This Novel is owned by Ailana Misha
Please, don’t copy and remake!
Jangan berharap pada selain tuhan, apalagi berharap pada manusia. Bukankah di dalam kitab suci berulang kali dijabarkan bila menginginkan sesuatu seharusnya berdoa dengan bersungguh-sungguh, meminta kepada tuhan-nya, bukan malah meminta sana-sini kepada makhluknya. Kalau sampai seperti itu, menduakan tuhan namanya! Manusia memang makhluk tuhan yang memegang juara terkait mematahkan harapan sesamanya dengan begitu sempurna.
Itulah yang terjadi dengan Dania sekarang. Karena terlalu berharap dengan seorang makhluk tuhan yang langsing, pinter, bintang kelasnya pula, sekarang gadis bernama belakang Sanders itu jadi jatuh ke jurang kekecewaan. Jurang yang Dania lagi nyari dimana letak tangga naiknya dan juga tali penyelamatnya di pinggir tebing jurang. Bahkan di situasi seperti ini Dania Adelaine Sanders masih bisa membuat kiasan-kiasan malang untuk situasi dirinya saat ini, Dania sungguh anak yang kreatif sekali.
Dania mengira calon tempat magang yang Angela sarankan kemarin adalah sebuah perusahaan, dimana dia bisa mengirim proposal magang dan juga dapat mengaplikasikan ilmu yang dia dapat di bangku kuliah. Membaca harapan Dania terkait magang ini, antara Dania yang sok bijaksana atau dia yang terlalu takut dengan ibu dosen pembimbing magangnya, Mrs. Jolie. Ehmm, sepertinya opsi terakhir yang paling tepat untuk saat ini.
“Bisa-bisanya Angela merekomendasikanku magang di kedutaan besar Korea?” gerutu Dania pelan.
Dia memang cinta setengah mati sama K-Pop, Boyband Korea-nya, tetapi bukan dengan urusan rivalitas dengan nilai mata kuliah dari Mrs. Jolie. Beda lagi obrolannya.
“Bisa-bisa aku dimasukkan ke buku hitamnya Mrs. Jolie nanti.”
Padahal sebenarnya, tanpa Dania harus membuat huru-hara untuk magang di luar jalur karir jurusannya, Mrs. Jolie sudah begitu baik hati memasukkannya ke dalam daftar mahasiswa yang dicap apa-apa salah dan apa-apa harus diawasi oleh ibu dosen galak satu itu.
Kemarin, Dania mengajak Jeanne dan Angela untuk melihat tempat magang yang direkomendasikan Angela. Mereka bertiga berangkat di saat jam kosong di kelas Jeanne. Dania sudah menaruh harapan yang tinggi, jika Angela akan merekomendasikan dirinya di kantor yang bagus, seperti kantor tempat Angela magang nanti. Namun sesampainya di tempat itu, bukannya bahagia dirinya sudah mendapat tempat magang, Dania malah seperti orang kehabisan pikir.
Kedutaan Besar Republik Korea Selatan?
Astaga!
Bagaimana bisa Angela menyarankannya untuk magang di Kedutaan Besar Republik Korea Selatan. Mereka berdua ini kuliah di jurusan Manajemen, anak FEB, bukan sedang kuliah di jurusan Sastra Korea, atau Hubungan Internasional. Hanya melihat judul magang miliknya, Dania yakin Mrs. Jolie akan kembali mencoret-coreti makalah magangnya dengan coretan boardmarker yang besar-besar.
Alasan paling konyol yang bisa di dengar oleh Dania dari orang pinter macam Angela adalah apabila ada aktor drama favorit Angela yang datang berlibur ke Australia, terutama ke Melbourne nanti Dania bisa langsung memberi tahunya. Angela pasti akan langsung berlari untuk menemuinya.
Mungkin disini ada salah Dania juga, mengapa ia kemarin tidak menanyai Angela terlebih dahulu terkait tempat magang macam apa yang direkomendasikan oleh sahabat karibnya itu? Dia terlalu berharap penuh pada Angela, dan setelah mengutarakan kegalauannyapun Angela masih ngotot untuk menyuruhnya magang di Kedutaan Besar Republik Korea Selatan.
Gadis berotak encer itu terus menyuruhnya menjadi asisten staff manajemen Resource Development di Kedutaan Besar Republik Korea Selatan itu misalnya. Pokoknya, kedua kakinya Dania harus ada disana, begitu ucapan menenangkan dari dear Angela untuk Dania yang malang.
