Share

BAB 9

Penulis: Chrystal Liu
last update Terakhir Diperbarui: 2021-01-20 17:42:59

Di atas sebuah rooftop, sepasang siswa sedang duduk menikmati embusan angin dan sejuknya cuaca siang ini. Rooftop ini seakan milik mereka berdua. Tidak akan ada siswa lain yang datang kemari untuk mengganggu mereka. 

Aksara mengangkat tangannya lalu mengusap puncak kepala Seila. Jantung gadis itu di buat berdebar menerima perlakuan manis ini. 

“Kenapa kau sendiri disini, Kak Aksa? Maaf tadi aku sempat membentakmu karena tidak mau di obati.” Seila sangat ingin tahu sekali tentang Aksa. Sampai-sampai dia memberanikan diri untuk bertanya-tanya tentang pria yang ada di sampingnya ini. 

“Tidak apa-apa. Aku tidak suka keramaian, aku lebih suka menyendiri. Apalagi mereka yang mengejar-ngejarku. Rasanya sungguh risih.” Aksara mau mengungkapkan isi hatinya pada Seila, menjadi populer itu tidak enak hingga bagian privasi pun terkadang orang lain sangat ingin tahu.

“Bukannya enak menjadi idola di sekolah?” tanya Seila yang tidak pernah sekali menjadi idola di tempat ia sekolah. Dia populer karena fakta bahwa Sila anak dari seorang mucikari dan setiap malam suka pergi ke bar untuk meracik minuman. Banyak yang mencibir latar belakang keluarganya.

“Tidak sama sekali.” Jika bisa memilih, Aksara ingin menjadi manusia biasa yang hidup tenang dan tidak di ikuti fansnya. Aksara sampai di buntuti jika pulang ke rumah. Atau ada penggemar yang mengirimkan kado saat weekend ke rumahnya. Bahkan ada yang datang langsung untuk mengintip kegiatan pria itu. Ada saja penguntit yang mengganggu hidupnya.

“Setidaknya kau di kenal karena prestasi dan paras yang rupawan. Daripada aku-.” Seila menghentikan ucapannya. Dia selalu menutupi rahasia bahwa dia adalah anak dari mucikari dan memiliki bar di Jakarta. Jika siswa disini termasuk Aksara tahu fakta tentang latar belakangnya. Mungkin Seila tidak punya teman lagi.  

“Kamu kenapa?” tanya Aksara yang penasaran apa yang membuat Seila merasa tidak enak menjadi dirinya saat ini.

“Tidak, hanya saja aku tidak punya teman. Banyak sekali anak yang membenciku. Sepertinya termasuk Kak Aksa!” Seila menghembuskan nafas kasar. Sepertinya di dunia ini tidak akan ada yang mau berteman dengannya. Kemungkinan Bila juga akan meninggalkannya saat ada berita asal usul Seila. Gadis ini sudah biasa hidup seperti ini. Paling teman sejatinya adalah Oboy, bartender di club milik orang tuanya yang sering meracik minuman bersamanya.

“Aku?” tanya Aksara sambil menunjuk dirinya sendiri. Kapan Aksara bilang kalau dia membenci Seila. Berinteraksi dengan orang pun jarang sekali. Bertemu dengan Seila juga hanya beberapa kali.

“Iya. Kak Aksa juga!” Telunjuk Seila menunjuk Aksara.

“Kenapa aku membencimu?” Aksara menunjuk dirinya sendiri lalu mengerutkan dahi. Mungkin dia salah paham pada sikap Aksara selama ini.

“Kenapa? Orang sangat terlihat jelas, Kak Aksa. Kau malah membuang jaket yang sudah aku cuci dan kembalikan padamu! Padahal aku cuci dengan tanganku sendiri, lho.” Seila berbohong agar Aksara mengasihaninya. Jika Seila mengatakan seperti ini, mungkin saja Aksara mau menerima jaketnya kembali dan lebih menghargai usaha orang.

“Memangnya kamu tidak memiliki mesin cuci?” Aksara heran, jaman sekarang bukannya orang serba menggunakan mesin cuci. Jarang yang mencuci dengan tangan.

“Tidak hehe!” Seila tersenyum menampilkan gigi kelincinya yang rapi.

“Kau mendekatiku saat mood aku tidak baik. Aku ingin marah dan jaket itu sebagai pelampiasannya,” jelas Aksara mencoba mengklarifikasi apa yang terjadi padanya beberapa hari ini, mood dia sangat tidak baik. Belum lagi ada gadis penguntit yang selalu mengintipnya.

