Di sisi lain, Jon, Rin, dan Ash sedang dalam pengejaran para mafioso lainnya. Dikejar atau mengejar, sama saja dengan dibunuh atau membunuh bagi Jon, dan hal itu yang terjadi saat ini, hukum rimba mulai menguasai perkotaan.
Keluarga Juggernaut yang sedang dalam pengungsian dari mansion milik mereka rupanya sedang dibuntuti oleh sejumlah mobil SUV hitam yang mengekori mereka.
"Papa!" desis Ash yang sedang mengemudikan Mitshubishi GC-PHEV.
"Ya!" balas Jon.
"Sepertinya kita sedang diikuti!" tukas Ash.
Rin dan Jon pun menolehkan pandangannya ke belakang mobil dan mendapati empat buah mobil SUV hitam sedang mengikuti mereka.
"Hmm ...." Jon dengan santai membuka bagasi di balik tempat duduk yang ada di hadapannya.
BRAAKK
Hantaman SUV hitam itu membuat Jon dan istrinya sedikit terpental mengikuti arah guncangan pada mobil.
"Mereka merepotkan saja!"
Jon kembali berusaha meraih senjata yang ada di dalam jok mobil. Saat jok itu terbuka, terlihat berbagai macam senjata berada di dalam jok itu.
"Biar aku membantumu!" ujar Rin dengan berani.
"Tidak, Sayang. Aku tidak ingin kau mengotori tanganmu," jawab Jon seraya menggenggam tangan istrinya. "Ash, biarkan Mama yang mengemudi!"
DORRR
Para anggota mafia yang mengejar mereka nampaknya memberikan salam perkenalan dengan sebuah tembakan shotgun.
"Shit!" dengkus Jon. "Ash, cepatlah!"
"Tapi, Papa!" Ash bergidik takut saat mendengar Rin akan mengambil alih kemudi, bukan peperangan yang dia takutkan, tapi cara mengemudi Rin yang arogan dan seperti pembalap liar itu yang dia takutkan.
"Sudah! Bantu saja aku di belakang sini!" perintah Jon.
"Apa yang kau takutkan, Ash?" desis Rin.
"Ti-tidak, Mama!" jawab Ash gugup. "Baiklah."
Jawaban Ash langsung membuat Rin yang berada di belakang kursi pengemudi bertolak bangkit dari duduknya dan menggantikan posisi Ash yang sedang mengemudi tanpa menghentikan laju mobil itu.
"Ash, pakai ini!" Jon memberikan Ash sebuah riotgun, dia menyadari jika mobil SUV yang mengejarnya dilengkapi bulletproof seperti mobil miliknya, untuk itu Jon memberikan senjata berat pada Ash.
Ash sudah siap menyerang dengan membuka jendela pintu mobil itu diikuti Jon yang menggunakan senjata serupa dengan Ash dan berdiri muncul di celah sunrooft mobil itu.
"Come to Papa!" ucapnya seraya menembakan Riotgun itu bertubi-tubi.
DOORR
DOORR
DOORR
Memang terlihat keras, mobil itu bahkan tidak terhentak sedikit pun saat pecahan peluru riotgun mencabik mobil itu. Ash yang muncul di celah jendela mobil itu pun dengan sangat akurat menembaki mobil yang mengejar mereka.
Sebuah mobil yang paling depan mencoba menyusul laju mobil yang ditumpangi Jon. Seketika Rin pun menambah kecepatan laju mobil itu dengan tiba-tiba hingga membuat tubuh Jon dan Ash terhentak.
"Ahh, sepertinya kebiasaan Mama kembali lagi!" dengkus Ash.
"Jon, tembaki roda mobil mereka dengan senjatamu!" tukas Rin.
"Baiklah!"
Rin membawa mobilnya keluar jalur dan mengendarai mobil itu di jalur yang berlawanan, dengan lihai dia berkelok-kelok menghindari tabrakan dengan mobil yang tertuju ke arahnya. Dan hal itu membuat Jon sulit membidik tembakannya.
