Beranda / Fantasi / The Guardian of Tunlansia / Volume I Chapter 28 - Ginger Sibudak Kucing Dan Dipecundang Taijin (End)

Share

Volume I Chapter 28 - Ginger Sibudak Kucing Dan Dipecundang Taijin (End)

Penulis: Pilus_99
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Hidup itu memang tidak semudah yg orang pikirkan terlebih jika kau dilahirkan dengan kondisi serba kekurangan, membuatmu harus terus bekerja dengan keras hanya untuk sekedar bisa bertahan hidup didunia ini. Tidak peduli mau sehancur apapun kondisimu sekarang ...

"Ginger! Ginger dimana kau, kemari dan bantu aku membuka toko!" (Im Yurandell)

Pagi itu terlihat seorang wanita bercelemek dengan rambut Kepang berwarna coklat berhiaskan sebuah pita merah diujung rambutnya, sedang sibuk menata-nata pot bunga yg kemudian ia susun rapih diatas meja etalase kayu yg terletak tepat didepan jendela kaca tokonya.

Tapi beberapa menit pun berlalu seseorang yg ia panggil masih belum menampakan dirinya bahkan sekedar menyahuti panggilannya hingga saat ini, membuat wanita muda itu mendesah dengan ekspresi kesalnya ia menoleh kearah pintu kayu yg ada dipaling pojok tokonya yg masih tertutup rapat.

"Astaga budak pemalas ini benar-benar menyusahkanku sekali! Hei Ginger kau

Pilus_99

Keep Support Me Guys ❤️

| Sukai
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • The Guardian of Tunlansia   Volume I Chapter 29 - Pertarungan Pertamaku Sebagai Seorang Hunter

    Malam hari didalam penginapan berlantai 2 milik Gilgo, terlihat Yuran sudah terduduk dikursi disebuah meja panjang diarea terbuka yg terletak dibelakang penginapan yg sudah beberapa hari ia tinggali sejak Yuran datang kekota itu. Jubah hitam lengkap dengan penutup wajah melekat ditubuhnya saat tatapannya tampak diam termenung memandangi cahaya bulan yg bersinar dengan malu-malunya ngintip dari balik kabut awan dilangit. Walaupun hari semakin malam ditandai dengan munculnya suara lolongan serigala yg samar-samar terdengar dari area hutan tak jauh dari penginapan, tapi ini sudah beberapa jam sejak ia terduduk diam tanpa ekspresi dengan kedua tangannya saling terkait diatas meja. Banyak hal sudah terjadi sejak ia pertama kali datang kedunia ini, dengan identitas barunya sebagai "Yuran Saber" bukan lagi "Yoo Alvisty Durant" yg biasa orang-orang memanggilnya dengan sebutan Siwanita muda berbakat, dengan segudang prestasi dan pencapaian diusia mudany

  • The Guardian of Tunlansia   Volume I Chapter 30 - Rasa Keingintahuan Yg tinggi

    “A-ah maafkan aku ... aku tidak sengaja tadi- ... Eh!!? Anda kan ...T-tuan Yuran Saber?!” (Juna)Aku yg juga menoleh kearahnya tampak sama terkejutnya, saat aku melihat kearah orang yg sudah menabrakku saat itu ternyata Juna. Dia adalah siwanita berponi dari Klan High Elf yg merupakan salah satu pelayan dari toko “Heaven Feel” yg pernah kudatangi beberapa hari yg lalu. Dan anehnya walaupun saat itu Yuran menggunakan penutup wajahnya, Dia masih bisa mengenali dirinya.“Kau …!?” (Yuran)"Wah kebetulan sekali bisa bertemu disini, tapi s-sedang apa anda disini Tuan? Dan ya! Bagaimana dengan kondisi anda sekarang?!" (Juna siwanita Elf)Belum sempat yuran menjawab satu persatu pertanyaan yg baru saja wanita itu lontarkan padanya, dengan diikuti tingkah laku genitnya tangan Juna sudah menggelayut manja dilengan kiri Yuran. Yg langsung membuat sang Capt risih melihatnya,"Aish, Lepas! Berhenti memegangi tanganku!" (Yuran)Tapi bukannya menyingkir, Juna justru semakin bergelayut manja memegangi

