"Suka atau tidak, kau harus bisa menerima kenyataan bahwa aku sudah menikah dan aku tidak akan bercerai dengannya. Maka lebih baik, kau cari saja pengganti aku!"Maksim meletakkan kedua tangan di atas meja makan. Pria pemarah itu menundukkan kepala."Aarrrghh!"Maksim berteriak, lalu menyingkirkan gelas dan peralatan makan lainnya hingga menimbulkan suara gaduh."Oh, Maksim! Ada apa denganmu?!"Xandrova menutup telinga sambil merasakan ketakutan. Tubuhnya bergetar hebat."Nona!"Fang melangkah maju mendekati Xandrova. Dia menarik tangan Xandrova dan menjauhkan majikannya dari sisi Maksim."Aaarghhh!".Xandrova berteriak kesakitan. Karena bukan hanya Fang menarik tangannya, melainkan juga Maksim."Kau telah menyulutkan emosiku, Zoya. Dan sekarang, apakah aku akan pergi begitu saja?! Hah?! Asal kau tahu, aku tidak akan membiarkanmu pergi begitu saja!"Fang rupanya main mata dengan Thalisa. Perawat sewaan Viktor tersebut pun menghajar Maksim yang sedang tidak siap dari belakang."Aarrrgh
"Nona Fang, apa yang terjadi?!"Nada tegas terdengar di telinga Fang. Dia segera duduk dengan tegak."Suatu hal yang gila sedang terjadi di siniーdi mansion keluarga Konstantin."Fang menjawab dengan cepat. Mulutnya tidak tahan lagi untuk memberitahu Vasili situasi yang tidak kondusif di keluarga Konstantin."Bisakah Anda menjelaskan terperinci agar saya mengerti, Nona Fang?""Tuan Maksim telah mengambil alih mansion."Fang menghela napas dengan berat. Dia menatap lurus ke antah berantah."Bagaimana bisa?!"Vasili mulai emosi. Dia ingin tahu cerita lengkapnya."Tuan Maksim mengusir Tuan Besar Gennadius ke paviliun kecil tepat di belakang mansion utama yang selama ini menjadi tempat tinggal para pelayan."Dengan satu tarikan napas, Fang berhasil menjelaskan kepada Vasili."Tidak hanya itu, semua ini terjadi berawal dari Tuan Davidoff. Ya, benar. Tuan Maksim mengusir Tuan Davidoff dan Nyonya Galana ke paviliun yang terletak di sisi kanan dari bangunan mansion utama di mana paviliun terse
Geraman rendah dari lelaki tua bernama Davidoff terdengar tak begitu ramah ketika melihat kedatangan Feliks. Dia bahkan enggan menoleh ke asisten Maksim tersebut, seolah Feliks sama menjijikannya dengan bosnya.Sedangkan Fang Ying bersikap waspada melihat Feliks mendekat. Pastinya tak ada kabar baik yang dibawa orang ini karena dia asisten dari Maksimーsi kejam yang hendak merebut berbagai hal dari keluarga Konstantin."Jangan bersikap seperti itu, Tuan David. Saya ke sini atas perintah dari Tuan Maksim."Feliks tersenyum, tetapi lebih mirip dengan seringaian iblis."Huh! Memangnya perintah apa dari Maksim yang tidak kau jalankan? Kau ini hanya seekor hewan peliharaan Maksim!"Kalimat yang disampaikan dengan suara rendah Tuan Davidoff memperjelas betapa ia membenci Maksim dan semua yang berkaitan dengan pria itu."Hu! Hu! Hu!"Feliks seakan tidak terganggu dengan ucapan bermakna keras dari Davidoff dan melanjutkan bicara."Agar Anda ketahui, Tuan David, saat ini pastinya Anda sudah men
Tubuh Xandrova rasanya mulai gemetar ketika menyaksikan bahwa Maksim ikut naik ke tempat tidur, menyusulnya yang berbaring terlebih dahulu di sana."MaーMaksim, kenapa kau ikut naik ke ranjangku dan Viktor?""Zoya, sayangku, mari kita sedikit bermain-main!"Maksim tersenyum usai mengatakan ituーatau sebenarnya itu bukan senyum melainkan sebuah seringaian?Xandrova makin tak paham maksud ucapan berikut tindakan Maksim saat ini. Apa sebenarnya mau lelaki ini? Tak biasanya Maksim bertingkah demikian terhadapnya.Apalagi tadi Maksim menyebut mengenai bermain-main? Apanya? Kenapa ada kata-kata semacam itu?"Jangan takut, Sayangku! Kau akan baik-baik saja. Kita hanya perlu bermain sebentar."Maksim masih menyeringai sambil mengatur letak kamera ponselnya agar bisa mengambil gambar mereka berdua."Umm, Maksim, tolong jangan panggil aku dengan sebutan semacam itu! Aku … aku tak nyaman."Xandrova menampilkan wajah ketakutannya, dia memang tak suka dengan panggilan dari Maksim. Mereka sudah bukan
