Tangan Maksim yang hendak menjamah sesuatu yang halus lembut tertutup brassiere itu pun lekas berhenti setelah teriakan dari Davidoff terdengar. Dia menoleh ke layar ponsel dan berkata, "Anda ingin ini dihentikan, Papa David? Kalau begitu, tentu Anda paham apa yang harus dilakukan, bukan? Feliks, berikan kepada Beliau!" "Baik, Tuan!" Feliks pun mematikan ponsel tersebut dan menyimpan ke sakue. Slanjutnya, dia mengeluarkan sebuah tablet android dari tas kecil yang dia bawa, dan menyuruh anak buah untuk melepaskan ikatan Davidoff sebentar. "Nah, Tuan Davidoff, silakan Anda tandatangani di bagian ini!" *** Sementara itu, di ruang tidur Xandrova, Maksim mulai mundur dari Xandrova yang hampir menangis ketakutan. "Sudah! Sudah, tak apa-apa! Aku hanya menggodamu saja." Maksim mengusap lembut puncak kepala Xandrova dan mengecup di sana sebelum akhirnya benar-benar menjauh dari sang mantan tunangannya. Setelah Davidoff bersedia untuk menandatangi surat pengalihan harta keluarga Konstan
Maka, pukulan demi pukulan pun diterima Davidoff dan kepalanya dibenturkan lebih keras ke meja hingga akhirnya para anak buah itu berhenti saat melihat kepala Davidoff mengeluarkan cairan merah."Sudah! Sudah cukup! Jangan sampai Tuan Davidoff mati. Bos tak ingin hal itu terjadi."Kemudian, mereka pun meninggalkan Davidoff yang lemah.***Di ruangan pribadinya sendiri, Maksim merasa sangat senang sekaligus puas dengan kinerja Feliks. Pastinya, sebentar lagi, dia akan menjadi orang paling kaya di St. Petersburg, Rusia."Ha! Ha! Ha!"Maksim tertawa lepas sambil menatap tandatangan Davidoff yang akhirnya didapatkannya. Dia langsung saja membayangkan apa yang sekiranya akan dilakukan nanti ketika menjadi orang terkaya.Kekayaan dan juga kekuasaan, dua hal itu merupakan hal yang diburu oleh banyak lelaki di dunia ini.Sebentar lagi, Maksim akan memiliki kekayaan keluarga Konstantin! Meski begitu, tentunya dia masih harus bersabar dan menunggu surat tersebut sah di mata hukum. Karena saat i
Lada masih mencari cara untuk berlari dari tempat itu. Sayangnya dia dikelilingi banyak anak buah Maksim.Maksim tidak menjawab, tetapi justru memberikan kode menggunakan dagunya ke salah satu anak buah. Si anak buah tadi mengangguk paham dan mengeluarkan ponsel lalu memperlihatkan layarnya ke Lada.Mata Lada membelalak ketika menyaksikan apa yang terpampang di layar tersebut, yaitu adegan ia di dapur bersama Yeva sedang membicarakan rencana mereka melarikan Xandrova. Bahkan suaranya pun tertangkap pula!Dengan begini, rasanya Lada tak mungkin berkelit saat Maksim menyeringai kepadanya."Kau ingin melarikan Zoya dari saya? Hu! Hu! Hu! Kau terlalu naïf bila berpikir begitu."Maksim menampilkan senyum iblisnya.Setelah itu, terdengar jeritan dari wanita paruh baya yang sedang dieksekusi di pekarangan belakang. Xandrova sempat mendengar secara samar saat dirinya belum tidur dan merasa heran, suara apa itu tadi. Namun akhirnya, dia meneruskan membaca buku.Di pekarangan belakang, tergolek
Jantung Xandrova berdebar kencang. Sepertinya akan ada sesuatu yang buruk dari Thalisa sebentar lagi."Bicaralah!""Pengasuh Anda telah tiada."Kali ini, Xandrova tak bisa lagi tenang. Dia menoleh dan matanya mulai basah ketika membekap mulutnya sendiri dengan wajah syok.***St. Petersburg di bulan Januari ini sungguh kejam dinginnya. Matahari pun tak bersedia memberikan kehangatan. Kondisi kota yang seperti ini sama persis dengan kondisi perasaan Xandrova.Kini Xandrova sudah mengetahui berbagai hal dari Thalisa. Selama seminggu lebih dia hanya menangis dan menangis. Terlebih ketika dia mendengar dari pelayan bahwa beberapa hari lalu Thalisa diperintahkan untuk keluar dari mansion, dipecat sebagai perawat Xandrova.Bukankah ini namanya ingin mengucilkan Xandrova? Bagaimana bisa gadis muda sepertinya sanggup menerima situasi semacam ini? Semua orang dekatnya dijauhkan darinya.Tak heran jika Xandrova mulai mengalami depresi.Ketika Anne mendatangi kamarnya karena ibu Maksim itu menge
