This Novel is owned by Ailana Misha
Please, don’t copy and remake!
“Saya bisa saja polisikan anda segera! Now!” kata pria asing itu dengan nada tenang yang tak disukai oleh Dania.
Eh? Ini kenapa pak polisi jadi disangkut-pautin disini? Dania menggerutu dalam hati mengetahui arti kata dari lawan bicaranya. Memangnya salahnya dia apa? Yang mana? Iris hitam milik gadis muda itu membeliak lucu saat pria itu mengatakan akan mempolisikan dirinya.
Seumur-umur Dania Adelaine Sanders menjadi warga negara Australia, berdomisili di Melbourne sebagai kota kelahirannya, ia tak pernah berurusan dengan satupun polisi negara ini. Menghilangkan anak anjing tetangganya dulu saja ia hanya berhadapan dengan security perumahannya. Dia, Dania, lebih sering berurusan dengan Mrs. Jolie, ibu dosen galaknya malah. Duh, lagi-lagi yang ia bahas jadi Mrs. Jolie.
‘Stop it, Dania!’
‘Take a focus!’
Tidak menyukai cara bicara orang itu yang terdengar bossy, Dania yang awalnya ingin meminta maaf berubah haluan, gadis muda itu dengan refleks menaikkan nada bicaranya. Dia bahkan maju selangkah untuk pasang badan menghadapi orang asing yang ada di depannya. Jeanne, sahabatnya yang tomboy itu pernah bercerita apabila orang berlaku kasar kepada seseorang bisa jadi karena orang itu terlihat terlalu lemah dan mudah diperlakukan buruk oleh orang lain.
Dania tak mau diperlakukan buruk hanya karena ada hardikan milik pria asing itu, dia juga tidak mau dimasukkan ke dalam penjara dengan tuduhan paling konyol sepanjang sejarah kriminal kota Melbourne, menumpahkan hot chocolate milkshake! Maka dari itu, Dania berpura-pura sok berani sekarang, padahal aslinya Dania mah penakut dan menciut kalau urusan hukum dan pihak berwajib.
“Tuan, sini saya luruskan, salah saya apa tuan? Mengotori baju seseorang bukan suatu tindakan kriminal?” Dania berfikir sebentar, “Err- Kecuali baju anda seharga mobil tentunya.”
Saat mata beriris hitam milik gadis itu tertuju pada setelan suit milik pria itu, Dania menelan ludahnya dengan sekali tegukan. Ya ampun, itu bukannya setelan jas Dior yang baru launching itu, yang dipakai oleh Sehun Oh sebagai musenya. Setelan pakaian kantor paling mahal yang keluar bulan Oktober kemarin? Bisa-bisa beneran seharga mobil semua pakaian orang itu jika ditambah jam tangan silvernya, begitu pikir Dania dalam hati.
“Anak muda sekarang, kalau dinasehati ada saja sanggahannya. Gadis yang tidak tahu sopan santun.”
Tidak punya manner sama sekali! Apa saja yang telah diajarkan oleh orang tua gadis itu kepada putrinya? Pria itu berkata dengan suara desisan, seakan gadis yang ada di depannya adalah kuman, si mikroba kecil. Dulu Dania pernah ingin jadi amoeba yang membelah diri saja di mata pelajaran Mrs. Rose Jolie, dan sekarang dia sungguhan dianggap kuman oleh seseorang. Keinginan gadis muda itu terkabul dengan jalur sangat express.
Pria itu masih menatap kesal ke arah gadis itu, lalu beralih ke arah lengannya yang basah. Kulit dan lengan kain kemejanya terasa lengket mengingat ia terkena tumpahan minuman manis yang ia belum bisa kenali. Sebenarnya apa yang baru saja diminum oleh gadis itu? Ekor matanya lalu memicing kembali ke arah gadis di depannya, gadis bodoh yang tak mau mengakui kesalahannya.
“Kayak anda punya sopan santun saja?” gerutu Dania ingin mencaci maki. Jujur saja ya, Dania kesal jika dirinya disebut tidak tahu sopan santun. Begini-begini ia anak kesayangan mamanya. Apa kata mamanya jika beliau sampai tahu akan hal ini?
“Kamu bilang saya apa?” tanya laki-laki itu terus terang.