“Kapan sehari saja kau tidak marah, Kak? Perasaan setiap hari.” Seila menggaruk tengkuknya. Kenapa mood pria ini sangat buruk sekali.

“Enak saja!” sanggahnya yang merasa tidak setiap hari dia marah atau mendiamkan orang lain. 

“Ya buktinya. Silahkan ingat-ingat. Dari semenjak aku pindah kapan kau berbuat baik? Bisanya hanya cemberut, diam, pergi. Itu … saja!” protes Seila meluapkan semua penilayan mengenai pria yang di sampingnya ini.

“Huh. Apa kau mengingatku yang buruk-buruknya saja? Baiknya tidak?” tanya Aksara, dia merasa punya halbaik bahkan menolong Seila waktu itu.

“Ingat, dong. Sosok hero bak thor yang ada di film Avengers. Bedanya kalau thor itu senjatanya palu. Kalau kakak senjatanya helm.” Seila terkekeh mengibaratkan Aksara sebagai sosok Thor dalam film hollywood.

“Kau bisa saja, Sei!” Aksara ikut terkekeh karena di samakan dengan sosok pahlawan dalam film yang tampan dan memiliki tubuh yang sangat bagus.

“Mana helm sang heronya?” Tanya Seila menanyakan senjata andalan Aksara saat menghajar Jefry. Ingatannya sangat tajam  mengingat momen itu. Hampir saja dia celaka dan Aksara sebagai penyelamatnya.

“Di motor, lah!” jawab Askara sambil menunjuk ke arah timur mereka.

“Adakah senjata lain yang di sembunyikan hero?”

“Tidak ada!”

“Jangan-jangan ada di balik bajumu itu?” Seila meruncingkan matanya.

“Mana, tunjukan padaku!” ujarnya lagi sambil menggelitik Aksara.

Aksara yang tidak terima, menggelitik balik Seila. Gadis ini berhasil menghiburnya. Dia menjadi tertawa lepas dan beban terasa hilang begitu saja. Aksara dapat melihat jelas kecantikan gadis ini dari jarak dekat. Senyumannya terlihat sangat manis dan menyejukkan hatinya. Tatapannya membuat hati dia yang panas dan merasa tidak baik menjadi sejuk seketika.

Ternyata dekat dengan Seila seperti ini menyenangkan juga. Aksara seolah menemukan sosok seorang gadis yang berbeda. Mereka berdua kelelahan karena saling menggelitik. 

“Tiduran disitu, yuk, Sei!” Aksara menunjuk bagian ternyaman, bersih dan bisa menatap langit lebih indah. Tempat ini adalah tempat persembunyiannya yang paling nyaman.

Mereka berbaring menatap langit yang mulai redup. “Tidak ada orang yang tahu aku sering bersembunyi disini selain kamu, Sei. Rahasiakan tempat ini, ya!” Pinta Aksara pada Seila. Gadis ini pintar menyembunyikan rahasia. 

“Oke, siap bosku!” Seila memberikan hormat dan tersenyum pada Aksara.

Pria ini melihat senyuman manis Seila lagi. “Gawat, Sei. Sepertinya akan turun hujan.”

Gemercik air dari langit membasahi tubuh mereka berdua. “Ayo kita ke kelas saja, Kak Aksa!” ajak Seila sambil menarik Aksara. Gadis itu takut tubuh mereka semakin basah.

Seila tidak melepaskan genggaman tangannya. Sementara tangan lain membawa kotak P3K tadi yang ia bawa untuk mengobati pria ini.

“Pelan, Sei. Kakiku sakit dan jalannya licin!” Aksara memperingati Seila agar lebih berhati-hati.

Benar saja. Gadis ini hampir tergelincir jika dia tidak menggenggam lengan Aksara. Pria ini segera menarik tubuh Seila yang hampir hilang keseimbangan lalu tangannya yang lain melingkari pinggang sang gadis. Mereka saling bertatapan dan tubuh mereka sangat dekat. Aksara tidak mengedipkan matanya kala melihat mata coklat indah gadis ini. Bibirnya kini mendarat di bibir indah Seila yang memiliki belahan di bagian bawah dan bagian atas cukup tipis.

Seila gugup dan tidak bisa mengedipkan matanya sama sekali. Jantungnya berdebar begitu kencang bagaikan tabuhan drum. ‘Apa ini mimpi?’ gumamnya dalam hati sambil menahan nafas.

