Apa yang kamu rasakan saat mendengar mantan terindahmu mengatakan masih mencintai dirimu hingga detik ini? Sudah pasti rasanya seperti ada kupu-kupu yang terbang menggelitik perutmu bukan?Malu, tetapi juga berhasil membuat jantung Seila berdebar tidak karuan. Apalagi, masih ada setitik rasa untuk Angga. Laki-laki ini berhasil mengambil sebagian hatinya. Membuat dirinya bingung harus melabuhkan sepenuh cintanya pada Aksara atau Angga.Memang, terkadang diperebutkan membuat kita menjadi berbangga diri. Dua pria tampan dan kaya raya semuanya menyukai Seila? Berarti dia sungguh istimewa meski banyak minusnya. Namun, di sisi lain membuat Seila juga bingung. Apalagi Angga mengatakannya tanpa basa-basi sedikit pun.“Seila …,” panggil Angga dengan suara rendah yang lantas membuat Seila mendongak. Bulu kuduknya merinding. Seila begitu merindukan suara itu.Jantung Seila semakin berdebar tidak karuan saat Angga tiba-tiba menggenggam tangannya dan mengusapnya dengan lembut. Seila sangat menyuka
Seila menghapus tangisnya yang terus saja membasahi pipi. Beruntung tadi ia memakai maskara dengan merk ternama dan dijamin waterproof, jadi ia tidak begitu khawatir karena maskara itu tidak akan luntur. Ia mengelap ingusnya menggunakan lengan bajunya. Jorok sih! Tapi mau bagaimana lagi, ia tidak menemukan selembar tisu pun di kamar Aksara. Matanya sembab dan panas karena sudah menangis terlalu banyak.Tangis bahagia, haru dan menyesal datang bersamaan hingga membuat kepalanya sedikit pening. Tangannya masih menggenggam foto lamaran yang gagal. Mata hitam indahnya menelisik sekali lagi foto itu.Harusnya Seila tidak gegabah dan egois waktu itu sehingga tidak melukai harga diri Aksara yang ternyata begitu mencintai dirinya.Di sela–sela duduknya, Seila seolah melihat cahaya berkilauan yang tersembunyi di laci bawah meja kamar Aksara ini. Cahaya itu memanggilnya. Seila yang sedari orok memang punya jiwa kekepoan yang tinggi akhirnya ia beranjak ke arah sana.Sebelum membuka laci itu. ib
Wajah bahagia terlihat jelas dari Seila. Tidak bisa dipungkiri dia sangat bahagia. Ternyata, Aksara benar-benar membawanya ke salah satu mal mewah di ibu kota. Bukannya meragukan, ya. Tapi Seila hanya takut di PHPin aja. Ish, namanya juga wanita, kalau sudah kegirangan dan bahagia, yang paling ditakutkan, kan, PHP.Beruntung, Aksara bukan tipe laki-laki seperti itu. Buktinya saja, mereka sudah berada di depan toko salah satu brand terkenal yang sering dipakai artis-artis ibu kota. Itu, apa ya namanya? Kunci. Ealah, bukan. Maksud Seila itu Gucci.Seila semakin dibuat takjub saat Aksara meminta pramuniaga memperlihatkan barang-barang limited edition. Jejeran barang-barang dengan harga selangit itu membuat Seila pusing tujuh keliling.Dia bukan bingung bagaimana cara membayarnya, tetapi bingung harus memilih yang mana. Kalau dirinya kelewat tamak, sudah pasti Seila akan mengangkut semuanya. Sayang, akal sehatnya masih bekerja dengan baik. Ini juga, cowok di sebelah Seila mau pamer bahwa
