Keheningan yang terjadi di antara mereka, membuat Peter benar-benar merasakan sebuah perasaan canggung yang menyerang tubuh dan hati nuraninya. Dengan perlahan, ia muncul dari balik pintu kamar tahanan Lucius. Melambaikan tangannya dengan begitu canggung kepada Lucius yang terlihat kembali terkejut.
“Halo ... kakak ipar,” sapa Peter dengan hangat, namun kecanggungan masih terasa pada ucapannya tersebut.
Lumiere tertawa kecil melihat tingkah malu-malu dari Peter tersebut, “Sayang, kemarilah. Ada yang harus kita jelaskan pada kakak.”
Lucius kembali membulatkan matanya ketika mendengar Lumiere memanggil ‘sayang’ pada Peter.
“Sayang? Mommy?” tanya Lucius, memberikan tatapan yang meminta untuk menjelaskan situasi yang saat ini sedang berlangsung.
Peter langsung membungkuk penuh, “Maaf, kakak ipar! Aku menikahi adikmu tanpa melakukan upacara dan memberi kabar. Saat itu kami b
Lucius dan Lumiere terlihat berdiri canggung di hadapan adik bungsu mereka, Lucian. Ketiga berada di ruang kerja Lucian. Atmosfer di antara mereka benar-benar terasa tidak nyaman. Ketiganya sama-sama terdiam.“Lucian,” panggil Lucius memecahkan keheningan, “Untuk empat tahun belakangan ini ... i am truly sorry.”Lucian tampak terkesiap terkejut. Wajahnya kemudian melunak, tersenyum tipis yang membuat Lucius merasa tenang, “Tidak ada yang perlu untuk meminta maaf di sini, Kak Lucius. Ini adalah keinginanku sendiri untuk menebus semua dosa-dosaku.”“Kamu tumbuh semakin lebih kuat, Lucian,” ujar Lucius yang membuat Lucian tersenyum kembali.Pandangan mata si bungsu Keluarga Wysteria tersebut kemudian tertuju pada Lumiere yang sedari tadi terdiam, dan menunjukkan ekspresi wajah yang ingin menangis. Melihat hal tersebut tentunya membuat Lucian tidak bisa menyembunyikan senyuman gemasnya.
Rosemary lantas memekik terkejut, menyembunyikan wajahnya di leher sang ibu ketika Heinry, Sydney, dan Miya secara tiba-tiba mendekatinya. Hal tersebut tentu saja membuat bocah perempuan berusia tiga tahun tersebut ketakutan.“Ini ... benar-benar putrimu? Benar-benar putri kandungmu?” tanya Heinry kemudian menatap Lumiere dan Rosemary secara bergantian. “Wajah kalian cukup mirip. Itu sudah menandakan jika bocah ini benar-benar putri kandungmu.”“Ah ... pantas saja Tuan Oscar memperingatkanku untuk tidak terlalu dekat denganmu, Peter,” celetuk Miya seraya melemparkan pandangannya pada Peter yang tersenyum canggung, “Sayang sekali. Ternyata sejak awal aku tidak memiliki kesempatan untuk bersama dengan Peter ya? Maaf, Lumie.”“Tidak masalah,” ujar Lumiere seraya memamerkan senyumannya, yang membuat Peter bergidik ngeri, “Kalau saja pada saat itu pertunanganku gagal karena Peter yang
Suasana di kantor perusahaan perdagangan milik Keluarga Wysteria, yang tentu saja hanya sebagai kedok untuk markas MI6, terasa hangat dan ramai. Para penghuni bangunan tersebut disibukkan dengan persiapan makan malam dua keluarga. Mengingat jika mereka telah menjadi besan karena pernikahan Lumiere dan Peter tanpa sepengetahuan mereka.Di dapur sendiri, Raven dan Lumiere sibuk menyiapkan jamuan makan malam dengan sepenuh hati. Beberapa makanan penutup manis yang memang sengaja untuk disiapkan lebih awal, telah tersaji di atas meja. Tiga loyang kue dengan rasa yang berbeda, tampak telah dihias dengan cantik oleh beberapa potong buah strawberry dan cherry. Juga beberapa kue kering dengan berbagai rasa dan warna, bertabur choco chips, keju, dan gula. Siapa pun yang melihatnya, merasa akan mengalami kenaikan berat badan karena terlalu banyak memakan makanan manis.Lumiere membuka pintu oven dengan sebuah senyuman manis mengembang. Tanganny
