keluarga akan memeluknya erat tanpa perlu menanyakan kebenaran atau pun kesalahannya. Bukankah dalam keluarga kita hanya mengenal cinta dan kasih sayang? Tidak peduli apakah kita itu cantik, jelek, salah mau pun benar. Mereka pasti akan saling menduku

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • The Tears I Shed   Chapter 12

    Drttt... drttt... drttt..."AKBP Orlando Atmanegara, segera meluncur kekomando. Jajaran 6 dan rembang-rembang menemukan bandung-bandung baru. Saya tunggu Anda sekarang juga sini."Siap laksanakan Pak KomJendpol!""Giselle, Mas ada tugas dari atasan, Mas. Kamu jaga Ibu baik-baik ya di sini?" Orlando memasukkan kembali ponselnya ke dalam saku dan meraih tas ranselnya. Bersiap-siap ke kantor polisi."Bagaimana Ibu bisa sembuh kalau saat pulang nanti pun Ibu akan kembali melihat wajah perempuan itu lagi. Itu sama saja artinya Mas tidak ingin Ibu sembuh. Mas kan sudah tahu apa penyebab Ibu sampai kita bawa ke sini?"Giselle mendengkus kasar. Ia dongkol sekali karena melihat kakaknya lebih membela perempuan tidak bermoral itu daripada ibu kandung mereka sendiri."Kamu tidak usah memberi Mas nasehat yang tidak Mas butuhkan. Satu hal lagi, jangan m

    Terakhir Diperbarui : 2021-08-03
  • The Tears I Shed   Chapter 13

    "Angkat tangan dan rapatkan tubuh Anda ke tembok!"Untuk meminimalisir resiko, Orlando menarik si penyusup dan merapatkannya ke tembok dengan posisi tangan kiri terangkat ke udara. Tangan kanannya tidak kuasa diangkat, karena sudah terlebih dahulu dipatahkan oleh Orlando.Dengan gerakan cepat pula Orlando menggeledah sekujur tubuh si penyusup, untuk mencari kalau-kalau ada senjata tajam atau senjata api lain yang tertinggal, sebelum kemudian memborgolnya. Tangan kanan Orlando meraih HT dan terlihat melakukan panggilan."Kepada Bripda Sahat harap meluncur ke Timor Kupang Pati. Ada anak kijang 33 10-2 Nikmat Rasa. Kordinasikan semua team via buntut tikus. Bandung bandung ada. Segera bawa anak kijang ke komando. Patah tangan bawa ke Rembang Solo. Ganti 813!Orlando kemudia memaksa si penyusup untuk berdiri dan memborgolnya pada jerj

    Terakhir Diperbarui : 2021-08-03
  • The Tears I Shed   Chapter 14

    "Ini kamar kamu, Gadis. Kamu suka tidak? Kalau kamu tidak suka, besok biar Abang ganti semua dekorasi kamar ini sesuai dengan selera kamu."Gadis memandangi interior kamar yang begitu mewah, yang dan didominasi dengan nuansa coklat cream yang memberi kesan begitu hangat dan akrab. Dindingnya dihiasi dengan wallpaper abstrak bermotif serat kayu. Pandangan Gadis mengembara pada lantai yang dipijaknya. Saking kilatnya, Gadis sampai merasa ia bahkan bisa berkaca di sana. Ditambah dengan karpet bulu dan ranjang berkanopi, Gadis seolah-olah merasa sedang terlempar pada keanggunan pada masa victorian era.Semua dekorasi dan ornamen-ornamen yang menghiasinya terlihat klasik dan antik. Sepertinya kakaknya ini suka pada hal yang berbau-bau classy dan elegant. Ruangan ini seolah-olah meneriakkan satu kata, yaitu mahal!"Oalah Bang... Bang... Gadis aja sampai nggak tega ini mau nginjek karpetnya, saking takutnya meru

