Ulasan berita yang masih menghadirkan berita pembantaian terus berlangsung di beberapa channel televisi. Roth juga Nina mengingat dengan baik masing-masing lokasi serta laporan terperinci pembantaian tersebut.
Sementara Coque memilih mencatat semuanya di jurnal kecil. Dari catatannya, Coque merangkum sekilas jika pilihan tempat yang menjadi sasaran Katya adalah random.Sejauh ini tidak ada keterkaitan dengan Nina. Bahkan antara satu tempat dengan yang lain seperti tidak ada hubungannya sama sekali.Lokasi tersebut mengalami serangan dengan jeda waktu yang hampir mustahil jika diperhitungkan dengan nalar juga logika.Gerombolan pelaku yang tertangkap oleh kamera berada di tempat kejadian berikutnya dalam tempo kurang dari satu jam, sedangkan jarak dari lokasi sebelumnya hampir delapan puluh mil.Nina bangkit dan membuka lemari penyimpanan minuman mereka. Tangannya mengambil whisky dan menuangkan pada tiga gelas. Tiga es batu kotak kecil Nina tambahkan da"Lindungi kaumku, di mana pun mereka berada. Ijinkan mereka tinggal di tanahmu."Itulah pesan Maxerina Filtrosi yang terakhir kali pada Bergen Monterey!Pesan yang begitu membekas dalam jiwa Bergen membuatnya semakin merasakan desakan yang hebat untuk mencari tahu di mana pembunuh sahabatnya tersebut. Setelah berembuk dengan Elve, istri terkasihnya, Bergen akan pergi sementara waktu untuk mencari jejak si pembunuh.Bergen memanggil dengan suara lantang semua keluarganya untuk berkumpul. Voltaren dan Trieven muncul bersama ibunya, Elve. Pria itu memberitahu tentang rencana kepergiannya, serta meminta satu hal pada mereka.“Aku memiliki janji pada Maxer. Tentang melindungi kaum mereka. Bisakah kalian berdua melakukan untuk ayah?” tanya Bergen. Trieven, putrinya yang mirip dengan Elve, ibunya, mengangguk.“Pasti, Ayah! Aku akan melindungi mereka dengan sebaik-baiknya,” tanggapnya antusias.“Aku akan menye
Setiap masa yang telah mereka lewati berhasil membawa mereka selalu bersama dan tidak terpisahkan. Akan tetapi, satu kelengahan yang berakibat pada sesuatu yang tidak pernah terbayang pada benak mereka, membuat Monterey kehilangan ibu, wanita yang sangat berperan penting dalam menjaga nurani mereka selama ini.Bergen membakar tubuh istrinya dengan wajah membeku dan rahang mengeras. Trieven masih menangis dan hampir hilang kendali. Putra sulung Bergen, Voltaren, lebih bisa menguasai diri dan hanya terpekur dengan sesal menggunung.Pembakaran jenazah Elve dihadiri oleh seluruh kaum vampir yang ada di Inggris juga kaum gipsi. Letho menarik Trieven untuk menjauh dan mencoba menghiburnya dengan sekuat tenaga.Beruntung Panther membawa Letho. Pemuda itu adalah teman yang Trieven butuhkan saat ini dalam menghadapi dukanya. Dengan lemah lembut, Letho juga menceritakan tentang kepergian seluruh keluarganya, hingga tidak tersisa.Trieven memandang Letho dengan waja
Selama diciptakan dulu, sebagai iblis hingga bertemu dengan Nina dan menjadi manusia dengan menempati raga anak muda bernama Reid, Roth baru merasakan bentuk persahabatan yang sesungguhnya saat dengan Nina. Hingga bertemu dengan Coque, Roth merasakan kesetiaan yang sejati. Di antara semua sahabatnya, Coque yang mengetahui jika Roth merasakan kehilangan yang menyakitkan karena cintanya pada Tache telah terbungkam kembali, tanpa sempat ia ungkapkan.Coque memahami jika selama ini Roth tidak memiliki seseorang yang sangat berarti seperti keluarga kecilnya sekarang dan Tache.Tidak mendapatkan kesempatan untuk mengatakan perasaannya adalah hal yang paling menyakitkan. Roth berpikir masih memiliki waktu dan memilih menunggu hingga semua kekacauan ini berakhir. Akan tetapi, takdir berkata lain.Waktu tidak menunggu dan semua menjadi terlambat yang menjadikan sesal yang menggunung dalam dada serta mengendap di lubuk jiwanya yang ternyata juga butuh sentuhan kasih.