Jeanne yang melihat kegaduhan Dania dengan Angela terus saja cekikikan tidak jelas sepanjang perjalanan mereka kembali ke kampus tadi. Gadis berambut pendek itu tak punya niat untuk menghentikan ide-ide konyol dari fangirl drama kayak Angela.
Dania ingin menghembuskan nafas berat saja rasanya. Otaknya sedang buntu, dia sudah sangat pusing. Dia tahu, deadline mengumpulkan proposal magangnya sudah minggu depan, tidak sampai seminggu lagi. Sedangkan ia belum punya tempat magang yang pas untuk menerimanya, belum ditambah rasa malasnya untuk mengerjakan proposal magang Dania yang belum usai. Dania memiliki hari yang tak berjalan dengan lancar sekali.
“Aku pesan hot chocholate milkshake satu,” Seru Dania pada seorang pelayan cafe bewarna minimalis.
“Do you wanna dine-in here?” tanya pelayan cafe tersebut pada Dania.
Gadis yang sedang memandangi desain wallpaper dari dinding cafe itu terkejut, membuat pelayan cafe tersebut merasa bersalah telah mengejutkan pengunjungnya. Percayalah pikiran seorang Dania Adelaine Sanders sekarang tidak pada tempatnya. Andai yang meneriaki cuma bersuara rendahpun, gadis muda itu pasti sudah terkejut duluan. Dania sangat-sangat oleng hari ini.
“Sorry, would you want to dine-in here?” tanya pelayan cafe itu lagi.
“Ohh, No, I wouldn’t. It’s taken away,” jawab Dania refleks.
“Ok, to Ms.-“ Pelayan tadi sudah memegang boardmarker untuk menulis nama di gelas pengunjungnya. Tanda jika pelayan cafe itu meminta nama pengunjung yang bersangkutan.
“Dania,” ucap Dania menyebutkan namanya.
“Ms. Dania, wait a moment, please.”
“Sure, thank you.”
Dania, tulis pelayan cafe itu. Tidak lama kemudian nama Dania telah terukir dengan cantik di gelas minum pesanannya. Pelayan itu lalu menaruh gelas plastik bening tadi di atas meja counter, ia kemudian beralih ke samping untuk menyiapkan minuman pesanan Dania, hot chocolate milkshake.
Gadis bernama belakang Sanders itu memilih duduk di kursi cafe di paling ujung baris nomor dua. Di sebuah kursi kayu bewarna putih. Bukannya semakin tenteram memasuki cafe itu, rasa pening milik Dania malah menjadi-jadi. Si admin cafe malah menyetel lagu ballad, lagu yang suara penyanyinya membuat merinding karena disertai suara tangisan. Kalau seperti ini dia malah tambah galau kan? Atau malah tambah ketakutan?
“Ini pesanan anda Ms. Dania.”
Beruntung pesanan Dania selesai tidak terlalu lama, saat namanya dipanggil, ia langsung loncat dari kursinya. Gadis itu segera pergi dari cafe yang ia rasa cocok untuk para kaum patah hati dan yang baru putus cinta. Sebelum ia pergi, gadis berambut panjang itu berbalik ke belakang untuk melihat nama cafe itu untuk yang terakhir kalinya, “Everest Cafe”, itu nama cafe tadi.
Menghilangkan rasa galaunya yang enggak estetik sama sekali ini, galau yang bukan masalah romance ini, sejak sore tadi, gadis itu memutuskan berjalan-jalan sendiri di kawasan Degraves Street, Melbourne. Di Degraves Street banyak sekali jajaran kafe dan kedai kopi yang berdiri di kanan-kiri jalanan itu. Salah satunya yang Dania kunjungi barusan, cafe dimana dia memesan segelas minuman Chocolate Milkshake hangat.
Hanya dua atau tiga orang yang Dania jumpai sedang berjalan-jalan di jalanan Degraves Street, atau yang benar adalah yang gadis itu lihat dengan mata yang sadar tidak melamunkan satu lamunan, karena Dania sekarang sedang sibuk memainkan ponselnya. Sebuah pesan masuk di aplikasi Line milik Dania. Gadis itu membukanya, sebuah pesan masuk ke grup chatnya.
<<Jeanne
‘Dan, kamu dimana?’
