Di luar bangunan Biro Penangkap Siluman, Zhao Yunshi sduah berdiri tenang dengan kedua tangan yang terlipat didepan dada. Kemudian tidak lama, sang kakak baru saja keluar melintasi gerbang utama biro.“Kau senang bermain-main dengan manusia?” tanya Zhao Yunshi, nadanya sinis lengkap dengan sorot mata yang tajam menunjukkan rasa tidak suka yang khas.Bukannya marah, Zhao Yuan Shao malah tersenyum tipis lalu berjalan mendekati sang adik. Tangannya terangkat, lalu terulur untuk mengacak pelan ujung kepala perempuan siluman itu.“Rupanya adikku sedang cemburu, hm? Kau takut aku terlalu senang bermain dengan manusia hingga melupakan mu?”“Kau sering melakukan itu! Kau hampir melupakan ku setiap kali berurusan dengan manusia di biro ini. Jika saja aku tidak datang ke Kota Changsa, mungkin kau sudah lupa punya saudara!” geram Zhao Yunshi dengan wajah yang ditekuk, tangannya juga masih terlipat didepan dada. Persis seperti anak kecil yang tengah merajuk.“Aku tidak akan lupa, mau bagaimana pu
KASUS KELUARGA WEN“Kalau begitu, kita harus menyampaikan hal ini pada yang lain. Baru kita akan mulai bertindak,” usul Zhu Shen Mei yang hendak berbalik badan untuk pergi dari ruang kerjanya.“Tidak perlu,” potong Zhao Yuan Sho dengan nada yang tenang, dan dingin. Dia juga lekas menarik pergelanan tangan Zhu Shen Mei untuk menghentikan langkah perempaun dengan hanfu hijau muda itu.Tentu saja itu membuat Zhu Shen Mei mengerutkan keningnya heran, sekaligus waspada diwaktu yang sama. Dia kemudian mendekat ke arah pria siluman itu, memperhatiakn wajahnya yang tetap tenang dan tidak bisa dibaca isi hatinya.“Kau berniat untuk menyembunyikan ini? Sebenarnya apa rencana mu?” todong perempuan itu dengan tegas.“Aku tidak berniat menyembunyikannya, hanya saja biarkan mereka tidak tahu untuk sementara.”“Itu sama saja bodoh!”Zhao Yuan Shao tetap tenang. “Baiklah, biar aku yang akan mengurusnya.”“Apa, tapi kenapa?” Zhu Shen Mei mencoba menarik tangannya, tapi cengkeraman pria itu tetap kokoh
Angin dingin bertiup, membuat daun-daun kering berguguran di halaman yang dipenuhi rumput liar. Cahaya lentera yang dibawa Zhao Yuan Shao berpendar samar, menerangi jejak waktu yang tertinggal di bangunan tua itu."Kita benar-benar masuk?" Zhu Shen Mei bertanya, suaranya rendah namun mantap.Zhao Yuan Shao meliriknya sekilas sebelum mendorong pintu utama yang berderit nyaring. "Kita harus tahu apa yang sebenarnya terjadi di sini," gumamnya.Rumah itu masih menyimpan aroma kayu tua dan debu, bercampur dengan sesuatu yang lebih samar—sebuah bau besi yang sudah pudar, mungkin darah yang tertinggal sejak tragedi itu terjadi. Mereka melangkah masuk dengan hati-hati, tatapan mereka menyapu ruangan yang penuh dengan perabotan tertutup kain putih. Seolah-olah waktu berhenti di tempat ini."Menurut catatan biro investigasi, keluarga Wen dibantai secara misterius, tanpa ada tanda-tanda perlawanan. Tidak ada saksi, tidak ada petunjuk siapa pelakunya," ujar Zhu Shen Mei seraya menyentuh meja kayu