    Terakhir Diperbarui : 2021-08-03
  • The Tears I Shed   Chapter 15

    "Kenapa Bapak sekarang mau mencium saya? Padahal tiga hari yang lalu Bapak masih begitu alergi kalau dekat-dekat saya. Nggak takut apa kalau kesucian jiwa raga Bapak akan terkontaminasi dengan kekotoran diri saya?" tukas Gadis ketus. Saat ini mereka telah berada di dalam mobil. Dan Gadis masih mempertanyakan keinginan ajaib Orlando."Anda kan bukan Maya. Jadi tidak masalah kalau saya berdekatan dengan Anda. Lain halnya kalau Anda itu Maya. Saya tidak sudi berdekatan dengan wanita bekas pakai dan menjadi tempat muntahan orang banyak itu. Apalagi saudara kembar Anda itu menjajakan diri dan berpenghasilan dari sana. Jijik saya."Orlando menjawab dengan raut wajah yang benar-benar mencerminkan semua kata-kata yang di ucapkannya. Sepertinya dia memang begitu anti pati dengan segala sesuatu yang berhubungan dengan Maya."Begitu? Berarti Bapak seharusnya juga jijik dong dengan saya? Saya kan juga

    Terakhir Diperbarui : 2021-08-03
  • The Tears I Shed   Chapter 16

    Gadis menaiki undakan tangga. Menuju pintu samping restaurant yang merupakan jalur khusus untuk para staff dan karyawan, saat sebuah suara bariton memanggilnya mesra."Apa kabar, Gadisku?" Gadis dan Orlando saling berpandangan. Gadis sama sekali tidak merasa mengenal sosok tinggi besar berseragam pilot ini. Laki-laki ini siapa? Gadis refleks mendesakkan tubuhnya ke arah Orlando, saat sosok gagah itu terlihat berjalan mendekatinya. Gadis merasa tidak nyaman saat ada orang asing yang mendekatinya. Sejak pria asing kemarin mencoba melukainya, Gadis trauma."Selamat pagi. Maaf Anda ini siapa?" Orlando memberi gerakan hormat sopan ala polisi pada sang pilot. Tetapi bahasa tubuhnya waspada seketika."Oh ya, Anda pasti pengawal Gadis saat ini. Bapak Orlando Atmanegara ya?" Sang pemuda berseragam pilot bermaksud menyalaminya. Namun Orlando tidak menyambut uluran tangannya. Orlando hanya mengangguk singkat. Ia menjaga sega

    Terakhir Diperbarui : 2021-08-03
  • The Tears I Shed   Chapter 17

    "Huwaaaaa... mommy datang juga akhirnya. Cinta kangeeennn banget sama mommy!" Gadis kaget saat pintu apartemen terbuka, dan seorang gadis cilik langsung saja melompat dan menggelayuti tubuhnya seperti layaknya seekor kera."Astaga, Cinta. Jangan melompat seperti itu sayang. Tuh kan jadi kaget mommynya? Untung aja mommynya nggak jatuh."Gupta menahan punggung Gadis, saat melihatnya sempoyongan menahan berat badan Cinta. Sementara Gadis sendiri terkesima ketika melihat seorang gadis cilik yang wajahnya plek ketiplek dengan wajahnya sendiri. Tetapi gadis cilik ini sepertinya sudah cukup besar. Umur berapa lah Maya mengandungnya?"Hallo, Cinta. Maafin mom-mommy ya, sayang? Mommy sibukkk... sekali akhir-akhir ini. Cinta jangan marah ya? Kan sekarang mommy sudah datang. Eh Cinta ini umurnya berapa sih?" Karena tidak kuat menahan rasa penasaran, akhirnya Gadi

