Hari sudah berganti, begitupun dengan bulan. Seila tidak pernah menyangka akan sampai di tahap ini. Seila juga tidak pernah berani untuk bermimpi melalui hari-hari bersama dengan Aksara.Namun, kenyataannya takdir berkata lain. Hatinya sudah tidak berpaling dari Aksara. Cieelah … suit … suit …. Beneran! Seila nggak bohong. Kalau hatinya belum milik Aksara, mungkin dia bisa saja menjalin kasih dengan Jefry atau Angga.Bukan sok cakep, ya. Tapi, kenyataannya memang seperti itu. Ada dua laki-laki yang siap menampung, menampung? Nggak elegan banget. Ya jangan menampung atuh. Gini aja deh, ada yang siap menyambutnya dengan cinta yang tak kalah banyak.Sekali lagi, Seila bersyukur. Masa lalu yang ia benci, setidaknya tidak berpengaruh pada kehidupan percintaannya. Aksara menerima dirinya yang kotor ini dengan lapang dada.Seila menundukkan kepala. Dia masih mengingat jelas saat Aksara datang ke rumah dengan orang tua. Laki-laki itu dengan penuh pesona izin melamar dirinya, meminta dirinya p
“Yank tamu kamu udah pulang semua?” tanya Seila pada Senja yang baru saja datang ke kamar pengantin mereka. Seila sudah lebih dulu ada di kamar pengantin sedang mengunggah beberapa foto ke status whatsapp dan instastorynya, tidak lupa dua unggah juga di beranda facebook dan instagram, biar semua orang tahu jika dia sudah bersuamikan Aksara, cinta pertamanya.“Udah. Kok kamu belum ganti baju dan mandi?” tanyanya sambil menaikkan satu alisnya, Aksara pun membuka dasi yang dia kenakan dan jas yang terasa sangat mengikatnya.“Aku juga baru selesai pamitan sama tamu aku dan keluarga.” Seila juga baru masuk, beda sepuluh menit dari Senja.“Lalu kenapa belum hapus make up dan buka gaunnya?” tanya Senja karena dia melihat Seila belum berpakaian santai, kasihan pasti tubuhnya kedinginan dan badannya terasa pegal-pegal, kaki Seila bahkan bengkak karena terlalu lama pakai high heels setinggi lima belas senti.“Susah! Tolong turunin!” pinta Seila sambil memunggungi Senja, menunjuk resleting gaunn
“Berendam bareng ya!” ajak Aksara setelah mereka melepaskan pelepasan yang pertama. Dia melihat bathtub yang menganggur, sepertinya enak juga untuk digunakan bercinta, mereka pengantin baru, alangkah enaknya jika mencoba semua gaya bukan?“Permainannya belum selesai?” tanya Seila sambil tersenyum manis, suaminya masih berseringai aneh, dia sunah tangkap sinyal bahwa Aksara masih ingin melanjutkan permainan panas ini.“Sekalian coba di bathtub!” Tuh kan benar dugaan Seila, Aksara ingin melakukan dengan gaya lain. “Aku isi dulu airnya, ya.” Wanita ini langsung menyalakan air untuk mengisi bathtub, tak lupa dia juga memasukkan sabun agar airnya berbusa, akan indah bukan jika bermain dengan tubuh mereka yang dipenuhi dengan busa-busa manja.Aksara pun masuk dan duduk lebih dulu ke dalam bathtub, disusul Seila yang duduk di atas pangkuan suaminya sambil membuka kakinya lebar-lebar.Tubuh Seila semakin rapat pada Aksara, apalagi ketika tangan Aksara yang berada di pinggang semakin memperer
