Home / Fantasi / The Lunar / CARA MENJADI NORMAL

Share

CARA MENJADI NORMAL

Author: Ontelicious
last update Last Updated: 2021-06-18 10:55:51

“Apakah semua pertanyaan pasti memiliki jawaban?”

***

Masih di ruang kerja John. Hening terasa ketika Selena tengah sibuk memikirkan sesuatu sementara John terus memperhatian gadis muda di depannya. Dia menunggu tanggapan dari Selena tentang penjelasannya baru saja.

“Bagaimana kalau ternyata aku tidak seperti kalian?” tanya Selena tiba-tiba.

“Aku yakin kau akan seperti kami … kau gadis baik, Elle.” John memastikan dengan kata-kata penuh keyakinan.

“Aku sendiri tidak yakin,” gumamnya.

“Elle … pelan-pelan buang lah segala dendam yang menghimpit dadamu. Menyimpan perasaan seperti itu sama sekali bukan hal yang baik. Bukankah lebih menyenangkan ketika kamu merasa jatuh cinta?”

“Kupikir jatuh cinta pun bukan hal yang membahagiakan,” jawabnya samar.

“Kau hanya belum mendapatkan balasan, Elle.”

Selena terdiam dan kembali m

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Kikiw
Bia lebih manusiawi ya ..
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • The Lunar   SELENA DAN SENYUMANNYA

    “Pemilik senyum dan tatapan menawan itu sudah mengalihkan duniaku.”***Lagi-lagi Selena melihat Rain sendirian di dalam kelas saat jam istirahat. Sepertinya dia memang tidak suka berbaur dengan siapa pun. Bahkan Selena sempat berpikir, sebenarnya yang menjadi vampir itu dirinya atau Rain. Mereka berdua tidak ada bedanya. Sama-sama menjauhi kerumunan dan manusia.Selena menggeser sebuah bangku agar menghadap pada Rain. Dia langsung duduk dan mengamati Rain yang masih menelungkupkan wajah di atas meja. Sadar ada seseorang di dekatnya, Rain mendongak. Dia sedikit kaget karena tiba-tiba saja Selena sudah ada di dekatnya.“Ada apa?” tanya Rain mengernyit.“Halo,” sapa Selena berusaha ramah dan bersahabat. Meski senyumnya tampak terlihat sangat canggung, setidaknya dia mencoba bersikap normal seperti yang dikatakan Bianca.Rain tidak menjawab, dia merasa aneh dan bingung. “Apa yang kau lakukan?&r

    Last Updated : 2021-06-18
  • The Lunar   WANITA PENJUAL CREPES

    “Yang kau lihat, itulah yang seharusnya kau percayai.”***Hubungan Selena dengan Henry dan Bianca berangsur membaik, meski dia tetap saja dingin kepada Matt. Setidaknya Selena tidak menatap penuh kebencian lagi kepada kakak sulungnya itu.Hari berganti demi hari. Selena masih belum berani mengatakan apapun pada Rain sejak hari itu. Yang dia lakukan hanyalah memperhatikan Rain yang masih dengan aktifitas sama, yaitu membenci olahraga, duduk di depan kelas menatap hujan turun dengan pandangan hampa atau tertidur di kelas. Itulah kegiatan Rain yang sama sekali tidak berubah. Namun, anehnya dia selalu berhasil menjawab dengan nilai sempurna setiap ada test. Entah kenapa dia bisa begitu, tidak ada yang tahu. Meski gosip beredar kalau dia memang diistimewakan oleh kepala sekolah yang berteman baik dengan ayahnya. Setidaknya itu isu yang didengar Selena.“Malam ini kita akan ke toko serba ada di kota. Mencari sesuatu yang menarik di s

