Man with Nine Life
Rumah sakit yang ada di Kosovo, Serbia, menjadi pilihan yang akhirnya Nina sepakati untuk merawat Coque yang terluka parah. Roth terlihat tidak tenang menunggu hingga Coque selesai mendapat perawatan dari tim medis. Ada hal yang cukup mengejutkan memang saat ini. Telepon dari Elba mengabarkan jika Drew telah mengakhiri nyawanya dengan cara yang tragis. Nina tidak menyangka jika Drew memilih untuk mati dari pada tersiksa dalam kungkungan takdir yang keji dan tidak gadis itu inginkan. Perjuangannya kini tinggal mencari Drew. Nina enggan memikirkan Katya yang mengacaukan hidup mereka. Telepon dari Elba masuk. Nina mengangkat sembari menjauh dari lorong rumah sakit tersebut. Elba memberi kabar jika Katya muncul di kota dekat dengan hutan di Serbia timur. Setelah Panther muncul, Katya memilih untuk kabur dan mengancam akan membalas dendam. Ada rasa geram yang menyelimuti hati Nina. Katya semakin bodoh daCure for Wounded WolfSelalu berakhir dengan cara yang sama, terluka. Itulah yang terjadi akhir-akhir ini pada hidup Panther.Tidak ada yang lebih baik dari mencoba melupakan dan menyimpan dalam relung yang tersembunyi."Kamu tahu hal yang lucu dari semua petualangan kita?" tanya Elba sembari memasang pelindung di sekekiling desa yang sempat diserang oleh Katya."No clue!" jawab Panther seraya membantu Elba dengan menambah energi untuknya.Elba berhenti sejenak dan mengatur napas."Musuh yang kita hadapi, selalu terhubung satu sama lain. Aku akhirnya merangkum semuanya, ini mirip dengan problem keluarga yang meluas menjadi masalah dunia!"Panther sontak tergelak dan menangkap kelucuan tersebut."Kamu tahu maksudku, bukan?" kekeh Elba. Panther membungkuk dengan tawa keras."Dunia ini menjadi repot karena kita!" timpal Panther masih terdengar geli."Ini gila! Aku juga baru menyadari
Nina menggantung ransel di bahu dan memeluk Coque juga Roth. "Aku akan kembali secepatnya." Janji Nina disambut acungan ibu jari dari kedua rekannya. Sang pemburu harus mengunjungi Roma kembali dan mencari tahu tentang pesan dari Markus yang baru saja Coque terima. Rekannya mengatakan pesan tersebut seharusnya sudah ia terima setahun yang lalu. Akan tetapi entah kenapa, baru terkirim beberapa hari yang lalu. Asumsi Roth cukup masuk akal. Seseorang menyalakan ponsel Markus dan akhirnya pesan tertunda tersebut baru keluar dari kotak draft. Tapi di luar semua asumsi dan anggapan itu, Nina juga Roth memiliki firasat bahwa perpustakaan rahasia Markus menyimpan sesuatu. Dengan spekulasi tinggi, Nina memutuskan berangkat untuk mencari tahu. ***Para biarawan dan biarawati keluar dari kapela sore itu. Misa sore baru saja selesai. Ketika melihat Nina, mereka menyapa dan menyambutnya dengan ramah. Dengan sopan, Nina meminta ijin untuk memer
Rombongan pengungsi yang kini terdampar di pinggir dermaga di Perancis tersebut duduk dengan wajah putus asa. Selain karena mereka di tolak untuk memasuki daerah selatan Perancis, para petugas kepolisian juga menjaga ketat supaya tidak ada yang mencoba kabur dan nekat.Dari anak-anak kecil, orang dewasa, hingga orang tua yang sebenarnya sudah tidak pantas mengalami hidup yang menyedihkan, duduk di tepi dermaga tanpa tenda ataupun atap yang menaungi mereka dari panas dan hujan.Bantuan yang berupa makanan juga tidak begitu banyak. Para pengungsi harus menahan lapar sementara menunggu keputusan pemerintah untuk menerima keberadaan mereka. lalat menyebar dengan cepat. Kondisi mereka yang tidak mandi dengan air bersih selama berhari-hari, membuat beberapa dari mereka sakit.Mungkin berakhir dengan maut adalah lebih baik. Setidaknya mengurangi rasa sakit yang yang kini mereka derita.Menjelang malam, mereka tidur merapat untuk menghangatkan diri satu sama lain
