Brakkk! Zico menutup pintu dengan punggungnya, tergesa membawa Freya ke atas ranjang tanpa melepaskan tautan bibir wanita itu. Telapak tangan Zico menyatu dengan telapak Freya yang diangkatnya ke atas kepala. Zico merubah ciumannya turun ke leher Freya, menghisapnya lebih kuat hingga meninggalkan hickey yang begitu pekat. "Ahhh... Ahhh!" desahan Freya yang terdengar sensual, sungguh membuat Zico gila. Wanita ini terlalu menggoda untuk dilewatkan, sekali Zico merasakan kelembutan Freya. Ia pun ketagihan, ingin merasakannya lagi dan lagi. Mendapati Freya tak menolak sentuhannya, dari setiap desahan yang terus ia keluarkan. Zico meloloskan kaos wanita itu. Dari bahu kecupan Zico bergerilya turun menemui dada membuncah Freya, di balik kaitan bra yang berhasil ia lepaskan."Oh... Mi amor..." Zico kalap melahap gundukan dengan puncak merah mudah yang beralas lidahnya. Tubuh Freya melenting di atas ranjang, ia menggigit bibir bawahnya. Sebenarnya Freya dalam keadaan sadar ketika Zico m
"Bolehkah aku duduk di sini Mi amor?" "Mi amor?"Freya, Grace dan seorang pria teman mereka, kontan membulatkan mata saat Zico tiba-tiba mengambil duduk di sisi Freya. "K-kau??" Freya menuding Zico sambil mengerjap tak percaya, tapi kemudian ia berubah marah teringat malam panas yang dilakukan berdua. "Suka sekali menodongkan jarimu kepadaku, Mi amor." Zico tersenyum menggoda yang membuat Freya ketakutan. Grace membuka rahangnya lebar, seperti pria di depan Freya yang langsung meletakkan segelas wine yang ia tenggak. Freya ingat kalau Zico hobi mengisap jarinya, maka itu ia buru-buru menarik jarinya. Kecemasan di wajah Freya diamati oleh pria yang duduk di seberangnya itu. Ia menaruh curiga dengan tatapan tak suka pada Zico yang menggoda Freya terus menerus. "Ia siapamu Nona Freya?" tanyanya dengan melirik Zico. "Bukan siapa-siapa, Nolan. Dia hanya kenalan saja." Freya bahkan tak mempedulikan keberadaan Zico."Syukurlah... Kalau kau masih single. Aku jadi tidak merasa sungkan men
"Benar Tuan, Nona Estrada itu adik tiri Anda." Kalimat itu seperti gong yang dipukul terus menerus ke kepala Zico. Sejak mendengar kabar buruk itu, Zico seperti mayat hidup. Tak hanya selera makannya yang hilang, pikirannya kacau dan sulit untuk tidur. Kecemasan berlebih membuat Zico tak tenang, demi meredakannya ia meminum alkohol begitu banyak sampai mabuk berat."Kasihani lambungmu, Nak. Jangan terlalu banyak minum."Peringatan halus yang ditujukan untuknya dari seorang pria setengah baya yang duduk di sebelahnya itu hanya dianginkan Zico. Satu botol sampanye yang dipegang dan hampir meluncur ke mulutnya, tahu-tahu ditahan oleh pria itu sehingga Zico terpaksa menoleh. Pria itu seusia Aldrich, mungkin jauh lebih muda setahun atau lebih tua sedikit menurut Zico. Saat ia memperhatikan wajahnya yang terbilang tampan di usianya dengan mata berkunang-kunang. "Memangnya kau siapa ikut campur urusanku? Lepaskan tanganmu dan biarkan aku minum!" "Aku akan melepaskanmu, jika kau mau cer
“Maksudmu Tuan Zico?” “Ah, iya.” Freya mengangguk kikuk dengan pipi semerah udang rebus. “Ka-kalau begitu, aku pergi dulu ke toilet, permisi Tuan Yoel.”Freya pikir kabur adalah jalan terbaik demi menghindari rasa malunya di depan Yoel. Ia berjalan tergesa seolah takut di toilet wanita penuh antrean, padahal di lorong sepi cuma ada Yoel dan Freya. “Tuan Co tidak ikut bersama kami. Ia sedang pergi,” kata Yoel membuat Freya refleks menghentikan langkah kaki. “Pergi ke mana? Liburan ke luar negeri?” tebak Freya tak mampu membendung lagi penasarannya. Freya berbalik meski canggung, menatap Yoel yang terlihat tersenyum tapi sedih.“Menghilang. Dan itu semua terjadi gara-gara kau!” tuding Yoel menahan amarah di setiap penekanan kalimatnya. Tatapannya tajam membuat Freya heran. “Kenapa kau menyalahkanku? Jangan seenaknya menuduhku Tuan Yoel. Harusnya aku yang marah, karena bosmu itu telah beberapa kali membuatku kacau!” Freya yang egonya tinggi pun tersinggung. “Memanasinya… Dengan berc
