“Jadi, Tuan Frederick merupakan Menteri Luar Negeri Irlandia di Inggris?” tanya Lucian setelah membaca dokumen yang berisikan latar belakang dari Tuan Frederick tersebut. “Seseorang yang bekerja dibalik ‘transaksi dengan Roenhart’ ya?”
“Ya. Itulah yang kupikirkan tentangnya,” jawab Oscar seraya melipat kedua kakinya, menandakan jika pria berwajah dingin itu sedang memikirkan sesuatu, “Operasi untuk mengambil dokoumen rahasia itu direncanakan karena departemen intelijen menangkap pergerakan Roenhart yang mencurigakan. Kemudian, dalam hasil investigasi rahasia, Frederick masuk dalam daftar sebagai salah satu orang yang bertemu dengan Roenhart. Jika dilihat dari sepak terjang pekerjaan mereka, tidak memungkinkan keduanya bertemu untuk urusan bisnis.
“Namun, ketika daftar itu ditinjau, dari sekian banyak nama ekspatriat yang bersangkutan oleh kementerian luar negeri, hanya nama balmoral yang dihap
Jika kamu bertanya pada Lucian, apa yang membuatmu merasa bahagia ketika mendengar kabar dari seseorang. Jawabannya, tentu saja tentang kakaknya yang masih hidup. Lucian tidak bisa menampik jika dirinya merasa senang sekaligus lega begitu mendengar Peter mengatakan bahwa kakaknya tersebut masih hidup. Bahkan, Lucian rasanya ingin menangis.Namun, ada kejanggalan yang membuat Lucian merasa marah. Dan justru menatap tajam pada Peter yang terlihat canggung tersebut. “Hari itu ... kamu melihatmu jatuh ke Sungai Thames bersama dengan kakakku, Lumiere. Dan sekarang ... hanya kamu yang berdiri di sini, di hadapan kami dan mengatakan jika kakakku masih hidup. Lantas, kemana dia sekarang?”Peter menyungginkan senyuman tipisnya, kemudian berjalan menuju ke sofa dan duduk berhadapan dengan Lucian, “Dia pergi menemui seseorang terlebih dahulu.”“Kalau begitu, jelaskan kenapa kalian bisa selamat!”Peter kembali ters
“Tuan Muda Spade, bisakah kita bicara sebentar?”Peter menaikkan kedua alisnya, merasa bingung dengan apa yang ingin dibicarakan oleh Lucian tersebut. Peter lantas mengangguk, kemudian mengikuti kepergian Lucian yang mengajaknya untuk pergi ke suatu tempat. Meninggalkan ruang pertemuan tersebut.“Apa yang ingin kamu bicarakan denganku?” tanya Peter ketika Lucian menutup pintu tersebut. Sepertinya mereka cukup membicarakan hal ini di sini. “Kalau tentang Lumiere—““Bukan itu,” sela Lucian seraya menghadapkan tubuhnya pada Peter, “There’s something i personally want to tell you.”Kedua alis Peter kembali terangkat. Terlihat kebingungan sekaligus penasaran dengan apa yang akan dibicarakan oleh Lucian tersebut. Kalau bukan tentang Lumiere, lalu tentang apalagi? Pertunangannya dengan Lumiere, ‘kah?“Thank you.”Peter membul
Aula pesta mulai diramaikan oleh para pejabat yang mayoritas berjenis kelamin pria. Mereka membentuk kelompok masing-masing, membicarakan berbagai hal selain urusan bisnis. Mereka terlihat asyik berbicara, hingga tidak menyadari kehadiran Lucian yang baru saja masuk ke dalam aula pesta ini.Mata biru langit yang redup itu mengedar ke segala penjuru aula pesta. Mencari-cari keberadaan dari target utama misi mereka hari ini. Kemudian, semua pencariannya terhenti, ketika sosok Frederick akhirnya tertangkap oleh mata biru itu.‘Frederick. Dan Archenar, berada di suatu tempat, sudah siap untuk membunuhnya hari ini.’Lucian kemudian mendekat pada Oscar, mulai bergabung dalam obrolan yang membosankan tersebut demi menghilangkan kecurigaan orang-orang terhadapnya.Sementara itu di sisi lain. Ashen dan Raven berhasil melumpuhkan para penembak jitu lain yang secara tiba-tiba menyerang mereka. Entah ini sudah direncanakan oleh P
Oscar berdiri dengan kokoh. Wajah tampannya terlihat semakin dingin, dengan aura membunuh yang mampu mencekik siapa pun di sekitarnya. Termasuk Frederick. Tangannya tersimpan dibalik punggung, menambahkan kesan bahwa saat ini ia sedang diliputi kemarahan yang tidak dapat dibendung lagi.Melihat keberadaan Oscar tersebut, Frederick terkejut bukan main. Pria itu berniat bertemu dengan seorang pejabat negara Perancis, untuk melakukan transaksi sekaligus menghentikan perjanjian genjatan senjata ini.“S-Sekretaris Spade? K-kenapa A-Anda ada di sini?” tanya Frederick dengan suara yang tergagap. Namun sedetik kemudian, wajahnya mendadak cerah. “Lihatlah ini, Tuan! Fakta bahwa departemen intelijen datang untuk membungkam saya adalah bukti terbaik. Jadi saya mohon, percayalah pada saya!”“Wah? Apa yang Anda katakan sangat berbeda dengan pengakuan mereka, Frederick.”Suara kegaduhan yang disebabkan oleh kemuncula
