***
Disebuah kedai bertuliskan "Linda Surgawiku" dengan kondisi tempat tersebut masih ramai akan pengunjung yg datang kesana, Dan tak lama tampak satu persatu jenis makanan mulai dihidangkan diatas meja bundar di paling pojok kedai tersebut mulai dari yg berkuah, keringan sampai hidangan yg terbuat dari daging yg dibakar tapi dengan tampilan penyajiannya yg terlihat aneh dan mengerikan untuk dilihat untuk orang asing seperti Yuran saat ini. Daging yg diletakan ditengah-tengah tulang yg disusun mengelilinginya,
"S-silahkan dinikmati makanannya tuan petualang!" (Gadis Kucing)
"Benar mungkin kedai kami hanya memiliki menu makanan sedikit, tapi kami bisa menjamin kalau minuman bir kamilah yg terbaik di distrik ini. Jadi jangan ragu untuk mencicipinya~" (Nova)
Kedua orang wanita dari ras demi human berdiri disamping meja dengan pakaian krem bercelemek hitam, pakaian keduanya tampak sama hanya saja usia mereka terlihat jauh b
Keep Support Me Guys ❤️
Hidup itu memang tidak semudah yg orang pikirkan terlebih jika kau dilahirkan dengan kondisi serba kekurangan, membuatmu harus terus bekerja dengan keras hanya untuk sekedar bisa bertahan hidup didunia ini. Tidak peduli mau sehancur apapun kondisimu sekarang ... "Ginger! Ginger dimana kau, kemari dan bantu aku membuka toko!" (Im Yurandell) Pagi itu terlihat seorang wanita bercelemek dengan rambut Kepang berwarna coklat berhiaskan sebuah pita merah diujung rambutnya, sedang sibuk menata-nata pot bunga yg kemudian ia susun rapih diatas meja etalase kayu yg terletak tepat didepan jendela kaca tokonya. Tapi beberapa menit pun berlalu seseorang yg ia panggil masih belum menampakan dirinya bahkan sekedar menyahuti panggilannya hingga saat ini, membuat wanita muda itu mendesah dengan ekspresi kesalnya ia menoleh kearah pintu kayu yg ada dipaling pojok tokonya yg masih tertutup rapat. "Astaga budak pemalas ini benar-benar menyusahkanku sekali! Hei Ginger kau
Malam hari didalam penginapan berlantai 2 milik Gilgo, terlihat Yuran sudah terduduk dikursi disebuah meja panjang diarea terbuka yg terletak dibelakang penginapan yg sudah beberapa hari ia tinggali sejak Yuran datang kekota itu. Jubah hitam lengkap dengan penutup wajah melekat ditubuhnya saat tatapannya tampak diam termenung memandangi cahaya bulan yg bersinar dengan malu-malunya ngintip dari balik kabut awan dilangit. Walaupun hari semakin malam ditandai dengan munculnya suara lolongan serigala yg samar-samar terdengar dari area hutan tak jauh dari penginapan, tapi ini sudah beberapa jam sejak ia terduduk diam tanpa ekspresi dengan kedua tangannya saling terkait diatas meja. Banyak hal sudah terjadi sejak ia pertama kali datang kedunia ini, dengan identitas barunya sebagai "Yuran Saber" bukan lagi "Yoo Alvisty Durant" yg biasa orang-orang memanggilnya dengan sebutan Siwanita muda berbakat, dengan segudang prestasi dan pencapaian diusia mudany
“A-ah maafkan aku ... aku tidak sengaja tadi- ... Eh!!? Anda kan ...T-tuan Yuran Saber?!” (Juna)Aku yg juga menoleh kearahnya tampak sama terkejutnya, saat aku melihat kearah orang yg sudah menabrakku saat itu ternyata Juna. Dia adalah siwanita berponi dari Klan High Elf yg merupakan salah satu pelayan dari toko “Heaven Feel” yg pernah kudatangi beberapa hari yg lalu. Dan anehnya walaupun saat itu Yuran menggunakan penutup wajahnya, Dia masih bisa mengenali dirinya.“Kau …!?” (Yuran)"Wah kebetulan sekali bisa bertemu disini, tapi s-sedang apa anda disini Tuan? Dan ya! Bagaimana dengan kondisi anda sekarang?!" (Juna siwanita Elf)Belum sempat yuran menjawab satu persatu pertanyaan yg baru saja wanita itu lontarkan padanya, dengan diikuti tingkah laku genitnya tangan Juna sudah menggelayut manja dilengan kiri Yuran. Yg langsung membuat sang Capt risih melihatnya,"Aish, Lepas! Berhenti memegangi tanganku!" (Yuran)Tapi bukannya menyingkir, Juna justru semakin bergelayut manja memegangi
Disebuah tempat yg tidak diketahui keberadaannya, hanya aja terdengar percakapan singkat dari seseorang yg tampak duduk penuh santai disebuah tempat area terbuka. Dengan udara sejuk serta pemandangan alam yg alami terhampar luas diantara mereka saat itu,"Apa yg sedang anda pikirkan saat ini Dewiku?""Entahlah aku juga tidak mengerti, Karna tidak banyak yg bisa aku lakukan saat ini ..." Terlihat helaan napas panjang saat wanita itu menjawabnya, dilanjutkan tatapannya yg kini ia pejamkan erat-erat sebelum wanita itu akhirnya mulai beranjak bangun dari duduknya saat ini."Tapi Dewi Bukankah yg dia lakukan nantinya akan sangat berdampak buruk bagi kualitas "Janin" baru kita?" Wanita yg masih duduk itu kembali bertanya, sedikit menoleh kearah wanita yg saat ini tampak berdiri membelakanginya yg bisa ia prediksikan kalau ia sedang cemas saat ini."Ya ... Itu tidak bisa kita hindari lagi, apa yg sedang dia lakukan pasti akan memiliki efek yg sangat buruk baginya. Tapi tidak ada yg kita lak