Langkah Seila kini sudah ringan. Meskipun beberapa saat yang lalu Ia sempat mellow karena telah menyakiti hati dua laki-laki sekaligus yaitu Jefry dan Angga, tapi itu satu-satunya cara yang bisa ia lakukan untuk mencegah hal yang tidak ingin ia inginkan. Seila nggak mau dicap sebagai tukang PHP atau playgirl. Enak aja! Seila adalah wanita yang setia.Tapi kalau dipikir-pikir lagi, sebenarnya Seila beruntung sih bisa mendapatkan hati ke dua pria itu. Yang artinya Seila cantik, baik hati dan suka menolong kan? Hehehe … memuji diri sendiri itu wajib hukumnya. Kalau bukan kita yang memuji diri kita sendiri, masa mau nyuruh orang lain sih? Kalau dipuji orang lain itu artinya bonus.Seila memutuskan untuk pulang ke rumah menggunakan KRL saja. Selain irit biaya, ia ingin menikmati suasana di kereta. Kangen vibesnya.Ia kini tengah duduk sambil menyandarkan kepala ke dinding kereta sembari sesekali mengingat kejadian waktu ia dan Aksara ke mal beberapa waktu yang lalu. Seila senyum–senyum sen
Setiap hubungan memang ada pasang surutnya, terlebih Seila dan Aksara masih berpacaran yang terhitung dalam masa penjajakan. Suami istri saja masih sering cekcok, tidak heran mereka yang berpacaran bertengkar seperti saat ini.Namun, yang membuat Seila kesal adalah sifat cemburu dan posesif milik Aksara yang terlampau berlebihan. Secara tidak langsung pula, Aksara menyinggung masa lalunya. Aksara sudah tahu pasti masa lalu Seila tidak lebih baik dari Angga.Wanita memang kalau punya masa lalu yang kelam pasti akan dikenang sepanjang masa, ujung-ujungnya pasti jadi bahan gunjingan orang dan jadi bahan pertengkaran dengan pasangan. Beda dengan laki-laki, meski sekelam apapun masa lalunya, pasti akan terlupakan dan diterima oleh wanita.Dan untuk pertama kalinya sejak mereka bersama, Seila begitu membenci Aksara. Laki-laki di depannya ini merasa paling tinggi dan benar hingga terdengar merendahkan orang lain.Seila kembali merasa tidak pantas untuk bersanding dengan Aksara. Padahal, kema
Apa kata Seila barusan? Sayang? Aksara jadi senang bukan main, kalau dipanggil sayang berarti mereka tidak jadi putus kan?Suara lirih Seila disertai dengan deru napasnya yang tidak teratur akibat berlarian ke ruangan ini entah mengapa terdengar seksi di telinga Aksara. Bulu tengkuknya bahkan berdiri. Ia merinding. Di mata Aksara, Seila terlihat sangat cantik dan menawan.Apakah seperti ini wujud nyanyian surga? Atau beginikah rasanya disiram holy water? Kalau iya, Aksara pasti sungguh beruntung,Bodo amat deh dibilang lebay. Aksara nggak peduli. Cocot orang kan gak semua bisa ia kendalikan.Tapi beneran, deh! Sumpah! Aksara nggak bohong. Seila, wanitanya ini benar-benar memiliki hati malaikat. Ia mau merawat Aksara yang sudah tidak berguna ini lagi. Jarang-jarang kan ada Wanita yang menerima apa adanya. Jelas-jelas Seila tahu kalau Aksara sekarang lumpuh, tak bisa berjalan lagi, berarti pria ini tidak sempurna dan malah jadi makhluk yang menyusahkan.Mata Aksara kini tampak berkaca-k
Hari sudah berganti, begitupun dengan bulan. Seila tidak pernah menyangka akan sampai di tahap ini. Seila juga tidak pernah berani untuk bermimpi melalui hari-hari bersama dengan Aksara.Namun, kenyataannya takdir berkata lain. Hatinya sudah tidak berpaling dari Aksara. Cieelah … suit … suit …. Beneran! Seila nggak bohong. Kalau hatinya belum milik Aksara, mungkin dia bisa saja menjalin kasih dengan Jefry atau Angga.Bukan sok cakep, ya. Tapi, kenyataannya memang seperti itu. Ada dua laki-laki yang siap menampung, menampung? Nggak elegan banget. Ya jangan menampung atuh. Gini aja deh, ada yang siap menyambutnya dengan cinta yang tak kalah banyak.Sekali lagi, Seila bersyukur. Masa lalu yang ia benci, setidaknya tidak berpengaruh pada kehidupan percintaannya. Aksara menerima dirinya yang kotor ini dengan lapang dada.Seila menundukkan kepala. Dia masih mengingat jelas saat Aksara datang ke rumah dengan orang tua. Laki-laki itu dengan penuh pesona izin melamar dirinya, meminta dirinya p