Viktor memicingkan mata berusaha mengenali dua orang berlawanan jenis yang sedang duduk di pinggir jalan."Papa David dan Mama Galana?! Sedang apa mereka di sana?! Di mana mobil dan para pelayan?!"Viktor langsung saja membuka pintu mobil. Dia tidak ingin menunggu berlama-lama."Tuan Muda! Tuan Muda, tunggu! Udara di luar sangat dingin. Pakai syal Anda!""Saya tidak akan mati kedinginan, Vasili."Viktor menutup pintu mobil, lalu bergegas menghampiri kedua mertuanya. Dia sempat mendengar percakapan keduanya samar-samar."Habislah Zoya, David. Kau terlalu mempercayai Maksim. Dan, lihatlah sekarang! Kita tidak tahu apa yang sudah dilakukan Maksim kepada Zoyaーanak kita!"Suara Galana terdengar serak. Mungkin saja karena terlalu banyak menangis.Viktor melihat Galana memukuli Davidoff berulang kali sambil memarahinya. Namun, pria itu hanya terdiam dan tidak membela diri. Viktor berhenti melangkah. Vasili di belakangnya pun ikut menghentikan langkahnya."Tuan Muda?"Viktor mengangkat tangan
Betapa terkejutnya 2 orang tua yang sudah merendahkan Viktor di masa lalu. Seolah tidak percaya pada kenyataan di depan matanya, Galana meberanikan diri mendekati Viktor."Tiーtidak ... mungkin ...."Kedua tangan Galana hendak menyentuh wajah Viktor. Namun, Vasili buru-buru menghalanginya."Maaf, Nyonya. Tolong jaga jarak Anda dan jangan menyentuh Tuan Muda Viktor sembarangan!"Suara tegas Vasili tentu saja membuat Galana terkejut juga kecewa. Bagaimana pun juga, dia hanya ingin memastikan bahwa pria tampan di depannya ini benar-benar Viktor yang diingatnya.Galana lekas menarik tangannya kembali."Tidak apa, Vasili!"Viktor menegur sang bodyguard. Davidoff tidak tinggal diam. Pria itu membela sang istri."Siapa kau?! Berani-beraninya membentak Istri saya!"Tidak ingin urusan menjadi panjang, Viktor segera mencairkan suasana."Ya, saya adalah Viktor, menantu sampah keluarga Konstantin yang sangat tidak kalian inginkan."Terdengar sangat memilukan, bukan? Itulah salah satu kenyataan pah
Davidoff sengaja menahan Viktor. Dia terlihat sangat terobsesi dengan menantunya."Ke mana kau akan pergi? Apakah kau akan menemui kami lagi?"Semua orang terdiam menunggu Viktor berbicara. Namun, Viktor terlihat tidak berminat berbicara banyak dengan kedua mertuanya."Dan, apakah kau tidak membenci kami berdua?"Ada kesedihan mendalam yang Viktor tangkap dari suara yang baru saja keluar dari mulut Davidoff."Saya akan pergi menemui Zoya dan Kakek."Viktor mengakhiri perkataannya dengan senyum sarkas. Dia pergi tanpa berpaling menatap wajah Davidoff ataupun Galana."Viktor, kau harus berhati-hati! Karena Maksim dan keluarganya terlalu berbahaya."Viktor tidak memedulikan teriakan Galana. Dia terus melangkah bersama Vasili yang masih setia di sisinya. Ya, keduanya memasuki mobil.Sementara itu, Davidoff dan Galana menatap kepergian Viktor dengan cemas."Mari, Tuan dan Nyonya! Silakan ikuti saya!"Seorang anak buah Viktor segera mengambil alih situasi agar sepasang suami istri tersebut
Nada bicara yang tinggi membuat semua orang tahu bahwa Lenin sedang meluapkan kekecewaannya kepada sang anak."Apakah maksud Anda adalah mereka, Tuan Lenin?!"Viona menunjuk sekelompok orang yang berdiri tidak jauh di belakang mereka. Ya, mereka adalah anak buah Maksim yang selama ini sangat setia. Namun, di mana Feliks?! Ya, di mana dia?! Karena sejak tadi, asisten Maksim tersebut tidak menampakkan batang hidungnya."Sial! Mengapa mereka bisa tertangkap?!"Maksim sangat kecewa karena nyatanya tak ada yang bisa membebaskan dirinya juga kedua orang tuanya dari para polisi. Ia menghela napas panjang.'Bukankah Feliks masih berada di perusahaan keluarga Konstantin untuk mengurus surat-surat pengalihan kekuasaan keluarga ini? Apakah aku harus menghubunginya sekarang?'Ada keraguan yang muncul di hati Maksim. Namun, Maksim sendiri tidak berani membayangkan apa yang akan terjadi kepadanya jika ia keluar dari mansion dan mendekam di penjara."Bukankah saya bisa menghubungi seorang Pengacara?