Beranda / Romansa / The Gene Brothers / Julie dan Mahesa

Share

Julie dan Mahesa

Penulis: octoberlary
last update Terakhir Diperbarui: 2021-09-16 12:51:45

Edrea melihat perabotan yang indah di tata rapi di sekitar TV layar datar besar yang dipasang di dinding, karpet abu-abu berbulu modern diletakan di lantai dengan nyaman. 

Edrea merasa dia tidak akan lama berada di sini.

"Selanjutnya adalah dapur," Mahesa membimbingnya.

Tanpa berkata-kata, Edrea mengikuti mereka. Dapur yang terlihat bersih, Edrea mencium berbau bahan pembersih lantai segar seperti lemon, jeruk, dan pemutih. Selain keranjang besar yang diisi dengan buah-buah segar ditengah meja dengan kursi bar disatu sisi, tidak terlihat kotoran di mana pun. 

"Ini daftar barang-barang yang perlu kita beli di toko." Julie menunjuk ke arah lembar kertas yang ditempel di lemari es. 

"Jika kamu membutuhkan sesuatu, apa pun itu, tulis di sini dan kami akan membelinya."

"Apa kamu butuh sesuatu untuk diminum?" Mahesa bertanya dengan ramah.

Edrea menggelengkan kepalanya. Dia hanya ingin menyelesaikan ini lalu pergi ke kamar barunya, dia merasa hari ini cukup melelahkan baginya.

"Kembali di sudut itu adalah kantor," Mahesa hanya menunjuk ke arah ruangan di sudut dinding,  tetapi dia tidak membawanya untuk melihat ke dalam sana. Edrea menganggap itu sebagai isyarat untuk menjauh dari ruangannya.

"Di bawah sini adalah ruang bawah tanah."

"Mereka selalu menghabiskan waktu berlibur hanya dengan bermai sebelum sekolah dimulai dalam seminggu," jelas Julie.

Edrea mendengar teriakan dan tawa bahagia mereka dari ruang bawah. 

"Lewat sini adalah ruang makan," Julie memimpin jalan kali ini. 

"Biasanya kami makan malam di sini."

Mengikuti Mahesa dan Julie melalui pintu melengkung, Edrea mengitari meja makan kayu besar ditengah ruangan. Sungguh, dia hanya menginginkan jarak dan ruang antara dia dan Keluarga Gene.

"Terakhir kami akan dengan senang hati menunjukkan kamarmu." Ketika suara Julie turun satu oktaf, Edrea merasakan keraguan dan kegugupan terdengar dari suaranya sehingga dia melirik ke arahnya. Julie meremas-remas tangannya sambil menatap Edrea.

 "Tentu saja kamu punya kamar sendiri dan kamar mandimu sendiri. Kami ingin memberi mu privasi sebanyak mungkin. Kami tidak begitu tahu selera mu, kami mengecat ulang dinding dan mendekorasi ulang sedikit. Tentu saja, kamu bisa mendekorasi lagi sesuai gayamu .... warna, tempat tidur, apa pun itu kamu bebas bisa menggantinya. Kami ingin kamu merasa nyaman."

Perasaan Edrea sedikit menghangat mendengar penjelasannya. Bahkan jika Edrea membencinya, dia ragu untuk mengatakannya. Sungguh, dia percaya bahwa Julie akan berusaha keras untuk mendekorasi ulang tetapi Edrea sendiri bahkan tidak yakin berapa lama dia akan tetap tinggal. Dia tidak ingin membuang-buang waktu dan uang mereka. Namun demikian, Edrea akhirnya berbicara untuk pertama kalinya. "Aku yakin aku akan menyukainya. Aku tidak pilih-pilih."

Meskipun Edrea adalah anak yang diadopsi dari panti asuhan untuk orang-orang yang membutuhkan penghiburan, keluarga barunya sering meminta persetujuannya. Julie tersenyum mendengar perkataan yang keluar dari mulutnya. 

"Mahesa, kenapa kamu tidak memeriksa anak-anak itu dan aku akan membawa Edrea ke atas?" Julie berkata.

