Levy mengecup sekilas rambut Nuvaca, disandarkannya tubuh Nuvaca ke sisi lain. Dilihatnya pandangannya ke belakang dan mendapatkan beberapa mobil sedan hitam mengikuti mobil yang dinaikinya.
"Levy, jika kita tidak membereskannya sekarang, tujuan kepergian kita akan diketahui mereka." Navier mengingatkan.
"Mereka sangat mengganggu, cepat buka atap mobil ini," gerutu Levy, Navier mengangguk dan memencet tombol di sekitarnya untuk membuka sunroof. Sedangkan Levy mengambil MP5 yang berada di bawah jok tepat di hadapan Nuvaca.
Levy berdiri lalu memutar tubuhnya ke belakang sehingga melihat beberapa orang yang di dalam mobil sudah menodongkan senjata api mereka. Levy menyeringai, ia tidak perlu susah payah menembak lawannya kali ini. Levy menyadarinya, ia tidak sehebat Dante yang tanpa melihat pun dapat membunuh lawannya dalam sekali tembak meski matanya tertutup.
"Levy, kau tetap tidak ingin memakai mata kirimu?" tanya Navier tanpa menoleh.
"Untuk tikus kecil seperti mereka tidak perlu memakainya," jawab Levy angkuh.
Levy mulai melihat peluang sekitarnya untuk menembak para tikus yang mengejarnya.
"Ohh ... I love your car, Bitch! Tapi, sayang mobil cantik itu harus aku hancurkan!" Sembari tersenyum lebar Levy yang berdiri dengan senapan mesin di tangannya mulai membabi buta menembakan senjata itu.
DOR DOR DOR DOR
"Hahaha ... Hahaha ...."
Ekspresi wajahnya sungguh menyeramkan, dengan wajah yang terlihat bergembira di atas kematian musuhnya itu, membuat Levy yang terbahak-bahak terlihat semakin menakutkan seperti orang gila yang sulit untuk dikendalikan.
DUMMM
Satu buah mobil berhasil dia ledakkan, api berkobar tinggi dengan asap tebal hitam pekat yang membumbung menusuk langit. Mobil-mobil lain masih mengikuti mobil Chrysler hitam yang ditunggangi Nuvaca, Navier dan Levy. Mereka mengeluarkan senapan otomatis dan mulai membalas tembakan Levy.
DOR DOR DORR
Mobil yang dikemudikan oleh Navier itu meliuk-liuk seperti menghindari tembakan peluru, sesekali wajahnya berpaling ke arah Nuvaca dari pandangannya yang tertuju ke arah jalan untuk memastikan jika kondisi gadis itu baik-baik saja.
"Deto, jangan sampai Nuva terluka karena kau mengemudi dengan kasar." Levy memperingati.
"Fokus saja pada lawanmu," balas Navier dan mendengkus kasar.
Saat menemui persimpangan Menice, Navier membanting kemudinya ke arah kanan dan berjalan lurus ke arah Pantai Santa Monica dengan melalui jalan Neilson Way. Levy kembali masuk ke dalam mobil dari sunroof tempatnya menampakkan diri. Tubuh Nuvaca terpental ke samping, untung saja Levy dengan sigap menangkap tubuh Nuvaca agar kepalanya tidak terbentur kaca mobil.
"Navier!"
"Aku tidak memiliki waktu untuk mengemudi dengan lembut, jika kau ingin aku mengemudi dengan aman, habisi mereka semua dengan cepat," jawab Navier kesal, Levy hanya bisa berdecak.
Pengejaran masih terus berlanjut dengan tembakan pistol yang sedikit berkurang karena Levy menghindari jika akan ada korban warga sipil yang terkena akibat dari tindakannya.
Gesekan antara dua buah mobil terjadi saat Navier mencoba menghadang dan melawan mobil yang menabrak dan terus mencoba menyeret mobil yang dikemudikan Navier ke badan jalan.
Seketika Navier membelokkan arah mobilnya masuk ke jalan Heart Eve dan mengebut lurus ke arah bibir pantai Santa Monica. Debu pasir pantai bertebaran, gemuruh ombak tenang dan teriakan para warga sipil memekakkan telinga.
DOR DOR DORR
"Oh God! Cepat sekali mereka merindukan senjataku!" Levy yang tertawa kecil, ia kembali bangkit dengan mata yang menyipit tajam.
Balapan liar terjadi saat itu di tepi pantai Santa Monica, anggota mafioso yang memburu Nuvaca pun kesulitan saat akan menembak Levy karena posisi mereka tepat berada di belakang mobil Levy yang menyemburkan pasir pantai dari roda belakangnya. Hal itu akan memudahkan Levy menghabisi lawannya tanpa perlawanan.