“Saya tidak bilang apa-apa,” elak Dania. Gadis itu tak tahu kalau pria di depannya itu sempat mendengar ucapannya dengan jelas tadi. Bukan sempat, tetapi memang mendengarnya.
“Kamu tadi bilang sesuatu.”
“Tidak, saya tidak bilang apapun. Anda pasti sedang berimajinasi.” Dania kekeh tidak mau mengaku, dan tidak mau dituntut.
“You say that you’ve said nothing. Kamu pikir saya tuli?”
Si pria asing sudah kehilangan rasa sabarnya. Sejak pagi tadi dia telah sibuk, banyak sekali hal yang harus ia kerjakan di perusahaannya. Ia tidak berharap akan menghabiskan waktunya dengan sesuatu hal yang sia-sia, yang membuang waktunya. Namun kejadian kecil di luar jadwal super padatnya malam ini mengapa jadi menyia-nyiakan waktunya sekali.
Bertemu dengan gadis gila yang sangat aneh ini contohnya?
“Kok anda memaksa sih, saya bisa lho melaporkan anda ke polisi jika seperti ini?”
Dania berubah cemberut dengan memasang wajah masam. Jika melihat raut muka Dania, orang lain pasti mengira dialah yang korban disini. Andai Jeanne dan Angela ada disana, mereka berdua pasti sudah sangat malu melihat tingkah labil sahabatnya itu. Mungkin hanya Kevin seorang yang akan membiarkan Dania bersikap bodoh dan konyol seperti ini. Bagi Kevin, berani kotor itu baik, dan untuk kasus Dania, taglinenya diganti berani konyol itu baik.
“How can I meet a crazy girl like you here? How can?” tanya laki-laki itu pada dirinya sendiri.
“Huh? Apa sih? Ngomong apa sih?” Dania berseru tidak mengerti. Pria itu berbicara dengan suara rendah yang Dania tidak dapat dengar dengan jelas.
“Ok, nona.... Sampai disini, I assume our case is over. Tolong, kita jangan sampai bertemu kembali.”
Pria itu langsung pergi, meninggalkan Dania yang terbengong-bengong sendiri. Dia berjalan menjauhi jalan dimana WISE Employment Melboune CBD berada. Sepatu mahalnya mengeluarkan suara langkah rendah saat bertemu dengan permukaan rata bahu jalan. Yang dapat dipikirkan oleh pria itu adalah, ia harus lekas pergi dari tempat dimana gadis gila itu berada.
Tepat di bawah lampu jalan yang menyala, seorang wanita cantik menunggu pria itu di samping mobil bermerk Mercedez-Benz tipe S Class. Saat melihat kedatangannya, wanita itu langsung tegap berdiri dari tempatnya bersandar tadi. Sebuah tas Hermes bewarna cokelat tua menggantung di lengannya.
“Where have you been? Mengapa mobilmu kamu tinggalkan begitu saja disini?” kicau wanita yang memakai blazer bewarna peach itu, dari nadanya wanita itu terlihat khawatir.
“Kamu belum pulang?” tanya pria itu pelan, menyadari jika lawan bicaranya seharusnya tidak disana di jam sekarang.
“Belum, aku menunggu supirku. And then I’ve seen your car here, dengan pemiliknya yang pergi entah kemana,” Perempuan itu tersenyum kecil, lipstick bewarna magenta pucat terpulas cantik di bibirnya. Wanita itu terlihat masih semuran dengan pria yang baru saja datang tadi.
“Habis dari mana kamu memangnya?” Wanita itu mengulang lagi pertanyaannya.
“Hemm, tadi aku baru bertemu dengan anak dari teman papaku, lalu..” ucapannya menggantung, “Sialnya malah ketemu dengan satu gadis gila disini.”
Perempuan cantik itu terdengar bingung dengan arah pembicaraan pria itu. Mana ada orang gila di lingkungan eksklusif seperti ini. Namun saat pria itu melepas jas Diornya, lalu menggulung lengan kemeja putihnya. Manik mata perempuan itu nampak terkejut.
“Apa yang terjadi dengan pakaianmu, Aiden? What have you done?” pekiknya sambil mendongak ke atas, melihat wajah pria yang tingginya melebihi dirinya belasan sentimeter itu. Pria yang tidak lain merupakan Aiden William Weygandt itu memang sangat tinggi, dengan kaki yang begitu jenjang.