Tanpa menunggu, Edrea mengitari meja ke ruang tamu untuk mengambil tasnya. Edrea mengharapkan Julie dan Mahesa untuk berbisik di antara mereka tentangnya saat dia tidak ada, tetapi telinganya yang luar biasa tidak menangkap apa pun. Sebaliknya, Julie mengikutinya dan memberi isyarat agar Edrea menaiki tangga terlebih dahulu.

"Aku sangat ingin memiliki anak perempuan. Aku sangat senang kamu tinggal disini, sebelumnya tidak ada anak gadis yang tinggal di rumah ini." jelasnya. 

Edrea berhenti di samping tangga dan menunggu arah. Julie menyapukan tangannya ke sekeliling ruangan. "Ini kamar mereka, dan itu kamar mandinya. Kamar tidur kami ada di lantai bawah sehingga kami bisa mendengar jika anak-anak itu mencoba menyelinap masuk atau keluar." Julie berbalik ke arahnya dan mengedipkan mata.

Edrea tersenyum kecil. Dia mengerti arti kedipannya itu, jika nanti Edrea menyelinap keluar Julie pasti akan segera mengetahuinya. 

Julie menunjuk ke belakangnya sehingga membuat Edrea berbalik melihatnya. Terlihat tangga berbeda yang sangat kecil mengarah ke pintu terbuka di ruangan gelap. "Itu kamar tidurmu di sana. Kamu bisa naik." Julie menggenggam kedua tangannya dan tersenyum hangat.

Sambil mendesah, Edrea menaiki tangga terakhir, meletakkan tasnya, dan menyalakan lampu. 

"Indah sekali." Edrea melihat sekeliling ruangan dengan takjub.

"Ini adalah loteng. Tapi kami mengubahnya. Kami selalu mengatakan kami akan menjadikannya ruangan yang unik, tapi kami tidak pernah bisa sepakat tentang apa yang harus dilakukan. Anak-anak meminta kami mengubahnya menjadi tempat berkumpul atau semacamnya, tetapi mereka sudah memiliki ruang bawah tanah. Ketika kami mendapat kabar bahwa kamu akan datang untuk tinggal bersama kami, aku segera mulai menyusunnya untukmu," jelas Julie. 

"Bagaimana menurutmu?"

Bab terkait

  • The Gene Brothers   Kamar Queen

    Edrea melihat sekelilingnya, terlihat tempat tidur queen, sprai berwarna coklat muda dipasang diatasnya. Itu adalah tempat tidur yang selalu Edrea impikan dan sekarang dia memilikinya. Ruang loteng terlihat jelas dengan atap miring dicat putih seperti dinding. Lantai kayu yang kokoh berwarna terang sebagian besar ditutupi dengan karpet besar abu-abu gelap berbulu yang cocok dengan rak berwarna gelap tempat lusinan bantal empuk yang nyaman diletakkan. Selimut coklat diatas tempat tidur seperti menggoda Edrea untuk berbaring dan tidur siang. Dan ditambah kursi hammock digantung di langit-langit dengan bantal bohemian dan selimut yang tergantung dari kursi di depan jendela tinggi yang ditutupi dengan tirai tipis serupa dengan ruang keluarga di lantai bawah. Sebuah TV dipasang di dinding di atas lemari yang menopang beberapa dekorasi lucu dan tempat perhiasan kosong. Seluruh ruangan memancarkan keindahan. Interior modern yang belum pernah di

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-16
  • The Gene Brothers   Pertemuan yang tidak terduga

    Sekali lagi, Erlangga memukul bahu Eros. Kali ini, Eros membalas. Erlangga menghindari tinjunya, tapi Eros menanganinya, dia tergelincir dari meja. *** Pada malam hari, Edrea menonton acara Talkshow, mulutnya yang kering memohon segelas air, dan dia tidak bisa menahannya lagi. Selama ini dia menghindari turun ke lantai bawah tidak peduli seberapa keras perutnya menahan lapar dan menahan haus. Meskipun dia sangat berharap keluarga Gene sudah tertidur saat dia turun dan mencari makan di lantai bawah, Tetapi dia tidak mendengar langkah kaki ke empat saudara itu menaiki tangga dan pergi tidur. Itu artinya mereka masih terjaga. Di ruang bawah tanah. Atau di tempat lain. Tetapi dia kelaparan. Edrea memutuskan untuk pergi ke lantai bawah dia mengenakan t-shirt dan celana pendek piyama flanel. Dengan langkah kec

