Seorang gadis terbangun dari mimpi indahnya. Dia merasa mungkin karena semalam, terlalu memikirkan aksara, jadi terbawa ke dalam mimpi.
Gadis cantik ini meregangkan tubuhnya agar lebih rileks. Dia menghela napas dalam-dalam. berharap hari ini akan ada pelangi untuk nya dan tidak ada badai lagi.
Pandangannya tertuju pada langit-langit kamar. Bagaimana dengan pagi ini, dia harus punya alasan logis jika tidak ingin diantar ke sekolah oleh ayahnya.
Dia juga sudah mengirimkan alamat palsu pada Aksara, agar pria itu tidak menjemputnya langsung ke rumahnya, melainkan ke rumah orang lain. Jujur Seila malu jika Aksara mengetahui rumah, orang tua, dan pekerjaan orang tuanya juga.
Rumah, klub malam, dan pekerjaan orang tua, akan Seila rahasiakan dari siapapun. Mau dia sahabat
Perlakuan manis nan romantis dari Aksara pada Seila pagi ini membuat hati Seila bagai terbang ke atas awang-awang. Pipi merona merah dan terasa hangat. Tangan yang kaku enggan untuk di gerakan.Aksara yang menarik tangan Seila tadi untuk melingkar di pinggangnya. Karena itu gadis ini berharap perjalanannya ke sekolah tidak terlalu lama. Bagaimana caranya dia menahan debaran jantung yang begitu bergemuruh ini sampai bertahan untuk tidak pingsan, belum lagi napas saja terasa susah. Baru kali ini dia merasakan segugup."Kok diem aja, Sei?" tanya Aksara sambil mengusap tangan Seila. Dia bisa merasakan kegugupan gadis yang duduk di belakangnya ini."A- a- apa, Kak?" jawab Seila gugup. Dia bingung harus mengobrolkan apa saat perjalanan ke sekolah."Kok diem?" tanya Aksar
"Oke kalo gitu! Bener setuju, kan, ya, kalo pacarannya sembunyi-sembunyian?" tanya Aksara untuk memastikan. Kali ini hatinya tengah berbunga-bunga karena Seila menerima cintanya."Iya aku setuju!" Seila tersenyum manis pada Aksara. Dia merasa beruntung di cintai oleh Aksara. Mereka berdua berpelukan dan Aksara mencuri satu kecupan di pipi Seila."Ih … Kakak!" Seila menepuk pelan pundak Aksara."Pipi aku juga, dong!" pinta Aksara sambil menunjuk pipinya.Seila tersipu malu, tapi ia menurut untuk mencium pipi Aksara singkat.Seorang pria dari balik pintu memperhatikan mereka berdua. Dia mengepalkan tangan dan wajah dan matanya memerah seolah emosi begitu memuncak dan api kemarahan bisa menyambar kemana saja.