Bab terkait

  • The Present Of Love   BAB 10

    Suara rintik-rintik hujan indah serta embusan angin yang menambah kesan dingin berhasil membuat momen semakin romantis. Langit yang semula cerah kini berubah menjadi mendung. Cahayanya sangat mendukung untuk dua insan yang saling bertatapan.

    Terakhir Diperbarui : 2021-01-26
  • The Present Of Love   BAB 11

    Suara guru matematika sudah selesai menutup kelas. Siang ini kelas selesai lebih awal dan siswa boleh pulang sebelum bel berbunyi. Seila sudah mengirimkan pesan untuk sang ayah agar menjemputnya pulang dan dia sudah merapikan semua buku-bukunya ke dalam tas. Bila menawarkan tumpangan pulang agar mereka bisa satu kendaraan bersama, tapi Seila menolaknya. Gadis ini tidak mau ada yang tau rumahnya dimana. Dia ingin berteman tapi tidak untuk terlalu dekat sampai mengetahui latar belakang, alamat rumah serta kehidupan pribadi keluarganya. Untungnya penolakannya itu tidak membuat Bila marah.

    Terakhir Diperbarui : 2021-01-26
  • The Present Of Love   BAB 12

    Keadaan di dalam mobil biasanya menyenangkan. Kini suasananya menjadi dingin dan menegangkan. Gadis cantik yang duduk di bangku depan mengerucutkan bibirnya melihat seorang pria yang yang duduk di bangku belakang mobil. Gadis itu tidak suka ada orang lain di antara dia dan ayahnya. Bisa-bisa sang ayah mengira pria itu adalah kekasihnya.

    Terakhir Diperbarui : 2021-01-30
  • The Present Of Love   BAB 13

    Seorang gadis yang sudah pulang kini berada di halaman rumahnya. Dia sangat kesal karena ayahnya menggodanya sepanjang perjalanan tadi. Perasaan menyenangkan yang biasa ia rasakan kini beralih karena ada satu orang pria yang ikut ke dalam mobilnya tadi.

    Terakhir Diperbarui : 2021-02-05
  • The Present Of Love   BAB 14

    Seorang gadis tengah menggebrak-gebrak kasur di balik selimut dengan kedua kakinya, dia sangat kesal dengan kejadian sore ini. Pria yang menyebalkan merusak moodnya yang baik. Merusak momen yang tadinya indah dan cerah menjadi gelap gulita.Suara ketukan pintu terdengar dan Seila harus segera membuka pintu kamarnya.“Ada apa, Ayah?” tanya Seila saat menengok ke arah luar kamar ternyata yang datang adalah ayahnya.“Boleh ayah masuk?” tanya Surya sopan. Dia ingin meminta maaf untuk kejadian tadi. Seila bisa marah sangat lama kepadanya.“Boleh.” Seila membuka lebar pintu kamar agar ayahnya bisa masuk. Keduanya duduk di kasur sembari saling bertatapan.Surya menarik tangan Seila lalu meme

    Terakhir Diperbarui : 2021-04-29
  • The Present Of Love   BAB 15

    Seorang gadis terbangun dari mimpi indahnya. Dia merasa mungkin karena semalam, terlalu memikirkan aksara, jadi terbawa ke dalam mimpi.Gadis cantik ini meregangkan tubuhnya agar lebih rileks. Dia menghela napas dalam-dalam. berharap hari ini akan ada pelangi untuk nya dan tidak ada badai lagi.Pandangannya tertuju pada langit-langit kamar. Bagaimana dengan pagi ini, dia harus punya alasan logis jika tidak ingin diantar ke sekolah oleh ayahnya.Dia juga sudah mengirimkan alamat palsu pada Aksara, agar pria itu tidak menjemputnya langsung ke rumahnya, melainkan ke rumah orang lain. Jujur Seila malu jika Aksara mengetahui rumah, orang tua, dan pekerjaan orang tuanya juga.Rumah, klub malam, dan pekerjaan orang tua, akan Seila rahasiakan dari siapapun. Mau dia sahabat