Zico hanya menoleh sesaat pada Freya yang terlihat marah. Sementara teman bercinta Zico terlihat panik menurunkan rok nya ke bawah yang malah ditahan Zico. “Sheilla, kau kenapa? Tidak ada siapa-siapa di ruangan ini selain kita berdua,” bisik Zico di telinga Sheila dengan suara parau. Telapak tangan besar Zico meremas gundukan Sheila, berusaha memancing lagi hasratnya yang pupus karena Freya tiba-tiba datang. “Ahhh… Tapi Tuan… Bagaimana dengan wanita itu?” tanya Sheila campur aduk, tak munafik juga menikmati sentuhan panas dari Zico.Bagaimana mungkin Zico membiarkan penyatuannya kembali dengannya jadi tontonan orang? Apalagi ia seorang wanita. Ini sungguh gila.Semuanya berseberangan dengan naluri Sheila yang merupakan sekretaris Zico. Meskipun kali ini adalah kesempatan emas bagi Sheila berhasil merasakan betapa gagahnya Zico, yang selama ini ia impikan. Kelihatannya Sheila mulai dilanda bimbang. “Biarkan saja, saya tidak mengenalnya. Mari kita lanjutkan!” tukas Zico dengan menar
"Freya, kau datang ke sini bersama siapa?" Seorang perawat di rumah sakit jiwa itu menyapa Freya yang baru tiba di depan koridor menuju ke sebuah kamar yang ia tuju. "Sendiri Suster Elise," jawab Freya dengan senyum tipis. Suster Elise membalas senyuman Freya dengan hangat ketika Freya merangkul lengannya. Ia tahu jika Freya sedang ada masalah berat, Freya akan berakhir datang ke rumah sakit jiwa ini.Bukan untuk berobat karena memiliki gangguan mental atau berkonsultasi. Melainkan untuk menemui seseorang. "Kenapa Freya? Kalau ada masalah, ceritalah padaku."Freya menggeleng, "Aku ingin bertemu dengan Aaron saja, Suster," kelitnya tak ingin bercerita. "Ya sudah kalau begitu. Mari aku antar!"Sebelum sampai di kamar seseorang, Freya harus melewati lorong. Di mana banyak orang gila sedang sibuk dengan khayalannya sendiri, terkadang suka usil sehingga Freya harus mempersiapkan mental. "Ada artis datang... Artisnya datang! Siapkan kamera, mari kita wawancarai!" Satu orang gila memega
Reaksi Zico yang semula terkejut berubah menjadi emosi memuncak. Tatapannya dingin menyoroti Beyonce dan Raiden yang terlihat akrab dari mobilnya dengan tangan meremas jok duduk. Zico tak menyangka jika pria seusia papanya yang pernah ditemuinya di kelab malam Brogotta itulah yang menjadi suami mamanya. Karena anak buahnya tak berhasil menemukan identitas suami Beyonce saat ini. "Brengsek!! Aku bahkan larut mengobrol dengan si pria itu yang sudah merebut mamaku dari papa!" geram Zico. Ia mengempas punggungnya dengan kasar ke sandaran bangku. Sembari mengerang, ia menjambak rambutnya dan meluapkan semua panas di dadanya saat kepalanya terasa ingin meledak. Kalau tahu dari awal, Zico pasti akan menghajar Raiden sampai puas. Lalu berarti? Freya adalah putri dari Beyonce dan Raiden.Selama ini Beyonce telah diam-diam berkhianat dari Aldrich. Berselingkuh dengan Raiden lalu menghasilkan anak Freya? "Arrrkhhhh!!" Zico meraung penuh emosi. Tak sanggup membendung kecamuk dalam tubuhnya ya