  • The Guardian of Tunlansia   Volume I Chapter 31 - Epilog

    Disebuah tempat yg tidak diketahui keberadaannya, hanya aja terdengar percakapan singkat dari seseorang yg tampak duduk penuh santai disebuah tempat area terbuka. Dengan udara sejuk serta pemandangan alam yg alami terhampar luas diantara mereka saat itu,"Apa yg sedang anda pikirkan saat ini Dewiku?""Entahlah aku juga tidak mengerti, Karna tidak banyak yg bisa aku lakukan saat ini ..." Terlihat helaan napas panjang saat wanita itu menjawabnya, dilanjutkan tatapannya yg kini ia pejamkan erat-erat sebelum wanita itu akhirnya mulai beranjak bangun dari duduknya saat ini."Tapi Dewi Bukankah yg dia lakukan nantinya akan sangat berdampak buruk bagi kualitas "Janin" baru kita?" Wanita yg masih duduk itu kembali bertanya, sedikit menoleh kearah wanita yg saat ini tampak berdiri membelakanginya yg bisa ia prediksikan kalau ia sedang cemas saat ini."Ya ... Itu tidak bisa kita hindari lagi, apa yg sedang dia lakukan pasti akan memiliki efek yg sangat buruk baginya. Tapi tidak ada yg kita lak

  • The Guardian of Tunlansia   Volume II Chapter 1 - Prolog

    Hari itu, ditengah-tengah suasana hiruk pikuk para pedagang setempat ditengah hari yg terik dan sungguh menyilaukan mata. Sebuah tenda kecil yg jauh dari kata ramai rupanya sedang didatangi pengunjung satu-satunya yg mencoba untuk mengintip masuk kesana,"Hei, kenapa kau malah masuk ketempat kumuh ini sih? Seharusnya kita itu mendatangi toko yg satunya, bukan yg ini!""Ah sudahlah berhenti mengomel. Toh dua-duanya sama menjual barang yg kita butuhkan saat ini bukan?!""Dan lagi aku tidak mau berdesak-desakan disana, terlebih ditengah-tengah cuaca seperti ini ..."Didalam, keduanya sedikit berkeliling mengamati segala perlengkapan dengan model lampau yg terpasang acak dipapan kayu diatas kepalanya saat itu. Barisan dari pedang-pedang yg telah usang yg masih tidak laku terjual, hampir terisi memenuhi rak-rak kayu dari tenda kecil tersebut."Sepertinya aku tau kenapa tempat ini tidak didatangi satu pembeli manapun diluar sana ... Lihat saja dari harga yg tertera disana! Bukankah orang-or

  • The Guardian of Tunlansia   Volume II Chapter 2 - Relasi Baru Sang Capt

    Masih ditempat yg sama, tapi kali ini dengan suasana hati yg jauh lebih berbeda dari sebelumnya."Maafkan kami! T-tolong maafkan kecerobohan kami padamu tuan!!""E-eh apa yg kalian lakukan?! Ayolah tolong ... J-jangan seperti ini padaku. Sudah kubilang bukan, bahwa yg tadi itu adalah salahku!""Jadi tolong cepatlah bangun-"Ucapan sang Capt buru-buru dibantahkan oleh seruan dari salah satu kakak beradik didepannya saat itu,"Tidak! Anda tidak salah kok tuan pembeli! Menyerang secara mendadak satu-satunya pembeli yg ingin datang ketempat kumuh ini ... Tidak lain merupakan sebuah kesalahan yg tidak bisa dimaafkan oleh kami sendiri!""K-kakak tertua benar! Kami benar-benar memohon pengampunan dari anda tuan pembeli ...!"T-tuan pembeli? Astaga panggilan yg sungguh memalukan sekali!Mendengar itu Yuran hanya bisa menghela napasnya, sesekali ia menepuk jidatnya sedikit frustasi disana. Sejujurnya ia tidak bisa berkata-kata kembali. Apalagi sekedar unt