Seila selalu punya cara untuk mangkir dari pertanyaan Aksara saat pria itu menanyakan status keluarganya. Seila juga menolak kekasihnya sendiri jika ingin main atau sekedar bertamu ke rumahnya.Seila masih menyembunyikan alamat rumah, pekerjaan orang tua, kegemarannya yang menyukai meracik minuman beralkohol hingga alasannya pindah dari tempat sekolahnya dahulu.Tidak terasa hubungan mereka berlangsung berbulan-bulan. Angga yang cemburu melihat kebersamaan Seila dan Aksara selalu punya cara untuk membuat Aksara cemburu.Angga bagaikan fans fanatik serta penguntit. Dia lebih tau Seila di bandingkan dengan pacar Seila sendiri yakni Aksara. Apa yang Aksara tidak tahu pasti di ketahui oleh Angga. Pria ini sampai hafal kapan saja Seila pergi ke club untuk menjadi bartender. Dia sampai-sampai pernah menyelinap masuk dan m
Kedua netra Seila terbuka saat dia merasa nyeri di pangkal pahanya. Semalam dia sudah melepaskan mahkotanya hanya untuk Aksara. Darah segar keluar dari bagian intinya, membuat rasa yang membekas hingga sepertinya dia akan kesulitan untuk berjalan.Tidak terbayangkan sama sekali jika semalam dia dan Aksara membuat bulu kuduk menegang, urat syaraf semuanya berdesir dan peluh yang membasahi tubuh hingga sprei hotel ini. Pertempuran deru napas dan irama jantung semalam membuat tubuh mereka seakan remuk tak berdaya. Seakan puing-puing gelas kaca yang berserakan.Malam ini malam yang indah dan tidak akan terlupakan selama hidup Seila. Saat asmara keduanya tengah membara, saat semua rasa memuncak dan menyatu hingga membuat kenikmatan yang tiada tara.Kandung kemih Seila terasa penuh. Dia harus segera pergi ke toilet. Sayan
Aksara merasa hatinya sangat hancur setelah mendengar kabar bahwa Seila selama ini menipunya. Foto-foto yang ayahnya berikan sangatlah jelas. Seila memanglah seorang bartender dan orang tuanya adalah pemilik bar.Foto itu juga menampilkan bagaimana Seila tengah di goda pria berumur yang tengah mabuk. Orang tuanya adalah seorang mucikari. Tidak menutup kemungkinan bahwa Seila juga bisa saja akan di jual oleh kedua orang tuanya.Pantas saja selama ini Seila enggan membawa Aksara masuk ke rumahnya. Bahkan ternyata rumah itu adalah rumah tipuan. Rumah Seila tidak jauh dari rumah yang biasa Aksara jemput dan antar setiap sekolah.Aksara merasa dirinya di manfaatkan untuk Seila mendapatkan nilai yang besar, di lindungi dari penguntit dan mendapatkan teman.Kenapa bisa gadis se
Seseorang yang sudah terobsesi pasti akan melakukan hal apapun untuk mendapatkan keinginannya. Begitu pula dengan pria ini. Ya, dia. Dia yang merencanakan semua ini, dia ingin Seila dan Aksara berpisah dan dia yang ingin mendapatkan Seila.Hati Angga bersorak sorai saat dia melihat perpisahan Sean dan Aksara. Angga bagai seorang pemain bola yang akan meraih medali kemenangannya. Ets …. Jangan senang dulu, dia belum mendapatkan Seila ya!Angga mengikuti Seila hingga ke jalan raya. Dia sebenarnya sedikit merasa bersalah karena dia adalah penyebab Seila menangis.“Akan kuganti tangisanmu menjadi tawa bahagia!” ujarnya sambil mengikuti Seila. Sayang sungguh sayang dia melihat Seila telah berbaring di jalan raya dengan kondisi yang memprihatinkan. Darah mengucur deras dari bagian tubuhnya.
Hati Surya semakin sakit saat melihat Seila tidur lemas dengan alat selang oksigen yang terpasang di lubang hidungnya lalu selang infus yang terpasang di tangan kanannya. Wajah cantik Seila tidak luntur meski kini hilang warnanya, semua putih pucat dan tanpa ekspresi, hanya diam dan terpejam.Beruntung operasi lancar dan sekarang tinggal menunggu Seila sadar saja. Sudah berjam-jam Seila tak kunjung membuka matanya, ini sudah batas Seila harus bangun. Surya yang lelah memejamkan matanya sementara Angga masih setia duduk di dekat bed tempat Seila berbaring.“Kamu akan jadi milikku, Sei. Tidak boleh ada pria lain yang merebutmu dariku termasuk Aksara,” gumam Angga dalam hati sambil menggenggam tangan Seila. Dia berharap dengan menggenggam tangannya, Seila akan bangun dan tangan yang dingin ini akan terasa hangat.