“Halo semuanya!” sapa M“Halo semuanya!” sapa Miya dengan begitu hangat dan tersenyum ceria, “Kami telah menunggu kedatangan Anda sekalian!”“Senang bertemu denganmu kembali, Miya,” balas Peter terlihat santai sembari menggendong Rosemary di punggungnya, “Rossie, sapalah Tante Miya.”“Halo, Tante Miya.” Rosemary menatap Miya dengan mata bulatnya yang berbinar penasaran. Hal tersebut tentunya membuat Miya tersenyum gemas.Mata cantik Miya kemudian terarah pada dua orang yang berada di belakang Peter. Keduanya tampak canggung dan kikuk. Mungkin karena ini adalah pertemuan pertama mereka dengan kelompok Wysteria. Atau justru karena hal lain?Miya tidak ingin memusingkannya. Wanita bersurai ungu pastel tersebut melangkah mendekat pada Valerie yang tampak menatapnya dengan mata sayu.“Gaun yang cantik. Itu sangat cocok untukmu,
“Maaf telah membuat Anda sekalian menunggu kedatangan kami cukup lama,” ujar Keanu seraya tersenyum ramah.Lucian lantas menoleh, memberikan senyuman terbaiknya kemudian mendekat pada Keanu dan Jill, “Jangan khawatir. Anda sekalian tepat waktu.” Pria itu kemudian mengulurkan tangannya pada Keanu, “Pleased to meet you, Mr. Keanu Balmoral. Namaku Lucian Crowe Wysteria. Kakak perempuanku sudah menceritakan banyak tentang Anda dan Miss Valentine.”Keanu tampak terkejut dengan sapaan hangat Lucian. Begitu juga dengan Jill. Namun, keduanya kembali memasang senyuman ramah. Bahkan, Keanu berjabat tangan dengan Lucian dengan penuh suka cita.“Senang bertemu denganmu, Tuan Lucian,” ujar Keanu.Lucian kemudian mengalihkan perhatiannya pada Oscar setelah berjabat tangan dengan Keanu, “Apakah ini pertama kalinya Anda bertemu juga, Tuan Oscar?”Oscar menggeleng ringan, “S
Peter berlari dengan panik menyusuri koridor rumah sakit. Pria bersurai kelabu itu benar-benar panik bukan main ketika melihat ranjang Lumiere, telah kosong. Ditinggalkan oleh pemiliknya, entah pergi ke mana. Peter berdecak, tubuhnya sudah terasa lelah karena baru saja pulang dari menyelesaikan sebuah kasus. Hatinya menginginkan sebuah istirahat yang menyenangkan di kamar inap Lumiere. Namun semuanya musnah ketika melihat ranjang tersebut telah kosong.“Suster, apa Anda tahu pergi ke mana pasien kamar 103?” tanya Peter ketika ia berpapasan dengan seorang perawat.“Nona Sharon, ya?” tanya perawat tersebut yang kebetulan mengetahui nama samaran Lumiere. “Aku lihat, dia pergi ke atap seorang diri. Mungkin dia sudah tersadar sejak pagi tadi.”Peter mengangguk mengerti, mengucapkan terima kasih kemudian kembali berlari menuju ke atap. Mendengarnya saja, pikiran Peter merasa buruk. Pria itu menjadi berpikir ke mana-
Dua Bulan Kemudian, New York City, Brooklyn.Peter menatap cemas pada Lumiere yang terlihat sedang meminum sesuatu dari cangkir putih tersebut. Wajah tampan dari pria bersurai kelabu tersebut tampak gelisah, menanti reaksi dari gadis di hadapannya saat ini.“Bagaimana rasanya, Lumie?” tanya Peter akhirnya bersuara setelah sekian lama bergumul dengan perasaan gelisahnya.Lumiere menyudahi acara meminum sebuah kopi yang diracik oleh Peter tersebut. Raut wajahnya tampak serius, tak terbaca emosi apa yang sedang dirasakan oleh gadis itu.“Mengingat itu dibuat dengan saputangan linen sebagai filter improvisasi ... ini tidak buruk,” jawab Lumiere.Peter seketika menghela napas, “Sepertinya kita benar-benar harus membeli beberapa filter kopi yang tepat, ya?”Lumiere mengangguk, “Memang.”“Tapi, kita juga masih belum memiliki tirai, dan hanya peralatan makan yang paling se
“Sangat jelas dapat dipastikan jika kelompok itu, bukan hanya sebatas perkumpulan sesat yang mungkin melenceng dari berbagai jenis kitab suci setiap agama yang kita ketahui,” celetuk Peter setelah mendengar akhir dari sebuah kisah yang diceritakan oleh Jill. “Bisa jadi, orang-orang yang dicuci otaknya oleh mereka, dijadikan kelinci percobaan untuk senjata kimia yang kembali dikembangkan. Atau mungkin sebagian anak laki-laki yang bergabung, akan didoktrin bahwa mereka adalah ksatria suci, dan mengirim mereka ke medan perang yang sesungguhnya atau justru memberikan mereka misi untuk menyusup ke negara-negara tertentu.”“Aku juga berpikir demikian, mengingat pernah terdengar kabar bahwa pemerintahan negara ini sedang menyusun sebuah strategi untuk menggulingkan Inggris dari Negara Adidaya,” timpal Jill. “Mereka kekurangan tenaga militer jika ingin menyulut api peperangan. Juga, keuangan mereka sedang tidak stabil karena