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-16
  • The Gene Brothers   Saudara Gene

    "Hei kalian diamlah," Bara memperingatkan, seperti kakak yang baik. Perut Edrea keroncongan seolah diberi aba-aba untuk membawa popcorn. Dia menepuk perutnya dengan tangan, berharap tidak ada anak laki-laki yang mendengarnya. "Lapar? Ayo Bara, kurasa Rea di sini butuh sesuatu yang lebih mengenyangkan daripada popcorn," sela Erlangga "Tidak tidak!" Edrea bersikeras. "Aku baik-baik saja. Popcorn juga tidak apa." "Jangan bodoh." Darius memutar bola matanya. "Aku mendengar perutmu keroncongan sepanjang jalan di sini." Darius duduk di kursi bar di belakang meja dan memutar mata cokelatnya yang berkilau. Dia mengeluarkan ponselnya dan membuka kunci layar. Bara merobek plastik dari kantong popcorn dan melemparkannya ke dalam microwave. Dia menekan tombol popcorn otomatis dan menggosokkan kedua tangannya seolah sedang menyusun

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-16
  • The Gene Brothers   Saudara Gene II

    "...tidak cenderung berbagi!" Darius menyela sambil memakan popcorn di tangannya. bara melanjutkan, "... jadi makanlah. Atau kelaparan." "Ini es krimmu!" Erlangga melompat ke sisinya dan mendorong semangkuk es krim ke tangannya sebelum dia bisa mengambilnya. Edrea meraba-raba mangkuk dan cangkir sampai dia terpaksa meletakkan mangkuk di atas meja agar dia tidak menjatuhkan sendok yang berdentang di sampingnya. Pikirannya kehilangan kesadaran hanya dengan melihatnya. Dia membutuhkan makanan. Edrea sangat putus asa dia tidak bisa menahannya lagi. "Jadi berapa umurmu?" Darius bertanya, menggali mangkuk popcornnya lagi. Dengan gugup, Edrea menggali sendok ke dalam tumpukan es krim dan memikirkan apa yang harus dia lakukan di sini. Dia benar-benar lapar, perlu makan, tetapi dia sangat tidak nyaman memakan makanan mereka. "Aku tujuh belas." "Kamu junior

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-16
  • The Gene Brothers   Bara Albern Gene

    *** Edrea bangun keesokan paginya. Sinar matahari menembus tirai tipis dan memercik ke tempat tidurnya. Cahaya matahari menghangatkan Edrea hingga ke tulang-tulangnya. Dia menghela nafas dan menarik selimut sampai ke hidungnya. Aroma deterjen yang tidak biasa di seprainya membangunkan indranya pada kenyataan bahwa dia tidak berada di tempat tidurnya, di rumahnya, di lingkungannya. Matanya terbuka dan dia melihat sekeliling, bingung. Seketika, dia ingat apa yang terjadi malam sebelumnya di rumah ini. Dia bertemu keempat saudara Gene, dia makan es krim di dapur mereka sementara keempat saudara itu menjelaskan sedikit tentang kehidupan mereka. Meskipun dia lebih suka tidur setidaknya satu atau dua jam lagi, Edrea dengan enggan berguling dan memeriksa waktu. Saat itu pukul dua belas siang! Dia tidak pernah tidur selama ini. Melempar kembali selimutnya, Edrea pergi ke kamar mandi dan menyika

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-16
  • The Gene Brothers   Pandangan Pertama

    Edrea dan Bara menikmati obrolan ringan yang nyaman di dalam mobil Jeep Grand Cherokee berwarna hitam. Mereka pergi ke mall setelah Bara membiarkan Edrea menelusuri sosmednya. Dia menunjukkan halaman khusus anak gadis yang ada disekolahnya, dan menunjukkan beberapa pakaian yang harus dia beli. Edrea mencatat dalam hati sambil menimbang kira-kira berapa harga pakaian branded seperti itu. Bara belum menetapkan biayanya, tetapi dari cara Edrea berbicara tentang apa yang dia beli, dia ingin menghabiskan beberapa juta untuk dirinya sendiri. "Temanku, Jeff, akan menemui kita di kedai bambu disamping mall itu. Kita ke sana dulu." Tanpa berkata-kata, Edrea mengangguk dan mengikuti Bara melewati tempat parkir. Tanpa sadar, Edrea menarik celana pendeknya bertanya-tanya orang seperti apa yang akan mereka temui di kedai. Secara singkat, Edrea mempertanyakan teman seperti apa yang bergaul dengan Bara. Dan dia bertanya-tanya apakah dia sepeti Bara yang memiliki tub