“Yank tamu kamu udah pulang semua?” tanya Seila pada Senja yang baru saja datang ke kamar pengantin mereka. Seila sudah lebih dulu ada di kamar pengantin sedang mengunggah beberapa foto ke status whatsapp dan instastorynya, tidak lupa dua unggah juga di beranda facebook dan instagram, biar semua orang tahu jika dia sudah bersuamikan Aksara, cinta pertamanya.“Udah. Kok kamu belum ganti baju dan mandi?” tanyanya sambil menaikkan satu alisnya, Aksara pun membuka dasi yang dia kenakan dan jas yang terasa sangat mengikatnya.“Aku juga baru selesai pamitan sama tamu aku dan keluarga.” Seila juga baru masuk, beda sepuluh menit dari Senja.“Lalu kenapa belum hapus make up dan buka gaunnya?” tanya Senja karena dia melihat Seila belum berpakaian santai, kasihan pasti tubuhnya kedinginan dan badannya terasa pegal-pegal, kaki Seila bahkan bengkak karena terlalu lama pakai high heels setinggi lima belas senti.“Susah! Tolong turunin!” pinta Seila sambil memunggungi Senja, menunjuk resleting gaunn
Aksara kembali merangkak di atas Seila saat dia sudah menjatuhkan sang istri di atas kasur. Dasar kelakuan ini cowok mesum, tidak cukup tapi malah minta nagih. Seila terkekeh melihat wajah mesum Aksara, begitu menggemaskan bak anak kecil. Tangan pria itu langsung melucuti pakaian sang istri. “Ahhh ....” Seila terpekik lemah saat Aksara menghisap sebelah tonjolan dadanya, lagi-lagi meninggalkan bekas kemerahan tanda kepemilikan. Seila merasakan kedua gunungnya mengencang dan menegang, panas karena remasan dan isapan konstan. “Iya begitu, Sayang!” desahannya oleh permainan mulut dan jari suaminya. Aksara kini mengambil posisi nyaman. Tonjolan besar tonggak yang lurus menantang itu ia arahkan ke wajah Seila. Pria itu menggesekkan tonggak di belahan dadanya dan menjepitnya dengan dua tonjolan gunung kembar. Aksara menggoyang pinggulnya maju mundur dengan cepat di atas tubuh Seila. Tak cukup di situ, ternyata dijepit dua gunung kembar kurang mantap. Aksara merangkak lagi hingga ca
“Sayang … mmmh. Berhenti main-mainnya, maunya itu!” Seila menunjuk milik Aksara yang sudah berdiri tegak, keras dan berurat.“Tunggu sampai hawanya semakin panas, Sayang!” Aksara masih ingin bermain-main hingga mereka puas melewati tahap pemanasan.“Eng- enggak kuat, pengen!” Dia ingin merasakan cacing berurat milik Aksara yang sepertinya bakal lezat jika dicelupkan ke dalam. Seila sudah merem melek tidak sabar menunggu cacing berurat itu mengguncang miliknya yang sudah sangat basah, basah oleh lendirnya dan basah oleh saliva pria itu.Dua jari Aksara masuk ke dalam lubang surgawi milik sang istri, menggosok gerbangnya serta mengguncang lubang tersebut hingga kaki Seila lemas tak berdaya, tangan itu berhasil membuat wanita terkapar api birahi yang menggelegar. Aksara lebarkan lagi pahanya agar tak mengganggu kegiatannya yang menyenangkan itu. Baginya melihat Seila yang tidak sabaran merupakan hiburan yang menyenangkan.Kini kocokan dua jari itu dibarengi hisapan dari bibir Aksara. Su