    Last Updated : 2021-07-01
  • The Lunar   PERASAAN YANG CANGGUNG

    “Jangan cepat menyimpulkan sesuatu yang belum tentu kebenarannya.”***Syilea sudah sampai di depan rumahnya. Dia begitu senang karena Selena mengantarkannya hari ini, meski dia sudah menolaknya.“Terima kasih, Elle.”Suara Syilea terdengar sedikit keras karena dia begitu senang.Selena mengangguk dan tersenyum lembut. Perlahan dia bisa menjadi lebih baik daripada sebelumnya. “Sama-sama … aku minta maaf karena membatalkan acara kita malam ini.”“Kau sudah mengucapkan itu selama tujuh kali, Elle,” kekeh Syilea.Selena hanya tertawa pelan dan mengangguk lagi. “Baiklah … aku harus pulang sekarang. Saudara-saudaraku sudah menunggu di rumah.”“Hati-hati di jalan, Elle … sekali lagi, terima kasih karena sudah mengantarkanku,” ucapnya.Selena melambaikan tangannya sambil berjalan menjauh. Dia tidak sabar ingin pulang dan berjalan cepat

    Last Updated : 2021-07-01
  • The Lunar   INSTRUMENT LOVE STORY

    “Aku hanya berusaha membuat dinding tebal yang tinggi dengan alasan agar mereka tidak dapat menjangkauku.”***Sudah lima hari Selena memerintahkan hati dan dirinya sendiri agar tidak memperhatikan Rain meski jarak mereka semakin dekat. Namun, semesta sepertinya berpihak pada mereka berdua untuk semakin dekat. Contohnya seperti tanpa sengaja mereka satu kelompok dalam tugas di sekolah, berpapasan di depan kelas atau juga mereka berdua disuruh oleh guru untuk membawa buku tugas ke ruang guru.Huh! Kenapa jadi seperti ini? … batin Selena.Sekarang dia ada di ruang musik bersama Syilea. Pelajaran kesenian hari ini membuat Selena sedikit tenang karena tidak ada Rain di sana. Mungkin dia pergi membolos lagi, bukankah itu kebiasaannya.“Ada apa, Elle?” tanya Syilea yang memegang biola.Sudah beberapa kali dia mencoba memainkan alat musik itu dan hasilnya selalu sama. Nada yang keluar dari gesekan bi

    Last Updated : 2021-07-02
  • The Lunar   MERINDUKANNYA (18+)

    “Ibu … aku merindukanmu.” *** Rain menatap sendu sebuah makam yang ada di depannya. Di dalam sana terbaring wanita cinta pertamanya. Wanita yang melahirkan dan membesarkannya dengan penuh cinta. Wanita yang bahkan tidak pernah marah padanya. Wanita yang begitu berharga dan harus pergi begitu cepat hingga membuatnya hampir kehilangan akal karena tidak terima dengan keputusan semesta. “Ibu …,” ucapnya lirih lagi. Entah itu panggilan yang ke berapa kali dia ucapkan sejak dia berdiri di samping makam ibunya. Di tangannya memegang bunga mawar putih segar. Dia ingat bagaimana dulu ibunya selalu menanam berbagai jenis bunga di halaman rumahnya yang luas. Namun, hanya bunga mawar yang menjadi favorit beliau. Rain pernah bertanya kenapa ibunya menyukai mawar lebih dari bunga lainnya. Ibu menjawab seraya tersenyum hangat, beliau mengatakan bahwa bunga mawar melambangkan simbol penuh cinta, kemurnian dan ketulusan. Bunga itu memang sangat cocok

    Last Updated : 2021-07-02
  • The Lunar   ADAGIO

    “Tidak ada yang tahu bagaimana aku kecuali diriku sendiri.”***Selena membuka perlahan sebuah peti yang sudah disimpannya selama beratus-ratus tahun di dalam lemari. Kemana pun dia berpindah tempat tinggal, peti itu selalu dibawanya. Peti berwarna coklat muda berukir indah itu adalah peninggalan miliknya sejak dia masih menjadi manusia. Hanya itu satu-satunya kenangan yang dia miliki.Engsel berkarat dari peti tersebut berderit. Tutupnya terbuka dan tampak sebuah biola yang tampak bersih dan terawat di dalamnya. Selena tersenyum melihat benda kesayangannya itu.Selama menjadi vampir, dia selalu menjaga hadiah dari kedua orang tuanya di ulang tahun ke tujuh belasnya. Meski tidak pernah memainkannya lagi, dia ingin tetap menjaga benda itu dengan baik. Seolah biola itu lebih berharga dari apapun juga.Diangkatnya dengan pelan biola yang belum pernah terdengar dawainya itu. Tangannya sedikit gemetar. Ingatan bagaimana bahagianya d