    Terakhir Diperbarui : 2021-08-03
  • The Tears I Shed   Chapter 18

    "Lo itu kan cuma polisi yang kebetulan disuruh jagain ini si keset wellcome? Tapi perasaan, kenapa lo jadi berasa majikan begini sama ini si keset? Dan lo, Gadis. Jangan mau terus diinjek-injek orang kayak keset wellcome. Kalo lo ngerasa nggak nyaman sama ini polisi mulut jamban, minta ganti sama atasannya sana! Oon bener jadi orang! Kagak ada pantes-pantesnya lo ini jadi saudara kembar gue. Bikin malu gue aja!"Mendengar kata-kata Maya, air mata Gadis terbit seketika. Ia memang amnesia. Tetapi hatinya tidak. Walaupun Maya terus saja mengata-ngatainya dengan kalimat-kalimat yang memerahkan telinga, tetapi sesungguhnya kakaknya itu membelanya tanpa disadarinya. Maya marah saat melihat Orlando seolah-olah memperlakukannya kasar dan memaksanya pulang.Kakaknya mencintainya! Bagi Gadis itu saja sudah cukup."Eh keset! Kok malah lo yang mewek? Gue bukan marahin lo, Oon. Gue itu ngomelin ini si polisi

    Terakhir Diperbarui : 2021-08-03
  • The Tears I Shed   Chapter 19

    "Sebenernya lo niat nggak mau membayar utang lo? Ini udah lewat seminggu dari jadwal yang seharusnya. Kalo lo terus aja molor-molor begini cara bayarnya, yang ada malah hutang lo terus aja bunga berbunga dan nggak akan kelar-kelar sampai akhir zaman! Paham lo!""Maaf, saya tidak mengerti apa maksud Anda-Anda semua membawa saya ke sini. Lagi pula saya punya hutang apa? Saya saja tidak kenal dengan Bapak-Bapak semua.""Belagak pilon lo, May. Kalo lo masih nggak mau bayar juga, gue matiin lo! Boss udah ngasih kuasa sama gue buat nagih hutang sama lo bagaimanapun caranya. Lo mau bayar kapan sisa hutang lo? Kapan?""Saya tidak mau bayar! Saya tidak pernah punya hutang pada siapapun! Saya ti-"PLAKK! PLAKKK!"Lo nggak mau bayar? Oke! kalo gitu lo siap-siap aja sekarang untuk menemui pencipta lo lebih cepet dari jadwal takdir yang seharusnya, siala

    Terakhir Diperbarui : 2021-08-03

Bab terbaru

  • The Tears I Shed   Extra Part

    "Mbak Gadis, melahirkan itu sakit nggak sih? Salwa takut, Mbak. Menjelang hari Hnya seperti ini, Salwa keder, Mbak. Ngeri."Gadis yang sedang menyusui Dimetrio Atmanegara, putra pertamanya mengalihkan pandangannya pada Salwa. Sahabat sekaligus partner in crimenya di restaurant dulu yang kini telah menjadi kakak iparnya. Salwa menikah dengan Putra Tirta Sanjaya, kakak sulungnya satu setengah tahun yang lalu. Kini Salwa tengah hamil tua dan tinggal menghitung hari kelahirannya. Tidak heran kalau kakak iparnya ini ketakutan memikirkan betapa menyakitkannya proses kelahiran yang harus ia lalui."Begini ya, Salwa. Mbak akan memberi gambaran dari mana muncul rasa sakit itu dulu sebelum asumsi kamu melebar kemana-mana. Salwa, dengar, penyebab sakit saat melahirkan itu biasanya adalah karena kontraksi otot. Rahim kita ini memiliki banyak otot. Otot ini akan berkontraksi dengan kuat untuk mengeluarkan bayi s

  • The Tears I Shed   Chapter 46(end)

    Rumah mewah yang terletak di pinggir pantai itu tampak mentereng dan megah. Karta Suwirya membangunnya terpisah cukup jauh dari penginapan exclusive khusus untuk para turis yang datang berkunjung. Terlihat sekali Karta menginginkan agar privacynya tidak terganggu. Dalam gelapnya malam, rumah itu bersinar layaknya cahaya mercusuar. Pantai ini sebenarnya adalah pantai daerah wisata. Sementara penginapannya terletak diseberang pulau. Jadi untuk mencapai penginapan dan akses keluar masuk pulau, para penghuninya harus menggunakan kapal ferry. Begitu pun untuk kegiatan sehari-hari. Penginapannya memang sangat mewah namun sangat terpencil. Daerah wisata seperti ini biasanya adalah destinasinya para pengantin baru yang ingin honeymoon. Karena kesan yang di tampilkan itu private dan juga intimate. Di tempat inilah Kartasuwirya biasanya menyembunyikan para selingkuhannya. Tempat yang sampai sejauh ini belum terendus oleh istrinya. M