Aku jatuh cinta pada pandangan pertama.Aku jatuh hati pula hanya pada satu pria.Kuserahkan jiwa dan ragaku pada orang yang buatku nyaman, buatku terkadang gundah, buatku tertawa dan bahagia.Hidupku selamat saat pria yang membuatku jatuh hati adalah penyelamatku.Di bawah rintik hujan kulihat wajahnya yang tampan nan rupawan.Dulu saat di atap sekolah, kau nyatakan kata manis penuh makna.Dulu banyak waktu yang kita habiskan berdua.Dulu kita saling bercanda tawa.Sekarang aku tak menyangka, orang yang kuanggap pintar, bijaksana, dewasa dan romantis itu seorang pengkhianat.
Aksara kembali merangkak di atas Seila saat dia sudah menjatuhkan sang istri di atas kasur. Dasar kelakuan ini cowok mesum, tidak cukup tapi malah minta nagih. Seila terkekeh melihat wajah mesum Aksara, begitu menggemaskan bak anak kecil. Tangan pria itu langsung melucuti pakaian sang istri. “Ahhh ....” Seila terpekik lemah saat Aksara menghisap sebelah tonjolan dadanya, lagi-lagi meninggalkan bekas kemerahan tanda kepemilikan. Seila merasakan kedua gunungnya mengencang dan menegang, panas karena remasan dan isapan konstan. “Iya begitu, Sayang!” desahannya oleh permainan mulut dan jari suaminya. Aksara kini mengambil posisi nyaman. Tonjolan besar tonggak yang lurus menantang itu ia arahkan ke wajah Seila. Pria itu menggesekkan tonggak di belahan dadanya dan menjepitnya dengan dua tonjolan gunung kembar. Aksara menggoyang pinggulnya maju mundur dengan cepat di atas tubuh Seila. Tak cukup di situ, ternyata dijepit dua gunung kembar kurang mantap. Aksara merangkak lagi hingga ca
“Sayang … mmmh. Berhenti main-mainnya, maunya itu!” Seila menunjuk milik Aksara yang sudah berdiri tegak, keras dan berurat.“Tunggu sampai hawanya semakin panas, Sayang!” Aksara masih ingin bermain-main hingga mereka puas melewati tahap pemanasan.“Eng- enggak kuat, pengen!” Dia ingin merasakan cacing berurat milik Aksara yang sepertinya bakal lezat jika dicelupkan ke dalam. Seila sudah merem melek tidak sabar menunggu cacing berurat itu mengguncang miliknya yang sudah sangat basah, basah oleh lendirnya dan basah oleh saliva pria itu.Dua jari Aksara masuk ke dalam lubang surgawi milik sang istri, menggosok gerbangnya serta mengguncang lubang tersebut hingga kaki Seila lemas tak berdaya, tangan itu berhasil membuat wanita terkapar api birahi yang menggelegar. Aksara lebarkan lagi pahanya agar tak mengganggu kegiatannya yang menyenangkan itu. Baginya melihat Seila yang tidak sabaran merupakan hiburan yang menyenangkan.Kini kocokan dua jari itu dibarengi hisapan dari bibir Aksara. Su
“Akhirnya anak ayah pulang juga. Kamu pulang ke rumah suamimu ya!” Pesawat jet sudah mendarat di landasan milik pribadi, Surya rencananya mau langsung pulang, tidak akan menginap di rumah Aksara agar memberi ruang untuk anak dan menantunya kembali harmonis. Mereka butuh waktu untuk berdua.“Iya Ayah.” Seila mengangguk paham, tidak ada gunanya juga membantah, Surya adalah orang yang paling dia turuti. Cinta pertamanya Seila adalah ayahnya sendiri. Tanpa Surya Seila bukan apa-apa, tidak akan sekuat ini dalam menghadapi cobaan.“Kalian harus meluangkan waktu untuk berdua biar bisa romantis lagi.” Ini harapan kecil seorang ayah, ingin melihat anaknya bahagia bersama pasangannya, ingin cucu-cucunya lahir sehat dan penuh kebahagiaan. Seila memeluk Ayahnya erat sebelum Surya pergi. Aksara juga melakukan hal yang sama bergantian. Aksara berbisik pada sang mertua. “Makasih banyak ya, Yah. Maafin Aksara yang udah nyakitin anak Ayah ini.” Dia masih merasa bersalah karena sempat membuat Seila k