    Last Updated : 2021-07-03
  • The Lunar   LENTERA DAN ANGIN MALAM

    “Kamu tahu lagu apa yang kusukai? Lagu yang bisa membuatku meneteskan airmata tanpa aku menyadarinya.”***Selena lupa bagaimana caranya mengedipkan mata dan bernapas layaknya manusia normal. Dia terpaku menatap wajah dingin dan angkuh Rain. Badannya tidak bergerak dan berdiri tegap berhadapan dengan lelaki itu.Sementara Rain yang memang memiliki aura sangat dingin dan misterius itu, sekarang membalas tatapan mata Selena. Bukan dengan tatapan tidak suka seperti sebelumnya melainkan sorot mata yang lebih lembut dan dalam. Bulu mata lelaki itu panjang dan lebat sehingga tampak semakin teduh bila ditatap lebih lama.“Apa kabar?” tanya Rain pada Selena.“Baik.”“Mau kubantu memilih?”“Ya,” jawab Selena tanpa ragu.Rain mengambil salah satu kemasan kecil berisi senar yang sudah dia sebutkan sebelumnya. Dia memberikan itu pada Selena. “Pakailah ini … s

    Last Updated : 2021-07-03
  • The Lunar   SEDIH, SENDIRI & HAMPA

    “Mendekatimu pelan-pelan. Dari sentuhan, rasa kemudian menuju hati.”***Rain mengucapkan kalau dirinya hanya penasaran pada Selena sehingga melakukan hal di luar dugaan seperti mendadak muncul di depannya kemudian menawarkan diri untuk mengantarkan pulang. Itu hal baru yang tidak pernah dibayangkan Selena sebelumnya.“Penasaran?” ulang Selena meyakinkan pendengarannya tidak salah.Rain mengangguk membenarkan. “Iya … aku penasaran denganmu.”“Tentang hal apa?” Jujur saja Selena tidak dapat membaca pikiran dan ekspresi Rain yang hampir tidak pernah berubah dalam suasana hati seperti apapun sehingga itu menyulitkannya.“Banyak,” jawabnya yakin.“Sebutkan salah satunya.”“Bagaimana kamu bisa bermain biola seindah itu?”“Apa?” Selena tidak tahu kalau pertanyaan pertama yang diutarakan Rain adalah hal itu. Bukan ten

    Last Updated : 2021-07-04

Latest chapter

  • The Lunar   AKHIR BAHAGIA. SAMPAI JUMPA

    Setelah musim panas berakhir, maka masuklah musim paling syahdu yaitu musim gugur. Sisa hawa panas memang masih ada, namun angin pun sudah mulai berembus. Selena memakai kaos tipis yang dilapisi dengan mantel panjang berwarna merah favoritnya, Ia tampak begitu sangat cantik malam ini. Terlebih jeans panjang dengan sepatu ankle boot hitam membuatnya menjadi tampak sempurna.Sama seperti Selena, Bianca dan Erika pun juga memakai outfit yang sama meski beda warna dan hiasan baju lainnya. Mereka semua sudah siap untuk pergi ke festival musim gugur bersama dengan pasangan masing-masing.“Aku tidak memiliki pasangan. Lalu, nanti sama siapa setelah di sana?” tanya Erika kebingungan.“Jangan cemas. Kamu bisa bersamaku, Bianca atau Syilea.” Selena mencoba menenangkan Erika.“Aku tidak ingin mengganggu kesenangan kalian,” tolak Erika dengan segan.“Ah, begini saja … bagaimana kalau kita tidak usah berpencar? K

  • The Lunar   BERKAT LANGIT DAN BUMI

    Syilea sangat terkejut dengan serangan ciuman dari Henry. Pupil matanya membulat sempurna tatkala sebuah memori ingatan melemparkannya ke suatu tempat yang aneh. Di mana ia melihat dirinya dan Henry yang sedang berciuman di ruang tamu rumahnya, pernyataan cinta dari Henry, hadiah bunga dan jalan-jalan malam di festival hingga akhirnya ia melihat seorang vampir yang berdiri di hadapannya dengan seringai menyeramkan beserta taring tajam.Jantung Syilea berdentam dengan sangat cepat ketika dia potongan memori ingatannya kembali seperti puzzle yang mulai tersusun hingga membentuk gambar sempurna.Satu detik … Dua detik … Tiga detik … Empat detik … Lima detik.Seketika pandangan Syilea menjadi samar bersamaan dengan Henry yang menarik mundur wajahnya. Dengan tatapan sayu, Syilea menatap Henry yang dikenalnya sebagai kekasihnya, bukan orang asing lagi.“Henry,” bisik Syilea dengan lirih.“Apa kamu sudah ingat