  • The Guardian of Tunlansia   Volume II Chapter 3

    "Ah begitu rupanya, jadi dik petualang ini orang baru didistrik ini ya? Dan sekarang tuan pembeli ini ingin membeli alat-alat perlengkapan untuk awal petualang baru tuan didistrik kami kan?""B-benar nyonya ... " Jawab Yuran kaku terduduk saling berhadapan satu sama lain dengan wanita lansia tersebut, Setelah kesalahpahaman yg terjadi padanya sebelumnya, dengan penuh keramahan-tamahan pihak pemilik dari tempat ini segera mengajak Yuran untuk sekedar mengobrol disebuah ruangan kecil yg berada dibawah tanah saat ini.Ini merupakan pertama kalinya Yuran mengalami hal tersebut, sungguh unik tapi nyata ...Karna tak disangka dibalik tenda kecil tersebut. Justru memiliki ruangan rahasia yg menurutnya cukup besar untuk ditinggali 1 keluarga didalam sana, dan lagi walaupun dijaman ini masih tidak adanya teknologi canggih seperti kipas maupun AC (Air Conditioner) entah kenapa udara disini tidak terasa pengap ataupun sesak sama sekali. Melainkan udaranya justru terasa sejuk dan dingin entah ke

  • The Guardian of Tunlansia   Volume II Chapter 4

    ("Huh? Para penyihir putih katamu!? B-bentuk kosakata apa lagi itu? siapa yg sedang kau maksud disini sih?!")Yuran sedikit kebingungan dan langsung segera menyela pembicaraannya, saat tiba-tiba sebuah kata baru muncul ditengah-tengah pembicaraan keduanya saat ini. Tapi dengan nada suara santainya sang Dewi itu menjawab dengan diikuti gurauan kecil diujung sana,("Hm? Bukankah aku sudah pernah menjelaskannya padamu ya Capt? Atau mungkin tidak ya~? Tapi seingatku sudah pernah kujelaskan deh haha!")("Aish sialan kau ini ya, kapan kau pernah menjelaskan informasi itu sebelumnya huh!? Akulah yg selalu bertanya lebih dulu padamu, disaat kau selalu mengabaikanku disini!")Saat Yuran meluapkan semua emosinya pada wanita itu, tanpa sadar wajahnya berubah disana. Ia langsung mengerenyitkan dahinya seorang menahan kesal saat dirinya masih berkomunikasi dengan sang Dewi itu disana,Yg sontak saja langsung membuat wanita lansia sipemilik tenda ini sedikit khawatir melihatnya,"Ada apa dik petual

  • The Guardian of Tunlansia   Volume II Chapter 5

    Hingga siang hari pun berganti menjadi malam hari, suara jangkrik yg diiringi sayup-sayup suara dari binatang liar dari arah hutan dibelakang penginapan dimana Yuran menetap disana.Tapi walaupun malam semakin larut, terlihat didalam kamar sang Captain saat ini masih menunjukkan aktivitas dari pemilik kamar disana dengan masih menyalanya lampu minyak yg berada ditengah-tengah ruangan kecil disana.Yuran masih terduduk menyender dibawah ranjang kayunya dengan beberapa lembar kertas dari gulungan perkamen berserakan dilantai dekat kakinya saat itu, serta ditangannya saat ini tengah membaca sebuah buku tebal dengan ukiran tangkai kayu asli yg saling menyebar membentuk sebuah pola lingkaran yg tampak menghiasi sebuah pohon beringin bercahaya didalamnya.Tak pula juga dengan tambahan dari 4 batu permata menghiasi ujung dari garis buku usang tersebut. Tidak ada judul mengenai buku apa yg tengah ia baca saat itu, hanya saja buku tersebut diberikan sebag