Gegap gempita pesta yang terlontar dalam bar di sebuah rumah bordil terdengar begitu lantang.Pekik tawa bercampur canda, terdengar bagaikan dengungan lebah yang membuat telinga terasa pekak.Bau minuman keras yang tumpah, makin menambah kesesakan sementara asap rokok terus mengepul tidak berhenti, dari mulut para penikmat tembakau.House of Grill, itulah sebutan rumah bordil yang selama beberapa hari ini Katya huni. Rencana yang telah tersusun di kepalanya tampak mengerikan bagi siapa pun yang mengetahui hal tersebut.Setelah membunuh pemilik serta mengubah seluruh wanita yang menjadi pelacur di rumah bordil tersebut, Katya berniat untuk menjadikan tempat itu sebagai markas utamanya.Lokasinya berada di Las Vegas. Tempat sempurna untuk merekrut pasukan. Katya menginginkan jenis manusia yang masuk dalam kategori memiliki jiwa yang kelam.Penjudi, pencuri, mafia dan berbagai jenis profesi kejahatan lainnya. Katya mampu mencium aro
Nina's GoneTumpukan piring yang sudah mengering sejak tadi malam masih tersisa di dalam mesin. Roth akhirnya mengalah untuk mengatur satu persatu ke dalam rak.Sementara itu, mesin kopi mulai menderu memproses biji menjadi bubuk. Tetes demi tetes turun, memenuhi teko secara otomatis. Aroma kopi yang pekat, menguar serta menebar keharuman."Pagi," sapa Coque masih dengan mata mengantuk. Rambutnya naik ke atas dengan bentuk lucu."Coq, siapa yang membuka pintu depan dan lupa menutup?" tanya Roth dengan pipi menempel ke jendela kaca."Mungkin Elba. Dia sudah lari pagi sejak gelap tadi," sahut Coque seraya menuangkan kopi ke dua cangkir.Roth mengambil salah satu lalu menambahkan susu. Denting sendok bertemu kaca porselen halus terdengar. Tidak lama Elba masuk."Kau membiarkan pintu depan terbuka dan tiga anak anjing masuk serta membuat tanaman depan porak poranda!" omel Roth.Elba mengerutkan keningnya."Aku ti
Let Her RestingPerbandingan sikap antara Elba yang dulu dan sekarang, masih selalu sama. Pria tersebut memiliki kestabilan yang luar biasa.Mental dan sikapnya begitu tenang juga tidak terpengaruh suasana hatinya. Nina pergi untuk alasan yang pasti menjadi reaksi beberapa manusia dalam masa dukanya.Walau ada rasa khawatir pada keputusan yang membuat Roth tidak mampu memastikan kondisi Nina, akan tetapi tidak ada hak juga kesempatan baginya untuk melarang."Aku pikir kita harus mencari dia, Roth," gumam Coque yang tampak terpukul dengan kepergian Nina yang begitu mendadak."Tidak pernah terpikir untuk mencari, Coq. Nina pergi dan itu yang, mungkin, dia butuhkan sekali!" ucap Roth dengan tidak semangat.Coque terlihat kecewa dengan ucapan Roth yang sepertinya tidak mendukung keinginannya."Seharusnya kita berada dengan Nina pada saat kritisnya. Itu hal yang kulakukan untukmu juga!" cetus Coque geram.Jawaban Coque mem