"Wohoo ... Kiss my ass, Pusy!"
DOR DOR DORR
Seseorang dengan berani menampakan setengah badannya keluar dari sunrooft sama seperti Levy.
"Ohh yang benar saja! Kau ingin bermain denganku?" desis Levy dengan aksen dan bahasa tubuh seperti orang gila.
Belum sempat pria itu menekan pelatuk senjatanya, Levy sudah terlebih dahulu menembak pria itu kali ini dengan senapan otomatis MP5-nya.
"Sepuluh ... dua puluh ... tiga puluh ...." Levy menghitung jumlah peluru yang sudah bersarang di tubuh pria yang sudah mati itu.
Namun, Levy dengan kebiasaannya yang terlalu menikmati pertunjukan yang dia buat, akhirnya menghabiskan seluruh isi peluru pada senapan mesin itu.
"Empat puluh ... li–" ucapannya berhenti dengan mulut yang tiba-tiba tertutup, Levy menaikan satu alisnya dan melirik senapan MP5 di genggamannya.
"Sial! Padahal dia belum mati dengan seratus peluru di dadanya!" dengkus Levy.
Mobil mereka terus berjalan dengan cepat hingga menuju pantai Malibu. Levy yang menghadap ke belakang mobil tiba-tiba memalingkan pandangannya dan menghadap ke depan.
"Huuaaa!" teriakan Levy saat melihat mobil ini harus masuk ke sebuah jembatan yang melengkung dengan lebar yang tidak kurang hanya cukup untuk satu mobil ini saja.
Dengan cepat Levy kembali duduk manis sambil memeluk Nuvaca. Sisi kiri dan kanan jembatan itu adalah tembok beton yang cukup tinggi hingga membuat Navier harus benar-benar bertanggung jawab atas apa yang dia pilih.
"Navier! Akan kubunuh kau nanti!" dengkus Levy saat mobil itu semakin menambah kecepatannya.
Hanya dua kemungkinan yang akan diterima Navier, Nuvaca, dan Levy saat itu. Mati menabrak tembok beton atau mati terhimpit badan jembatan dan menerima tabrakan beruntun dari musuh yang mengejar mereka. Tanpa menjawab ancaman Levy, Navier memacu laju kendaraan itu.
WUUSSSH
KKREEETTTTTT
Sulit dipercaya, mobil itu masuk sempurna dan berjalan di atas jembatan yang sangat pas dengan ukuran mobil yang dikendarai Navier.
BOOOOMMB
DUUMM
Dua mobil terakhir yang mengejar mereka itu hancur meledak dengan serpihan mobil yang terpental ke segala arah.
"Shit!" dengkus Navier yang berhasil keluar dari jembatan dan mulai mengemudi santai tanpa kejaran musuh.
Navier membelokkan mobil itu keluar dari bibir pantai Malibu dan mengemudi lurus menuju tempat tujuannya.
"Gara-gara mereka, kita harus berputar jauh untuk kembali menuju Las Vegas," desis Navier.
"Ah, sudahlah!" ucap Levy yang terlihat letih, tangannya meraba halus wajah Nuvaca yang tertidur pulas karena obat.
"Maafkan aku, Nuva-ku sayang. Perjalananmu sedikit terganggu," bisik Levy sambil mengelus-elus rambut Nuvaca.
Kini Navier memberhentikan mobilnya di sebuah bengkel, ia keluar mobil dan langsung menemui si pemilik bengkel. Berbicara beberapa menit dan beberapa mekanik pun langsung membenahi penampilan luar mobil yang ditumpangi Levy dan Nuvaca. Levy kembali masuk dan menunggu goresan-goresan mobil menghilang dari pandangannya.
"Kau memberinya obat tidur?" tanya Navier yang kini sedang menyalakan rokoknya.
"Tidak ada pilihan lain, jika tidak Nuva sudah terbangun sejak pertama suara sunroof terbuka," jawab Levy sambil menatap keluar jendela.
"Apa pendengarannya setajam itu?" Kini Navier membalikkan tubuhnya dan menatap Levy.
"Sangat, pintu terbuka saja ia akan terbangun dari tidur pulasnya. Karena itu ia suka sekali marah jika aku, Alves ataupun Lucas mendobrak pintu kamarnya atau bahkan berteriak di dekatnya," jawab Levy.
"Pantas saja ia tidak suka suara tembakan, bagaimana jika tadi Nuvaca terbangun?" Navier bergidik ngeri jika mengingat Nuvaca sedang marah.