Bab terbaru

  • The Guardian of Tunlansia   Volume II Chapter 33

    "Kalau kaian sudah selesai, segera kembali ke posisi masing-masing. Bos akan segera tiba kurang dari 1 setengah jam lagi, Jadi diam dan jangan membicarakan hal yg akan memicu kemarahannya?" Ujarnya, dan tepat sebelum wanita itu menghilang dibalik pintu. Ia kembali berkata dengan ekspresi wajah datarnya,"Satu lagi kau Aidil, hari ini kau yg akan menjaga bocah setengah sekarat itu. Pastikan dia masih bernafas sampai esok pagi, atau kau yg akan kubuat tidak bernapas lagi."Ucapan sekilas tapi meninggalkan bekas pada kedua pria itu, yg serentak bulu kuduknya ikut berdiri setelah mendengar kata-kata penuh ancaman yg keluar dari mulut wanita bernama "Risa Pisauleth" tersebut."Aghh! Yg benar saja ... Kenapa aku harus terjebak diantara orang-orang gila ini!" Tapi tidak dengan pria bernama Aidil yg hanya menghela napasnya, memijit pelan pangkal hidungnya yg terasa pusing. Mendengar keluhannya itu, sontak saja langsung membuat kedua rekan lainnya tidak bisa menahan tawanya disana.Terlebih di

  • The Guardian of Tunlansia   Volume II Chapter 32

    Potion ketiga dan keempat yg sama2 memiliki bentuk botol bulat cembung, dengan penyumbat seperti spon coklat dengan diikat tali rami tambahan pada penutup atasnya.【 Potion of Fire Breath 】,【 Potion of Ice Blade 】. Berbeda dari sebelumnya, kedua ramuan ini justru merupakan ramuan berjenis serangan hingga bahkan mampu menciptakan sebuah ledakan api yg sangat besar. Ataupun salah satunya merupakan sebuah serangan dari puluhan pedang yg terbuat dari es, Jika seseorang menyemburkannya langsung kearah lawan mereka.Tapi walaupun begitu ramuan sihir ini bersifat instan dan hanya bisa digunakan sekali disetiap 1 botol pemakaiannya, Bukankah semua khasiat itu terdengar sangat menarik?Apalagi untuk orang yg tidak mahir dalam menggunakan pedangnya, karna selama ini yg bisa ia lakukan hanya berupa serangan langsung. Baik itu menggunakan seni beladirinya ataupun menggunakan senjatanya dahulu.Dan Sekedar info saja Yuran membeli kedua potion tersebut masing2 hingga 4 botol lebih. Walaupun ia masi

  • The Guardian of Tunlansia   Volume II Chapter 31 - Hari Yang Panas

    "Cih! Keluar kau jalang sialan! Sipelacur wanita GreenEarth, Zizi Lishabeto!" Tepat setelah teriakan penuh kebencian dari pria demi human itu, tak lama seorang wanita mulai muncul dari kejauhan. Tepatnya dari arah belakang mereka saat itu dengan diikuti suara tawanya,"Wah-wah kupikir ada anjing liar yg sedang bermain dengan keponakan lucuku itu, hingga tanpa sadar ia kehilangan jalan pulangnya. Tapi lihat apa yg sedang kutemukan disini?" Wanita muda itu tampak berdiri dengan santainya, sambil ditemani beberapa kesatria dengan anak panah mereka tepat dikedua sisinya disana. Bisa terlihat juga 2 pedang berwarna hijau sedang melayang-layang diatas kepalanya disana,"Rupanya hanya 3 ekor anjing kampung yg sedang tersesat diwilayah kami ya hahaha!" Ledek wanita tersebut yg juga langsung disahutinya kembali."Benarkah? Kupikir bukan hanya kami seorang yg tersesat disini, melainkan bocah kecil itu juga~ Tapi jangan khawatir, sekarang keponakanmu itu sedang berada ditangan yg tepat ..."Me