Zhao Yuan Shao dan Zhu Shen Mei berdiri di halaman rumah keluarga Wen yang sunyi. Angin malam berhembus, membawa sisa aroma debu dan misteri yang belum terpecahkan. Meski adrenalin masih mengalir setelah pertarungan dengan pria berjubah, kelelahan mulai menguasai tubuh mereka."Aku benci mengakuinya," ujar Zhu Shen Mei, merapikan lengan bajunya yang sedikit kotor, "tapi kita perlu istirahat. Aku tidak akan bisa berpikir jernih kalau tubuhku remuk seperti ini."Zhao Yuan Shao menyarungkan pedangnya dan mendengus pelan. "Kau bisa berpikir jernih?" godanya.Zhu Shen Mei melayangkan tatapan tajam. "Jangan mulai. Kau sendiri terlihat seperti akan roboh dalam hitungan detik.""Kalau aku roboh, aku masih bisa menyeretmu bersamaku," sahut Zhao Yuan Shao santai.Zhu Shen Mei mendengus dan melangkah pergi lebih dulu. "Ayo pergi sebelum aku benar-benar melemparmu ke rawa-rawa terdekat."Mereka akhirnya menemukan sebuah penginapan kecil di pinggir desa. Bangunannya sederhana, dengan lentera-lente
“Astaga! Aku tidak menyangka Nona Zhu yang terkenal sangat serius dan menjunjung tinggi norma. Sekarang tidur satu kamar dengan seorang pria yang belum dinikahi,” cibir Zhao Yuan Shao yang terang-terangan meledek Zhu Shen Mei. Perempuan itu memejamkan mata, muak juga menghadapi sikap Zhao Yuan Shao yang terus saja bicara omong kosong. “Bukankah kita satu kamar karena terpaksa? Toh tidak terjadi apa-apa, jadi jangan berlebihan!” Zhao Yuan Shao tersenyum miring, dia berdiri dan mendekat ke arah ranjang tempat dimana Zhu Shen Mei masih berbaring. “Kau yakin?” tanyanya dengan seringai kecil. Raut wajah Zhu Shen Mei berubah, mendadak dia was-was. “Apa maksud mu?”“Maksudku, apa kau yakin kalau tidak terjadi apa-apa diantara kita? Semalam kau tertidur pulas sekali, dan pagi ini aku masih duduk di samping kau berbaring.” Zhao Yuan Shao masih saja berkata santai, tapi nadanya tetap misterius. Zhu Shen Mei yang semula masih berbaring langsung duduk begitu Zhao Yuan Shao menyelesaika
Pisau hitam melesat ke arah Zhu Shen Mei, tajam berkilat di bawah sinar rembulan yang menerobos celah-celah bangunan. Ia hanya punya sepersekian detik untuk bereaksi. Tangannya sudah bergerak, mencoba menahan serangan dengan kipas gioknya, tapi— “Cih, dasar manusia lamban!” Zhao Yuan Shao menerjang dari samping. Cakar tajamnya membelah udara, menangkis pisau itu dengan suara dentingan keras. Namun, dorongan serangan itu cukup kuat hingga keduanya terdorong mundur. Zhu Shen Mei jatuh terduduk, nyaris kehilangan keseimbangan. “Aku tidak lamban! Itu tadi terlalu cepat!” protesnya sambil merangkak bangkit. Zhao Yuan Shao menyeringai. “Kau hampir menjadi tusukan sate. Tapi bersyukurlah, aku ada di sini.” Sosok misterius itu tidak membuang waktu. Dengan gerakan cepat, ia melompat ke jendela, bersiap melarikan diri. “Tidak kali ini!” Zhu Shen Mei menghunus belatinya dan melemparkan jimat lain. Jimat itu berubah menjadi rantai bercahaya yang melilit pergelangan kaki si pr
MEMBAWA BUKTI PEMBANTAIANHujan masih turun dengan deras, setelah Zhao Yuan Shao dan Zhu Shen Mei kembali dari rumah penasehat Gao Wen Yu. Tujuan mereka saat ini adalah kembali ke kediaman Keluarga Wen, untuk mencari tahu seusatu yang mungkin terlewat dari penyelidikan mereka kemarin.Air hujan membasahi atap bangunan keluarga Wen yang masih berdiri megah namun sunyi. Zhao Yuan Shao dan Zhu Shen Mei berdiri di halaman depan, memandangi kediaman yang tampak tidak tersentuh oleh waktu, tetapi menyimpan rahasia kelam."Jadi kemungkinan terbesarnya adalah mereka membantai seluruh keluarga Wen hanya untuk menutupi kebusukan sendiri," suara Zhu Shen Mei bergetar oleh kemarahan yang ia tahan. Tangannya mengepal erat hingga buku-buku jarinya memutih begitu mereka sampai.Zhao Yuan Shao melangkah masuk, matanya menyapu sekeliling ruangan yang masih tertata rapi. Ia berjalan menuju ruang kerja kepala keluarga Wen, Wen Lao, dan menemukan sebuah laci yang tidak terkunci. Dengan hati-hati, ia memb