    Terakhir Diperbarui : 2021-04-29
  • The Present Of Love   BAB 16

    Perlakuan manis nan romantis dari Aksara pada Seila pagi ini membuat hati Seila bagai terbang ke atas awang-awang. Pipi merona merah dan terasa hangat. Tangan yang kaku enggan untuk di gerakan.Aksara yang menarik tangan Seila tadi untuk melingkar di pinggangnya. Karena itu gadis ini berharap perjalanannya ke sekolah tidak terlalu lama. Bagaimana caranya dia menahan debaran jantung yang begitu bergemuruh ini sampai bertahan untuk tidak pingsan, belum lagi napas saja terasa susah. Baru kali ini dia merasakan segugup."Kok diem aja, Sei?" tanya Aksara sambil mengusap tangan Seila. Dia bisa merasakan kegugupan gadis yang duduk di belakangnya ini."A- a- apa, Kak?" jawab Seila gugup. Dia bingung harus mengobrolkan apa saat perjalanan ke sekolah."Kok diem?" tanya Aksar

    Terakhir Diperbarui : 2021-04-29
  • The Present Of Love   BAB 17

    "Oke kalo gitu! Bener setuju, kan, ya, kalo pacarannya sembunyi-sembunyian?" tanya Aksara untuk memastikan. Kali ini hatinya tengah berbunga-bunga karena Seila menerima cintanya."Iya aku setuju!" Seila tersenyum manis pada Aksara. Dia merasa beruntung di cintai oleh Aksara. Mereka berdua berpelukan dan Aksara mencuri satu kecupan di pipi Seila."Ih … Kakak!" Seila menepuk pelan pundak Aksara."Pipi aku juga, dong!" pinta Aksara sambil menunjuk pipinya.Seila tersipu malu, tapi ia menurut untuk mencium pipi Aksara singkat.Seorang pria dari balik pintu memperhatikan mereka berdua. Dia mengepalkan tangan dan wajah dan matanya memerah seolah emosi begitu memuncak dan api kemarahan bisa menyambar kemana saja.

    Terakhir Diperbarui : 2021-04-29

Bab terbaru

  • The Present Of Love   Baby Boy or Baby Girl?

    Aksara kembali merangkak di atas Seila saat dia sudah menjatuhkan sang istri di atas kasur. Dasar kelakuan ini cowok mesum, tidak cukup tapi malah minta nagih. Seila terkekeh melihat wajah mesum Aksara, begitu menggemaskan bak anak kecil. Tangan pria itu langsung melucuti pakaian sang istri. “Ahhh ....” Seila terpekik lemah saat Aksara menghisap sebelah tonjolan dadanya, lagi-lagi meninggalkan bekas kemerahan tanda kepemilikan. Seila merasakan kedua gunungnya mengencang dan menegang, panas karena remasan dan isapan konstan. “Iya begitu, Sayang!” desahannya oleh permainan mulut dan jari suaminya. Aksara kini mengambil posisi nyaman. Tonjolan besar tonggak yang lurus menantang itu ia arahkan ke wajah Seila. Pria itu menggesekkan tonggak di belahan dadanya dan menjepitnya dengan dua tonjolan gunung kembar. Aksara menggoyang pinggulnya maju mundur dengan cepat di atas tubuh Seila. Tak cukup di situ, ternyata dijepit dua gunung kembar kurang mantap. Aksara merangkak lagi hingga ca

  • The Present Of Love   Ngidamnya Bumil

    “Sayang … mmmh. Berhenti main-mainnya, maunya itu!” Seila menunjuk milik Aksara yang sudah berdiri tegak, keras dan berurat.“Tunggu sampai hawanya semakin panas, Sayang!” Aksara masih ingin bermain-main hingga mereka puas melewati tahap pemanasan.“Eng- enggak kuat, pengen!” Dia ingin merasakan cacing berurat milik Aksara yang sepertinya bakal lezat jika dicelupkan ke dalam. Seila sudah merem melek tidak sabar menunggu cacing berurat itu mengguncang miliknya yang sudah sangat basah, basah oleh lendirnya dan basah oleh saliva pria itu.Dua jari Aksara masuk ke dalam lubang surgawi milik sang istri, menggosok gerbangnya serta mengguncang lubang tersebut hingga kaki Seila lemas tak berdaya, tangan itu berhasil membuat wanita terkapar api birahi yang menggelegar. Aksara lebarkan lagi pahanya agar tak mengganggu kegiatannya yang menyenangkan itu. Baginya melihat Seila yang tidak sabaran merupakan hiburan yang menyenangkan.Kini kocokan dua jari itu dibarengi hisapan dari bibir Aksara. Su