Zona 21+Novel LianaAdrawi semuanya dewasa. Jika kalian berkenan cek media sosial, tikt*k, instagr*m dan facebook, semua judul dan karyaku ada di berandaku, karyaku ada belasan, ada juga yang hampir dibaca 1M. Yuk mampir ya!**“Uh … ah … uh ….” Seila mendesah berada di bawah Aksara, pagi-pagi bukannya mandi dan beres-beres pulang ke rumah, Aksara malah minta jatah.Mata Seila tadi tertutup rapat, terbuka karena Aksara menghisap puncak gunung kembarnya bergantian. O iya, mereka kan tidur di bawah selimut tanpa pakaian, ya jelas Aksara melek langsung mode on. Pria itu menaiki tubuh Seila setelah kenyang menghisap kedua gunung kembar istrinya.“Sayanghh …. Ka- ka- kamu panas sekali pagi ini!” Seila menerima hantaman Aksara bertubi-tubi, enak sekaligus sedikit nyeri dan kaget. Kenapa bisa Aksara selincah ini di atas ranjang. Pria ini terlalu bersemangat dan tidak memberikan jeda.Seila bagaikan mendapat setruman-setruman ke bagian intimnya dan rasa sengatan itu menjalar ke seluruh tubuh
Hoekk ….Hoeekk ….Seila tengah muntah-muntah di kamar mandi, baru saja bangun dia merasa perutnya sangat perih dan ulu hatinya terasa sakit. Alhasil tadi dia buru-buru ke kamar mandi dan tidak lagi dalam pelukan Aksara.“Sayang kamu kenapa?” tanya Aksara yang menyusul Seila ke kamar mandi. Pria ini memijat bagian leher istrinya agar Seila sedikit merasakan lega. Dia khawatir sekali setelah mendengar Seila di kamar mandi tengah muntah-muntah.“Masuk angin mungkin, Yank. Dua minggu di Korea dingin, terus di sini hawanya panas, kecapean di jalan.” Mereka sudah kembali lagi ke indonesia setelah berlibur selama dua minggu. Honeymoon mereka begitu romantis dengan kejutan-kejutan kecil yang Aksara berikan. Seila sampai terharu tapi sebagai balasan keromantisan Aksara, pria itu minta jatah pagi siang dan malam.“Kayanya ini gara-gara topokki yang kamu makan kepedesan deh sebelum kita balik.” Seila sangat menyukai makanan jajanan korea yang pedas-pedas, padahal dia punya penyakit maag, tapi k
Aksara terdiam sesaat menatap manik mata Seila yang indah dengan iris warna coklat, tatapannya dalam dan penuh cinta. Saat bertatapan, tangan Seila menyentuh dada bidang Aksara.Aksara tersenyum senang, wanita yang dia idamkan dari SMA kini telah jadi miliknya. Dia kembali mengecup bibir Seila. Sepertinya sebelum kerja lebih baik dia isi amunisi dulu agar lebih bersemangat. Tampaknya babak awal dia aka berkutat di aset bagian atas tubuh Seila.Kedua bola mata Aksara tertarik memperhatikan bibir berwarna merah jambu milik istrinya, bibir yang empuk itu dia hisap perlahan seolah ingin menikmati sensasi rasa empuk nan menggelitik. Licin, lembut dan hangat, bibir Seila selalu jadi candu Aksara.Seila terbuai akan hisapan yang Aksara berikan hingga dia mendesah pasrah di bawah kuasa sang suami. Bibir wanita ini terbuka sehingga lidah Aksara bisa menjangkau lidah Seila, mengajaknya berdansa di arena relung kata.Perasaan Seila melambung tinggi, pagi-pagi dimanjakan begini rasanya nyaman. Da
“Kok mualnya makin menjadi ya setelah aksara berangkat, apa harus ke dokter?” tanya Seila sambil melihat dirinya di kaca, dia tidak keluar kamar semenjak kepergian suaminya ke kantor.“Tapi kalau ke dokter malas, nggak diantar suami pula.” Dia difasilitasi mobil dan supir tapi Seila enggan pergi sendiri. Kakinya begitu terasa berat untuk melangkah dan matanya dari tadi layu, seperti ingin tidur melulu. Bawaannya males dan ingin serba dilayani.“Kalau manggil Aksara kasihan, nanti dia harus pulang lagi, bolak-balik gitu kan capek, gak mau nyusahin ah.” Seila tidak mau jadi beban, jadi ya sudah lah, mending ditahan sendiri saja.“Nggak mau jadi istri manja yang menyusahkan, ingat Seila kamu harus tetap mandiri.” Seila menguatkan tekad, dia tidak boleh lemah, nanti kalau dia sakit malah merepotkan banyak orang, Seila tidak mau begitu.Sekarang demamnya semakin tinggi, perihnya sampai ke ulu hati. Seila berjalan pelan sambil bersandar ke tembok, jaga-jaga takut dia bisa jatuh, enggan mint