  • The Guardian of Tunlansia   Volume II Chapter 30

    "Huuu ... Ibu, ayah ... Kalian ada dimana!? D-disini menyeramkan sekali hiks... Nenek tolong aku!!"Dengan ekspresi wajah semakin ketakutannya, bocah itu pun kembali menangis sejadi-jadinya. Berteriak memanggil-manggil nama kakak serta anggota keluarganya, yg masih tidak kunjung datang kepadanya. Berjalan tidak tentu arah, hanya bisa mengikuti kemana kakinya melangkah saat ini. Berjalan semakin dalam masuk kearah hutan lebat yang tidak bisa bocah itu kenali lagi. Dimana dia sekarang? Dan kenapa dia bisa berakhir ditempat itu?Tidak ada lagi yang bisa ia mintai pertolongan, menangis pun sudah percuma sekarang. Bocah itu sudah benar-benar jauh dari jejak kakak maupun orang tuanya saat ini. Dengan kata lain, ia sudah tersesat sekarang. Siapapun tolong aku! Hingga tak lama terdengar didekatnya saat itu juga, suara berupa auman yg ia ketahui kalau itu berasal dari seekor monster iblis diarea hutan dibelakangnya saat itu. Yg juga diikuti suara kicauan dari beberapa burung-burung yg mulai b

  • The Guardian of Tunlansia   Volume II Chapter 29 - Hilangnya Dua Kakak Beradik!

    3 jam sebelum penculikan itu terjadi ...Siang itu disuatu rumah hunian besar bergaya alami, dengan didominasi warna coklat pada struktur bangunan yg sepenuhnya terbuat dari kayu-kayu pohon yg kokoh disetiap sudutnya. Tak lupa juga warna pendukung abu-abu yg berfungsi sebagai garis penghias dibagian luar dari rumah yg terletak ditengah2 sebuah hutan disana.Hingga tak lama disela-sela ketenangannya tersebut, seorang bocah perempuan tengah berlari keluar tanpa menggunakan alas kaki. Menuruni beberapa anak tangga dengan riangnya,"Ayo-ayo cepat kejar Kin! Yg lambat akan diberi hukuman loh~!" Serunya yg juga langsung disahuti suara lelaki dari dalam rumah tersebut, "Ayolah kin, ini bukan waktunya untuk kita bermain... Atau Nenek akan memarahiku lagi, jika aku belum mengerjakan semua tugas yg telah ia berikan hari ini ...!" Jawabnya sambil menenteng sepasang sendal kayu ditangan kirinya,Tapi bukannya berniat untuk mengikuti laju dari bocah perempuan yg masih berlari beberapa meter didep

  • The Guardian of Tunlansia   Volume II Chapter 28

    "Hmmm!! Hmm!!" Suara jeritan dari salah satu sandranya yg tampak berusaha untuk berontak, melepaskan tali yg tengah mengikat tubuhnya saat itu juga. Walaupun mulut dari keduanya sudah tersumpal kain, tapi tidak membuat orang itu menyerah dan pasrah begitu saja dengan kondisi yg sedang menimpa mereka."Untuk itu kau atur saja nanti deh bagaimana baiknya. Mau kau pisahkan satu-satu, atau kau juga boleh menaruhnya sekaligus disatu tempat. Pokoknya aku tidak peduli~" Jawab pria bertopi koboi dengan malasnya. Tapi tak lama kemudian ia segera menoleh kebelakang. Menatap tajam kearah anak buahnya disana, "Tapi ingat tetap waspada dan perketat lagi keamanannya menjadi dua kali lipat, khusus pada malam ini. Apa kalian mengerti?!" "Baik boss!" Jawabnya serentak sebelum salah satu dari anak buahnya tersebut mulai menghilang dibalik pintu masuk. Dan dua lainnya langsung bersiaga disudut ruangan,Dan pria bertopi koboi itu kemudian berjalan mendekat kearah 2 sandranya yg sudah tertelungkup tida