Tubuhnya yang berayun mengikuti ayunan mobil yang dikendalikan istrinya itu membuat beberapa tembakan Jon melesat tanpa arah.
Namun, sepertinya hal itu tidak menjadi masalah, peluru miliknya tepat bersarang di mobil musuh. Hanya satu dua buah mobil yang mengejar mereka di jalur yang berlawanan, dengan sisanya yang mengebut di jalur yang seharusnya. Jon tidak berani gegabah dalam menembakan senapannya ke arah yang tidak menentu, menghindari jika ada warga sipil yang tidak bersalah menjadi korban.
Saat mereka tiba di persimpangan Santa Ana street, Rin terkejut saat melihat sebuah truk sampah melintang di hadapannya. Seketika mobil itu dibelokan ke arah California Eve. Mereka hampir saja menabrak truk itu beberapa saat yang lalu jika Rin salah mengambil keputusan.
DUUMM
Satu buah mobil meledak di hadapan Jon yang masih fokus memperhatikan mobil musuh mereka yang mengejar. Asap hitam tebal mengepul di sekitar lokasi tabrakan itu. Sebuah mobil lain terlihat berhasil meloloskan diri dan terus mengejar mereka.
Seorang mafioso muncul di celah sunrooft mobil mereka dengan membawa sebuah machine gun yang mampu mengeluarkan ratusan peluru sekali tembak.
"Papa!" dengkus Ash.
"Shit!" Jon terbelalak saat melihat senapan itu.
"Sayang! Gunakan senjatamu!" ujar Rin yang sesaat lalu melihat musuh di belakang dari kaca spion mobilnya.
"Belum saatnya!" jawab Jon sembari mengokang kembali senapan miliknya dan membidik lekat-lekat musuh yang memegang senjata itu.
DOOR DOOR DORR
Rentetan peluru tajam melesat ke segala arah tanpa mengenai Jon meski mengenai beberapa bagian mobil yang dikemudikan Rin.
DOOR
Satu kali tembakan itu melesat dari senapan yang digenggam Jon. Peluru yang bertebaran itu tepat mengenai tubuh si penembak senapan mesin. Ash nampaknya mendapatkan tamu baru, dua orang mafioso dengan mengendarai motor trail menghampirinya dari sisi kiri mobil.
Pengemudi motor itu mendekati pintu dan menembakan beberapa tembakan pada Ash. Namun, Ash sangat cekatan hingga bisa menghindari tembakan itu. Rin yang menyadari kondisi itu membawa mobilnya semakin mendekati arah laju motor itu. Saat mobil yang dikendarainya berada di depan sang pemotor Rin menginjak rem dengan tiba-tiba.
"Ash! Sekarang!" teriak Rin.
Teriakan itu disambut oleh Ash dengan membuka pintu mobil itu hingga membuat satu pemotor terjatuh karena menabrak pintu mobil yang dibuka. Satu motor lain yang berhasil menghindari mobil itu mendekat, dan secara tidak disangka Ash melompat dari mobil menuju motor itu. Seketika ia melompat dan berhasil duduk di belakang pengemudi. Beberapa pukulan berhasil menjatuhkan pengemudi motor itu dan membuat Ash mengambil alih kemudi.
Mobil pengejar yang sempat terpisah sesaat yang lalu kembali terlihat dan jaraknya sangat dekat dengan mobil Jon. Jon yang masih berdiri memunculkan badannya di celah sunroof itu mengganti senjatanya dengan pelontar granat.
Senjata yang cukup besar dan mampu meledakan mobil biasa. Tiga buah mobil di hadapannya seketika ditembaki dengan senapan itu. Mobil yang nampaknya berlapis baja itu tidak hancur meledak saat granat yang ditembakkan Jon menyentuhnya.
Satu buah mobil paling belakang dibuntuti oleh Ash. Saat posisi Ash sangat rapat dengan mobil itu seketika dirinya menempelkan sebuah bom waktu tepat di tangki bensin mobil SUV hitam itu tanpa disadari oleh pengemudinya.