  • The Present Of Love   Membuat Keringat

    “Akhirnya anak ayah pulang juga. Kamu pulang ke rumah suamimu ya!” Pesawat jet sudah mendarat di landasan milik pribadi, Surya rencananya mau langsung pulang, tidak akan menginap di rumah Aksara agar memberi ruang untuk anak dan menantunya kembali harmonis. Mereka butuh waktu untuk berdua.“Iya Ayah.” Seila mengangguk paham, tidak ada gunanya juga membantah, Surya adalah orang yang paling dia turuti. Cinta pertamanya Seila adalah ayahnya sendiri. Tanpa Surya Seila bukan apa-apa, tidak akan sekuat ini dalam menghadapi cobaan.“Kalian harus meluangkan waktu untuk berdua biar bisa romantis lagi.” Ini harapan kecil seorang ayah, ingin melihat anaknya bahagia bersama pasangannya, ingin cucu-cucunya lahir sehat dan penuh kebahagiaan. Seila memeluk Ayahnya erat sebelum Surya pergi. Aksara juga melakukan hal yang sama bergantian. Aksara berbisik pada sang mertua. “Makasih banyak ya, Yah. Maafin Aksara yang udah nyakitin anak Ayah ini.” Dia masih merasa bersalah karena sempat membuat Seila k

  • The Present Of Love   Pelukan Hangat

    “Sudah punya pengalaman sebelumnya merangkai bunga, Seila?” tanya anak pemilik toko bunga pada Seila. Anak itu masih remaja, kebetulan sedang libur dan kebagian jaga toko, jadi dia yang akan mengajari Seila selama masa training.“Tidak cuma aku suka liat tutorialnya gitu di youtubee!” Seila mengisi waktu luangnya kadang-kadang scroll hal-hal yang unik seperti DIY rumah dan kamar, membuat barang-barang unik dan sangat bermanfaat dari barang bekas.“Coba kamu rangkai tujuh tangkai bunga ikuti apa yang aku lakukan!” Gadis ini akan mengajarkan cara merangkai bunga, buket yang indah tergantung keterampilan orang yang membuatnya.“Harus teliti ya!” Gadis itu mengingatkan. Dia mengambil lembar demi lembar kertas buket yang bergliter dan ada juga yang jaring-jaring, tidak lupa menyiapkan pita love, gunting dan selotip.Kertas buket pun dilipat sesuai bagiannya, ada yang warna terang paling samping dan warna soft di tengah, satu persatu mengelilingi bunga dan diberikan perekat. Untuk sentuhan

  • The Present Of Love   Dapat juga!

    “Dari mana aja lo sehari satu malam ini?” tanya Aksara ketus, ini cowok tiba-tiba udah nongol aja di parkiran rumah Bila. Aksara seperti jelangkung, datang tak diundang pulang tidak diantar. Bila jelas kaget dong, pas buka pintu pas bener Aksara nongol nodong nanya Bila habis dari mana. “Astaga, lo nongol udah kaya setan.” Bila mengusap dadanya karena tiba-tiba jantungnya seolah kena setrum mendadak. Kaget melihat Aksara, untung ganteng, kalo jelek pasti nyeremin.“Jawab!” ujar pria itu lagi agak mendesak, biarin dia ketus, nyeremin dan ngagetin, biar Bila ngaku Seila ada dimana. Pengen tahu nih, Bila bakal menyembunyikan keveradaan Seila atau tidak. “Lo nanya gue?” tanya Bila balik sambil mengedipkan matanya cepat. Dia takut kedatangan Aksara kali ini ingin menanyakan soal Seila, kemarin mamanya bilang suami Seila datang ke rumah, semalam Bila sengaja menginap menemani Seila sambil menghindari kedatangan Aksara.“Gue a- abis ada keperluan.” Bila berlagak ketus, pokoknya jangan taku

  • The Present Of Love   Pasti Ketemu

    Tolong kasih bintang 5, komen dan follow aku ya, Terima kasih!“Terjadi kesalahpahaman. Aku sedang kelelahan dan Seila sedang hamil, jadi kami sama-sama sensitif.” Dua-duanya memang sedang dalam keadaan tidak baik.“Hah …. Seila sedang hamil?” Surya kaget sekaligus senang, kaget karena anaknya kabur, senang karena Seila hamil. Sekarang ibu hamil yang satu itu ada dimana? Surya merindukan Seila dan takut Seila kenapa-napa. “Anakku, kasihan sekali. Dia tidur dimana dan sudah makan belum ya?” Di rumah Seila diperlakukan seperti ratu, di rumah suaminya malah disia-siakan, Surya jadi ingin marah pada Aksara.“Kalau terjadi sesuatu pada dia bagaimana?” tanya Surya emosi, dia pegang kerah baju Aksara kanan dan kiri, matanya tajam setajam elang memandang menantunya ini.“Ayah tidak akan memaafkanmu jika Seila kenapa-napa.” Anak satu-satunya yang sangat dia jaga malah sekarang pergi tanpa kabar, tidak biasanya Seila seperti ini, seua gara-gara Aksara, dulu kecelakaan juga gara-gara Aksara.“D