12. THPT 2Mischa menepuk-nepuk pipinya yang merah alami tanpa blush on kendati menganggap pendengarannya salah. Ia kemudian tertawa begitu keras sampai Raiden dan Beyonce menatapnya datar. Tidak dengan Zico yang memasang ekspresi dingin. Ia sangat melihat keluarga bahagia itu, sementara dirinya selama ini hidup menderita. "Kau sedang bercanda, Mom?""Mom serius, Mischa! Zico saudaramu, kakakmu dan Freya!" jelas Beyonce lagi membuat Raiden tercengang dan Zico semakin muak. "Tidak, Mom! Sampai kapanpun, saudariku hanya Freya. Titik!" sahut Mischa dengan penolakannya yang ketus, lalu menunjuk Zico begitu tajam, "Dan kau, pergilah dari rumahku ini!""Tanpa kau suruh! Aku akan pergi dari sini, gadis ingusan!" balas Zico tak kalah galak. Tatapannya yang begitu dingin sama sekali tak membuat Mischa takut. "Jangan menyebutku gadis ingusan, brengsek!" Zico tak peduli lagi ocehan gadis itu. Sedangkan Mischa yang tampak tak terima, sedikit menundukkan tubuhnya ke bawah dengan tangan melepas
Raiden menyeringai dengan suaranya yang tegas dan bernada mengolok. "Yang dikatakan Beyonce benar! Sayangnya kematianmu tidak akan pernah membuatku puas Zico!"Aldrich dan Beyonce mengatupkan bibir lalu berpikir sama. Kenapa sekarang Raiden bersikap jahat? Apa dia mau membalas dendam atas nama Freya? "Lalu hal apa yang Tuan minta supaya aku bisa bersatu dengan Freya?" "Meski ku minta Beyonce menikah denganku. Barulah kau bisa menikahi Freya!"Tantangan dari Raiden membuat Zico tersentak mundur, berat dia melakukannya saat melihat wajah Aldrich menunjukan kesedihan. Sedangkan di sana Beyonce diam-diam mengusap lelehan matanya saat tak sengaja tertangkap mata Freya. "Co, lakukan saja permintaan Tuan Raiden," suruh Aldrich, baginya saat ini adalah kebahagiaan anak-anaknya. "Lagi pula, aku dan Bey juga sudah lama berpisah. Tinggal meresmikannya di pengadilan."Beyonce tak tahan lagi membungkus rapat sudut matanya yang terus dihujani tangisan. Ia tahu jika Aldrich kebalikannya. "Dad
Di dalam kamar yang ditempati Freya, wanita muda itu tampak berbaring ditemani seorang perawat yang mulai memasang infus. “Suara ribut-ribut apa di luar, Suster?” Freya tak dapat melihatnya lantaran terhalang pintu yang tertutup. Hal itu sengaja dilakukan Raiden yang tidak ingin Freya tahu, tadi Beyonce sempat mendatanginya ke kamar untuk menghalanginya melakukan tindakan terlarang tersebut.“Dad juga belum kembali dari toilet?” tambahnya lagi saat perasaan nya mulai gelisah. Sebenarnya Freya juga ragu dan takut melakukan ini. Ya, selain ini pertama kali juga melibatkan nyawa. “Maaf, Nona. Saya kurang tahu soal itu," jawab suster sembari tersenyum. Freya mengangguk paham. Perawat sejak tadi bersamanya dan sama sekali belum keluar, jadi ia pasti tak tahu soal keributan itu.“Eh, tapi kalau tidak salah …," jeda sang perawat mengingat-ingat. "Tidak salah apa, Sus?" Freya yang melamun karena banyak pikiran pun lalu menanyakan itu. "Mm, sepertinya keluarga pasien di kamar pavil
“Berhenti, aku tidak mengizinkan kau melakukan apapun pada bayi kita, Freya!" Rayden, Freya dan perawat kontan terkejut karena Zico berada tepat di depan mereka saat ini. Terlebih ketegasannya mengakui kehamilan Freya merupakan ulahnya. “Kau?” Setelah menyebut Zico, Freya meringsut dan berlindung di bahu Rayden dengan ekspresi ketakutan.. Melihat itu Zico kemudian mendekatinya. “Freya, dengarkan aku. Kau percaya denganku, kan? Tolong jangan gugurkan bayi kita!”“Apa hakmu huh?!” sambar Rayden lalu mendorong dada Zico hingga pria tanpa persiapan itu sedikit terhuyung. “Freya, demi apapun. Tolong pertahankan bayi kita!” Air mata yang semula membanjiri Freya seketika surut dan dihapus wanita itu dengan kasar. Penuh kesal jari Freya juga ikut mendorong Zico sebagai pelampiasan. “Kau mengatakan ini setelah mencampakkan aku. Apa motif mu, Co?” cecar Freya penuh kecewa sebelum dia mengingat sesuatu, “Oh, jadi benar kau barter dengan Nyonya Bey tentang pernikahan papamu itu dan dia.
