'Aret....'
'Aret....'
"Aret...'
Aret berdiri di ruang hampa, sekelilingnya hanyalah kekosongan yang kabur. Suara silih berganti bergema di telinganya, wanita, pria, memanggil namanya. Suara mereka bercampur aduk di ruangan yang buram.
'Aret...' sesuatu yang dingin menyentuh tangannya. Aret terlonjak kaget sebelum ia sadar dirinya berada di salah satu kamar di Krescier.
Sudah seminggu sejak mereka bersembunyi di Krescier, banyak prajurit yang terluka dan berada dalam perawatan, Viridy beserta Ventchi selalu sibuk, sedangkan tuan muda ke-dua Imperlight, Viernix tidak terlihat di manapun.
Ini sudah seminggu tetapi mereka masih belum mengatakan apapun padanya. Untuk apa mereka di sana? Mereka bersembunyi dari apa? Apa yang terjadi di luar sana? Kenapa semua orang terluka? Serta, pria bertopeng itu, Aret menduga jika mereka mengenal pria itu dengan baik, lalu apa yang terjadi padanya? Kenapa ia berada di sana sebagai musuh? Menyerang dan me
Hal pertama yang Aret sadari adalah ia berada di tempat pelatihan. Lebih tepatnya arena B Krescire. Tempat itu terlihat sedikit berbeda dari yang ia ingat. Warna yang berbeda serta suasana yang berbeda. Di tepi arena, sekelompok pemuda-pemudi berseragam prajurit pelatihan bersorak riuh. Hanya dari suara sorakan mereka, Aret sudah merasa berbeda, karena biasanya di saat mereka berlatih tanding, prajurit yang menonton tidak bersorak sekeras itu. Di lapangan, dua orang prajurit berdiri di sisi yang berlawanan. Rambut perak yang menyilaukan, semua cahaya yang mengenai si kepala perak seperti di pantulkan ke semua arah. Di sisi lain arena, pemuda berambut hitam membuat seluruh arena di penuhi oleh kobaran api. Penonton bersorak semakin keras, entah siapa yang mereka semangati. Aret hanya bisa terpaku di tempatnya berdiri. Api pemuda itu sangat hebat juga kuat, serta si pengendali memiliki kendali penuh akan kekuatannya. Ia tidak bisa melihat apapun karena wa
Tidak lama kemudian, Aret ditarik ke dalam dimensi yang berbeda. Sebuah ruangan besar berlantai kaca, langit-langit tinggi dengan lampu gantung di tengah ruangan. Di sebuah kursi di dalam ruangan, duduklah orang-orang yang ia kenal. Viridy, Viernix dan Quillon, lalu tuan Greenwood yang berdiri di belakang tuan Viridy, wajah mereka masih jauh lebih muda dari yang ia ingat, juga lebih tenang dari yang Aret kenal. Aret mendudukkan diri di kursi yang kosong, dia duduk seraya memperhatikan pembicaraan mereka. Mereka tidak bisa melihatnya, bukan? Dia hanya ingin tahu hal apa lagi yang dipilih kristal Aquamarine untuk diperlihatkan padanya. “Eh? Mr. Storain akan berhenti? Tetapi aku bahkan belum resmi memegang seluruh pemerintahan.” Viridy membolak balikkan buku virtual yang ia baca, tanpa menoleh ia menjawab, “Mr. Storain sudah melayani kerajaan sejak kaisar sebelum dirimu. Di tambah beliau harus mengurusi semuanya hingga kau berumur 20 tahun dan siap untuk mengamb
Tempat kali ini adalah tempat paling manakutkan dari semua tempat yang ia masuki di dalam memori kristal Aquamarine. Aret dikelilingi oleh hutan pepohonan tinggi yang gelap. Beberapa pohon itu tumbang dan terbakar. Tanah yang injak berlubang, jejak-jejak pertarungan tertinggal. Sesuatu sedang terjadi di sini. Refleks, Aret menghindar saat melihat cahaya biru di atas kepalanya. Ujung-ujung es nan tajam berjatuhan dari langit. Di antara kegelapan, seseorang berteriak di bawah, dekat kakinya. Aret terkejut. Viernix mendarat dari ketinggian. Sayap putih berbias biru di punggungnya membentang lebar. Rambut peraknya telah berubah warna menjadi biru muda, kedua irisnya juga telah berubah menjadi biru yang senada. Ia melemparkan pandangan yang sangat dingin dan kejam. Viernix sedang marah. Busur perak di tangannya menghilang, digantikan oleh anak panah yang langsung dihunuskan kepada tangan orang yang sudah tidak berdaya. “Serahkan kembali benda yang kau ambi
“Kau berniat menyerang mereka? Bagaimana jika kita melakukannya tanpa kekerasan? Kita bisa berbicara dengan mereka. Tidak ada yang tahu bagaimana cerita sebenarnya tentang ke tujuh kristal. Kita dan Dark Obscure hanya sebuah kesalah pahaman. Bagaimana kita begitu percaya bahwa kristal lebih baik di bagi menjadi tujuh? mereka juga menganggap tujuh kekuatan itu lebih baik digabungkan.” Aret tidak tahu mereka sedang berada di mana. Hanya sebuah ruangan yang dipenuhi dengan buku dan meja kerja. Selebihnya kabur. “Tidak ada yang perlu dibicarakan dengan mereka, Quill, mereka harus menerima kenyataan dan menerima kekalahan.” “Aku percaya ada jalan lain selain kekerasan. Kita hanya perlu mencari tahu tentang kebenaran, lalu kita bisa mengatasi kesalahpahaman itu.” “Jika mencari petunjuk dari masa lalu adalah jalan keluar darimu, maka kau sendirian, Quill. Mereka mencuri kotak itu. Mereka tahu untuk apa kotak itu, mereka tidak berniat untuk berbicara dari hati ke hati seperti pikiranmu yang