  • The Lunar   ENERGI BERCINTA

    Keesokan harinya, Selena sudah bersiap menuju sekolah dijemput Rain seperti biasa. Seperti yang dikatakan Arion tadi malam, mulai hari ini dia tidak akan muncul lagi di hadapannya. Perpisahan tadi malam sudah cukup menguras emosinya hingga membuat Selena merasakan seperti ada duri tertancap di hatinya.“Kenapa aku merasa tidak rela untuk kehilangannya?” gumam Selena sambil berjalan menuju anak tangga.“Elle … berangkat dengan Rain?” tanya Bianca yang tiba-tiba saja berjalan di sisinya.“Ya.” Selena menjawab singkat.“Ada apa denganmu? Wajahmu terlihat linglung,” heran adiknya.“Bia … apa kamu tahu kalau Arion pergi?” tanya Selena akhirnya pada Bianca.“Iya, tau. Ayah sudah menceritakan pada kami semua tadi malam saat kamu dan dia pergi jalan-jalan,” jawab Bianca.“Kenapa kamu tidak sedih?”“Buat apa? Dia kan hanya pergi untuk

  • The Lunar   CIUMAN PERPISAHAN

    Masih di bar khusus para vampir. Selena tidak meminum apapun, ia hanya melihat Arion yang sudah menghabiskan empat gelas kecil berisi darah manusia.“Sepertinya kamu sudah terlalu lama menahan ini semua,” sindir Selena pada Arion yang meletakkan gelas terakhir di atas meja.“Maafkan aku. Tidak mudah untuk membuang kebiasaan,” jawab Arion yang memberi kode pada bartender untuk mengisi gelasnya lagi.“Setidaknya sekarang kamu sudah bersahabat dengan kata maaf,” jawab Selena tersenyum. “Setelah ini, kamu ingin membawaku kemana lagi?”“Pantai,” jawab Arion.Selena mengernyit dan bingung. “Pantai?” ulangnya.“Bukankan kamu sangat suka melihat laut?” tanya Arion.Selena mengangguk. Ia tak membantah tebakan Arion. “Ya. Aku suka.”“Laut akan terlihat indah bila dilihat saat malam hari,” lanjut Arion lalu kembali minum.&ld

  • The Lunar   SELENA - ARION (1)

    Para gadis sudah tiba di rumah saat pukul delapan malam. Saat itulah mereka melihat para lelaki berkumpul di ruang keluarga. Ada John, Arion, Stefan, Henry dan Matt. Mereka tengah berbincang santai dan sesekali terdengar tawa karena joke yang dilontarkan oleh Arion.Selena tersenyum ketika melihat bagaimana Arion yang berdiri di depan mereka semua sambil membawakan sebuah lelucon seolah sedang melakukan stand up, lalu terdengar suara tawa Henry yang paling keras.“Hai, girls … sudah selesai bersenang-senangnya?” tanya Matt ketika sadar dengan kehadiran Bianca, Selena dan Erika.Bianca menghampiri Matt dan langsung duduk di pangkuan lelaki itu tanpa malu dilihat oleh John dan Stefan. Lagipula mereka adalah keluarga, bersikap romantis di depan keluarga bukan hal yang aneh, kan?“Ya … itu tadi adalah shopping paling menyenangkan,” ungkap Bianca dengan penuh semangat yang menggebu-gebu. Ia lalu melemparkan pandangan pada

