"Lindungi kaumku, di mana pun mereka berada. Ijinkan mereka tinggal di tanahmu."
Itulah pesan Maxerina Filtrosi yang terakhir kali pada Bergen Monterey!Pesan yang begitu membekas dalam jiwa Bergen membuatnya semakin merasakan desakan yang hebat untuk mencari tahu di mana pembunuh sahabatnya tersebut. Setelah berembuk dengan Elve, istri terkasihnya, Bergen akan pergi sementara waktu untuk mencari jejak si pembunuh.
Bergen memanggil dengan suara lantang semua keluarganya untuk berkumpul. Voltaren dan Trieven muncul bersama ibunya, Elve. Pria itu memberitahu tentang rencana kepergiannya, serta meminta satu hal pada mereka.
“Aku memiliki janji pada Maxer. Tentang melindungi kaum mereka. Bisakah kalian berdua melakukan untuk ayah?” tanya Bergen. Trieven, putrinya yang mirip dengan Elve, ibunya, mengangguk.
“Pasti, Ayah! Aku akan melindungi mereka dengan sebaik-baiknya,” tanggapnya antusias.
“Aku akan menye
Setiap masa yang telah mereka lewati berhasil membawa mereka selalu bersama dan tidak terpisahkan. Akan tetapi, satu kelengahan yang berakibat pada sesuatu yang tidak pernah terbayang pada benak mereka, membuat Monterey kehilangan ibu, wanita yang sangat berperan penting dalam menjaga nurani mereka selama ini.Bergen membakar tubuh istrinya dengan wajah membeku dan rahang mengeras. Trieven masih menangis dan hampir hilang kendali. Putra sulung Bergen, Voltaren, lebih bisa menguasai diri dan hanya terpekur dengan sesal menggunung.Pembakaran jenazah Elve dihadiri oleh seluruh kaum vampir yang ada di Inggris juga kaum gipsi. Letho menarik Trieven untuk menjauh dan mencoba menghiburnya dengan sekuat tenaga.Beruntung Panther membawa Letho. Pemuda itu adalah teman yang Trieven butuhkan saat ini dalam menghadapi dukanya. Dengan lemah lembut, Letho juga menceritakan tentang kepergian seluruh keluarganya, hingga tidak tersisa.Trieven memandang Letho dengan waja
Selama diciptakan dulu, sebagai iblis hingga bertemu dengan Nina dan menjadi manusia dengan menempati raga anak muda bernama Reid, Roth baru merasakan bentuk persahabatan yang sesungguhnya saat dengan Nina. Hingga bertemu dengan Coque, Roth merasakan kesetiaan yang sejati. Di antara semua sahabatnya, Coque yang mengetahui jika Roth merasakan kehilangan yang menyakitkan karena cintanya pada Tache telah terbungkam kembali, tanpa sempat ia ungkapkan.Coque memahami jika selama ini Roth tidak memiliki seseorang yang sangat berarti seperti keluarga kecilnya sekarang dan Tache.Tidak mendapatkan kesempatan untuk mengatakan perasaannya adalah hal yang paling menyakitkan. Roth berpikir masih memiliki waktu dan memilih menunggu hingga semua kekacauan ini berakhir. Akan tetapi, takdir berkata lain.Waktu tidak menunggu dan semua menjadi terlambat yang menjadikan sesal yang menggunung dalam dada serta mengendap di lubuk jiwanya yang ternyata juga butuh sentuhan kasih.
Gegap gempita pesta yang terlontar dalam bar di sebuah rumah bordil terdengar begitu lantang.Pekik tawa bercampur canda, terdengar bagaikan dengungan lebah yang membuat telinga terasa pekak.Bau minuman keras yang tumpah, makin menambah kesesakan sementara asap rokok terus mengepul tidak berhenti, dari mulut para penikmat tembakau.House of Grill, itulah sebutan rumah bordil yang selama beberapa hari ini Katya huni. Rencana yang telah tersusun di kepalanya tampak mengerikan bagi siapa pun yang mengetahui hal tersebut.Setelah membunuh pemilik serta mengubah seluruh wanita yang menjadi pelacur di rumah bordil tersebut, Katya berniat untuk menjadikan tempat itu sebagai markas utamanya.Lokasinya berada di Las Vegas. Tempat sempurna untuk merekrut pasukan. Katya menginginkan jenis manusia yang masuk dalam kategori memiliki jiwa yang kelam.Penjudi, pencuri, mafia dan berbagai jenis profesi kejahatan lainnya. Katya mampu mencium aro