MENYERAHKAN HASIL PENYELIDIKANDi sebuah ruangan gelap, seseorang duduk di balik meja besar, menatap laporan yang baru saja dikirim kepadanya. Cahaya lilin bergetar, memperlihatkan wajah penuh ketenangan namun memancarkan bahaya."Zhao Yuan Shao dan Zhu Shen Mei... mereka menemukan sesuatu yang seharusnya tetap tersembunyi," gumamnya.Seorang pria berlutut di hadapannya. "Tuan, apakah perlu kami habisi mereka?"Orang itu menyandarkan diri ke kursi, matanya menyipit. "Belum. Aku ingin tahu sejauh mana mereka akan melangkah. Tapi jika mereka terlalu jauh... habisi mereka tanpa ragu."Pria yang berlutut mengangguk. "Baik, Tuanku."****Kantor Biro Investigasi Kota Changsa tampak lebih sibuk dari biasanya. Para petugas berlalu-lalang, beberapa membawa gulungan dokumen, sementara yang lain tengah berdiskusi serius mengenai kasus-kasus terbaru.Zhao Yuan Shao dan Zhu Shen Mei turun dari kuda dengan tubuh yang masih sedikit lembap akibat hujan di perjalanan. Zhu Shen Mei mengibaskan lengan b
Zhao Yuan Shao masih bersikap santai, dia melwana para penjaga biro dengan seperempat kekuatannya saja. Tetapi kekacauan yang cukup besar berhasil terjadi. Banyak penjaga biro yang berkumpul disana, satu penjaga tumbang maka akan muncul yang kedua, tiga, dan seterusnya.“Yuan Shao hentikan, aku melihat Zhang Fei dan adik mu sudah keluar!” perintah Zhu Shen Mei yang juga ikut dalam keributan itu.Zhao Yuan Shao hanya mengangguk sebagai jawaban, kemudian dia sengaja membiarkan dirinya dikalahkan. Pria siluman itu menyerahkan diri untuk dihantam cukup keras oleh salah satu penjaga biro.“Zhao Yuan Shao!” pekik Zhu Shen Mei ketika melihat tubuh pria siluman itu terhuyung ke belakang.Dengan sigap Zhu Shen Mei menahan bobot tubuh pria itu dengan tangannya, meski bersusah payah tapi ini cukup untuk mengelabuhi semua orang.“Kau baik-baik saja?” tanya Zhu Shen Mei yang jelas-jelas khawatir. Dia tidak tahu kalau Zhao Yuan Shao-lah yang sengaja membuat dirinya sendiri dikalahkan dan terluka.“
Zhu Shen Mei mendecak, lalu membuka gerbang utama biro itu. "Baiklah, rencana kita tetap sama. Kita masuk, berpura-pura melakukan pemeriksaan rutin. Zhao Yunshi dan Zhang Fei akan mencari dokumen, sementara aku dan Zhao Yuan Shao akan mengalihkan perhatian mereka."Zhao Yuan Shao mengangkat alisnya. “Jadi kita bertugas sebagai pengganggu?”"Kau paling ahli dalam hal itu, kan?"Zhu Shen Mei malah balik bertanya dengan nada sinis dan mengejek. Zhao Yuan Shao mendengus kesal, rupanya Zhu Shen Mei bisa membuatnya naik darah dengan mudah. "Sungguh Nona Zhu, aku bingung harus tersanjung atau marah."Zhu Shen Mei mengabaikannya dan melangkah maju. "Ingat, kita tidak tahu seberapa besar keterlibatan 'Tuannya' Zhang Xuancheng di sini. Tapi kalau dugaan ku benar, ada kejahatan besar yang tersembunyi di dalam biro ini."Semua orang mengangguk, lalu mereka berjalan mendekati gerbang besar itu. Saat seorang penjaga biro menghentikan mereka, Zhu Shen Mei memasang senyum profesionalnya."Kami dari