Tangan Maksim yang hendak menjamah sesuatu yang halus lembut tertutup brassiere itu pun lekas berhenti setelah teriakan dari Davidoff terdengar. Dia menoleh ke layar ponsel dan berkata, "Anda ingin ini dihentikan, Papa David? Kalau begitu, tentu Anda paham apa yang harus dilakukan, bukan? Feliks, berikan kepada Beliau!" "Baik, Tuan!" Feliks pun mematikan ponsel tersebut dan menyimpan ke sakue. Slanjutnya, dia mengeluarkan sebuah tablet android dari tas kecil yang dia bawa, dan menyuruh anak buah untuk melepaskan ikatan Davidoff sebentar. "Nah, Tuan Davidoff, silakan Anda tandatangani di bagian ini!" *** Sementara itu, di ruang tidur Xandrova, Maksim mulai mundur dari Xandrova yang hampir menangis ketakutan. "Sudah! Sudah, tak apa-apa! Aku hanya menggodamu saja." Maksim mengusap lembut puncak kepala Xandrova dan mengecup di sana sebelum akhirnya benar-benar menjauh dari sang mantan tunangannya. Setelah Davidoff bersedia untuk menandatangi surat pengalihan harta keluarga Konstan
Maka, pukulan demi pukulan pun diterima Davidoff dan kepalanya dibenturkan lebih keras ke meja hingga akhirnya para anak buah itu berhenti saat melihat kepala Davidoff mengeluarkan cairan merah."Sudah! Sudah cukup! Jangan sampai Tuan Davidoff mati. Bos tak ingin hal itu terjadi."Kemudian, mereka pun meninggalkan Davidoff yang lemah.***Di ruangan pribadinya sendiri, Maksim merasa sangat senang sekaligus puas dengan kinerja Feliks. Pastinya, sebentar lagi, dia akan menjadi orang paling kaya di St. Petersburg, Rusia."Ha! Ha! Ha!"Maksim tertawa lepas sambil menatap tandatangan Davidoff yang akhirnya didapatkannya. Dia langsung saja membayangkan apa yang sekiranya akan dilakukan nanti ketika menjadi orang terkaya.Kekayaan dan juga kekuasaan, dua hal itu merupakan hal yang diburu oleh banyak lelaki di dunia ini.Sebentar lagi, Maksim akan memiliki kekayaan keluarga Konstantin! Meski begitu, tentunya dia masih harus bersabar dan menunggu surat tersebut sah di mata hukum. Karena saat i
Lada masih mencari cara untuk berlari dari tempat itu. Sayangnya dia dikelilingi banyak anak buah Maksim.Maksim tidak menjawab, tetapi justru memberikan kode menggunakan dagunya ke salah satu anak buah. Si anak buah tadi mengangguk paham dan mengeluarkan ponsel lalu memperlihatkan layarnya ke Lada.Mata Lada membelalak ketika menyaksikan apa yang terpampang di layar tersebut, yaitu adegan ia di dapur bersama Yeva sedang membicarakan rencana mereka melarikan Xandrova. Bahkan suaranya pun tertangkap pula!Dengan begini, rasanya Lada tak mungkin berkelit saat Maksim menyeringai kepadanya."Kau ingin melarikan Zoya dari saya? Hu! Hu! Hu! Kau terlalu naïf bila berpikir begitu."Maksim menampilkan senyum iblisnya.Setelah itu, terdengar jeritan dari wanita paruh baya yang sedang dieksekusi di pekarangan belakang. Xandrova sempat mendengar secara samar saat dirinya belum tidur dan merasa heran, suara apa itu tadi. Namun akhirnya, dia meneruskan membaca buku.Di pekarangan belakang, tergolek
Jantung Xandrova berdebar kencang. Sepertinya akan ada sesuatu yang buruk dari Thalisa sebentar lagi."Bicaralah!""Pengasuh Anda telah tiada."Kali ini, Xandrova tak bisa lagi tenang. Dia menoleh dan matanya mulai basah ketika membekap mulutnya sendiri dengan wajah syok.***St. Petersburg di bulan Januari ini sungguh kejam dinginnya. Matahari pun tak bersedia memberikan kehangatan. Kondisi kota yang seperti ini sama persis dengan kondisi perasaan Xandrova.Kini Xandrova sudah mengetahui berbagai hal dari Thalisa. Selama seminggu lebih dia hanya menangis dan menangis. Terlebih ketika dia mendengar dari pelayan bahwa beberapa hari lalu Thalisa diperintahkan untuk keluar dari mansion, dipecat sebagai perawat Xandrova.Bukankah ini namanya ingin mengucilkan Xandrova? Bagaimana bisa gadis muda sepertinya sanggup menerima situasi semacam ini? Semua orang dekatnya dijauhkan darinya.Tak heran jika Xandrova mulai mengalami depresi.Ketika Anne mendatangi kamarnya karena ibu Maksim itu menge