    Terakhir Diperbarui : 2021-11-01
  • The Gene Brothers   Tampil Beda

    Edrea meniup rambutnya dari wajahnya dan menatap tumpukan pakaian di lengannya. Pakaian yang lebih bagus dari yang pernah dia miliki dalam hidupnya. "Ayo beli jeans," Jeff menyarankan. "Ide bagus. Berapa ukuranmu, Rea?" "Rea?" tanya Jeff. "Oh," dia tersenyum. "Aku suka itu." "Aku 25 atau 26." Satu-satunya alasan dia tahu ukuran celana branded yang biasanya disediakan khusus untuk celana jeans mewah adalah karena dia kebetulan menemukan beberapa pasang di toko barang bekas. "Ambil satu dari setiap warna," ucap Bara kepada Jeff. Lengan Edrea mulai sakit dengan semua pakaian yang menumpuk di lengannya. Dia memindahkan berat badannya dari satu kaki ke kaki lainnya dan melenturkan lengannya untuk mengatur ulang tumpukan. "Ini mungkin awal yang baik. Saatnya mencoba!" Bara bertepuk tangan dan mengantarnya ke aula pribadi dengan sofa bundar ditengahnya, diisi dengan bantal feminin yang mewah. "Tidak. Aku benar-benar tidak perl

    Terakhir Diperbarui : 2021-11-05
  • The Gene Brothers   Tampil Beda II

    Berkat mereka Edrea belajar tentang memilih pakaian yang cocok untuk dirinya dan ingat untuk memasangkan sepatu bot, sandal, dan perhiasan dengan pakaian yang dia pilih sehingga dia bisa mencoba seluruh baju yang dibelinya.Dia memulainya dengan pakaian kasual.Memakai jam tangan di pergelangan tangannya dan mengikatkan sandal gladiator di kakinya sebelum dia keluar dari ruang ganti.Baik Bara maupun Jeff menganggukkan kepala mereka dengan penuh penghargaan. "Dari mana baju itu?!" Aku menyukainya!" tanya Bara.Edrea berdiri di depan cermin dan meraba ujung celana pendeknya. "Aku memilihnya.""Terlihat sederhana, tapi aku suka," kata Jeff sambil bersandar di salah satu kursi di area ruang ganti sambil menilai pakaiannya."Lanjut!"Edrea bergegas ke pakaian lain. Jika ada yang bertanya, dia akan menyangkal bahwa dia menikmati ini. Sungguh, dia terharu. Tidak pernah dalam hidupnya dia bisa pergi berbelanja. Dia tidak pernah tahu bahwa se

    Terakhir Diperbarui : 2021-12-16

Bab terbaru

  • The Gene Brothers   Tampil Beda II

    Berkat mereka Edrea belajar tentang memilih pakaian yang cocok untuk dirinya dan ingat untuk memasangkan sepatu bot, sandal, dan perhiasan dengan pakaian yang dia pilih sehingga dia bisa mencoba seluruh baju yang dibelinya.Dia memulainya dengan pakaian kasual.Memakai jam tangan di pergelangan tangannya dan mengikatkan sandal gladiator di kakinya sebelum dia keluar dari ruang ganti.Baik Bara maupun Jeff menganggukkan kepala mereka dengan penuh penghargaan. "Dari mana baju itu?!" Aku menyukainya!" tanya Bara.Edrea berdiri di depan cermin dan meraba ujung celana pendeknya. "Aku memilihnya.""Terlihat sederhana, tapi aku suka," kata Jeff sambil bersandar di salah satu kursi di area ruang ganti sambil menilai pakaiannya."Lanjut!"Edrea bergegas ke pakaian lain. Jika ada yang bertanya, dia akan menyangkal bahwa dia menikmati ini. Sungguh, dia terharu. Tidak pernah dalam hidupnya dia bisa pergi berbelanja. Dia tidak pernah tahu bahwa se