‘Udah sampai di rumah belum?’
<<Kevin
‘Kenapa tanya dia ada di rumah belum?’
‘Dia pasti lagi makan satu mangkuk es krim.’
<<Angela
‘Aishh Kepinnn!’
<<Jeanne
‘Vin, diem ya...’
‘Enggak usah nambah-nambahi nih.’
<<Kevin
‘Lho benar kan? Sama pacar virtualnya, anggota boyband itu.’
Dania memutar bola matanya kesal ketika membaca pesan Kevin. Anak jurusan teknik satu ini mengapa sering memusingkannya!
‘Kevin, kesini kumakan habis kamu ya!!’ Dania sudah memekik di dalam hati, hari ini semuanya berawal dari Korea Selatan. Ugh!
This Novel is owned by Ailana Misha Please, don’t copy and remake! Shark Royal Hotel At 08.00 p.m. Tak seperti biasanya, jika malam hari seperti ini, pasti akan banyak tamu – tamu atau pegawai hotel yang berlalu - lalang di lobby hotel, keluar masuk dari salah satu hotel ternama di Melbourne, Australia itu. Malam ini yang ada adalah kontrast dari hiruk - pikuk aktivitas para tamu jet set itu. Selepas mata memandang aula depan hotel, lantai marmer lebih mendominasi. Sudah dua hari ini, manager Shark Royal Hotel menginstruksikan untuk membatasi tamu yang mem-book kamar hotel mereka, selang ada meeting penting yang akan dilakukan oleh pemilik hotel mereka di sana besok siang. Sebagai gantinya, hal yang tak kalah heboh ada di ruang meeting utama dan ruang interior hotel itu, para pegawai
This Novel is owned by Ailana MishaPlease, don’t copy and remake!“Saya bisa saja polisikan anda segera! Now!” kata pria asing itu dengan nada tenang yang tak disukai oleh Dania.Eh? Ini kenapa pak polisi jadi disangkut-pautin disini? Dania menggerutu dalam hati mengetahui arti kata dari lawan bicaranya. Memangnya salahnya dia apa? Yang mana? Iris hitam milik gadis muda itu membeliak lucu saat pria itu mengatakan akan mempolisikan dirinya.Seumur-umur Dania Adelaine Sanders menjadi warga negara Australia, berdomisili di Melbourne sebagai kota kelahirannya, ia tak pernah berurusan dengan satupun polisi negara ini. Menghilangkan anak anjing tetangganya dulu saja ia hanya berhadapan dengan security perumahannya. Dia, Dania, lebih sering berurusan dengan Mrs. Jolie, ibu dosen galaknya malah. Duh, lagi-lagi yang ia bahas jadi Mrs. Jolie.
This Novel is owned by Ailana Misha Please, don’t copy and remake! In Shark Weygandt, Corp. Melbourne, Australia Setelah hampir semalaman mengamuk kepada ketiga temannya, bahkan ia tidak merespons direct message dari Angela, Jean, dan juga Kevin. Dania akhirnya diberikan rekomendasi nama perusahaan lagi oleh Angela. Sahabat dari gadis bernama Dania Adelaine Sanders itu pagi-pagi sekali memberi tahu Dania jika ia punya perusahaan yang bisa jadi tempat magang yang bagus untuk Dania nanti. Awalnya Dania tidak percaya dengan apa yang ditulis oleh Angela di chat grup Line mereka, sekali sudah Dania merasa patah hati dan di-PHP-in oleh Angela, gadis berambut cokelat itu tidak mau lagi untuk merasakan kedua kalinya. Nanti takutnya bukan sebuah p
This Novel is owned by Ailana MishaPlease, don’t copy and remake!Jarum jam sudah menunjukkan angka setengah sepuluh malam waktu Australia. Belum terlalu larut malam sebenarnya, mengingat kota Melbourne terkenal dengan aktivitas bisnis dan juga segala hiruk-pikuk kehidupan kota megapolitannya.Membahas kota megapolitan, kota yang masuk megapolitan memang harus memiliki jumlah penduduk lebih dari lima juta jiwa, dan berdasarkan The Australian Bureau of Statistics (ABS), Biro Statistik Australia, pihaknya telah memproyeksikan jika dalam kurun waktu empat puluh tahun mendatang Melbourne akan menjadi kota berpopulasi terbesar di Australia, mengalahkan Sidney.Semakin malam sebenarnya semakin ramai jika para turis ingin mengelilingi kota Melbourne sampai titik-titik sudut yang ada. Namun berbeda dengan seorang laki-laki yang duduk di belakang kemudi mobil Merced