"Kejadian seperti dulu akan terulang kembali," jawab Levy sambil menyentuh eyepatch miliknya dan menatap sendu ke luar jendela.
***
Di sisi lain, Jon, Rin, dan Ash
Aku terbangun dari tidurku, cahaya temaram menerangi penglihatanku. Seingatku tadi berada di dalam mobil menuju Las Vegas, lalu mengapa aku berada di atas ranjang?Kugerakan tubuhku untuk bangun, tetapi ada sesuatu yang menindih perutku. Saat kubuka selimut yang menutupi tubuhku, aku melihat sebuah tangan yang melingkar sedang memelukku. Kubuka selimut itu dengan sekali sentakan, di sanalah aku melihat Levy yang sedang tertidur pulas hanya memakai kemeja putih dengan dua kancing atasnya yang terlepas tanpa memakai eyepatch miliknya."Levy," panggilku lembut, kelopak matanya kini sedikit terbuka lalu tersenyum melihatku."Kau sudah bangun rupanya," ujar Levy lalu mencoba duduk, aku hanya mengangguk."Kita sudah sampai sejak dua jam yang lalu, jika kau ingin tahu. Aku tidak tega membangunkanmu jadi aku menggendongmu ke dala
"Ada apa ini?" Aku mendengar suara Levy yang semakin mendekat."Nuva! Ya, Tuhan ! Apa kau terluka?" Levy berlari mengahampiriku lalu membantuku berdiri."Ya, setidaknya gaun yang kau berikan tidak kotor karena makanan dan minuman itu," jawabku sambil membersihkan sedikit debu di pakaianku."Siapa yang melakukan ini padamu? Jika ada yang melapor pada Mama tamatlah riwayatku," tanya Levy kini wajahnya terlihat sangat kesal."Wanita itu," jawabku santai sambil menunjuk wanita tadi yang mendorongku, Levy menoleh ke arah yang kutunjuk."Kau!""Levy, gadis kecil itu berbohong. Dia saja yang terlalu berlebihan, mengapa juga kau memilih bersama gadis kecil itu. Ia tidak akan dapat memuaskanmu, Levy-ku sayang," jawab wanita itu sambil bergelayut di lengan Levy."Levy," panggilku, Levy menoleh dan menat
Dua hari telah berlalu, setelah sehari yang lalu Levy
"Aku ... aku tidak memiliki teman di sana," jawab Nuvaca lirih.
Cahaya temaram terlihat di sebuah kamar besar, meski sudah pagi menjelang siang hari, kamar besar itu tertutup rapat tanpa ada pergerakan yang berarti di atas sebuah ranjang besar. Seseorang mencoba membuka pintu kamar, tetapi sayangnya terkunci.BRAAAKKKPintu itu terbuka dengan paksa dan jatuh begitu saja. Terlihat seorang pria memakai pakaian serba hitam dan topi fedora dengan kaki setengah terangkat, sepertinya ia telah menendang keras pintu itu."Lucas, kau merusaknya lagi." Terdengar suara lembut seorang gadis yang masih dengan posisi tidurnya yang terlihat seksi."Nona, saatnya bangun. Sudah hampir siang dan anda belum terbangun," jawab Lucas sambil mendekati gadis itu dan menyibak selimut putih yang menutupi tubuhnya."Dan kau, Levy! Mengapa kau tidur ber
Seorang pria yang terlihat muda terluka di tengah hutan, pria bersurai perak dan memakai jubah hitam itu terlihat sedang menyandar pada pohon besar. Tubuh pucatnya banyak mengluarkan darah, napasnya pun terlihat lambat. Nuvaca terkejut dengan apa yang dilihatnya, tetapi ia tidak terkejut dengan tubuh pria itu. Nuvaca terkejut karena wajah pria itu, wajah pria itu terlihat memiliki sisik ular yang mengkilap keemasan.Nuvaca dengan gugup ingin menyentuh pria itu, tetapi ada sesuatu yang melindunginya. Suara desisan terdengar si telinga Nuvaca, sesaat ia menatap tubuh pria itu dan mendapati dua ekor ular melilit tubuhnya."Astaga! Aku harus bagaimana? Kau tergigit ular," gumam Nuvaca saat melihat kedua ular itu.Nuvaca mendekat lalu mencoba mengusir kedua ular itu, tetapi tanpa diduga salah satu ular itu menggigit kakinya."
