Share

PHOBIA RAIN

Henry berdiri terpaku dari balik pintu ruangan Syilea. Ia melihat wajah gadis tersebut yang begitu ceria dan semangat karena akan pulang hari ini. Dia juga tampak antusias membereskan semua barang-barangnya ke dalam tas bersama ibunya.

Diam-diam kedua sudut bibir Henry terangkat. Ia bahagia melihat senyum itu. Walau senyum Syilea bukan untuk dirinya. Walau gadis itu sudah melupakannya. Setidaknya melihat gadis yang dicintainya itu baik-baik saja, membuat hati Henry merasa sangat lega.

“Ibu … aku ingin besok sudah bisa ke sekolah, ya.” Syilea merengek pada ibunya yang mulai mengambil sisir untuk menyisiri rambut putri satu-satunya itu.

“Iya, boleh. Kamu sudah sehat sekarang. Pasti kamu sangat merindukan teman-temanmu dan juga pacarmu ‘kan?” goda Ibunya.

Syilea terkekeh pelan dan menggelengkan kepalanya. “Aku hanya memiliki teman, bukan pacar. Selena temanku satu-satunya. Setelah aku pulang ke rumah, dia pasti akan

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status