Saat ia pergi menjauh sebuah ledakan langsung terdengar dan membuat mobil itu meledak dan terpental hingga menindih beberapa mobil yang terparkir di bahu jalan. Jon yang sudah muak dengan mafioso yang mengejarnya membuatnya terpaksa mengeluarkan senjata kesayangannya.
Sebuah pelontar roket basoka yang dia pakai membuat pengemudi mobil pengejar Jon itu bergidik ngeri, kedua mobil itu menginjak remnya tiba-tiba, hingga terdengar suara decitan roda dengan asap putih yang mengepul.
"Say hi to my lady!" ujar Jon dengan menyeringai.
BOOMMMMB
Kedua mobil itu meledak seketika, Jon kembali duduk lalu membuka pintu mobilnya. Ash segera memasuki mobil dengan meloncat dan membuang motornya begitu saja.
Ash mengganti Rin untuk mengemudi kembali. Ash mendengkus kesal, pasalnya sebelum berangkat pergi, Ash mengusulkan untuk membawa beberapa anak buah untuk melindungi Papa dan Mama. Akan tetapi si pemimpin mafia itu menolak dengan alasan tidak leluasa jika di keramaian membawa banyak anak buah.
"Jantungku nyaris berhenti ketika Mama sudah mulai mengemudi," gerutu Ash dan hanya mendapat tawa kecil dari Rin.
"Aku hanya terlalu bersemangat," jawab Rin enteng.
"Entah mengapa aku sedikit menyesal telah membiarkannya mengemudi," gumam Jon lalu mendapat cubitan panas di pinggangnya.
"Aw ... Sayang, hentikan itu." Jon mencoba melepaskan tangan Rin dari pinggangnya.
"Kau menyebalkan," jawab Rin sambil tersenyum, Ash hanya tertawa kecil dan ia langsung saja mengingat sesuatu.
"Jika kita dikejar, Nivaca dan Levy juga pasti dikejar, bukan?" tanya Ash.
"Itu sudah pasti, tapi pasti Levy dapat membereskan mereka. Jangan lupa jika Levy adalah salah satu eksekutif tertinggi di keluarga Juggernaut," jawab Rin bangga.
"Aku hanya khawatir jika Nuvaca bersama Levy," gumam Ash, Jon tertawa.
"Hahaha ... tenang saja, Levy sangat menyayangi Nuvaca. Meskipun ia seorang psikopat gila, Levy hanya akan membunuh orang yang ingin menyelakai Nuvaca," jawab Jon sambil melihat keluar jendela dengan senyum miringnya.
"Anda benar-benar kejam pada anak-anak Anda, Papa." Ash tersenyum kecut.
"Demi Nuvaca aku akan melakukan apa pun," jawab Jon sambil menyeringai Rin hanya diam menatap tidak suka pada Jon.
***
Aku terbangun dari tidurku, cahaya temaram menerangi penglihatanku. Seingatku tadi berada di dalam mobil menuju Las Vegas, lalu mengapa aku berada di atas ranjang?Kugerakan tubuhku untuk bangun, tetapi ada sesuatu yang menindih perutku. Saat kubuka selimut yang menutupi tubuhku, aku melihat sebuah tangan yang melingkar sedang memelukku. Kubuka selimut itu dengan sekali sentakan, di sanalah aku melihat Levy yang sedang tertidur pulas hanya memakai kemeja putih dengan dua kancing atasnya yang terlepas tanpa memakai eyepatch miliknya."Levy," panggilku lembut, kelopak matanya kini sedikit terbuka lalu tersenyum melihatku."Kau sudah bangun rupanya," ujar Levy lalu mencoba duduk, aku hanya mengangguk."Kita sudah sampai sejak dua jam yang lalu, jika kau ingin tahu. Aku tidak tega membangunkanmu jadi aku menggendongmu ke dala
"Ada apa ini?" Aku mendengar suara Levy yang semakin mendekat."Nuva! Ya, Tuhan ! Apa kau terluka?" Levy berlari mengahampiriku lalu membantuku berdiri."Ya, setidaknya gaun yang kau berikan tidak kotor karena makanan dan minuman itu," jawabku sambil membersihkan sedikit debu di pakaianku."Siapa yang melakukan ini padamu? Jika ada yang melapor pada Mama tamatlah riwayatku," tanya Levy kini wajahnya terlihat sangat kesal."Wanita itu," jawabku santai sambil menunjuk wanita tadi yang mendorongku, Levy menoleh ke arah yang kutunjuk."Kau!""Levy, gadis kecil itu berbohong. Dia saja yang terlalu berlebihan, mengapa juga kau memilih bersama gadis kecil itu. Ia tidak akan dapat memuaskanmu, Levy-ku sayang," jawab wanita itu sambil bergelayut di lengan Levy."Levy," panggilku, Levy menoleh dan menat
Dua hari telah berlalu, setelah sehari yang lalu Levy
"Aku ... aku tidak memiliki teman di sana," jawab Nuvaca lirih.