“Sudah punya pengalaman sebelumnya merangkai bunga, Seila?” tanya anak pemilik toko bunga pada Seila. Anak itu masih remaja, kebetulan sedang libur dan kebagian jaga toko, jadi dia yang akan mengajari Seila selama masa training.“Tidak cuma aku suka liat tutorialnya gitu di youtubee!” Seila mengisi waktu luangnya kadang-kadang scroll hal-hal yang unik seperti DIY rumah dan kamar, membuat barang-barang unik dan sangat bermanfaat dari barang bekas.“Coba kamu rangkai tujuh tangkai bunga ikuti apa yang aku lakukan!” Gadis ini akan mengajarkan cara merangkai bunga, buket yang indah tergantung keterampilan orang yang membuatnya.“Harus teliti ya!” Gadis itu mengingatkan. Dia mengambil lembar demi lembar kertas buket yang bergliter dan ada juga yang jaring-jaring, tidak lupa menyiapkan pita love, gunting dan selotip.Kertas buket pun dilipat sesuai bagiannya, ada yang warna terang paling samping dan warna soft di tengah, satu persatu mengelilingi bunga dan diberikan perekat. Untuk sentuhan
“Dari mana aja lo sehari satu malam ini?” tanya Aksara ketus, ini cowok tiba-tiba udah nongol aja di parkiran rumah Bila. Aksara seperti jelangkung, datang tak diundang pulang tidak diantar. Bila jelas kaget dong, pas buka pintu pas bener Aksara nongol nodong nanya Bila habis dari mana. “Astaga, lo nongol udah kaya setan.” Bila mengusap dadanya karena tiba-tiba jantungnya seolah kena setrum mendadak. Kaget melihat Aksara, untung ganteng, kalo jelek pasti nyeremin.“Jawab!” ujar pria itu lagi agak mendesak, biarin dia ketus, nyeremin dan ngagetin, biar Bila ngaku Seila ada dimana. Pengen tahu nih, Bila bakal menyembunyikan keveradaan Seila atau tidak. “Lo nanya gue?” tanya Bila balik sambil mengedipkan matanya cepat. Dia takut kedatangan Aksara kali ini ingin menanyakan soal Seila, kemarin mamanya bilang suami Seila datang ke rumah, semalam Bila sengaja menginap menemani Seila sambil menghindari kedatangan Aksara.“Gue a- abis ada keperluan.” Bila berlagak ketus, pokoknya jangan taku
Tolong kasih bintang 5, komen dan follow aku ya, Terima kasih!“Terjadi kesalahpahaman. Aku sedang kelelahan dan Seila sedang hamil, jadi kami sama-sama sensitif.” Dua-duanya memang sedang dalam keadaan tidak baik.“Hah …. Seila sedang hamil?” Surya kaget sekaligus senang, kaget karena anaknya kabur, senang karena Seila hamil. Sekarang ibu hamil yang satu itu ada dimana? Surya merindukan Seila dan takut Seila kenapa-napa. “Anakku, kasihan sekali. Dia tidur dimana dan sudah makan belum ya?” Di rumah Seila diperlakukan seperti ratu, di rumah suaminya malah disia-siakan, Surya jadi ingin marah pada Aksara.“Kalau terjadi sesuatu pada dia bagaimana?” tanya Surya emosi, dia pegang kerah baju Aksara kanan dan kiri, matanya tajam setajam elang memandang menantunya ini.“Ayah tidak akan memaafkanmu jika Seila kenapa-napa.” Anak satu-satunya yang sangat dia jaga malah sekarang pergi tanpa kabar, tidak biasanya Seila seperti ini, seua gara-gara Aksara, dulu kecelakaan juga gara-gara Aksara.“D