“Akibat bertemu dengan gadis gila. Mau bagaimana lagi?” Aiden mengedikkan bahunya, seakan sudah pasrah, “Jangan sampai aku bertemu gadis itu lagi.”
“Apa? Gadis gila?” ulang wanita itu, seakan tertarik dengan topik bahasan yang dilontarkan oleh seorang Aiden William Weygandt. Hanya sayangnya pewaris Shark Weygandt Group itu tak ingin membahas ‘Si gadis gila’ lebih banyak lagi. Cukup sampai disini.
“Ayo masuk mobilku, aku antar kamu pulang, Lois.”
This Novel is owned by Ailana Misha Please, don’t copy and remake! In Shark Weygandt, Corp. Melbourne, Australia Setelah hampir semalaman mengamuk kepada ketiga temannya, bahkan ia tidak merespons direct message dari Angela, Jean, dan juga Kevin. Dania akhirnya diberikan rekomendasi nama perusahaan lagi oleh Angela. Sahabat dari gadis bernama Dania Adelaine Sanders itu pagi-pagi sekali memberi tahu Dania jika ia punya perusahaan yang bisa jadi tempat magang yang bagus untuk Dania nanti. Awalnya Dania tidak percaya dengan apa yang ditulis oleh Angela di chat grup Line mereka, sekali sudah Dania merasa patah hati dan di-PHP-in oleh Angela, gadis berambut cokelat itu tidak mau lagi untuk merasakan kedua kalinya. Nanti takutnya bukan sebuah p
This Novel is owned by Ailana MishaPlease, don’t copy and remake!Jarum jam sudah menunjukkan angka setengah sepuluh malam waktu Australia. Belum terlalu larut malam sebenarnya, mengingat kota Melbourne terkenal dengan aktivitas bisnis dan juga segala hiruk-pikuk kehidupan kota megapolitannya.Membahas kota megapolitan, kota yang masuk megapolitan memang harus memiliki jumlah penduduk lebih dari lima juta jiwa, dan berdasarkan The Australian Bureau of Statistics (ABS), Biro Statistik Australia, pihaknya telah memproyeksikan jika dalam kurun waktu empat puluh tahun mendatang Melbourne akan menjadi kota berpopulasi terbesar di Australia, mengalahkan Sidney.Semakin malam sebenarnya semakin ramai jika para turis ingin mengelilingi kota Melbourne sampai titik-titik sudut yang ada. Namun berbeda dengan seorang laki-laki yang duduk di belakang kemudi mobil Merced
This Novel is owned by Ailana Misha Please, don’t copy and remake! Sejujurnya Dania belum memutuskan ia akan mengirimkan proposal magang ke Shark Weygandt Corp. atau tidak, dia memang sudah tahu lokasi perusahaan itu, bukankah kemarin siang ia telah datang kesana bersama teman-temannya? Tetapi justru karena ia sudah tahu dengan perusahaan itu, Dania jadi insecure sekarang. Dia tidak sepercaya diri itu melamar magang ke sebuah perusahaan multinasional, saingannya Apple dan Samsung. Apakah sekarang ceritanya Dania sedang mundur sebelum naik kuda perang? Dia mau jalan kaki aja deh kalau begitu. Angela lagi-lagi dipanggil Mr. Albert untuk mendiskusikan penelitian dosennya itu, ada kabar jika Angela masuk tim mahasiswa yang membantu dalam program dana hibah penelitian dari pemerintah untuk kampus mereka yang memang universitas publik itu. Univers
This Novel is owned by Ailana MishaPlease, don’t copy and remake!Kawasan perumahan elit di salah satu kawasan luxury housing di kota Melbourne ini berada di salah satu jalan utama di pusat kota Melbourne, Australia. Itu membuat kawasan perumahan ini sebagai Beverly Hills-nya Melbourne, perumahan disini sungguh indah dan megah. Masuk akal jika kebanyakan politisi besar, artis terkenal Australia, eksekutif bisnis sukses hingga para ekspatriat asing memilih perumahan ini sebagai huniannya, menimbang pada banyaknya orang penting yang tinggal disana, membuat keamanan dan kenyamanan distrik itu berlapis dan eksklusif. Disanalah pula rumah besar keluarga inti Weygandt berdiri selama berdekade-dekade.“Apa anak nakal itu sudah menghubungimu? Hari ini kudengar dia akan mengadakan rapat yang seharusnya diadakan untuk tiga hari ke depan,” tanya seorang pri