Hari itu, ditengah-tengah suasana hiruk pikuk para pedagang setempat ditengah hari yg terik dan sungguh menyilaukan mata. Sebuah tenda kecil yg jauh dari kata ramai rupanya sedang didatangi pengunjung satu-satunya yg mencoba untuk mengintip masuk kesana,"Hei, kenapa kau malah masuk ketempat kumuh ini sih? Seharusnya kita itu mendatangi toko yg satunya, bukan yg ini!""Ah sudahlah berhenti mengomel. Toh dua-duanya sama menjual barang yg kita butuhkan saat ini bukan?!""Dan lagi aku tidak mau berdesak-desakan disana, terlebih ditengah-tengah cuaca seperti ini ..."Didalam, keduanya sedikit berkeliling mengamati segala perlengkapan dengan model lampau yg terpasang acak dipapan kayu diatas kepalanya saat itu. Barisan dari pedang-pedang yg telah usang yg masih tidak laku terjual, hampir terisi memenuhi rak-rak kayu dari tenda kecil tersebut."Sepertinya aku tau kenapa tempat ini tidak didatangi satu pembeli manapun diluar sana ... Lihat saja dari harga yg tertera disana! Bukankah orang-or
Masih ditempat yg sama, tapi kali ini dengan suasana hati yg jauh lebih berbeda dari sebelumnya."Maafkan kami! T-tolong maafkan kecerobohan kami padamu tuan!!""E-eh apa yg kalian lakukan?! Ayolah tolong ... J-jangan seperti ini padaku. Sudah kubilang bukan, bahwa yg tadi itu adalah salahku!""Jadi tolong cepatlah bangun-"Ucapan sang Capt buru-buru dibantahkan oleh seruan dari salah satu kakak beradik didepannya saat itu,"Tidak! Anda tidak salah kok tuan pembeli! Menyerang secara mendadak satu-satunya pembeli yg ingin datang ketempat kumuh ini ... Tidak lain merupakan sebuah kesalahan yg tidak bisa dimaafkan oleh kami sendiri!""K-kakak tertua benar! Kami benar-benar memohon pengampunan dari anda tuan pembeli ...!"T-tuan pembeli? Astaga panggilan yg sungguh memalukan sekali!Mendengar itu Yuran hanya bisa menghela napasnya, sesekali ia menepuk jidatnya sedikit frustasi disana. Sejujurnya ia tidak bisa berkata-kata kembali. Apalagi sekedar unt
"Ah begitu rupanya, jadi dik petualang ini orang baru didistrik ini ya? Dan sekarang tuan pembeli ini ingin membeli alat-alat perlengkapan untuk awal petualang baru tuan didistrik kami kan?""B-benar nyonya ... " Jawab Yuran kaku terduduk saling berhadapan satu sama lain dengan wanita lansia tersebut, Setelah kesalahpahaman yg terjadi padanya sebelumnya, dengan penuh keramahan-tamahan pihak pemilik dari tempat ini segera mengajak Yuran untuk sekedar mengobrol disebuah ruangan kecil yg berada dibawah tanah saat ini.Ini merupakan pertama kalinya Yuran mengalami hal tersebut, sungguh unik tapi nyata ...Karna tak disangka dibalik tenda kecil tersebut. Justru memiliki ruangan rahasia yg menurutnya cukup besar untuk ditinggali 1 keluarga didalam sana, dan lagi walaupun dijaman ini masih tidak adanya teknologi canggih seperti kipas maupun AC (Air Conditioner) entah kenapa udara disini tidak terasa pengap ataupun sesak sama sekali. Melainkan udaranya justru terasa sejuk dan dingin entah ke
("Huh? Para penyihir putih katamu!? B-bentuk kosakata apa lagi itu? siapa yg sedang kau maksud disini sih?!")Yuran sedikit kebingungan dan langsung segera menyela pembicaraannya, saat tiba-tiba sebuah kata baru muncul ditengah-tengah pembicaraan keduanya saat ini. Tapi dengan nada suara santainya sang Dewi itu menjawab dengan diikuti gurauan kecil diujung sana,("Hm? Bukankah aku sudah pernah menjelaskannya padamu ya Capt? Atau mungkin tidak ya~? Tapi seingatku sudah pernah kujelaskan deh haha!")("Aish sialan kau ini ya, kapan kau pernah menjelaskan informasi itu sebelumnya huh!? Akulah yg selalu bertanya lebih dulu padamu, disaat kau selalu mengabaikanku disini!")Saat Yuran meluapkan semua emosinya pada wanita itu, tanpa sadar wajahnya berubah disana. Ia langsung mengerenyitkan dahinya seorang menahan kesal saat dirinya masih berkomunikasi dengan sang Dewi itu disana,Yg sontak saja langsung membuat wanita lansia sipemilik tenda ini sedikit khawatir melihatnya,"Ada apa dik petual