Elba menemui Panther dan Letho yang masih menjaga kastil Monterey.Dengan mata kepala sendiri, dia melihat betapa Bergen Monterey sangat terluka dan murka akan kepergian dua sosok yang sangat berarti baginya sekaligus. Vampir yang telah berhasil mereka ringkus, berakhir hidup dalam siksaan yang terkejam. Tergeletak tanpa tangan dan kaki dan dalam kelaparan yang entah kapan akan berakhir.Jornet beserta dua rekannya terbaring di depan teras kastil tanpa daya. Ketiga sosok tersebut hanya terbaring tanpa bisa berbuat apa pun. Ada beberapa vampir yang menjadi pengikut Bergen yang berjaga pnuh waktu untuk mengantisipasi jika klan Merlon menuntut balas atas perlakuan mereka pada Jornet. Kemungkinan tersebut bisa saja terjadi terutama dengan keberadaan Jornet yang masih bersama mereka.“Bergen tidak menolak untuk pergi bersama dengan kita. Tapi Letho butuh menemani Trieven hingga gadis itu kembali stabil. Sementara Voltaren memutuskan untuk pergi mengasingkan dir
Bergen menoleh dan melihat ada seorang wanita muda sedang bercakap-cakap dengan kedua rekannya. Dia mencium sesuatu yang istimewa dari gadis muda tersebut. Dengan enggan, Bergen mendekati mereka.“Bergen, kau ingat Sky?” tanya Panther.Bergen mengernyitkan keningnya dan mencoba menggali memori yang terkubur oleh duka yang begitu mendalam.“Banyak hal yang sulit kuingat,” ucapnya menyerah dan menggelengkan kepala.“Arizona tahun 1998,” cetus Sky dengan senyum tipis.Bergen membeliakkan mata dan duduk dengan perlahan, di samping Sky.“Kaukah itu?” tanya Bergen dengan terbata-bata. Sky mengangguk dan akhirnya memeluk Bergen dengan erat. Pria itu membalas dengan rengkuhan hangat.“Apa yang terjadi di Arizona?” tanya Elba masih belum mengerti.Keduanya mengurai pelukan dan Sky mengusap matanya dengan cepat-cepat.“Tuan dan Nyonya Monterey membantu keluargaku be
Menjalani kehidupan kampus dan menjadi manusia terdidik membuat kualitas diri Abigail terbentuk dengan sangat baik.Satu tahun berlalu, remaja yang telah beralih menjadi wanita dewasa muda itu tampak berkembang menjadi pribadi yang memiliki mental kuat, kokoh dan juga tidak cengeng.Delapan belas tahun sudah usianya sekarang. Abigail terlihat secantik kakaknya, Nina.Kulitnya yang halus seperti warna peach di musim semi dengan rambut kemerahan dan mata biru, membuatnya kadang menjadi pusat perhatian.Pada tahun kedua, Abigail mendapat pendampingan dari senior dan tanpa diduga, Conradlah yang terpilih menjadi pendampingnya.Claire yang tergila-gila pada Conrad dengan tulus dan tidak kehilangan antusiasnya mendukung penuh Abigail untuk mendekati.“Kau sinting, Claire!” omel Abigail dengan gelengan kepala tidak berhenti.Rambutnya yang panjang telah ia potong sebahu dan Abigail makin terlihat menawan, tegap dan
Luke melempar bola basket tersebut dan dengan tepat masuk ke dalam keranjang. Tepuk tangan penonton memenuhi di lapangan outdoor kampus. Luke sudah menjadi idola baru sejak awal semester. Baru dua lalu, Luke dinobatkan sebagai pria paling seksi dan itu ditolak mentah-mentah oleh Abigail dan Claire.“Kau pernah menciumku, Abe! Akui saja!” cetus Luke dengan mimik kesal.“Ya! Sebagai latihan dan untuk memenangkan taruhan dengan Claire!” kedua teman wanitanya tos dan terkekeh.Luke mengomel dan jengkel karena dua sahabatnya adalah manusia yang tidak mengakui ketampanannya.“Oh, lihatlah dia! Conrad Siltra! Sangat dewasa, menarik dan cerdas. Kualitas unggul dari seorang pria!” puji Claire dengan ekspresi terpesona tingkat tinggi.Luke dan Abigail menunjukkan mimik tidak setuju.“Angkuh, sombong dan kaku! Itu yang tepat!” bantah Abigail.Kali ini Luke sepakat.“Kalian tidak tahu p