  • The Lunar   ERIKA WALTER

    Sambungan via telepon handphone antara Henry dan Syilea ….“Kenapa kamu baru tiba di rumah?” tanya Henry setelah teleponnya baru diangkat oleh gadis tersebut dan Syilea mengatakan bahwa dia baru saja sampai rumah.“Aku harus pergi ke rumah sakit untuk bertemu dengan ibu sebentar,” jawab Syilea jujur.Henry mengangguk paham. “Seharusnya kamu tidak perlu menolak tawaranku ketika ingin mengantarkanmu pulang,” sesalnya lagi.“Tidak apa-apa. Aku tidak ingin merepotkanmu. Kita hanya teman dan seharusnya aku harus tahu batasan,” jelas Syilea dengan bijaksana.“Kalau begitu … bagaimana jika seandainya kita bukan hanya sekedar teman?” pancing Henry.“Ma-maksudmu?” gagap Syilea mendengar hal yang bisa langsung dia asumsikan tentang hal lebih dari teman.“Ya, maksudku … seperti hubungan yang lebih dekat,” jawab Henry pelan. Dia sendiri merasa

  • The Lunar   MAKE OVER

    Selena membawa Erika ke kamar yang akan ditinggali oleh gadis penyihir itu. Sengaja ia memilihkan kamar dengan kasur baru dengan alasan khusus untuk manusia.“Karena kamu membutuhkan tidur yang nyenyak daripada kami,” kata Selena saat mendapati Erika yang begitu sungkan.“Terima kasih,” ucap Erika dengan tulus.“Tapi … apa kamu tidak takut tinggal serumah dengan banyak vampir?” tanya Selena ragu.Erika hanya tersenyum penuh arti. “Bahkan sebelumnya aku pernah serumah dengan vampir yang sangat bengis dan haus darah manusia.”Selena mengerti siapa yang dimaksud oleh Erika. Tentu saja dia adalah Arion. Mereka memang pernah serumah dan bahkan bercinta karena memiliki hubungan khusus.Erika mulai mengeluarkan beberapa pakaiannya yang usang dan lusuh lalu membuka lemari. Selena mengernyit melihat pakaian penyihir itu. Baru dia sadari ada sesuatu yang memprihatinkan sekarang.“Erik

  • The Lunar   PENGHUNI BARU

    Rain dan Selena hari ini pulang sekolah sambil berjalan kaki. Ini sesuai permintaan Selena yang katanya rindu berjalan-jalan di tengah hutan sambil menuju rumahnya sendiri. John sudah menyampaikan pesan lewat Arion yang datang ke sekolah untuk menyuruh semua anaknya pulang ke rumah tepat waktu. Tidak ada yang boleh mampir ke suatu tempat apalagi pacaran kata Arion tadi. Dan tentu saja mendapat dengusan sebal dari Selena dan Bianca.“Memangnya ayah kenapa menyuruh kita langsung pulang?” tanya Selena pada Rain. Mereka berjalan sambil berpegangan tangan satu sama lain.Rain mengedikkan bahu. “Aku tidak tahu. Mungkin ayah kalian ingin mengumumkan sesuatu mungkin.”“Apa ayah akan menikah lagi?” tanya Selena dengan tatapan tak percaya.“Masa? Bukankah ayah kalian tidak dekat dengan siapapun juga,” heran Rain yang kurang percaya dengan kesimpulan tak masuk akal dari Selena.“Selama ini ayah paling pint

  • The Lunar   COSPLAY VAMPIRE

    Keesokan harinya John dan Arion akhirnya memutuskan untuk menemui Stefan di kediamannya. Sebuah rumah kecil dengan dinding kayu di tengah hutan. Pagar kayu setinggi pinggang orang dewasa dan ada pohon di depannya. Bisa ditebak bahwa pohon tersebut adalah pohon cokelat yang tumbuh dengan suburnya. Stefan sengaja membangun rumah di samping pepohonan cokelat agar bisa bertahan hidup.Melihat kehadiran Arion dan John yang datang bersama-sama awalnya membuat Stefan sedikit kaget, namun pada akhirnya ia tersenyum dan mempersilakan dua anak adopsinya masuk ke dalam.Arion memerhatikan sekitar rumah yang begitu hangat meski tak terlalu besar. Beda dengan rumahnya yang mewah dan besar namun terasa dingin.Stefan memberikan dua gelas cokelat hitam panas pada dua lelaki yang dia sayangi. Lelaki tua itu tersenyum bijaksana dan terlihat jelas bagaimana ia senang melihat kehadiran kakak beradik itu. Melihat keakuran yang akhirnya terjalin di antara keduanya. Stefan benar-bena

DMCA.com Protection Status