This Novel is owned by Ailana Misha Please, don’t copy and remake! Jeanne ternyata sudah menunggu Dania di gedung C. Fakultas Ekonomi dan Bisnis adanya di gedung C, gadis berwajah bulat itu berdiri dari duduknya, saat ia melihat kedatangan Dania dengan Kevin. Jeanne melambai pada kedua temannya itu, ia sudah tahu jika Angela sedang sibuk dengan urusan penelitiannya. Gadis berambut panjang itu absen lagi kali ini dari kelasnya. “Jeanne, aku baru saja mau mengirimimu chat!” seru Dania saat Jeanne sudah di dekatnya. “Aku ingat kalau aku ada janji sama kamu, Dan,” jawab Jeanne santai. Jeanne Wu membenarkan cardigan Dania yang terbelit oleh tas ransel gadis itu, Dania tertawa kecil. Dia suka menerima perhatian kecil seperti ini, dalam batin gadis bernama belakang Sanders itu, Nathan sangat beruntung memiliki Jeanne jadi pacarnya. “Cepat lihat Mrs. Jolie sana, Dan
This Novel is owned by Ailana MishaPlease, don’t copy and remake!Pernah lihat ada banyak buku-buku di sebuah coffee cafe? Bisa saja sebenarnya, karena memang ada juga cafe yang menempatkan beberapa buku sebagai tambahan desain interiornya, atau bahkan sebagai salah satu ikon jika coffee cafe itu juga menyediakan bacaan gratis bagi pengunjung cafenya. Hal itu adalah salah satu dari cara branding untuk bisnis cafe tersebut, seperti yang sering dipraktikkan di cafe yang tersebar di sekitar kawasan universitas ataupun kampus di negara bagian Victoria, Australia ini.Masalahnya lain lagi jika coffee cafe itu tak menyediakan buku bacaan di beberapa sudut ruangannya, seperti di rak-rak buku ataupun beberapa spot meja dengan kursi berbentuk bubble untuk duduk santai. Pemandangan yang mencerminkan hal itu merujuk pada satu meja yang tepat
This Novel is owned by Ailana MishaPlease, don’t copy and remake!Angela baru sampai di rumahnya cukup petang, gadis itu baru saja selesai membantu mengerjakan proposal Dania. Ternyata untuk membantu mengerjakan proposal magang seseorang membutuhkan waktu yang tidak singkat. Saat dia dan Jeanne mengira proposal Dania telah selesai, Angela baru menyadari jika Dania belum membuat daftar pustaka. Halaman yang sama pentingnya dengan halaman daftar isi.Lucunya disini, Dania lupa dari mana saja dia mengutip kutipan-kutipan kalimat yang menjadi referensinya. Alhasil dalam membuat Bibliography itu Angela kesusahan apabila harus menggunakan aplikasi Mendeley. Jika seorang mahasiswa ingin menggunakan aplikasi Mendeley maka jurnal ilmiah dan buku harus dimasukkan ke dalam aplikasi Mendeley itu terlebih dahulu. Itulah mengapa selama dua jaman, Dania
This Novel is owned by Ailana MishaPlease, don’t copy and remake!Matahari belum naik ke ufuk timur, seorang gadis berambut panjang kecokelatan tengah membongkar tas ranselnya dengan kecepatan sangat brutal. Bagaimana enggak bisa disebut brutal, bila hampir separuh isi tasnya sudah diambil dan dilempar oleh gadis bernama belakang Sanders itu. Mulai dari tepak pensil, note book kecil, dompet koin, hingga barang-barang kecil milik gadis itu sudah berhamburan tersebar di atas ranjang berbed cover motif polkadot kecil-kecil itu.“Ya ampun, aku taruh mana semalam?” rutuknya sendiri.“Aduhhh, kemana sih?”“Oh my god, enggak ketemu,” teriak Dania langsung mengacak gemas rambutnya yang sudah megar, dan semakin megar.Gadis itu sudah membuka menutup resleting tasnya sampai kesekian kali, setelah resl