“Apa kau tahu jika kau baru saja masuk dalam ranah privasi orang lain, Aret Cleariver?” Aret mendongak. Manik abu-abu Viernix menatapnya dengan berbagai eskpresi. Aret menelaah Viernix dari atas hingga bawah. Baju yang dipenuhi darah, mata yang redup serta wajah yang dipenuhi luka beserta kotoran, tidak ada lagi, yang ada di hadapannya hanyalah seorang pria yang duduk di atas kasur pesakitan, bajunya bersih tanpa noda, wajah, berserta tangannya tidak terluka. Hingga bebereapa menit kemudian Aret baru menyadari jika saat itu ia tidak lagi berada di tengah kota yang habis dilahap api, tetapi di dalam sebuah ruangan putih bersih yang ia kenal setelah berulang kali harus berakhir di sana setiap kali selesai latihan. Viernix tidak berbicara apapun lagi, ia hanya membiarkan Aret yang masih belum mencerna keadaan sekitar mereka. Pria itu terlihat kesal, tetapi tidak sampai pada tahap dimana ia terlihat selalu ingin membunuhnya, wajahnya juga lelah dan letih. “
Tubuh Aret terhempas. Lututnya terasa sakit. Tangannya mengusap memar pada kakinya. ini aneh, tidak seperti sebelumnya, seharusnya ia tidak merasakan apapun, dia hanya sebuah memori. “Tidak bisa berdiri dengan benar, Aret?” Aret menoleh, Viernix di sampingnya berdiri dengan tegap sambil memutar matanya sebelum membawa pandangannya ke depan. Aret mengamati dimana ia saat itu, terakhir kali masuk dalam memori ia telah melewati berbagai macam tempat. Hutan. Ok, sekarang dia berada di tengah hutan di siang hari, pepohonan tinggi, rumput liar beserta hewan buas yang menempati. Ok. “Berhati-hatilah pemula, memori kali ini berbeda dengan memori yang kau masuki sebelumnya. Jika sebelumnya kau menerobos masuk, sekarang kau datang bersama sang penjaga kristal Aquamarine, kau bukann lagi sebuah hologram kasat mata, tetapi seorang Obscure yang bisa mengubah masa depan.” “Eh, apa maksud anda, tuan Vier-” Viernix berhenti. Aret baru sadar jika penampilan Viernix tidak sepe
Aret berdiri seperti seorang prajurit di depan pria perak yang terlihat begitu nyaman menyeruput teh paginya tanpa beban. Sudah lima menit ia berdiri memasang sikap layaknya seperti seorang prajurit, tetapi Viernix masih belum berbicara apapun. Aret juga melihat keadaan tuan Viernix sekarang jauh lebih baik dari minggu lalu. Wajahnya tidak lagi seputih kapas, pucat, lemah beserta energi negatif lainnya. Mungkin karena kristal Aquamarine yang telah kembali padanya. Yang berarti sifatnya yang dingin, tidak banyak bicara juga ikut berubah. Aret sudah menyiapkan dirinya sebelum memasuki ruangan ini. “Apa kau akan berdiri saja di sana seperti patung, Aret?” “Apa aku boleh duduk?” “Apa aku melarangmu duduk?” Ok, berbicara pada Viernix terkadang memang butuh kesabaran serta pengertian yang tinggi, ia tidak menolak tawaran itu, Aret duduk di kursi yang berhadapan dengan Viernix. Meja kayu persegi panjang menjadi pemisah mereka berdua, sang pemilik kristal Aqu
“Apa aku harus menutup mataku?” Viernix tersenyum, “terserah padamu.” baik. Kedua mata coklat madu Aret tertutup secara perlahan, gelas keramik di tangannya ia genggam dengan kedua tangan. Tidak terlalu erat, tetapi juga tidak begitu lemah agar gelas itu tidak terjatuh dari kedua tangannya. Di hadapannya, Viernix mengucapkan kalimat yang sama berulang-ulang. Pelan dan jauh. Aret membuang nafas, mencoba merasakan perasaan hangat yang bersumber dari kristal merah yang tergantung di lehernya. Perasaan hangat. Aret membayangkan bagaimana rasa hangat ketika ia memegang gelas teh yang masih hangat di udara yang dingin. Ah benar, ruangan ini sebelumnya begitu dingin. Beberapa saat yang lalu nafasnya bahkan seperti asap. Musim dingin seakan datang lebih cepat. Membayangkan sesuatu yang dingin, Aret ingin memberikan kehangatan pada tubuhnya. Bahkan Ignis di memori yang ia kunjungi mampu menghangatkan tubuhnnya setelah terjebak dalam balok es, tentu saja ia juga