Katya melenggang dengan santai menuju ke sebuah rumah di kota kecil Texas. Betapa menyenangkan hidupnya sekarang. Tidak ada lagi rasa sedih yang dirinya rasakan. Semua ia lakukan dengan ringan dan tanpa beban.Menjadi manusia adalah kutukan terberatnya. Katya menjalani dengan siksaan batin yang mengendap selama bertahun-tahun. Belum lagi kejaran nurani yang selalu hadir setiap ia melakukan sesuatu. Menjadi pembunuh bayaran dulu membuatnya terpuruk dan tidak mampu menikmati tidur lelap.Tapi semua itu hilang!Kini Katya terlahir sebagai manusia hybrid yang tidak lagi memiliki rasa juga empati. Hanya amarah yang menguasai dan membakar jiwanya. Katya merasakan kebebasan dalam berekspresi dan itu terasa menyenangkan.Dia bisa melakukan apa saja tanpa tuntutan tanggung jawab atau bahkan ketakutan. Dunia terasa berada dalam rengkuhan tangannya. Katya yang dulu merasakan terpuruk karena merasa telah ditinggakan oleh Nina, kini bisa membalas rasa kecewa juga saki
Flood of BloodRoth membiarkan Nina menyendiri selama beberapa saat. Tidak ada hal yang sedang mereka kejar dengan mendesak sekarang ini. Mungkin Nina butuh waktu untuk menarik diri sejenak dari beban yang menghimpitnya.Coque mendatangi Roth yang sedang asyik memilih minuman di toko dekat losmen mereka."Jeff meneleponku!" ucap Coque.Roth membaca pikiran Coque sekilas dan tertegun. Botol yang sedang dipegangnya terlepas dan jatuh berkeping."Hei! You should pay for it!" teriak penjualnya dengan bahasa Inggris yang kaku.Coque menarik beberapa lembar sepuluh dollar dan meletakkan di atas meja."Paid!" tegasnya ketus.Setelah itu ia menarik lengan Roth dan keluar dari toko minuman buru-buru. Keduanya berjalan cepat kembali ke kamar. Ketika tiba di depan pintu, Roth terhuyung dan bersandar di tembok."Aku tahu, Roth. Maaf ... tapi aku juga berduka karena kepergian Ray," isak Coque dengan wajah memerah. "Tache
Bunyi mesin yang mendeteksi jantung Letho berdetak dengan stabil. Perawat tersebut menyuntikkan obat antibiotik ke selang infus dan beberapa cairan lainnya. Setelah memeriksa nadi dengan hitungan jam tangannya, perawat itu membetulkan selimut lalu meninggalkan kamar tempat Letho dirawat.Sudah dua hari ini Letho terbaring tanpa tersadar sedikit pun. Panther dan Elba masih belum bierhasil dihubungi. Nina juga Coque masih terus mencoba hingga akhirnya menyerah.“Aku sudah mengirim pesan untuk mereka. Semoga setelah ada jaringan internet yang stabil, pesan itu diterima,” harap Coque.Nina mengucapkan terima kasih. Sore tadi dirinya mengunjungi makam keluarga Ray dan emosinya kembali meledak. Ia tidak sanggup menahan sesal yang menggunung. Kenapa tidak ada yang merasakan firasat mengenai ini sebelumnya?Jeff melarang untuk Nina atau Roth menyembuhkan Letho lebih cepat dari proses alami. Kondisi mental yang mungkin belum bisa diperkirakan akan terj