This Novel is owned by Ailana MishaPlease, don’t copy and remake!Lois, perempuan berambut pirang itu menatap tajam sebuah LCD besar di ruangan meeting divisinya, Human Resources Department yang sedang ia naungi. Perempuan yang memakai blazer warna biru tua itu mendekapkan lengannya. Ia bersama tiga staffnya sedang mengawasi tayangan rekaman kamera yang berada di lobby perusahaan.Di rekaman tersebut terlihat beberapa orang, meskipun sekarang waktu sudah menunjukkan office hours, jam untuk kerja di kantor Lois, orang-orang itu masih saja duduk di sofa yang berada di lobby, seperti sedang menunggu sesuatu.“Aiden, apa yang ada di dalam kepalamu sekarang?” gumam Lois masih dengan suara yang rendah.“Are you speaking to me?”Lois terkejut saat rekannya menanyakan apakah ia sedang berbicara d
This Novel is owned by Ailana MishaPlease, don’t copy and remake!Tahukah kalian terkait suatu cerita dan kisah dimana tuhan mengabulkan permintaan umatnya yang berdoa dengan bersungguh-sungguh? Yang kalau doa pagi, siang, malam? Lebih sering dari pada jadwal minum obat dari resep dokter?Jadi ini yang terjadi sekarang kepada Dania Adelaine Sanders. Gadis berambut cokelat panjang itu tak menyangka tuhan akan mengabulkan permintaannya dengan begitu cepat. Ia berharap dirinya segera dapat tempat magang untuk mata kuliah internship programnya segera, dan tuhan dengan baiknya mengabulkannya lewat Angela.Temannya yang berotak liquid itu bahkan mencarikannya tempat magang yang sesuai dengan kriteria kadar perfeksionis milik Mr. Rose Jolie. Dania Adelaine Sanders, gadis itu selama di perjalanan ke perusahaan Shark Weygandt Corporation merapalkan semua puja dan pu
This Novel is owned by Ailana MishaPlease, don’t copy and remake!FlashbackAda banyak deru suara mobil yang terdengar bising, ada suara bunyi air hujan yang jatuh. Suaranya memecah jalan setapak bersemen coklat pekat, dan jatuh lagi, satu hal lagi yang menambah basah sol sepatu dari kulit itu menjadi semakin basah. Pemilik sepatu coklat kulit itu mengeratkan gagang payungnya. Payung hijau itu menjeplak terbuka sedari satu jam lalu, menangkup kubangan air hujan yang diluluh lantakkan langit malam ini. Ia basah, begitu juga tepian kain yang digunakan oleh gadis dibawah payung hijau itu.Sekarang ia sudah berada di jalan yang lebih besar. Jalanan beraspal penuh air hujan yang pertama kali ia lihat. Yang membedakan, hanya mobil–mobil di depannya terus saja melaju tanpa hent
This Novel is owned by Ailana MishaPlease, don’t copy and remake!Matahari belum naik ke ufuk timur, seorang gadis berambut panjang kecokelatan tengah membongkar tas ranselnya dengan kecepatan sangat brutal. Bagaimana enggak bisa disebut brutal, bila hampir separuh isi tasnya sudah diambil dan dilempar oleh gadis bernama belakang Sanders itu. Mulai dari tepak pensil, note book kecil, dompet koin, hingga barang-barang kecil milik gadis itu sudah berhamburan tersebar di atas ranjang berbed cover motif polkadot kecil-kecil itu.“Ya ampun, aku taruh mana semalam?” rutuknya sendiri.“Aduhhh, kemana sih?”“Oh my god, enggak ketemu,” teriak Dania langsung mengacak gemas rambutnya yang sudah megar, dan semakin megar.Gadis itu sudah membuka menutup resleting tasnya sampai kesekian kali, setelah resl
This Novel is owned by Ailana MishaPlease, don’t copy and remake!Angela baru sampai di rumahnya cukup petang, gadis itu baru saja selesai membantu mengerjakan proposal Dania. Ternyata untuk membantu mengerjakan proposal magang seseorang membutuhkan waktu yang tidak singkat. Saat dia dan Jeanne mengira proposal Dania telah selesai, Angela baru menyadari jika Dania belum membuat daftar pustaka. Halaman yang sama pentingnya dengan halaman daftar isi.Lucunya disini, Dania lupa dari mana saja dia mengutip kutipan-kutipan kalimat yang menjadi referensinya. Alhasil dalam membuat Bibliography itu Angela kesusahan apabila harus menggunakan aplikasi Mendeley. Jika seorang mahasiswa ingin menggunakan aplikasi Mendeley maka jurnal ilmiah dan buku harus dimasukkan ke dalam aplikasi Mendeley itu terlebih dahulu. Itulah mengapa selama dua jaman, Dania