This Novel is owned by Ailana Misha Please, don’t copy and remake! Sejujurnya Dania belum memutuskan ia akan mengirimkan proposal magang ke Shark Weygandt Corp. atau tidak, dia memang sudah tahu lokasi perusahaan itu, bukankah kemarin siang ia telah datang kesana bersama teman-temannya? Tetapi justru karena ia sudah tahu dengan perusahaan itu, Dania jadi insecure sekarang. Dia tidak sepercaya diri itu melamar magang ke sebuah perusahaan multinasional, saingannya Apple dan Samsung. Apakah sekarang ceritanya Dania sedang mundur sebelum naik kuda perang? Dia mau jalan kaki aja deh kalau begitu. Angela lagi-lagi dipanggil Mr. Albert untuk mendiskusikan penelitian dosennya itu, ada kabar jika Angela masuk tim mahasiswa yang membantu dalam program dana hibah penelitian dari pemerintah untuk kampus mereka yang memang universitas publik itu. Univers
This Novel is owned by Ailana MishaPlease, don’t copy and remake!Kawasan perumahan elit di salah satu kawasan luxury housing di kota Melbourne ini berada di salah satu jalan utama di pusat kota Melbourne, Australia. Itu membuat kawasan perumahan ini sebagai Beverly Hills-nya Melbourne, perumahan disini sungguh indah dan megah. Masuk akal jika kebanyakan politisi besar, artis terkenal Australia, eksekutif bisnis sukses hingga para ekspatriat asing memilih perumahan ini sebagai huniannya, menimbang pada banyaknya orang penting yang tinggal disana, membuat keamanan dan kenyamanan distrik itu berlapis dan eksklusif. Disanalah pula rumah besar keluarga inti Weygandt berdiri selama berdekade-dekade.“Apa anak nakal itu sudah menghubungimu? Hari ini kudengar dia akan mengadakan rapat yang seharusnya diadakan untuk tiga hari ke depan,” tanya seorang pri
This Novel is owned by Ailana Misha Please, don’t copy and remake! Jeanne ternyata sudah menunggu Dania di gedung C. Fakultas Ekonomi dan Bisnis adanya di gedung C, gadis berwajah bulat itu berdiri dari duduknya, saat ia melihat kedatangan Dania dengan Kevin. Jeanne melambai pada kedua temannya itu, ia sudah tahu jika Angela sedang sibuk dengan urusan penelitiannya. Gadis berambut panjang itu absen lagi kali ini dari kelasnya. “Jeanne, aku baru saja mau mengirimimu chat!” seru Dania saat Jeanne sudah di dekatnya. “Aku ingat kalau aku ada janji sama kamu, Dan,” jawab Jeanne santai. Jeanne Wu membenarkan cardigan Dania yang terbelit oleh tas ransel gadis itu, Dania tertawa kecil. Dia suka menerima perhatian kecil seperti ini, dalam batin gadis bernama belakang Sanders itu, Nathan sangat beruntung memiliki Jeanne jadi pacarnya. “Cepat lihat Mrs. Jolie sana, Dan
This Novel is owned by Ailana MishaPlease, don’t copy and remake!Pernah lihat ada banyak buku-buku di sebuah coffee cafe? Bisa saja sebenarnya, karena memang ada juga cafe yang menempatkan beberapa buku sebagai tambahan desain interiornya, atau bahkan sebagai salah satu ikon jika coffee cafe itu juga menyediakan bacaan gratis bagi pengunjung cafenya. Hal itu adalah salah satu dari cara branding untuk bisnis cafe tersebut, seperti yang sering dipraktikkan di cafe yang tersebar di sekitar kawasan universitas ataupun kampus di negara bagian Victoria, Australia ini.Masalahnya lain lagi jika coffee cafe itu tak menyediakan buku bacaan di beberapa sudut ruangannya, seperti di rak-rak buku ataupun beberapa spot meja dengan kursi berbentuk bubble untuk duduk santai. Pemandangan yang mencerminkan hal itu merujuk pada satu meja yang tepat