Elba menenteng dua koper milik Abigail ke dalam bagasi mobil dan juga kardus yang berisi semua keperluan yang dibutuhkan selama tinggal di asrama universitas nanti.Hari ini mereka mengantar Abigail ke Montana University untuk mulai kehidupan baru sebagai mahasiswi fakultas kedokteran.Panther duduk di belakang kemudi dan mereka un berangkat.“Tidak seharusnya kalian mengantarku semua!” gerutu Abigail malu.Coque tidak mengacuhkan karena sibuk memeriksa catatan yang ada dalam jurnalnya. Semua yang Abigail butuhkan Coque periksa kembali dengan teliti dan cermat.“Kita harus mampir di supermarket sebentar karena belum ada krim repellent untuk anti nyamuk!” seru Coque menutup jurnalnya dan memasukkan ke dalam saku kemeja.“Buat apa repellent anti nyamuk?” tanya Roth heran.“Di asrama nanti mustahil mereka menjaga kebersihan seperti kita, Roth! Abigail bisa terkena demam berdarah!&rd
Claire dan Luke tidak lagi bertanya atau meragukan keseluruhan kisah hidup Abigail yang sebenarnya mereka sudah dengar desas desisnya sejak kecil dulu sebagai keturunan dari makhluk kegelapan.Tapi semenjak tragedi Belial menimpa seluruh dunia, keduanya tidak menyangka bahwa sahabat mereka yang selama ini dikenal adalah tokoh utama yang berperan bersama iblisnya dalam musibah tersebut.Sebagai remaja yang ternyata menganut paham terbuka dan modern, Claire dan Luke hanya mendukung Abigail sepenuhnya hingga tidak lagi mengalami trauma terhadap apa yang pernah ia lihat di medan perang.Bukan itu saja, seluruh pengalaman pahit Abigail juga perlu diterima dengan nalar dan logika yang cerdas supaya mental tidak terpukul. Disitulah peran kedua remaja dalam hidup Abigail.Sementara itu, Elba telah memeriksa dengan teliti bersama Roth untuk kekuatan adik dari Nina tersebut secara maksimal.Berbagai macam tes dilakukan untuk mengetahui apakah k
Ungkapan paling tepat untuk situasi dunia saat ini adalah mati suri.Hampir sebagian besar perekonomian lumpuh dan kehilangan kemampuan untuk meraih level stabil. Bangkit dari keterpurukan adalah hal yang paling sulit untuk dilakukan.Semua orang merasa berkepentingan untuk dibantu dan melupakan esensi dari berjuang bersama. Ketakutan yang masih mengukung dan meninggalkan trauma dalam hidup mereka, membuat masing-masing pribadi memilih untuk mempersiapkan diri jika ada kejadian berikutnya.Kecurigaan satu sama lain dan buruk sangka selalu terjadi.Setelah pasca serangan Belial yang sempat mengugah para penyintas untuk saling bahu membahu, tiba-tiba saja bisa berubah. Para manusia saling menarik diri dan jika itu dilihat secara menyeluruh, pemerintah pun seakan bersikap yang sama.Pemimpin negara kehilangan kemampuan mereka untuk mengarahkan rakyat yang semakin memilih cara sendiri untuk bertahan hidup.Hilangnya kepercayaan mereka pada para
Karmuzu mengatakan belum waktunya dan akan tiba saat yang tepat untuk mereka melanjutkan perjalanan ke gunung Sinai. Di sisi lain, Lucifer tidak pernah mampu menemukan di mana Nina Averin berada. Tidak peduli seberapa kuat Raja Iblis itu mencari dengan menyebarkan pasukannya, hasilnya tetap nihil. Rasa heran mulai menguasai diri Lucifer. Siapakah Nina sebenarnya?Abigail tiba pada situasi menjadi remaja yang penuh gejolak dan pemberontakan. Mengancam akan kabur jika tidak dipenuhi permintaannya. Mereka akhirnya mengikuti tuntutan Abigail untuk kembali ke Roger Pass, Montana.Walaupun Nina menentang, Oliver bersikukuh memutuskan untuk memenuhi permintaan Abigail dan kelimanya terbang kembali ke Amerika Serikat.Suatu malam, Oliver bermimpi aneh. Ketika ia menceritakan tentang mimpinya, semua terhenyak. Seseorang yang sangat misterius, mirip dengan sosok malaikat, memberitahu jika Lucifer sesungguhnya memiliki dua putri. Putri sulungnya adalah kunci untuk mengalah