Cahaya temaram terlihat di sebuah kamar besar, meski sudah pagi menjelang siang hari, kamar besar itu tertutup rapat tanpa ada pergerakan yang berarti di atas sebuah ranjang besar. Seseorang mencoba membuka pintu kamar, tetapi sayangnya terkunci.BRAAAKKKPintu itu terbuka dengan paksa dan jatuh begitu saja. Terlihat seorang pria memakai pakaian serba hitam dan topi fedora dengan kaki setengah terangkat, sepertinya ia telah menendang keras pintu itu."Lucas, kau merusaknya lagi." Terdengar suara lembut seorang gadis yang masih dengan posisi tidurnya yang terlihat seksi."Nona, saatnya bangun. Sudah hampir siang dan anda belum terbangun," jawab Lucas sambil mendekati gadis itu dan menyibak selimut putih yang menutupi tubuhnya."Dan kau, Levy! Mengapa kau tidur ber
Seorang pria yang terlihat muda terluka di tengah hutan, pria bersurai perak dan memakai jubah hitam itu terlihat sedang menyandar pada pohon besar. Tubuh pucatnya banyak mengluarkan darah, napasnya pun terlihat lambat. Nuvaca terkejut dengan apa yang dilihatnya, tetapi ia tidak terkejut dengan tubuh pria itu. Nuvaca terkejut karena wajah pria itu, wajah pria itu terlihat memiliki sisik ular yang mengkilap keemasan.Nuvaca dengan gugup ingin menyentuh pria itu, tetapi ada sesuatu yang melindunginya. Suara desisan terdengar si telinga Nuvaca, sesaat ia menatap tubuh pria itu dan mendapati dua ekor ular melilit tubuhnya."Astaga! Aku harus bagaimana? Kau tergigit ular," gumam Nuvaca saat melihat kedua ular itu.Nuvaca mendekat lalu mencoba mengusir kedua ular itu, tetapi tanpa diduga salah satu ular itu menggigit kakinya."
"Aku mau," jawabku bersemangat, aku rindu mereka semua.Crapy si derik, Zora si cobra, Lea si anaconda, dan terakhir Seth rasa ular terbesar dunia dunia, boa. Mereka semua adalah ular jantan, kecuali hanya Lea si ular betina. Ivory sedari dulu memang tidak tinggal di mansion keluarga Juggernaut, tetapi ia tetap bagian dari keluarga Juggernaut.Sepuluh tahun tahun yang lalu aku menemukannya bersimbah darah, lalu aku meminta Papa
5 days ago,Los Angeles,11:45am.
3rd Wave - the lastHari ketiga Lucas dan Alves sudah membersihkan diri, kini mereka tengah duduk di ruang tamu dengan sarapan yang tersaji di meja dan satu set cangkir teh hangat.
Tanpa merasa takut ketuanya tertembak, anak buah Lucas langsung menembakkan puluhan peluru ke arah musuh yang menjulang tinggi besar dan sedang mencekik Lucas.Beberapa detik saat senjata itu ditembakkan Lucas melakukan backflip melompati mafioso yang masih mencekiknya itu hingga dirinya kini berada di belakang tubuh pria itu.