This Novel is owned by Ailana MishaPlease, don’t copy and remake!Lois, perempuan berambut pirang itu menatap tajam sebuah LCD besar di ruangan meeting divisinya, Human Resources Department yang sedang ia naungi. Perempuan yang memakai blazer warna biru tua itu mendekapkan lengannya. Ia bersama tiga staffnya sedang mengawasi tayangan rekaman kamera yang berada di lobby perusahaan.Di rekaman tersebut terlihat beberapa orang, meskipun sekarang waktu sudah menunjukkan office hours, jam untuk kerja di kantor Lois, orang-orang itu masih saja duduk di sofa yang berada di lobby, seperti sedang menunggu sesuatu.“Aiden, apa yang ada di dalam kepalamu sekarang?” gumam Lois masih dengan suara yang rendah.“Are you speaking to me?”Lois terkejut saat rekannya menanyakan apakah ia sedang berbicara d
This Novel is owned by Ailana MishaPlease, don’t copy and remake!Tahukah kalian terkait suatu cerita dan kisah dimana tuhan mengabulkan permintaan umatnya yang berdoa dengan bersungguh-sungguh? Yang kalau doa pagi, siang, malam? Lebih sering dari pada jadwal minum obat dari resep dokter?Jadi ini yang terjadi sekarang kepada Dania Adelaine Sanders. Gadis berambut cokelat panjang itu tak menyangka tuhan akan mengabulkan permintaannya dengan begitu cepat. Ia berharap dirinya segera dapat tempat magang untuk mata kuliah internship programnya segera, dan tuhan dengan baiknya mengabulkannya lewat Angela.Temannya yang berotak liquid itu bahkan mencarikannya tempat magang yang sesuai dengan kriteria kadar perfeksionis milik Mr. Rose Jolie. Dania Adelaine Sanders, gadis itu selama di perjalanan ke perusahaan Shark Weygandt Corporation merapalkan semua puja dan pu
This Novel is owned by Ailana MishaPlease, don’t copy and remake!FlashbackAda banyak deru suara mobil yang terdengar bising, ada suara bunyi air hujan yang jatuh. Suaranya memecah jalan setapak bersemen coklat pekat, dan jatuh lagi, satu hal lagi yang menambah basah sol sepatu dari kulit itu menjadi semakin basah. Pemilik sepatu coklat kulit itu mengeratkan gagang payungnya. Payung hijau itu menjeplak terbuka sedari satu jam lalu, menangkup kubangan air hujan yang diluluh lantakkan langit malam ini. Ia basah, begitu juga tepian kain yang digunakan oleh gadis dibawah payung hijau itu.Sekarang ia sudah berada di jalan yang lebih besar. Jalanan beraspal penuh air hujan yang pertama kali ia lihat. Yang membedakan, hanya mobil–mobil di depannya terus saja melaju tanpa hent
This Novel is owned by Ailana MishaPlease, don’t copy and remake!Matahari belum naik ke ufuk timur, seorang gadis berambut panjang kecokelatan tengah membongkar tas ranselnya dengan kecepatan sangat brutal. Bagaimana enggak bisa disebut brutal, bila hampir separuh isi tasnya sudah diambil dan dilempar oleh gadis bernama belakang Sanders itu. Mulai dari tepak pensil, note book kecil, dompet koin, hingga barang-barang kecil milik gadis itu sudah berhamburan tersebar di atas ranjang berbed cover motif polkadot kecil-kecil itu.“Ya ampun, aku taruh mana semalam?” rutuknya sendiri.“Aduhhh, kemana sih?”“Oh my god, enggak ketemu,” teriak Dania langsung mengacak gemas rambutnya yang sudah megar, dan semakin megar.Gadis itu sudah membuka menutup resleting tasnya sampai kesekian kali, setelah resl
This Novel is owned by Ailana MishaPlease, don’t copy and remake!Angela baru sampai di rumahnya cukup petang, gadis itu baru saja selesai membantu mengerjakan proposal Dania. Ternyata untuk membantu mengerjakan proposal magang seseorang membutuhkan waktu yang tidak singkat. Saat dia dan Jeanne mengira proposal Dania telah selesai, Angela baru menyadari jika Dania belum membuat daftar pustaka. Halaman yang sama pentingnya dengan halaman daftar isi.Lucunya disini, Dania lupa dari mana saja dia mengutip kutipan-kutipan kalimat yang menjadi referensinya. Alhasil dalam membuat Bibliography itu Angela kesusahan apabila harus menggunakan aplikasi Mendeley. Jika seorang mahasiswa ingin menggunakan aplikasi Mendeley maka jurnal ilmiah dan buku harus dimasukkan ke dalam aplikasi Mendeley itu terlebih dahulu. Itulah mengapa selama dua jaman, Dania