“Tolong!” Suara Beyonce sampai serak karena terus berteriak, Mischa jatuh di pelukan nya dalam posisi tak sadarkan diri. Ini sungguh mengejutkan, Beyonce syok hingga tak sengaja makanan yang dibawanya terlepas dari tangan. PRANG! “Sayang, bangun … apa yang telah kau lakukan ini?” Beyonce mengguncang kedua bahu Mischa agar bangun. Penyesalan di hati Ibu dua orang anak itu mencuat saat netranya tertuju pada bekas tangan yang bercap merah di pipi Mischa. Baru kali ini Beyonce menamparnya, mungkin hal itu yang membuat Mischa sakit hati dan melakukan tindakan konyol dengan bunuh diri. “Ada apa?” Zico yang berlari tiba di ambang pintu Mischa yang terbuka lebar. Matanya membelalak saat melihat dengan mata kepalanya sendiri, Mischa terkapar dalam pangkuan Beyonce dengan keadaan tidak baik-baik saja. “Co, tolong bantu adikmu?” mohon Beyonce dengan mata yang di linangi cairan basah kepada putranya terlihat memohon. Darah memang kental, sebelum Beyonce mengatakannya tuk y
"Kau mau menyogokku?!" Mischa menanyakan itu dengan tatapan sinis, berteriak seperti kesetanan pada Aldrich yang dia benci. Semua yang ada di sana pun terkejut dengan sikap Mischa yang terkesan arogan. Di keluarga Dhuarte tak ada yang berani melawan orang tua seperti itu. Sungguh Mischa sangat memalukan di mata Beyonce yang kehilangan mukanya saat ini. Apalagi sekilas Beyonce tak sengaja mendapati gurat sedih Aldrich. Bola mata pria yang pernah memberinya sejuta cinta terlihat memenuh, sebelum hilang setelah Aldrich diam-diam menghapusnya. "Mischa! Jaga ucapanmu kepada papamu!" tegur Beyonce dengan geram, mengepalkan kedua tangannya mendekati gadis itu. "Hormati dia! Paham?""Bey, sudah tidak apa-apa. Mungkin, karena kita tidak pernah bertemu jadi Mischa sedikit canggung," kata Aldrich yang tidak ingin memperkeruh situasi. Wanita yang dipanggilnya itu mengangguk, Aldrich sangat lembut jika bicara pada Zico, juga Mischa yang hanya dua kali bertemu. Kasih sayang Aldrich pada pu
“Kau be-benar Beyonce?” Halves bertanya dengan bibir bergetar. Begitupun tangannya, saat meraih wajah Beyonce untuk memastikan bahwa ia tidak berhalusinasi. Beyonce mengangguk, menyambut tangan Halves dan menggenggamnya sebelum menghamburkan diri memeluk Halves.“Iya, Bibi. Ini aku, Beyonce,” jawabnya dengan berurai air mata, semakin mendekap Halves begitu erat. Ia sangat merindukan Halves, walau dulunya Halves pernah sangat membencinya. Sedangkan Halves yang telah mendengar Beyonce masih hidup dari Zico dan Aldrich, tapi tidak melihatnya secara langsung membuat Halves kurang lega. Pasalnya, dulu istri dari keponakannya itu telah meninggal karena tragedi kebakaran. Ternyata Beyonce tidak meninggal. Sekarang Beyonce berada di depannya, Halves percaya dan benar-benar bahagia. “Aku senang bisa melihatmu lagi sayangku,” kata Halves menyisipkan kerinduannya di sela pelukan. Namun ketika tak sengaja pandangan Halves naik ke depan, dia melihat Mischa yang juga menatap Halves. Wani