DOORRRSebuah tembakan yang dilesatkan Alves berhasil menumbangkan 4 orang musuh sekaligus, mengingat riotgun dapat mengeluarkan pecahan peluru yang menyebar ke segala arah.
2nd WavePagi harinya, suara dentuman granat membuat Lucas yang sedang tertidur pulas di sebuah sofa terbangun seketika saat mendengar ledakan keras itu."Ah sial! Ada apa lagi!" dengkusnya kesal."Warlock! Cepat ambil senjatamu! Kini jumlah mereka lebih banyak dari sebelumnya!" ujar Alves yang sudah bangun sejak pagi buta seraya berlari ke arah pintu keluar.DOORRDOORRDOORRTembakan yang terlihat seperti berasal dari sebuah senapan mesin membuat Alves melompat menghindari tembakan yang menembus pintu kayu, hingga membuat cahaya matahari dapat masuk ke celah-celah lubang peluru itu. Dengan cekatan Alves menembakkan senjat
DOORRDOORRKeduanya mulai saling unjuk kebolehan dalam menggunakan senjata, Lucas yang sejatinya pengguna pisau pun tidak ingin kalah dengan kehebatan bidikan Alves meskipun tembakan Lucas sempat berkali-kali meleset. Beberapa musuh mulai mencoba m
5 days ago,Los Angeles,11:45am.
"Aku mau," jawabku bersemangat, aku rindu mereka semua.Crapy si derik, Zora si cobra, Lea si anaconda, dan terakhir Seth rasa ular terbesar dunia dunia, boa. Mereka semua adalah ular jantan, kecuali hanya Lea si ular betina. Ivory sedari dulu memang tidak tinggal di mansion keluarga Juggernaut, tetapi ia tetap bagian dari keluarga Juggernaut.Sepuluh tahun tahun yang lalu aku menemukannya bersimbah darah, lalu aku meminta Papa
Seorang pria yang terlihat muda terluka di tengah hutan, pria bersurai perak dan memakai jubah hitam itu terlihat sedang menyandar pada pohon besar. Tubuh pucatnya banyak mengluarkan darah, napasnya pun terlihat lambat. Nuvaca terkejut dengan apa yang dilihatnya, tetapi ia tidak terkejut dengan tubuh pria itu. Nuvaca terkejut karena wajah pria itu, wajah pria itu terlihat memiliki sisik ular yang mengkilap keemasan.Nuvaca dengan gugup ingin menyentuh pria itu, tetapi ada sesuatu yang melindunginya. Suara desisan terdengar si telinga Nuvaca, sesaat ia menatap tubuh pria itu dan mendapati dua ekor ular melilit tubuhnya."Astaga! Aku harus bagaimana? Kau tergigit ular," gumam Nuvaca saat melihat kedua ular itu.Nuvaca mendekat lalu mencoba mengusir kedua ular itu, tetapi tanpa diduga salah satu ular itu menggigit kakinya."
Cahaya temaram terlihat di sebuah kamar besar, meski sudah pagi menjelang siang hari, kamar besar itu tertutup rapat tanpa ada pergerakan yang berarti di atas sebuah ranjang besar. Seseorang mencoba membuka pintu kamar, tetapi sayangnya terkunci.BRAAAKKKPintu itu terbuka dengan paksa dan jatuh begitu saja. Terlihat seorang pria memakai pakaian serba hitam dan topi fedora dengan kaki setengah terangkat, sepertinya ia telah menendang keras pintu itu."Lucas, kau merusaknya lagi." Terdengar suara lembut seorang gadis yang masih dengan posisi tidurnya yang terlihat seksi."Nona, saatnya bangun. Sudah hampir siang dan anda belum terbangun," jawab Lucas sambil mendekati gadis itu dan menyibak selimut putih yang menutupi tubuhnya."Dan kau, Levy! Mengapa kau tidur ber