This Novel is owned by Ailana MishaPlease, don’t copy and remake!Pernah lihat ada banyak buku-buku di sebuah coffee cafe? Bisa saja sebenarnya, karena memang ada juga cafe yang menempatkan beberapa buku sebagai tambahan desain interiornya, atau bahkan sebagai salah satu ikon jika coffee cafe itu juga menyediakan bacaan gratis bagi pengunjung cafenya. Hal itu adalah salah satu dari cara branding untuk bisnis cafe tersebut, seperti yang sering dipraktikkan di cafe yang tersebar di sekitar kawasan universitas ataupun kampus di negara bagian Victoria, Australia ini.Masalahnya lain lagi jika coffee cafe itu tak menyediakan buku bacaan di beberapa sudut ruangannya, seperti di rak-rak buku ataupun beberapa spot meja dengan kursi berbentuk bubble untuk duduk santai. Pemandangan yang mencerminkan hal itu merujuk pada satu meja yang tepat
This Novel is owned by Ailana Misha Please, don’t copy and remake! Jeanne ternyata sudah menunggu Dania di gedung C. Fakultas Ekonomi dan Bisnis adanya di gedung C, gadis berwajah bulat itu berdiri dari duduknya, saat ia melihat kedatangan Dania dengan Kevin. Jeanne melambai pada kedua temannya itu, ia sudah tahu jika Angela sedang sibuk dengan urusan penelitiannya. Gadis berambut panjang itu absen lagi kali ini dari kelasnya. “Jeanne, aku baru saja mau mengirimimu chat!” seru Dania saat Jeanne sudah di dekatnya. “Aku ingat kalau aku ada janji sama kamu, Dan,” jawab Jeanne santai. Jeanne Wu membenarkan cardigan Dania yang terbelit oleh tas ransel gadis itu, Dania tertawa kecil. Dia suka menerima perhatian kecil seperti ini, dalam batin gadis bernama belakang Sanders itu, Nathan sangat beruntung memiliki Jeanne jadi pacarnya. “Cepat lihat Mrs. Jolie sana, Dan
This Novel is owned by Ailana MishaPlease, don’t copy and remake!Kawasan perumahan elit di salah satu kawasan luxury housing di kota Melbourne ini berada di salah satu jalan utama di pusat kota Melbourne, Australia. Itu membuat kawasan perumahan ini sebagai Beverly Hills-nya Melbourne, perumahan disini sungguh indah dan megah. Masuk akal jika kebanyakan politisi besar, artis terkenal Australia, eksekutif bisnis sukses hingga para ekspatriat asing memilih perumahan ini sebagai huniannya, menimbang pada banyaknya orang penting yang tinggal disana, membuat keamanan dan kenyamanan distrik itu berlapis dan eksklusif. Disanalah pula rumah besar keluarga inti Weygandt berdiri selama berdekade-dekade.“Apa anak nakal itu sudah menghubungimu? Hari ini kudengar dia akan mengadakan rapat yang seharusnya diadakan untuk tiga hari ke depan,” tanya seorang pri
This Novel is owned by Ailana Misha Please, don’t copy and remake! Sejujurnya Dania belum memutuskan ia akan mengirimkan proposal magang ke Shark Weygandt Corp. atau tidak, dia memang sudah tahu lokasi perusahaan itu, bukankah kemarin siang ia telah datang kesana bersama teman-temannya? Tetapi justru karena ia sudah tahu dengan perusahaan itu, Dania jadi insecure sekarang. Dia tidak sepercaya diri itu melamar magang ke sebuah perusahaan multinasional, saingannya Apple dan Samsung. Apakah sekarang ceritanya Dania sedang mundur sebelum naik kuda perang? Dia mau jalan kaki aja deh kalau begitu. Angela lagi-lagi dipanggil Mr. Albert untuk mendiskusikan penelitian dosennya itu, ada kabar jika Angela masuk tim mahasiswa yang membantu dalam program dana hibah penelitian dari pemerintah untuk kampus mereka yang memang universitas publik itu. Univers