Seila dari siang sampai sore mendekorasi kamarnya agar terlihat indah, dia menggunakan lilin dan bunga mawar merah sebagai hiasan, dia juga bahkan membentuk love dengan kuntum bunga mawar tersebut. Rasa mual dan pusingnya jadi hilang karena Seila sibuk mengerjakan sesuatu, rasa senangnya juga tinggi karena tahu dia sedang mengandung.Sibuk masak dan mendekor sampai membuat Seila lupa waktu dan lupa makan lagi. Padahal dia sudah masak makan malam untuk dimakan berdua dengan Aksara. "Aksara jam segini kok belum pulang sih dia kayaknya lembur deh." Suaminya jam tujuh malam belum datang juga. Biasanya kalau lembur suka bilang-bilang."Kok dia nggak ngasih kabar? Coba telepon deh." Namun sepertinya tidak aktif, hanya ada suara operator saja yang menjawab Seila."Eh nomornya nggak aktif. Apa dia lagi selingkuh?" Mencurigakan, tidak seperti biasanya, sesibuk itukah sampai lupa memberikan kabar. Kenapa suasana hati Seila jadi tidak karuan begini."Kata orang-orang kalau suami nggak ada kaba
Aksara kembali merangkak di atas Seila saat dia sudah menjatuhkan sang istri di atas kasur. Dasar kelakuan ini cowok mesum, tidak cukup tapi malah minta nagih. Seila terkekeh melihat wajah mesum Aksara, begitu menggemaskan bak anak kecil. Tangan pria itu langsung melucuti pakaian sang istri. “Ahhh ....” Seila terpekik lemah saat Aksara menghisap sebelah tonjolan dadanya, lagi-lagi meninggalkan bekas kemerahan tanda kepemilikan. Seila merasakan kedua gunungnya mengencang dan menegang, panas karena remasan dan isapan konstan. “Iya begitu, Sayang!” desahannya oleh permainan mulut dan jari suaminya. Aksara kini mengambil posisi nyaman. Tonjolan besar tonggak yang lurus menantang itu ia arahkan ke wajah Seila. Pria itu menggesekkan tonggak di belahan dadanya dan menjepitnya dengan dua tonjolan gunung kembar. Aksara menggoyang pinggulnya maju mundur dengan cepat di atas tubuh Seila. Tak cukup di situ, ternyata dijepit dua gunung kembar kurang mantap. Aksara merangkak lagi hingga ca
“Sayang … mmmh. Berhenti main-mainnya, maunya itu!” Seila menunjuk milik Aksara yang sudah berdiri tegak, keras dan berurat.“Tunggu sampai hawanya semakin panas, Sayang!” Aksara masih ingin bermain-main hingga mereka puas melewati tahap pemanasan.“Eng- enggak kuat, pengen!” Dia ingin merasakan cacing berurat milik Aksara yang sepertinya bakal lezat jika dicelupkan ke dalam. Seila sudah merem melek tidak sabar menunggu cacing berurat itu mengguncang miliknya yang sudah sangat basah, basah oleh lendirnya dan basah oleh saliva pria itu.Dua jari Aksara masuk ke dalam lubang surgawi milik sang istri, menggosok gerbangnya serta mengguncang lubang tersebut hingga kaki Seila lemas tak berdaya, tangan itu berhasil membuat wanita terkapar api birahi yang menggelegar. Aksara lebarkan lagi pahanya agar tak mengganggu kegiatannya yang menyenangkan itu. Baginya melihat Seila yang tidak sabaran merupakan hiburan yang menyenangkan.Kini kocokan dua jari itu dibarengi hisapan dari bibir Aksara. Su