Ulasan berita yang masih menghadirkan berita pembantaian terus berlangsung di beberapa channel televisi. Roth juga Nina mengingat dengan baik masing-masing lokasi serta laporan terperinci pembantaian tersebut. Sementara Coque memilih mencatat semuanya di jurnal kecil. Dari catatannya, Coque merangkum sekilas jika pilihan tempat yang menjadi sasaran Katya adalah random. Sejauh ini tidak ada keterkaitan dengan Nina. Bahkan antara satu tempat dengan yang lain seperti tidak ada hubungannya sama sekali. Lokasi tersebut mengalami serangan dengan jeda waktu yang hampir mustahil jika diperhitungkan dengan nalar juga logika. Gerombolan pelaku yang tertangkap oleh kamera berada di tempat kejadian berikutnya dalam tempo kurang dari satu jam, sedangkan jarak dari lokasi sebelumnya hampir delapan puluh mil. Nina bangkit dan membuka lemari penyimpanan minuman mereka. Tangannya mengambil whisky dan menuangkan pada tiga gelas. Tiga es batu kotak kecil Nina tambahkan da
"Lindungi kaumku, di mana pun mereka berada. Ijinkan mereka tinggal di tanahmu."Itulah pesan Maxerina Filtrosi yang terakhir kali pada Bergen Monterey!Pesan yang begitu membekas dalam jiwa Bergen membuatnya semakin merasakan desakan yang hebat untuk mencari tahu di mana pembunuh sahabatnya tersebut. Setelah berembuk dengan Elve, istri terkasihnya, Bergen akan pergi sementara waktu untuk mencari jejak si pembunuh.Bergen memanggil dengan suara lantang semua keluarganya untuk berkumpul. Voltaren dan Trieven muncul bersama ibunya, Elve. Pria itu memberitahu tentang rencana kepergiannya, serta meminta satu hal pada mereka.“Aku memiliki janji pada Maxer. Tentang melindungi kaum mereka. Bisakah kalian berdua melakukan untuk ayah?” tanya Bergen. Trieven, putrinya yang mirip dengan Elve, ibunya, mengangguk.“Pasti, Ayah! Aku akan melindungi mereka dengan sebaik-baiknya,” tanggapnya antusias.“Aku akan menye
Menjalani kehidupan kampus dan menjadi manusia terdidik membuat kualitas diri Abigail terbentuk dengan sangat baik.Satu tahun berlalu, remaja yang telah beralih menjadi wanita dewasa muda itu tampak berkembang menjadi pribadi yang memiliki mental kuat, kokoh dan juga tidak cengeng.Delapan belas tahun sudah usianya sekarang. Abigail terlihat secantik kakaknya, Nina.Kulitnya yang halus seperti warna peach di musim semi dengan rambut kemerahan dan mata biru, membuatnya kadang menjadi pusat perhatian.Pada tahun kedua, Abigail mendapat pendampingan dari senior dan tanpa diduga, Conradlah yang terpilih menjadi pendampingnya.Claire yang tergila-gila pada Conrad dengan tulus dan tidak kehilangan antusiasnya mendukung penuh Abigail untuk mendekati.“Kau sinting, Claire!” omel Abigail dengan gelengan kepala tidak berhenti.Rambutnya yang panjang telah ia potong sebahu dan Abigail makin terlihat menawan, tegap dan
Luke melempar bola basket tersebut dan dengan tepat masuk ke dalam keranjang. Tepuk tangan penonton memenuhi di lapangan outdoor kampus. Luke sudah menjadi idola baru sejak awal semester. Baru dua lalu, Luke dinobatkan sebagai pria paling seksi dan itu ditolak mentah-mentah oleh Abigail dan Claire.“Kau pernah menciumku, Abe! Akui saja!” cetus Luke dengan mimik kesal.“Ya! Sebagai latihan dan untuk memenangkan taruhan dengan Claire!” kedua teman wanitanya tos dan terkekeh.Luke mengomel dan jengkel karena dua sahabatnya adalah manusia yang tidak mengakui ketampanannya.“Oh, lihatlah dia! Conrad Siltra! Sangat dewasa, menarik dan cerdas. Kualitas unggul dari seorang pria!” puji Claire dengan ekspresi terpesona tingkat tinggi.Luke dan Abigail menunjukkan mimik tidak setuju.“Angkuh, sombong dan kaku! Itu yang tepat!” bantah Abigail.Kali ini Luke sepakat.“Kalian tidak tahu p