"Kita udah sampai!" ujar Bila pada Sila di depan vila tua pesisir pantai bali. Sesuai tujuan mereka, akan menenangkan diri dan lari dari Aksara.Mereka sengaja berangkat menaiki kapal laut agar Aksara tidak bisa melacak keberadaan Seila karena namanya tidak terdaftar dalam lost penumpang pesawat, untung bayi yang ada di dalam perut tidak rewel.Setelah naik kapal mereka naik mobil dan sekarang sampaikan di visa pinggir pantai yang tidak ramai wisatawan."Ini nggak seburuk yang lo ceritain kok." Menurut Seila rumah ini tidak menyeramkan, malah terkesan homey, bangunan lama tapi kokoh dan asri, ya tinggal di potong2 saja rumput liatnya agar tidak terkesan seram."Ada swalayan kan, Bil? Gue pengen beli susu ibu hamil sama pengen beli kebutuhan sayuran dan persediaan lain." Saat berangkat ke sini mereka tak banyak membawa barang, cuma sedikit baju itu pun untuk Seila pakai, Bila hanya menemani satu malam saja karena besok kerja dan takut membuat Aksara curiga."Ada kok, jalan juga bisa ke
“Sekarang kita tujuannya mau ke mana Nyonya?” tanya pak supir pada Seila yang sedang duduk sambil menangis, sudah kelihatan banget kalau patah hati dan kabur dari rumah suami. Pak supir gak usah tanya lagi Seila punya masalah apa.“Ke rumah teman saya, dia di Menteng.” Ongkosnya juga paling habis seratus ribu, Seila masih punya uang lebihan seratus ribu lagi dalam bentuk cash, jika habis nanti dia ambil uang dari ATM, untung uang hasil kerjanya dia simpan baik-baik, bisa buat bekal hidup tanpa Aksara, sayangnya tidak banyak, apalagi untuk kebutuhan bayi. “Baik.”Seila melirik tas berwarna hitam yang dia beli saat pertama kali dapat uang gaji dari perusahaan Aksara. “Gak nyangka aku cuma punya ini doang, tas buluk, dompet sama kartu ATM.” Seila tidak sadar kalau dia tidak investasi berupa barang dan saham, kalau begini dia menghidupi anaknya seorang diri dari mana? Harus kerja jangan jadi pengangguran.“Tas mewah, baju mahal, uang sama kartu kredit, semuanya milik Aksara, aku nggak be
Seila dari siang sampai sore mendekorasi kamarnya agar terlihat indah, dia menggunakan lilin dan bunga mawar merah sebagai hiasan, dia juga bahkan membentuk love dengan kuntum bunga mawar tersebut. Rasa mual dan pusingnya jadi hilang karena Seila sibuk mengerjakan sesuatu, rasa senangnya juga tinggi karena tahu dia sedang mengandung.Sibuk masak dan mendekor sampai membuat Seila lupa waktu dan lupa makan lagi. Padahal dia sudah masak makan malam untuk dimakan berdua dengan Aksara. "Aksara jam segini kok belum pulang sih dia kayaknya lembur deh." Suaminya jam tujuh malam belum datang juga. Biasanya kalau lembur suka bilang-bilang."Kok dia nggak ngasih kabar? Coba telepon deh." Namun sepertinya tidak aktif, hanya ada suara operator saja yang menjawab Seila."Eh nomornya nggak aktif. Apa dia lagi selingkuh?" Mencurigakan, tidak seperti biasanya, sesibuk itukah sampai lupa memberikan kabar. Kenapa suasana hati Seila jadi tidak karuan begini."Kata orang-orang kalau suami nggak ada kaba