“Akhirnya anak ayah pulang juga. Kamu pulang ke rumah suamimu ya!” Pesawat jet sudah mendarat di landasan milik pribadi, Surya rencananya mau langsung pulang, tidak akan menginap di rumah Aksara agar memberi ruang untuk anak dan menantunya kembali harmonis. Mereka butuh waktu untuk berdua.“Iya Ayah.” Seila mengangguk paham, tidak ada gunanya juga membantah, Surya adalah orang yang paling dia turuti. Cinta pertamanya Seila adalah ayahnya sendiri. Tanpa Surya Seila bukan apa-apa, tidak akan sekuat ini dalam menghadapi cobaan.“Kalian harus meluangkan waktu untuk berdua biar bisa romantis lagi.” Ini harapan kecil seorang ayah, ingin melihat anaknya bahagia bersama pasangannya, ingin cucu-cucunya lahir sehat dan penuh kebahagiaan. Seila memeluk Ayahnya erat sebelum Surya pergi. Aksara juga melakukan hal yang sama bergantian. Aksara berbisik pada sang mertua. “Makasih banyak ya, Yah. Maafin Aksara yang udah nyakitin anak Ayah ini.” Dia masih merasa bersalah karena sempat membuat Seila k
“Sudah punya pengalaman sebelumnya merangkai bunga, Seila?” tanya anak pemilik toko bunga pada Seila. Anak itu masih remaja, kebetulan sedang libur dan kebagian jaga toko, jadi dia yang akan mengajari Seila selama masa training.“Tidak cuma aku suka liat tutorialnya gitu di youtubee!” Seila mengisi waktu luangnya kadang-kadang scroll hal-hal yang unik seperti DIY rumah dan kamar, membuat barang-barang unik dan sangat bermanfaat dari barang bekas.“Coba kamu rangkai tujuh tangkai bunga ikuti apa yang aku lakukan!” Gadis ini akan mengajarkan cara merangkai bunga, buket yang indah tergantung keterampilan orang yang membuatnya.“Harus teliti ya!” Gadis itu mengingatkan. Dia mengambil lembar demi lembar kertas buket yang bergliter dan ada juga yang jaring-jaring, tidak lupa menyiapkan pita love, gunting dan selotip.Kertas buket pun dilipat sesuai bagiannya, ada yang warna terang paling samping dan warna soft di tengah, satu persatu mengelilingi bunga dan diberikan perekat. Untuk sentuhan
“Dari mana aja lo sehari satu malam ini?” tanya Aksara ketus, ini cowok tiba-tiba udah nongol aja di parkiran rumah Bila. Aksara seperti jelangkung, datang tak diundang pulang tidak diantar. Bila jelas kaget dong, pas buka pintu pas bener Aksara nongol nodong nanya Bila habis dari mana. “Astaga, lo nongol udah kaya setan.” Bila mengusap dadanya karena tiba-tiba jantungnya seolah kena setrum mendadak. Kaget melihat Aksara, untung ganteng, kalo jelek pasti nyeremin.“Jawab!” ujar pria itu lagi agak mendesak, biarin dia ketus, nyeremin dan ngagetin, biar Bila ngaku Seila ada dimana. Pengen tahu nih, Bila bakal menyembunyikan keveradaan Seila atau tidak. “Lo nanya gue?” tanya Bila balik sambil mengedipkan matanya cepat. Dia takut kedatangan Aksara kali ini ingin menanyakan soal Seila, kemarin mamanya bilang suami Seila datang ke rumah, semalam Bila sengaja menginap menemani Seila sambil menghindari kedatangan Aksara.“Gue a- abis ada keperluan.” Bila berlagak ketus, pokoknya jangan taku
Tolong kasih bintang 5, komen dan follow aku ya, Terima kasih!“Terjadi kesalahpahaman. Aku sedang kelelahan dan Seila sedang hamil, jadi kami sama-sama sensitif.” Dua-duanya memang sedang dalam keadaan tidak baik.“Hah …. Seila sedang hamil?” Surya kaget sekaligus senang, kaget karena anaknya kabur, senang karena Seila hamil. Sekarang ibu hamil yang satu itu ada dimana? Surya merindukan Seila dan takut Seila kenapa-napa. “Anakku, kasihan sekali. Dia tidur dimana dan sudah makan belum ya?” Di rumah Seila diperlakukan seperti ratu, di rumah suaminya malah disia-siakan, Surya jadi ingin marah pada Aksara.“Kalau terjadi sesuatu pada dia bagaimana?” tanya Surya emosi, dia pegang kerah baju Aksara kanan dan kiri, matanya tajam setajam elang memandang menantunya ini.“Ayah tidak akan memaafkanmu jika Seila kenapa-napa.” Anak satu-satunya yang sangat dia jaga malah sekarang pergi tanpa kabar, tidak biasanya Seila seperti ini, seua gara-gara Aksara, dulu kecelakaan juga gara-gara Aksara.“D