Elba menenteng dua koper milik Abigail ke dalam bagasi mobil dan juga kardus yang berisi semua keperluan yang dibutuhkan selama tinggal di asrama universitas nanti.Hari ini mereka mengantar Abigail ke Montana University untuk mulai kehidupan baru sebagai mahasiswi fakultas kedokteran.Panther duduk di belakang kemudi dan mereka un berangkat.“Tidak seharusnya kalian mengantarku semua!” gerutu Abigail malu.Coque tidak mengacuhkan karena sibuk memeriksa catatan yang ada dalam jurnalnya. Semua yang Abigail butuhkan Coque periksa kembali dengan teliti dan cermat.“Kita harus mampir di supermarket sebentar karena belum ada krim repellent untuk anti nyamuk!” seru Coque menutup jurnalnya dan memasukkan ke dalam saku kemeja.“Buat apa repellent anti nyamuk?” tanya Roth heran.“Di asrama nanti mustahil mereka menjaga kebersihan seperti kita, Roth! Abigail bisa terkena demam berdarah!&rd
Claire dan Luke tidak lagi bertanya atau meragukan keseluruhan kisah hidup Abigail yang sebenarnya mereka sudah dengar desas desisnya sejak kecil dulu sebagai keturunan dari makhluk kegelapan.Tapi semenjak tragedi Belial menimpa seluruh dunia, keduanya tidak menyangka bahwa sahabat mereka yang selama ini dikenal adalah tokoh utama yang berperan bersama iblisnya dalam musibah tersebut.Sebagai remaja yang ternyata menganut paham terbuka dan modern, Claire dan Luke hanya mendukung Abigail sepenuhnya hingga tidak lagi mengalami trauma terhadap apa yang pernah ia lihat di medan perang.Bukan itu saja, seluruh pengalaman pahit Abigail juga perlu diterima dengan nalar dan logika yang cerdas supaya mental tidak terpukul. Disitulah peran kedua remaja dalam hidup Abigail.Sementara itu, Elba telah memeriksa dengan teliti bersama Roth untuk kekuatan adik dari Nina tersebut secara maksimal.Berbagai macam tes dilakukan untuk mengetahui apakah k
Ungkapan paling tepat untuk situasi dunia saat ini adalah mati suri.Hampir sebagian besar perekonomian lumpuh dan kehilangan kemampuan untuk meraih level stabil. Bangkit dari keterpurukan adalah hal yang paling sulit untuk dilakukan.Semua orang merasa berkepentingan untuk dibantu dan melupakan esensi dari berjuang bersama. Ketakutan yang masih mengukung dan meninggalkan trauma dalam hidup mereka, membuat masing-masing pribadi memilih untuk mempersiapkan diri jika ada kejadian berikutnya.Kecurigaan satu sama lain dan buruk sangka selalu terjadi.Setelah pasca serangan Belial yang sempat mengugah para penyintas untuk saling bahu membahu, tiba-tiba saja bisa berubah. Para manusia saling menarik diri dan jika itu dilihat secara menyeluruh, pemerintah pun seakan bersikap yang sama.Pemimpin negara kehilangan kemampuan mereka untuk mengarahkan rakyat yang semakin memilih cara sendiri untuk bertahan hidup.Hilangnya kepercayaan mereka pada para