“Akhirnya anak ayah pulang juga. Kamu pulang ke rumah suamimu ya!” Pesawat jet sudah mendarat di landasan milik pribadi, Surya rencananya mau langsung pulang, tidak akan menginap di rumah Aksara agar memberi ruang untuk anak dan menantunya kembali harmonis. Mereka butuh waktu untuk berdua.“Iya Ayah.” Seila mengangguk paham, tidak ada gunanya juga membantah, Surya adalah orang yang paling dia turuti. Cinta pertamanya Seila adalah ayahnya sendiri. Tanpa Surya Seila bukan apa-apa, tidak akan sekuat ini dalam menghadapi cobaan.“Kalian harus meluangkan waktu untuk berdua biar bisa romantis lagi.” Ini harapan kecil seorang ayah, ingin melihat anaknya bahagia bersama pasangannya, ingin cucu-cucunya lahir sehat dan penuh kebahagiaan. Seila memeluk Ayahnya erat sebelum Surya pergi. Aksara juga melakukan hal yang sama bergantian. Aksara berbisik pada sang mertua. “Makasih banyak ya, Yah. Maafin Aksara yang udah nyakitin anak Ayah ini.” Dia masih merasa bersalah karena sempat membuat Seila k
“Sudah punya pengalaman sebelumnya merangkai bunga, Seila?” tanya anak pemilik toko bunga pada Seila. Anak itu masih remaja, kebetulan sedang libur dan kebagian jaga toko, jadi dia yang akan mengajari Seila selama masa training.“Tidak cuma aku suka liat tutorialnya gitu di youtubee!” Seila mengisi waktu luangnya kadang-kadang scroll hal-hal yang unik seperti DIY rumah dan kamar, membuat barang-barang unik dan sangat bermanfaat dari barang bekas.“Coba kamu rangkai tujuh tangkai bunga ikuti apa yang aku lakukan!” Gadis ini akan mengajarkan cara merangkai bunga, buket yang indah tergantung keterampilan orang yang membuatnya.“Harus teliti ya!” Gadis itu mengingatkan. Dia mengambil lembar demi lembar kertas buket yang bergliter dan ada juga yang jaring-jaring, tidak lupa menyiapkan pita love, gunting dan selotip.Kertas buket pun dilipat sesuai bagiannya, ada yang warna terang paling samping dan warna soft di tengah, satu persatu mengelilingi bunga dan diberikan perekat. Untuk sentuhan
“Dari mana aja lo sehari satu malam ini?” tanya Aksara ketus, ini cowok tiba-tiba udah nongol aja di parkiran rumah Bila. Aksara seperti jelangkung, datang tak diundang pulang tidak diantar. Bila jelas kaget dong, pas buka pintu pas bener Aksara nongol nodong nanya Bila habis dari mana. “Astaga, lo nongol udah kaya setan.” Bila mengusap dadanya karena tiba-tiba jantungnya seolah kena setrum mendadak. Kaget melihat Aksara, untung ganteng, kalo jelek pasti nyeremin.“Jawab!” ujar pria itu lagi agak mendesak, biarin dia ketus, nyeremin dan ngagetin, biar Bila ngaku Seila ada dimana. Pengen tahu nih, Bila bakal menyembunyikan keveradaan Seila atau tidak. “Lo nanya gue?” tanya Bila balik sambil mengedipkan matanya cepat. Dia takut kedatangan Aksara kali ini ingin menanyakan soal Seila, kemarin mamanya bilang suami Seila datang ke rumah, semalam Bila sengaja menginap menemani Seila sambil menghindari kedatangan Aksara.“Gue a- abis ada keperluan.” Bila berlagak ketus, pokoknya jangan taku
Tolong kasih bintang 5, komen dan follow aku ya, Terima kasih!“Terjadi kesalahpahaman. Aku sedang kelelahan dan Seila sedang hamil, jadi kami sama-sama sensitif.” Dua-duanya memang sedang dalam keadaan tidak baik.“Hah …. Seila sedang hamil?” Surya kaget sekaligus senang, kaget karena anaknya kabur, senang karena Seila hamil. Sekarang ibu hamil yang satu itu ada dimana? Surya merindukan Seila dan takut Seila kenapa-napa. “Anakku, kasihan sekali. Dia tidur dimana dan sudah makan belum ya?” Di rumah Seila diperlakukan seperti ratu, di rumah suaminya malah disia-siakan, Surya jadi ingin marah pada Aksara.“Kalau terjadi sesuatu pada dia bagaimana?” tanya Surya emosi, dia pegang kerah baju Aksara kanan dan kiri, matanya tajam setajam elang memandang menantunya ini.“Ayah tidak akan memaafkanmu jika Seila kenapa-napa.” Anak satu-satunya yang sangat dia jaga malah sekarang pergi tanpa kabar, tidak biasanya Seila seperti ini, seua gara-gara Aksara, dulu kecelakaan juga gara-gara Aksara.“D