Matahari pagi mengintip dari balik jendela, sinarnya jatuh tepat di wajah Zhu Shen Mei yang masih terbaring. Dia mengerjapkan mata beberapa kali, lalu mengerang pelan saat tubuhnya terasa sedikit pegal. Luka akibat mantra pembalik ilusi itu memang sudah membaik, tapi masih meninggalkan sedikit sensasi terbakar di tubuhnya. Setelah menarik napas dalam, Zhu Shen Mei bangkit dari tempat tidur dan berjalan menuju pintu kamar. Begitu membuka pintu, matanya langsung menangkap sosok yang tak terduga. Zhao Yuan Shao duduk di kursi, kepalanya bersandar ke sandaran, kedua lengannya terlipat di dada, dan tertidur cukup pulas. “Dia tidur di sini semalaman?” Zhu Shen Mei bergumam pelan, menaikkan sebelah alisnya. Dia berdiri diam sejenak, memperhatikan wajah pria siluman itu. Biasanya, dia selalu cerewet dan penuh godaan, tapi dalam tidur… dia terlihat lebih damai dengan nafas yang teratur. "Kalau dia selalu seperti ini, mungkin aku tidak akan sering ingin meninjunya," gumamnya sambil menyilan
Langit malam terasa begitu sunyi, hanya diselingi suara gesekan dedaunan yang tertiup angin. Aroma bunga begonia samar-samar tercium, bercampur dengan wangi tanah yang masih lembap setelah pertarungan sengit mereka tadi.Zhu Shen Mei mencoba berdiri, tapi tubuhnya tidak mau bekerja sama. Rasa nyeri dari luka yang ditinggalkan mantra pembalik ilusi itu menjalar ke seluruh tubuhnya, membuat lututnya terasa seakan tidak bertulang.Dia mengepalkan tangannya, mencoba menegakkan tubuh ketika Zhao Yuan Shao hendak memapahnya."Aku bisa berjalan sendiri," ucapnya lirih.Namun, sebelum dia sempat mengambil satu langkah pun, dunia di sekitarnya berputar. Zhao Yuan Shao bergerak secepat kilat. Dengan refleks seekor siluman, dia menangkap tubuh Zhu Shen Mei sebelum perempuan itu jatuh ke tanah."Astaga, perempuan keras kepala!" gumamnya dengan nada kesal, tapi ada sedikit kehangatan di dalamnya."Aku baik-baik saja," balas Zhu Shen Mei menggerutu, meski nada suaranya lemah.Zhao Yuan Shao mengang
Udara malam terasa sejuk, menyapu pelan kelopak-kelopak begonia yang berguguran dari dahan, menghampar lembut di tanah. Cahaya bulan meresap di antara dedaunan, menciptakan siluet yang indah namun sendu. Zhu Shen Mei duduk bersandar di batang pohon besar itu, kepalanya sedikit tertunduk, matanya menatap kosong ke telapak tangannya yang menggenggam sehelai daun.Langkah kaki ringan terdengar mendekat. Tanpa perlu menoleh, dia tahu siapa yang datang."Aku tahu kau akan datang," katanya tanpa ekspresi, meski ada nada lelah dalam suaranya.Zhao Yuan Shao berdiri di hadapannya, bersedekap dengan ekspresi santai seperti biasa. "Tentu saja. Aku tidak mungkin melewatkan kesempatan melihat Zhu Shen Mei yang biasanya banyak bicara justru duduk termenung seperti ini. Keajaiban semacam ini jarang terjadi."Zhu Shen Mei mendengus, melemparkan tatapan malas ke arahnya. "Apa kau datang hanya untuk mengejekku?"Zhao Yuan Shao mengangkat bahu, lalu tanpa permisi, dia duduk di sampingnya, bersandar ke
Angin malam berembus dingin, membawa aroma darah yang masih segar dari tubuh Zhang Xuancheng yang kini tak bernyawa. Zhu Shen Mei berdiri dengan tangan terlipat, matanya masih terpaku pada tubuh pria malang itu, sementara Zhang Fei mengepalkan tinjunya dengan rahang mengeras. Saat ini mereka semua sudah kembali ke biro penanhkap siluman.Zhao Yuan Shao dan Zhao Yunshi muncul dari bayangan, langkah mereka hampir tak bersuara. Keduanya membawa gulungan surat yang tadi mereka ambil dari ruang dokumen di kediaman Zhang Xuancheng siang tadi.“Zhao Yuan Shao, kau siang tadi menyebut nama Gong gong. Apa benar sihir yang kita rasakan di kediaman Zhang Xuancheng tadi adalah mantra pembalik ilusi?’’ todong Zhu Shen Mei saat melihat pria siluman dan adiknya itu masuk.Zhao Yuan Shao mengangguk membenarkan, dia ikut berdiri memperhatikan mayat Zhang Xuancheng. “Itu benar,’’ balasnya tenang.Zhang Fei menatap mereka dengan tajam. "Gong Gong? Kau bicara tentang monster air yang hidup dua belas ribu