Besar di panti asuhan, Nina Averin terdidik menjadi sosok manusia yang sangat ahli menyamar dan mempertahankan diri. Mengalami masa kecil menggenaskan, Nina bahkan diperkosa saat masih berusia sepuluh tahun.Nina menjadi mesin pembunuh yang telah menjalani tugas ratusan kali. Gadis itu sejak kecil dituntut untuk mematikan emosi juga perasaannya. Hingga pada saat berusia 23 tahun dia memutuskan untuk melarikan diri.Alasan utama Nina melarikan diri karena lelah menjalani kehidupan sebagai pembantai dan kebebasannya terkungkung. Berbeda dengan semua teman yang menjalani profesi dengannya, Nina sudah menunjukkan bakat pemberontak sejak kecil.Bertemu dengan sosok Ben yang sebetulnya adalah Alter Fidelis yang menyamar, Nina mendapat bekal juga tertolong saat terjepit. Namun hari berikutnya, Nina kembali mati-matian menghadapi sindikat yang berusaha membunuhnya. Nina terluka parah.Pada titik terendahnya, Nina memutuskan untuk mengakhiri hidup, namun ia keburu
Bau anyir yang bercampur busuk jenazah menguar di sepanjang lembah Norwegia. Entah bagaimana mereka akan membereskan semua kekacauan ini.Semua masih terlalu berduka dan terpukul akan kepergian Nina.Abigail yang dalam perawatan Sky dan Pixen, belum sepenuhnya pulih. Secara fisik remaja itu baik-baik saja, tapi memori yang terekam dalam benaknya sulit untuk kembali.Bagi Abigail, semua baik-baik saja. Tidak ada yang salah.Berkali-kali pula, dia menanyakan mengenai di mana kakaknya dan semua belum bisa menjawab dengan fakta yang sesungguhnya. Mereka mengalihkan dengan topik yang lain dan Roth mulai tidak nyaman menyembunyikan terus menerus.“Aku seperti menelan racun pahit,” cetus Roth dengan mata lekat menatap Abigail yang sedang menjalani fisioterapi dengan Sky.Fisiknya masih terkadang lemah dan Abigail butuh menghilangkan semua racun yang selama ini bersarang di tubuhnya.Beberapa kali remaja itu muntah cairan hitam me
Lembah Norwegia menjadi saksi tentang sebuah pengorbanan yang tulus dan bukti nyata dari kasih seorang kakak pada adiknya.Abigail yang terkapar di samping Belial, perlahan kembali ke wujud manusia dan luka yang ada di tubuh remaja itu, sembuh dengan sendirinya. Elba melepas jubah dan berjalan mendekat, lalu menutupi tubuh Abigail yang telanjang.Roth mengambil alih dan memberi isyarat pada Elba untuk mendekati Nina, kekasihnya.Pria itu terlihat gemetar, menyentuh tubuh yang masih menelungkup dan tombak masih tertancap di perutnya. Saat membalikkan badan Nina dan mencabut tombak surgawi, Elba tergugu. Mata Nina masih terbuka dan menatap tanpa cahaya.Jarinya menutup dengan ucapan yang mengalun begitu pilu. Tidak pernah terbayang akan mengalami hal yang terjadi saat ini. Siapa yang dapat menyangka, jika Nina benar-benar membutikan ucapannya dulu? Siapa yang bisa menduga, cinta yang Nina miliki begitu besar?Pelukan itu tidak mampu menyingkirkan luk