  • The Tears I Shed   Chapter 45

    Dalam diam Gadis menajamkan pendengarannya. Pada saat matanya tidak bisa ia gunakan, maka telinganya lah yang akan ia maksimalkan. Ia sama sekali tidak mau mati konyol di sini. Ia tahu bahwa panik tidak akan memberikan manfaat apa-apa selain membuat tekanan darahnya meninggi dan kemampuan berpikir sel-sel otaknya menjadi lumpuh. Mobil berjalan cepat dan semakin lama perjalanan sepertinya semakin menurun dan berkelok-kelok. Perut Gadis seperti sedang dikocok-kocok saking mualnya. Gadis menarik nafas pelan-pelan dan menghembuskannya secara teratur. Ia tidak bisa mengeluarkannya dari mulut karena mulutnya telah di lakban. Gadis sampai mengeluarkan keringat dingin saking enegnya. Setelah perjalanan di dalam mobil yang rasanya lama sekali, akhirnya mobil yang membawanya berhenti juga. Telinga Gadis langsung menangkap suara debur kencang ombak yang memecah pantai. Berarti ia sedang diasingkan pada sebuah pantai. Benaknya mencatat baik-baik semua tanda

  • The Tears I Shed   Chapter 44

    Hujan deras diiringi suara petir yang menggelegar membuat Gadis yang ditinggal sendirian di rumah menjadi ketakutan. Dua orang ART orang tuanya yang merupakan ibu dan anak, sudah tidur sejak jam sembilan tadi. Hujan deras di malam hari memang cenderung membuat orang lebih cepat mengantuk. Sebenarnya tadi Gadis berat sekali melepas Orlando untuk bertugas. Entah kenapa malam ini hatinya resah dan perasaannya tidak enak. Gadis merasa mungkin ini semua adalah akibat dari hormon kehamilannya.Demi membunuh rasa sepi dan ketakutannya, Gadis menonton televisi sambil menunggu kantuk menghampirinya. Tetapi walaupun pandangannya mengarah kedepan, Gadis sama sekali tidak bisa menikmati apa yang disajikan didepan matanya itu. Dia sangat gelisah!Ceklek!"Arrghhhh!"Gadis menjerit kaget saat pintu kamarnya tiba-tiba saja terbuka. Setelah melihat dua orang Asisten Rumah Tangga orang tuanya masuk

  • The Tears I Shed   Chapter 43

    Disepanjang perjalanan pulang Orlando berkali-kali melirik Gadis yang duduk diam bagai arca di sampingnya. Dia yang modelnya lempeng dan tidak mengerti cara merayu ini bingung harus mencari topik apa untuk membuka obrolan. Bayangkan saja, dia yang sehari-hari cuma menginterogasi dan menekan para bandit dan juga penjahat, kini di paksa harus menjadi Sudjiwo Tejo. Orlando khawatir kata-kata indah yang sudah susah-susah dirangkainya bukannya terkesan mesra tetapi malah lebih mirip Berita Acara Pemeriksaan lah ujung-ujungnya. Kan bisa gawat jadinya."Abang memang orang yang kaku dan tidak bisa melakukan apapun dengan benar, tapi satu hal yang perlu kamu ketahui sayang. Abang sangat mencintai kamu. Tolong maafkan kebodohan Abang yang sudah membuat kamu sedih dan sakit hati. Maaf jika selama ini mungkin Abang kurang perhatian kepada kamu. Karena jujur Abang sering kali bingung saat harus membagi waktu antara harus ngangenin kamu atau miki