"Kita udah sampai!" ujar Bila pada Sila di depan vila tua pesisir pantai bali. Sesuai tujuan mereka, akan menenangkan diri dan lari dari Aksara.Mereka sengaja berangkat menaiki kapal laut agar Aksara tidak bisa melacak keberadaan Seila karena namanya tidak terdaftar dalam lost penumpang pesawat, untung bayi yang ada di dalam perut tidak rewel.Setelah naik kapal mereka naik mobil dan sekarang sampaikan di visa pinggir pantai yang tidak ramai wisatawan."Ini nggak seburuk yang lo ceritain kok." Menurut Seila rumah ini tidak menyeramkan, malah terkesan homey, bangunan lama tapi kokoh dan asri, ya tinggal di potong2 saja rumput liatnya agar tidak terkesan seram."Ada swalayan kan, Bil? Gue pengen beli susu ibu hamil sama pengen beli kebutuhan sayuran dan persediaan lain." Saat berangkat ke sini mereka tak banyak membawa barang, cuma sedikit baju itu pun untuk Seila pakai, Bila hanya menemani satu malam saja karena besok kerja dan takut membuat Aksara curiga."Ada kok, jalan juga bisa ke
“Sekarang kita tujuannya mau ke mana Nyonya?” tanya pak supir pada Seila yang sedang duduk sambil menangis, sudah kelihatan banget kalau patah hati dan kabur dari rumah suami. Pak supir gak usah tanya lagi Seila punya masalah apa.“Ke rumah teman saya, dia di Menteng.” Ongkosnya juga paling habis seratus ribu, Seila masih punya uang lebihan seratus ribu lagi dalam bentuk cash, jika habis nanti dia ambil uang dari ATM, untung uang hasil kerjanya dia simpan baik-baik, bisa buat bekal hidup tanpa Aksara, sayangnya tidak banyak, apalagi untuk kebutuhan bayi. “Baik.”Seila melirik tas berwarna hitam yang dia beli saat pertama kali dapat uang gaji dari perusahaan Aksara. “Gak nyangka aku cuma punya ini doang, tas buluk, dompet sama kartu ATM.” Seila tidak sadar kalau dia tidak investasi berupa barang dan saham, kalau begini dia menghidupi anaknya seorang diri dari mana? Harus kerja jangan jadi pengangguran.“Tas mewah, baju mahal, uang sama kartu kredit, semuanya milik Aksara, aku nggak be
Seila dari siang sampai sore mendekorasi kamarnya agar terlihat indah, dia menggunakan lilin dan bunga mawar merah sebagai hiasan, dia juga bahkan membentuk love dengan kuntum bunga mawar tersebut. Rasa mual dan pusingnya jadi hilang karena Seila sibuk mengerjakan sesuatu, rasa senangnya juga tinggi karena tahu dia sedang mengandung.Sibuk masak dan mendekor sampai membuat Seila lupa waktu dan lupa makan lagi. Padahal dia sudah masak makan malam untuk dimakan berdua dengan Aksara. "Aksara jam segini kok belum pulang sih dia kayaknya lembur deh." Suaminya jam tujuh malam belum datang juga. Biasanya kalau lembur suka bilang-bilang."Kok dia nggak ngasih kabar? Coba telepon deh." Namun sepertinya tidak aktif, hanya ada suara operator saja yang menjawab Seila."Eh nomornya nggak aktif. Apa dia lagi selingkuh?" Mencurigakan, tidak seperti biasanya, sesibuk itukah sampai lupa memberikan kabar. Kenapa suasana hati Seila jadi tidak karuan begini."Kata orang-orang kalau suami nggak ada kaba