Nina's GoneTumpukan piring yang sudah mengering sejak tadi malam masih tersisa di dalam mesin. Roth akhirnya mengalah untuk mengatur satu persatu ke dalam rak.Sementara itu, mesin kopi mulai menderu memproses biji menjadi bubuk. Tetes demi tetes turun, memenuhi teko secara otomatis. Aroma kopi yang pekat, menguar serta menebar keharuman."Pagi," sapa Coque masih dengan mata mengantuk. Rambutnya naik ke atas dengan bentuk lucu."Coq, siapa yang membuka pintu depan dan lupa menutup?" tanya Roth dengan pipi menempel ke jendela kaca."Mungkin Elba. Dia sudah lari pagi sejak gelap tadi," sahut Coque seraya menuangkan kopi ke dua cangkir.Roth mengambil salah satu lalu menambahkan susu. Denting sendok bertemu kaca porselen halus terdengar. Tidak lama Elba masuk."Kau membiarkan pintu depan terbuka dan tiga anak anjing masuk serta membuat tanaman depan porak poranda!" omel Roth.Elba mengerutkan keningnya."Aku ti
Let Her RestingPerbandingan sikap antara Elba yang dulu dan sekarang, masih selalu sama. Pria tersebut memiliki kestabilan yang luar biasa.Mental dan sikapnya begitu tenang juga tidak terpengaruh suasana hatinya. Nina pergi untuk alasan yang pasti menjadi reaksi beberapa manusia dalam masa dukanya.Walau ada rasa khawatir pada keputusan yang membuat Roth tidak mampu memastikan kondisi Nina, akan tetapi tidak ada hak juga kesempatan baginya untuk melarang."Aku pikir kita harus mencari dia, Roth," gumam Coque yang tampak terpukul dengan kepergian Nina yang begitu mendadak."Tidak pernah terpikir untuk mencari, Coq. Nina pergi dan itu yang, mungkin, dia butuhkan sekali!" ucap Roth dengan tidak semangat.Coque terlihat kecewa dengan ucapan Roth yang sepertinya tidak mendukung keinginannya."Seharusnya kita berada dengan Nina pada saat kritisnya. Itu hal yang kulakukan untukmu juga!" cetus Coque geram.Jawaban Coque mem
Elba menemui Panther dan Letho yang masih menjaga kastil Monterey.Dengan mata kepala sendiri, dia melihat betapa Bergen Monterey sangat terluka dan murka akan kepergian dua sosok yang sangat berarti baginya sekaligus. Vampir yang telah berhasil mereka ringkus, berakhir hidup dalam siksaan yang terkejam. Tergeletak tanpa tangan dan kaki dan dalam kelaparan yang entah kapan akan berakhir.Jornet beserta dua rekannya terbaring di depan teras kastil tanpa daya. Ketiga sosok tersebut hanya terbaring tanpa bisa berbuat apa pun. Ada beberapa vampir yang menjadi pengikut Bergen yang berjaga pnuh waktu untuk mengantisipasi jika klan Merlon menuntut balas atas perlakuan mereka pada Jornet. Kemungkinan tersebut bisa saja terjadi terutama dengan keberadaan Jornet yang masih bersama mereka.“Bergen tidak menolak untuk pergi bersama dengan kita. Tapi Letho butuh menemani Trieven hingga gadis itu kembali stabil. Sementara Voltaren memutuskan untuk pergi mengasingkan dir
Bergen menoleh dan melihat ada seorang wanita muda sedang bercakap-cakap dengan kedua rekannya. Dia mencium sesuatu yang istimewa dari gadis muda tersebut. Dengan enggan, Bergen mendekati mereka.“Bergen, kau ingat Sky?” tanya Panther.Bergen mengernyitkan keningnya dan mencoba menggali memori yang terkubur oleh duka yang begitu mendalam.“Banyak hal yang sulit kuingat,” ucapnya menyerah dan menggelengkan kepala.“Arizona tahun 1998,” cetus Sky dengan senyum tipis.Bergen membeliakkan mata dan duduk dengan perlahan, di samping Sky.“Kaukah itu?” tanya Bergen dengan terbata-bata. Sky mengangguk dan akhirnya memeluk Bergen dengan erat. Pria itu membalas dengan rengkuhan hangat.“Apa yang terjadi di Arizona?” tanya Elba masih belum mengerti.Keduanya mengurai pelukan dan Sky mengusap matanya dengan cepat-cepat.“Tuan dan Nyonya Monterey membantu keluargaku be
Kedua pria gagah tersebut berhenti di tepi jalan interstate yang menghubungkan antara Montana menuju Dakota Utara. Mobil yang pick up tua itu cukup kokoh mengantar mereka mencari keberadaan Nina. Coque memang membujuk Roth untuk menggunakan portalnya, tapi sahabatnya tersebut menolak. Roth memilih untuk menempuh jarak dengan cara kuno atau cara yang biasa manusia lakukan.“Ini buang-buang waktu!” gerutu Coque dengan kesal.Roth terdiam dan terus membaca petunjuk dalam peta.“Pegang ini,” pinta Roth memberikan peta tersebut pada Coque. “Alih-alih mencari Averin yang tidak ingin ditemukan, sebaiknya kita mencari Katya! Kau bisa mencium darahnya dari sini!” cetus Roth dengan wajah mengeras.“Maksudmu, kita cari Katya tanpa Nina? Kau pikir kita mampu?! Terakhir kali kita berhadapan dengannya, aku hampir mati Roth! Dan kau lupa? Seluruh keluarga Ray terbantai habis termasuk kekasihmu, Tache!” teriak Coque kalap.