Karmuzu mengatakan belum waktunya dan akan tiba saat yang tepat untuk mereka melanjutkan perjalanan ke gunung Sinai. Di sisi lain, Lucifer tidak pernah mampu menemukan di mana Nina Averin berada. Tidak peduli seberapa kuat Raja Iblis itu mencari dengan menyebarkan pasukannya, hasilnya tetap nihil. Rasa heran mulai menguasai diri Lucifer. Siapakah Nina sebenarnya?Abigail tiba pada situasi menjadi remaja yang penuh gejolak dan pemberontakan. Mengancam akan kabur jika tidak dipenuhi permintaannya. Mereka akhirnya mengikuti tuntutan Abigail untuk kembali ke Roger Pass, Montana.Walaupun Nina menentang, Oliver bersikukuh memutuskan untuk memenuhi permintaan Abigail dan kelimanya terbang kembali ke Amerika Serikat.Suatu malam, Oliver bermimpi aneh. Ketika ia menceritakan tentang mimpinya, semua terhenyak. Seseorang yang sangat misterius, mirip dengan sosok malaikat, memberitahu jika Lucifer sesungguhnya memiliki dua putri. Putri sulungnya adalah kunci untuk mengalah
Besar di panti asuhan, Nina Averin terdidik menjadi sosok manusia yang sangat ahli menyamar dan mempertahankan diri. Mengalami masa kecil menggenaskan, Nina bahkan diperkosa saat masih berusia sepuluh tahun.Nina menjadi mesin pembunuh yang telah menjalani tugas ratusan kali. Gadis itu sejak kecil dituntut untuk mematikan emosi juga perasaannya. Hingga pada saat berusia 23 tahun dia memutuskan untuk melarikan diri.Alasan utama Nina melarikan diri karena lelah menjalani kehidupan sebagai pembantai dan kebebasannya terkungkung. Berbeda dengan semua teman yang menjalani profesi dengannya, Nina sudah menunjukkan bakat pemberontak sejak kecil.Bertemu dengan sosok Ben yang sebetulnya adalah Alter Fidelis yang menyamar, Nina mendapat bekal juga tertolong saat terjepit. Namun hari berikutnya, Nina kembali mati-matian menghadapi sindikat yang berusaha membunuhnya. Nina terluka parah.Pada titik terendahnya, Nina memutuskan untuk mengakhiri hidup, namun ia keburu
Bau anyir yang bercampur busuk jenazah menguar di sepanjang lembah Norwegia. Entah bagaimana mereka akan membereskan semua kekacauan ini.Semua masih terlalu berduka dan terpukul akan kepergian Nina.Abigail yang dalam perawatan Sky dan Pixen, belum sepenuhnya pulih. Secara fisik remaja itu baik-baik saja, tapi memori yang terekam dalam benaknya sulit untuk kembali.Bagi Abigail, semua baik-baik saja. Tidak ada yang salah.Berkali-kali pula, dia menanyakan mengenai di mana kakaknya dan semua belum bisa menjawab dengan fakta yang sesungguhnya. Mereka mengalihkan dengan topik yang lain dan Roth mulai tidak nyaman menyembunyikan terus menerus.“Aku seperti menelan racun pahit,” cetus Roth dengan mata lekat menatap Abigail yang sedang menjalani fisioterapi dengan Sky.Fisiknya masih terkadang lemah dan Abigail butuh menghilangkan semua racun yang selama ini bersarang di tubuhnya.Beberapa kali remaja itu muntah cairan hitam me
Lembah Norwegia menjadi saksi tentang sebuah pengorbanan yang tulus dan bukti nyata dari kasih seorang kakak pada adiknya.Abigail yang terkapar di samping Belial, perlahan kembali ke wujud manusia dan luka yang ada di tubuh remaja itu, sembuh dengan sendirinya. Elba melepas jubah dan berjalan mendekat, lalu menutupi tubuh Abigail yang telanjang.Roth mengambil alih dan memberi isyarat pada Elba untuk mendekati Nina, kekasihnya.Pria itu terlihat gemetar, menyentuh tubuh yang masih menelungkup dan tombak masih tertancap di perutnya. Saat membalikkan badan Nina dan mencabut tombak surgawi, Elba tergugu. Mata Nina masih terbuka dan menatap tanpa cahaya.Jarinya menutup dengan ucapan yang mengalun begitu pilu. Tidak pernah terbayang akan mengalami hal yang terjadi saat ini. Siapa yang dapat menyangka, jika Nina benar-benar membutikan ucapannya dulu? Siapa yang bisa menduga, cinta yang Nina miliki begitu besar?Pelukan itu tidak mampu menyingkirkan luk