Keributan di depan kediaman Zhang Xuancheng semakin memanas. Para penjaga telah bersiap dengan tangan di gagang pedang mereka, mata mereka tajam menatap Zhang Fei yang berdiri tegak, tak tergoyahkan. Di sisi lain, Zhu Shen Mei masih dengan santai bersandar pada tiang kayu gerbang, namun matanya terus mengamati gerak-gerik pria berjubah mewah yang tadi memperhatikannya.Di depan mereka, Zhang Xuancheng berdiri dengan wajah tegang, berusaha menjaga ketenangannya, tapi keringat tipis di dahinya tidak bisa berbohong."Aku tidak tahu apa yang kalian inginkan," katanya dengan suara berusaha terdengar tenang. "Tapi kalian telah melewati batas dengan membuat keributan seperti ini," imbuhnya.Zhang Fei menatap lurus ke arah pria itu, suaranya dingin dan tegas. Kemudian dengan langkah yang mantap, dia berjalan mendekat. Aura mengintimidasi langsung menguar dari dirinya, dan langsung menatap Zhang Xuancheng dengan tatatapan tajam."Batas sudah lama kau lewati, Zhang Xuancheng. Kami hanya ingin m
Tanpa menunggu lebih lama, Zhang Fei melangkah ke depan dengan penuh keyakinan, tubuhnya tegap dan sorot matanya tajam. Begitu dia berada dalam jangkauan penjaga, suaranya bergema seperti petir di pagi yang tenang. sementara itu Zhao Yuan shao dan Zhao Yunshi mulai bergerak masuk ke kediaman Zhang Xuancheng."ZHANG XUANCHENG! KELUAR DAN HADAPI AKU!"Para penjaga langsung waspada, tangan mereka meraih gagang pedang. Salah satu dari mereka melangkah maju. "Siapa kau, berani membuat keributan di depan rumah ini?"Zhang Fei menyeringai tipis, tatapannya menusuk. "Seseorang yang menginginkan jawaban. Zhang Xuancheng punya hutang yang harus dia lunasi!"Beberapa penjaga mulai bergerak, terlihat siap menyerang kapan saja. Sementara itu, Zhu Shen Mei beraksi dengan caranya sendiri. Dia berjalan santai ke arah sebuah gerobak yang dipenuhi kendi-kendi arak, milik seorang pedagang tua yang sedang sibuk mengatur dagangannya. Dengan satu gerakan halus, dia menyenggol gerobak itu dengan kakinya.BR
Kota Changsa, hari ke-2, bulan ke-9.Zhang Fei melirik Zhu Shen Mei dan Zhao Yuan Shao bergantian, sebelum menghembuskan nafas berat. Cahaya matahari pagi menyusup lewat jendela-jendela besar, menerangi lantai batu yang dingin. Di aula utama, Zhu Shen Mei, Zhang Fei, dan Zhao Yuan Shao masih berdiskusi tentang rencana mereka untuk mendapatkan bukti pengkhianatan Zhang Xuancheng.“Ini akan lebih rumit dari yang kita pikirkan, dan kita tidak bisa bergerak hanya mengandalkan tiga orang.”“Kenapa? bukankah ini lebih efektif?” Zhu Shen Mei mengerutkan keningnya, tidak mengerti.“Shen Mei, kita berurusan dengan pemerintahan sekarang. Bukan kah kita juga memerlukan seseorang yang paham akan seluk beluk pemerintahan juga demi kelancaran misi?” Zhang Fei tampak lebih serius.Berbeda dengan Zhan Fei dan Zhu Shen Mei yang otot-otot wajahnya Sudha menegang, dan tampak garang. Zhao Yuan Shao malah bersikap santai, dia menyandarkan tubuhnya di pagar biro penangkap siluman.“Kenapa kalian para manus