  • The Guardian of Tunlansia   Volume II Chapter 27

    Hingga tak lama bisa terlihat ekspresi sipenjual yg mulai berubah panik saat ia melihat Yuran yg hanya diam mengepalkan tangannya, tidak merespon kembali ucapannya barusan. Setelah rasa keengganan untuk mengakui kondisi dari barang yg ia jajalkan dilapaknya saat itu, terbilang memanglah tidak layak untuk dijual kembali. Dan sekali lagi ia mencoba untuk mempertahankan egonya,Karna bagaimana juga ia ingin bisa membawa hasil yg bagus untuk ia berikan pada keluarga kecilnya."...69 koin Will! Aku tidak bisa lagi menurunkan harganya nona ... A-atau, lebih baik nona pergi saja dari lapakku ini! Jika memang tidak sanggup untuk membelinya ..." Serunya yg tiba-tiba saja mulai meninggikan suaranya, membentak Yuran tepat disampingnya saat itu.Yg seketika langsung merubah raut wajahnya semakin muram mendengarnya,Orang ini benar-benar ...!!Dan tanpa banyak bicara lagi Yuran mulai membalikan badannya, segera menjauh dari lapak sipenjual pakaian loak tersebut. "E-eh!!!?" Pekiknya kaget melihat

  • The Guardian of Tunlansia   Volume II Chapter 26

    Dan selagi ia menunggu disana Yuran sesekali tampak menghampiri toko-toko lain yg ada didekatnya saat itu, untuk sekedar menghilangkan rasa jenuhnya. Terlebih toko yg ia datangi saat ini merupakan penjual dari pakaian-pakaian yg memiliki desain yg sangat unik, adapun warna dari coraknya yg terbilang sangatlah ketinggalan jaman untuk seukuran manusia yg datang dari dunia penuh teknologi yg sangatlah maju."Ah maaf permisi tuan, berapa harga untuk pakaian yg ada disana?"Melihat kehadiran Yuran kelapaknya, sontak saja membuat sipenjual pakaian itu langsung bersemangat melihatnya."Oh! Apakah nona tertarik ingin membeli kaos hitam berlengan panjang yg ada disana!? Tidak mahal kok, hanya seharga 100 koin Will saja!"Wow 100 koin Will katanya tadi!? I-itu berarti senilai hampir 100 koin Perak?? Yg benar aja! Apa dia sengaja ingin memeras petualang baru sepertiku?! Omel Yuran yg menggerutu diam2 didalam hatinya."Wah kenapa mahal sekali tuan? 50 Koin Will, aku akan langsung mengambilnya. At

  • The Guardian of Tunlansia   Volume II Chapter 25 - Buron Yg Hilang

    [[ Kabar Surat Terbaru - GreenNews Harian! ]]Itulah barisan kata pertama pada highlight tulisan pembuka artikel diawal berita. Yg barusaja diterbitkan dan diedarkan kepada penduduk kerajaan. Tapi yg menjadi pusat perhatian bukanlah berada pada halaman surat pertama pada lembar berita tersebut, melainkan semua perhatian langsung terpusat pada lembar halaman terakhirnya. Tepatnya berada dibawah kolom kedua, dibagian kanan atas surat kabar. Yg sering kali merupakan halaman untuk memberikan informasi dari sang jurnalis, mengenai daftar dari pencarian orang atau yg biasa disebut dengan "Buron". Yg saat itu tengah dicari keberadaanya oleh pihak keamanan internal kerajaan setempat.Dan inilah informasi detailnya,...{{ Selamat Pagi, Salam sejahtera untuk semua penduduk Kerajaan Crimson dimanapun kalian berada. Semoga dewa Zeus selalu melindungi kita semua dari nilai-nilai penyimpangan sosial, serta selalu menjunjung tinggi nilai keadilan. Pagi ini secara mengejutkan laporan datang dari s

DMCA.com Protection Status