Keheningan yang terjadi di antara mereka, membuat Peter benar-benar merasakan sebuah perasaan canggung yang menyerang tubuh dan hati nuraninya. Dengan perlahan, ia muncul dari balik pintu kamar tahanan Lucius. Melambaikan tangannya dengan begitu canggung kepada Lucius yang terlihat kembali terkejut.“Halo ... kakak ipar,” sapa Peter dengan hangat, namun kecanggungan masih terasa pada ucapannya tersebut.Lumiere tertawa kecil melihat tingkah malu-malu dari Peter tersebut, “Sayang, kemarilah. Ada yang harus kita jelaskan pada kakak.”Lucius kembali membulatkan matanya ketika mendengar Lumiere memanggil ‘sayang’ pada Peter.“Sayang? Mommy?” tanya Lucius, memberikan tatapan yang meminta untuk menjelaskan situasi yang saat ini sedang berlangsung.Peter langsung membungkuk penuh, “Maaf, kakak ipar! Aku menikahi adikmu tanpa melakukan upacara dan memberi kabar. Saat itu kami b
Lucius dan Lumiere terlihat berdiri canggung di hadapan adik bungsu mereka, Lucian. Ketiga berada di ruang kerja Lucian. Atmosfer di antara mereka benar-benar terasa tidak nyaman. Ketiganya sama-sama terdiam.“Lucian,” panggil Lucius memecahkan keheningan, “Untuk empat tahun belakangan ini ... i am truly sorry.”Lucian tampak terkesiap terkejut. Wajahnya kemudian melunak, tersenyum tipis yang membuat Lucius merasa tenang, “Tidak ada yang perlu untuk meminta maaf di sini, Kak Lucius. Ini adalah keinginanku sendiri untuk menebus semua dosa-dosaku.”“Kamu tumbuh semakin lebih kuat, Lucian,” ujar Lucius yang membuat Lucian tersenyum kembali.Pandangan mata si bungsu Keluarga Wysteria tersebut kemudian tertuju pada Lumiere yang sedari tadi terdiam, dan menunjukkan ekspresi wajah yang ingin menangis. Melihat hal tersebut tentunya membuat Lucian tidak bisa menyembunyikan senyuman gemasnya.
Rosemary lantas memekik terkejut, menyembunyikan wajahnya di leher sang ibu ketika Heinry, Sydney, dan Miya secara tiba-tiba mendekatinya. Hal tersebut tentu saja membuat bocah perempuan berusia tiga tahun tersebut ketakutan.“Ini ... benar-benar putrimu? Benar-benar putri kandungmu?” tanya Heinry kemudian menatap Lumiere dan Rosemary secara bergantian. “Wajah kalian cukup mirip. Itu sudah menandakan jika bocah ini benar-benar putri kandungmu.”“Ah ... pantas saja Tuan Oscar memperingatkanku untuk tidak terlalu dekat denganmu, Peter,” celetuk Miya seraya melemparkan pandangannya pada Peter yang tersenyum canggung, “Sayang sekali. Ternyata sejak awal aku tidak memiliki kesempatan untuk bersama dengan Peter ya? Maaf, Lumie.”“Tidak masalah,” ujar Lumiere seraya memamerkan senyumannya, yang membuat Peter bergidik ngeri, “Kalau saja pada saat itu pertunanganku gagal karena Peter yang
Suasana di kantor perusahaan perdagangan milik Keluarga Wysteria, yang tentu saja hanya sebagai kedok untuk markas MI6, terasa hangat dan ramai. Para penghuni bangunan tersebut disibukkan dengan persiapan makan malam dua keluarga. Mengingat jika mereka telah menjadi besan karena pernikahan Lumiere dan Peter tanpa sepengetahuan mereka.Di dapur sendiri, Raven dan Lumiere sibuk menyiapkan jamuan makan malam dengan sepenuh hati. Beberapa makanan penutup manis yang memang sengaja untuk disiapkan lebih awal, telah tersaji di atas meja. Tiga loyang kue dengan rasa yang berbeda, tampak telah dihias dengan cantik oleh beberapa potong buah strawberry dan cherry. Juga beberapa kue kering dengan berbagai rasa dan warna, bertabur choco chips, keju, dan gula. Siapa pun yang melihatnya, merasa akan mengalami kenaikan berat badan karena terlalu banyak memakan makanan manis.Lumiere membuka pintu oven dengan sebuah senyuman manis mengembang. Tanganny