  • The Tears I Shed   Chapter 42

    Selama menunggu atasannya membawa pulang istrinya ke rumah kediaman Antariksa, Orlando menunggu di pintu gerbang. Ia terus berjalan hilir mudik sehingga membuat SATPAM di pos jaga ikut stress melihatnya. Dibenaknya terus saja mengulang-ulang adegan di wajah basah penuh air mata istrinya tengah tertidur pulas dalam pelukan atasannya. Orlando sungguh tidak terima karena ia bahkan tidak pernah menyentuh kulit Rani kecuali hanya untuk bersalaman. Ia menghormati Rani sebagai seorang perempuan sekaligus juga istri atasannya. Bagaimana ia tidak emosi jiwa membayangkan kalau istrinya dirangkul-rangkul dan dipeluk-peluk laki-laki lain?Padahal Orlando tidak tahu saja kalau penampakan di photo itu hanyalah pencitraan publik semata. Fatah melakukannya untuk membalas rasa kesalnya pada Orlando. Orlando pasti tidak tahu cobaan seperti apa yang ia dapatkan behind the scene photo itu ia kirimkan.Ceritanya akibat Gadis yang terus menerus menangi

  • The Tears I Shed   Chapter 41

    Orlando berlari menuruni tangga darurat saat melihat istrinya dan atasannya menutup lift. Masih terbayang di matanya pemandangan kecewa atasannya. Dan yang paling memerihkan hatinya adalah kala melihat air mata sakit hati yang terbias dari bola mata istrinya. Shit! Dia sama sekali tidak menduga kalau istrinya bisa ada di sini. Siapa yang memberitahukannya? Atasannya juga. Mengapa mereka bisa datang secara bersamaan? Pertanyaan mengapa dan mengapa, terus berkecambuk di benaknya.Orlando tiba di basement dan langsung berlari kencang menuju ke parkiran. Bersiap-siap menghadang, apabila atasan dan istrinya akan meninggalkan apartement. Matanya menatap tajam setiap orang yang berlalu lalang di sana. Harap-harap cemas semoga istrinya ada di antara mereka.Namun harapannya tidak terkabul. Setelah hampir dua puluh menit menunggu, ia tidak juga menemukan bayangan keduanya. Orlando terduduk lemas di lantai parkiran. Ia bingung, cem

  • The Tears I Shed   Chapter 40

    Gadis terbangun saat merasa ada sesuatu sedang mengelus-elus pipinya. Begitu matanya terbuka, ia langsung kaget saat dihadapkan pada wajah Orlando yang hanya berjarak sejengkal dari wajahnya sendiri. Dan sesuatu yang mengelus-elus pipinya itu adalah telapak tangan suaminya."Selamat pagi istriku. Nyenyakkah tidurmu semalam sayang? Apakah kamu memimpikan Abang dalam tidurmu, hmmm?" Kini Orlando malah mencium-cium gemas pipinya dengan suara cup cup yang terdengar keras. Gadis buru-buru memalingkan wajahnya. Dia masih amat sangat marah dan kecewa pada Orlando yang ternyata tega membohonginya."Kamu ini kenapa sih sayang? Dari semalam Abang kamu judesin terus sampai Abang nggak berani minta jatah. Ada apa sih? Cerita dong biar Abang tahu salah Abang itu di mana, dan bisa memperbaikinya."Mata Gadis membulat saat merasakan tangan Orlando masuk melalui bawah piyama satinnya dan mengelus bulatan empuk didadanya.

  • The Tears I Shed   Chapter 39

    "Saya terima nikah dan kawinnya Gadis Putri Sanjaya binti Candra Daniswara dengan mas kawin 111 gram emas dan seperangkat alat sholat dibayar tunai!"Orlando dengan suara tegas dan lantang mengucapkan ijab kabul dalam satu tarikan nafas."Bagaimana saksi? Sah?" Tanya Pak Penghulu."Sahhhh!""Alhamdullilahhhh."Akhirnya setelah melalui perjalanan yang singkat namun penderitaan dan kesakitan yang panjang dalam arti yang harafiah, Orlando kini bisa menepuk dada dengan bangga. Dokter cantik ini akhirnya resmi menjadi istrinya. Tidak sia-sia ia berdarah-darah digebukin kakak-kakak Gadis kalau hasil akhirnya ternyata seindah ini. Hasil memang tidak akan pernah menghianati usaha insya allah. Mungkin selama ini orang mengira bahwa d

DMCA.com Protection Status