  • The Present Of Love   Menghindar Darinya

    "Kita udah sampai!" ujar Bila pada Sila di depan vila tua pesisir pantai bali. Sesuai tujuan mereka, akan menenangkan diri dan lari dari Aksara.Mereka sengaja berangkat menaiki kapal laut agar Aksara tidak bisa melacak keberadaan Seila karena namanya tidak terdaftar dalam lost penumpang pesawat, untung bayi yang ada di dalam perut tidak rewel.Setelah naik kapal mereka naik mobil dan sekarang sampaikan di visa pinggir pantai yang tidak ramai wisatawan."Ini nggak seburuk yang lo ceritain kok." Menurut Seila rumah ini tidak menyeramkan, malah terkesan homey, bangunan lama tapi kokoh dan asri, ya tinggal di potong2 saja rumput liatnya agar tidak terkesan seram."Ada swalayan kan, Bil? Gue pengen beli susu ibu hamil sama pengen beli kebutuhan sayuran dan persediaan lain." Saat berangkat ke sini mereka tak banyak membawa barang, cuma sedikit baju itu pun untuk Seila pakai, Bila hanya menemani satu malam saja karena besok kerja dan takut membuat Aksara curiga."Ada kok, jalan juga bisa ke

  • The Present Of Love   Melarikan Diri

    “Sekarang kita tujuannya mau ke mana Nyonya?” tanya pak supir pada Seila yang sedang duduk sambil menangis, sudah kelihatan banget kalau patah hati dan kabur dari rumah suami. Pak supir gak usah tanya lagi Seila punya masalah apa.“Ke rumah teman saya, dia di Menteng.” Ongkosnya juga paling habis seratus ribu, Seila masih punya uang lebihan seratus ribu lagi dalam bentuk cash, jika habis nanti dia ambil uang dari ATM, untung uang hasil kerjanya dia simpan baik-baik, bisa buat bekal hidup tanpa Aksara, sayangnya tidak banyak, apalagi untuk kebutuhan bayi. “Baik.”Seila melirik tas berwarna hitam yang dia beli saat pertama kali dapat uang gaji dari perusahaan Aksara. “Gak nyangka aku cuma punya ini doang, tas buluk, dompet sama kartu ATM.” Seila tidak sadar kalau dia tidak investasi berupa barang dan saham, kalau begini dia menghidupi anaknya seorang diri dari mana? Harus kerja jangan jadi pengangguran.“Tas mewah, baju mahal, uang sama kartu kredit, semuanya milik Aksara, aku nggak be

  • The Present Of Love   Respon Negatif

    Seila dari siang sampai sore mendekorasi kamarnya agar terlihat indah, dia menggunakan lilin dan bunga mawar merah sebagai hiasan, dia juga bahkan membentuk love dengan kuntum bunga mawar tersebut. Rasa mual dan pusingnya jadi hilang karena Seila sibuk mengerjakan sesuatu, rasa senangnya juga tinggi karena tahu dia sedang mengandung.Sibuk masak dan mendekor sampai membuat Seila lupa waktu dan lupa makan lagi. Padahal dia sudah masak makan malam untuk dimakan berdua dengan Aksara. "Aksara jam segini kok belum pulang sih dia kayaknya lembur deh." Suaminya jam tujuh malam belum datang juga. Biasanya kalau lembur suka bilang-bilang."Kok dia nggak ngasih kabar? Coba telepon deh." Namun sepertinya tidak aktif, hanya ada suara operator saja yang menjawab Seila."Eh nomornya nggak aktif. Apa dia lagi selingkuh?" Mencurigakan, tidak seperti biasanya, sesibuk itukah sampai lupa memberikan kabar. Kenapa suasana hati Seila jadi tidak karuan begini."Kata orang-orang kalau suami nggak ada kaba

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status