"Aku mau," jawabku bersemangat, aku rindu mereka semua.Crapy si derik, Zora si cobra, Lea si anaconda, dan terakhir Seth rasa ular terbesar dunia dunia, boa. Mereka semua adalah ular jantan, kecuali hanya Lea si ular betina. Ivory sedari dulu memang tidak tinggal di mansion keluarga Juggernaut, tetapi ia tetap bagian dari keluarga Juggernaut.Sepuluh tahun tahun yang lalu aku menemukannya bersimbah darah, lalu aku meminta Papa
3rd Wave - the lastHari ketiga Lucas dan Alves sudah membersihkan diri, kini mereka tengah duduk di ruang tamu dengan sarapan yang tersaji di meja dan satu set cangkir teh hangat.
Tanpa merasa takut ketuanya tertembak, anak buah Lucas langsung menembakkan puluhan peluru ke arah musuh yang menjulang tinggi besar dan sedang mencekik Lucas.Beberapa detik saat senjata itu ditembakkan Lucas melakukan backflip melompati mafioso yang masih mencekiknya itu hingga dirinya kini berada di belakang tubuh pria itu.
DOORRRSebuah tembakan yang dilesatkan Alves berhasil menumbangkan 4 orang musuh sekaligus, mengingat riotgun dapat mengeluarkan pecahan peluru yang menyebar ke segala arah.
2nd WavePagi harinya, suara dentuman granat membuat Lucas yang sedang tertidur pulas di sebuah sofa terbangun seketika saat mendengar ledakan keras itu."Ah sial! Ada apa lagi!" dengkusnya kesal."Warlock! Cepat ambil senjatamu! Kini jumlah mereka lebih banyak dari sebelumnya!" ujar Alves yang sudah bangun sejak pagi buta seraya berlari ke arah pintu keluar.DOORRDOORRDOORRTembakan yang terlihat seperti berasal dari sebuah senapan mesin membuat Alves melompat menghindari tembakan yang menembus pintu kayu, hingga membuat cahaya matahari dapat masuk ke celah-celah lubang peluru itu. Dengan cekatan Alves menembakkan senjat
DOORRDOORRKeduanya mulai saling unjuk kebolehan dalam menggunakan senjata, Lucas yang sejatinya pengguna pisau pun tidak ingin kalah dengan kehebatan bidikan Alves meskipun tembakan Lucas sempat berkali-kali meleset. Beberapa musuh mulai mencoba m
5 days ago,Los Angeles,11:45am.
"Aku mau," jawabku bersemangat, aku rindu mereka semua.Crapy si derik, Zora si cobra, Lea si anaconda, dan terakhir Seth rasa ular terbesar dunia dunia, boa. Mereka semua adalah ular jantan, kecuali hanya Lea si ular betina. Ivory sedari dulu memang tidak tinggal di mansion keluarga Juggernaut, tetapi ia tetap bagian dari keluarga Juggernaut.Sepuluh tahun tahun yang lalu aku menemukannya bersimbah darah, lalu aku meminta Papa
Seorang pria yang terlihat muda terluka di tengah hutan, pria bersurai perak dan memakai jubah hitam itu terlihat sedang menyandar pada pohon besar. Tubuh pucatnya banyak mengluarkan darah, napasnya pun terlihat lambat. Nuvaca terkejut dengan apa yang dilihatnya, tetapi ia tidak terkejut dengan tubuh pria itu. Nuvaca terkejut karena wajah pria itu, wajah pria itu terlihat memiliki sisik ular yang mengkilap keemasan.Nuvaca dengan gugup ingin menyentuh pria itu, tetapi ada sesuatu yang melindunginya. Suara desisan terdengar si telinga Nuvaca, sesaat ia menatap tubuh pria itu dan mendapati dua ekor ular melilit tubuhnya."Astaga! Aku harus bagaimana? Kau tergigit ular," gumam Nuvaca saat melihat kedua ular itu.Nuvaca mendekat lalu mencoba mengusir kedua ular itu, tetapi tanpa diduga salah satu ular itu menggigit kakinya."
Cahaya temaram terlihat di sebuah kamar besar, meski sudah pagi menjelang siang hari, kamar besar itu tertutup rapat tanpa ada pergerakan yang berarti di atas sebuah ranjang besar. Seseorang mencoba membuka pintu kamar, tetapi sayangnya terkunci.BRAAAKKKPintu itu terbuka dengan paksa dan jatuh begitu saja. Terlihat seorang pria memakai pakaian serba hitam dan topi fedora dengan kaki setengah terangkat, sepertinya ia telah menendang keras pintu itu."Lucas, kau merusaknya lagi." Terdengar suara lembut seorang gadis yang masih dengan posisi tidurnya yang terlihat seksi."Nona, saatnya bangun. Sudah hampir siang dan anda belum terbangun," jawab Lucas sambil mendekati gadis itu dan menyibak selimut putih yang menutupi tubuhnya."Dan kau, Levy! Mengapa kau tidur ber