"Raiden, aku ingin bicara padamu." Suara Beyonce menahan pria itu ketika akan masuk ke dalam kamar. Bergeming di depan pintu, Raiden kemudian menjawab tanpa berbalik.Pria itu mengembuskan napas kasar dengan tampak malas ia berkata, "Aku sedang lelah. Besok saja kita bicara, Bey."Tidak ingin melewatkan kesempatan bicara dengan Raiden. Beyonce memajukan dirinya berdiri di depan pria itu. Raiden pun berdecak kesal dengan membuang muka, Beyonce dapat melihat keengganan pria itu berbicara padanya dan menghindarinya belakangan ini. "Tapi ini mengenai Freya dan Zico?"Seketika mendengar itu Raiden menolehkan wajahnya menatap Beyonce dengan alis menyatu. Tampak datar membuat Beyonce menelan ludahnya susah payah. "Mengenai putramu itu yang tidak mau bertanggung jawab?" Raiden bertanya tanpa memberi Beyonce kesempatan membalas. Meskipun wanita yang pernah mengisi hatinya itu terus menggeleng—menepis semua tuduhan Raiden. "Hah, sudah bisa ditebak kalau pecundang itu pasti tidak akan p
Sarkas! Ucapan Zico bagaikan panah menembus ulu hati Beyonce yang merasakan sakit teramat dalam. Ibu mana tak sakit hati dikatakan putranya demikian? "Kenapa kau mengatakan itu, Co?" Beyonce bertanya dengan suara gemetar. Zico menyeringai, "Huh? Buat apa kau tersinggung! Bukankah kenyataannya memang begitu?!" Olokan Zico seketika membuat hati Beyonce meringis. Tapi Beyonce tak bisa menyalahkan Zico sepenuhnya, karena sang putra tak tahu kebenarannya yang ia rahasiakan. "Dengarkan mama dulu, Co?" bujuk Beyonce tapi malas didengar Zico yang menggeleng. "Cepat pergi dari sini! Dan perlu kau ingat. Aku tidak akan pernah mengabulkan permintaanmu sampai kapanpun!" tukas Zico dengan suara menggelegar hingga tubuh Beyonce berjengit kaget. Buliran bening di antara mata sayu itu pun runtuh tanpa dapat ditahan lagi. Dadanya sesak. Namun, Beyonce yang sudah bertekad datang ke sana untuk meminta pertanggung jawaban Zico menikahi Freya tak bisa ditunda. "Huh? Kenapa kau tidak pe
"Anak?" Kevin dan Yoel bersilang pandang dengan ekspresi tercengang seperti baru saja melihat hantu. Benarkah Raiden tidak berbohong? Sementara itu, Zico sendiri tampak mematung mencerna semua pernyataan Raiden saat kedua sepupunya itu menatapnya penuh tanya. Kepala Zico terus berputar-putar ke masa-masa Freya dalam jeratannya dan sempat mencoba bunuh diri. Zico terus menerus menggauli Freya sebagai pelampiasan. Mata Zico kemudian membelalak, saat pria itu teringat sesuatu yang membuatnya gelisah dan merasa lemas. 'Astaga! Sial, sial! Waktu itu, aku tak pernah mengenakan pengaman!' rutuk Zico pada dirinya yang dianggap bodoh. "Co." Panggilan dan usapan Kevin di bahunya membuat Zico sampai berjengit dengan raut masih tegang itu. "Benarkah kau... Menghamili putri orang itu? Freya yang dimaksud, apakah Freya yang mengejarmu?" tanya Kevin mencerca Zico meski ragu. Berita itu sangat menggemparkan sampai Kevin dan Yoel sulit menerima. Karena ini semua terlalu mend