This Novel is owned by Ailana MishaPlease, don’t copy and remake!Pernah lihat ada banyak buku-buku di sebuah coffee cafe? Bisa saja sebenarnya, karena memang ada juga cafe yang menempatkan beberapa buku sebagai tambahan desain interiornya, atau bahkan sebagai salah satu ikon jika coffee cafe itu juga menyediakan bacaan gratis bagi pengunjung cafenya. Hal itu adalah salah satu dari cara branding untuk bisnis cafe tersebut, seperti yang sering dipraktikkan di cafe yang tersebar di sekitar kawasan universitas ataupun kampus di negara bagian Victoria, Australia ini.Masalahnya lain lagi jika coffee cafe itu tak menyediakan buku bacaan di beberapa sudut ruangannya, seperti di rak-rak buku ataupun beberapa spot meja dengan kursi berbentuk bubble untuk duduk santai. Pemandangan yang mencerminkan hal itu merujuk pada satu meja yang tepat
This Novel is owned by Ailana Misha Please, don’t copy and remake! Jeanne ternyata sudah menunggu Dania di gedung C. Fakultas Ekonomi dan Bisnis adanya di gedung C, gadis berwajah bulat itu berdiri dari duduknya, saat ia melihat kedatangan Dania dengan Kevin. Jeanne melambai pada kedua temannya itu, ia sudah tahu jika Angela sedang sibuk dengan urusan penelitiannya. Gadis berambut panjang itu absen lagi kali ini dari kelasnya. “Jeanne, aku baru saja mau mengirimimu chat!” seru Dania saat Jeanne sudah di dekatnya. “Aku ingat kalau aku ada janji sama kamu, Dan,” jawab Jeanne santai. Jeanne Wu membenarkan cardigan Dania yang terbelit oleh tas ransel gadis itu, Dania tertawa kecil. Dia suka menerima perhatian kecil seperti ini, dalam batin gadis bernama belakang Sanders itu, Nathan sangat beruntung memiliki Jeanne jadi pacarnya. “Cepat lihat Mrs. Jolie sana, Dan
This Novel is owned by Ailana MishaPlease, don’t copy and remake!Kawasan perumahan elit di salah satu kawasan luxury housing di kota Melbourne ini berada di salah satu jalan utama di pusat kota Melbourne, Australia. Itu membuat kawasan perumahan ini sebagai Beverly Hills-nya Melbourne, perumahan disini sungguh indah dan megah. Masuk akal jika kebanyakan politisi besar, artis terkenal Australia, eksekutif bisnis sukses hingga para ekspatriat asing memilih perumahan ini sebagai huniannya, menimbang pada banyaknya orang penting yang tinggal disana, membuat keamanan dan kenyamanan distrik itu berlapis dan eksklusif. Disanalah pula rumah besar keluarga inti Weygandt berdiri selama berdekade-dekade.“Apa anak nakal itu sudah menghubungimu? Hari ini kudengar dia akan mengadakan rapat yang seharusnya diadakan untuk tiga hari ke depan,” tanya seorang pri
This Novel is owned by Ailana Misha Please, don’t copy and remake! Sejujurnya Dania belum memutuskan ia akan mengirimkan proposal magang ke Shark Weygandt Corp. atau tidak, dia memang sudah tahu lokasi perusahaan itu, bukankah kemarin siang ia telah datang kesana bersama teman-temannya? Tetapi justru karena ia sudah tahu dengan perusahaan itu, Dania jadi insecure sekarang. Dia tidak sepercaya diri itu melamar magang ke sebuah perusahaan multinasional, saingannya Apple dan Samsung. Apakah sekarang ceritanya Dania sedang mundur sebelum naik kuda perang? Dia mau jalan kaki aja deh kalau begitu. Angela lagi-lagi dipanggil Mr. Albert untuk mendiskusikan penelitian dosennya itu, ada kabar jika Angela masuk tim mahasiswa yang membantu dalam program dana hibah penelitian dari pemerintah untuk kampus mereka yang memang universitas publik itu. Univers