"Kita udah sampai!" ujar Bila pada Sila di depan vila tua pesisir pantai bali. Sesuai tujuan mereka, akan menenangkan diri dan lari dari Aksara.Mereka sengaja berangkat menaiki kapal laut agar Aksara tidak bisa melacak keberadaan Seila karena namanya tidak terdaftar dalam lost penumpang pesawat, untung bayi yang ada di dalam perut tidak rewel.Setelah naik kapal mereka naik mobil dan sekarang sampaikan di visa pinggir pantai yang tidak ramai wisatawan."Ini nggak seburuk yang lo ceritain kok." Menurut Seila rumah ini tidak menyeramkan, malah terkesan homey, bangunan lama tapi kokoh dan asri, ya tinggal di potong2 saja rumput liatnya agar tidak terkesan seram."Ada swalayan kan, Bil? Gue pengen beli susu ibu hamil sama pengen beli kebutuhan sayuran dan persediaan lain." Saat berangkat ke sini mereka tak banyak membawa barang, cuma sedikit baju itu pun untuk Seila pakai, Bila hanya menemani satu malam saja karena besok kerja dan takut membuat Aksara curiga."Ada kok, jalan juga bisa ke
“Sekarang kita tujuannya mau ke mana Nyonya?” tanya pak supir pada Seila yang sedang duduk sambil menangis, sudah kelihatan banget kalau patah hati dan kabur dari rumah suami. Pak supir gak usah tanya lagi Seila punya masalah apa.“Ke rumah teman saya, dia di Menteng.” Ongkosnya juga paling habis seratus ribu, Seila masih punya uang lebihan seratus ribu lagi dalam bentuk cash, jika habis nanti dia ambil uang dari ATM, untung uang hasil kerjanya dia simpan baik-baik, bisa buat bekal hidup tanpa Aksara, sayangnya tidak banyak, apalagi untuk kebutuhan bayi. “Baik.”Seila melirik tas berwarna hitam yang dia beli saat pertama kali dapat uang gaji dari perusahaan Aksara. “Gak nyangka aku cuma punya ini doang, tas buluk, dompet sama kartu ATM.” Seila tidak sadar kalau dia tidak investasi berupa barang dan saham, kalau begini dia menghidupi anaknya seorang diri dari mana? Harus kerja jangan jadi pengangguran.“Tas mewah, baju mahal, uang sama kartu kredit, semuanya milik Aksara, aku nggak be
Seila dari siang sampai sore mendekorasi kamarnya agar terlihat indah, dia menggunakan lilin dan bunga mawar merah sebagai hiasan, dia juga bahkan membentuk love dengan kuntum bunga mawar tersebut. Rasa mual dan pusingnya jadi hilang karena Seila sibuk mengerjakan sesuatu, rasa senangnya juga tinggi karena tahu dia sedang mengandung.Sibuk masak dan mendekor sampai membuat Seila lupa waktu dan lupa makan lagi. Padahal dia sudah masak makan malam untuk dimakan berdua dengan Aksara. "Aksara jam segini kok belum pulang sih dia kayaknya lembur deh." Suaminya jam tujuh malam belum datang juga. Biasanya kalau lembur suka bilang-bilang."Kok dia nggak ngasih kabar? Coba telepon deh." Namun sepertinya tidak aktif, hanya ada suara operator saja yang menjawab Seila."Eh nomornya nggak aktif. Apa dia lagi selingkuh?" Mencurigakan, tidak seperti biasanya, sesibuk itukah sampai lupa memberikan kabar. Kenapa suasana hati Seila jadi tidak karuan begini."Kata orang-orang kalau suami nggak ada kaba