  • The Gene Brothers   Tampil Beda

    Edrea meniup rambutnya dari wajahnya dan menatap tumpukan pakaian di lengannya. Pakaian yang lebih bagus dari yang pernah dia miliki dalam hidupnya. "Ayo beli jeans," Jeff menyarankan. "Ide bagus. Berapa ukuranmu, Rea?" "Rea?" tanya Jeff. "Oh," dia tersenyum. "Aku suka itu." "Aku 25 atau 26." Satu-satunya alasan dia tahu ukuran celana branded yang biasanya disediakan khusus untuk celana jeans mewah adalah karena dia kebetulan menemukan beberapa pasang di toko barang bekas. "Ambil satu dari setiap warna," ucap Bara kepada Jeff. Lengan Edrea mulai sakit dengan semua pakaian yang menumpuk di lengannya. Dia memindahkan berat badannya dari satu kaki ke kaki lainnya dan melenturkan lengannya untuk mengatur ulang tumpukan. "Ini mungkin awal yang baik. Saatnya mencoba!" Bara bertepuk tangan dan mengantarnya ke aula pribadi dengan sofa bundar ditengahnya, diisi dengan bantal feminin yang mewah. "Tidak. Aku benar-benar tidak perl

  • The Gene Brothers   Pandangan Pertama

    Edrea dan Bara menikmati obrolan ringan yang nyaman di dalam mobil Jeep Grand Cherokee berwarna hitam. Mereka pergi ke mall setelah Bara membiarkan Edrea menelusuri sosmednya. Dia menunjukkan halaman khusus anak gadis yang ada disekolahnya, dan menunjukkan beberapa pakaian yang harus dia beli. Edrea mencatat dalam hati sambil menimbang kira-kira berapa harga pakaian branded seperti itu. Bara belum menetapkan biayanya, tetapi dari cara Edrea berbicara tentang apa yang dia beli, dia ingin menghabiskan beberapa juta untuk dirinya sendiri. "Temanku, Jeff, akan menemui kita di kedai bambu disamping mall itu. Kita ke sana dulu." Tanpa berkata-kata, Edrea mengangguk dan mengikuti Bara melewati tempat parkir. Tanpa sadar, Edrea menarik celana pendeknya bertanya-tanya orang seperti apa yang akan mereka temui di kedai. Secara singkat, Edrea mempertanyakan teman seperti apa yang bergaul dengan Bara. Dan dia bertanya-tanya apakah dia sepeti Bara yang memiliki tub

  • The Gene Brothers   Bara Albern Gene

    *** Edrea bangun keesokan paginya. Sinar matahari menembus tirai tipis dan memercik ke tempat tidurnya. Cahaya matahari menghangatkan Edrea hingga ke tulang-tulangnya. Dia menghela nafas dan menarik selimut sampai ke hidungnya. Aroma deterjen yang tidak biasa di seprainya membangunkan indranya pada kenyataan bahwa dia tidak berada di tempat tidurnya, di rumahnya, di lingkungannya. Matanya terbuka dan dia melihat sekeliling, bingung. Seketika, dia ingat apa yang terjadi malam sebelumnya di rumah ini. Dia bertemu keempat saudara Gene, dia makan es krim di dapur mereka sementara keempat saudara itu menjelaskan sedikit tentang kehidupan mereka. Meskipun dia lebih suka tidur setidaknya satu atau dua jam lagi, Edrea dengan enggan berguling dan memeriksa waktu. Saat itu pukul dua belas siang! Dia tidak pernah tidur selama ini. Melempar kembali selimutnya, Edrea pergi ke kamar mandi dan menyika

  • The Gene Brothers   Saudara Gene II

    "...tidak cenderung berbagi!" Darius menyela sambil memakan popcorn di tangannya. bara melanjutkan, "... jadi makanlah. Atau kelaparan." "Ini es krimmu!" Erlangga melompat ke sisinya dan mendorong semangkuk es krim ke tangannya sebelum dia bisa mengambilnya. Edrea meraba-raba mangkuk dan cangkir sampai dia terpaksa meletakkan mangkuk di atas meja agar dia tidak menjatuhkan sendok yang berdentang di sampingnya. Pikirannya kehilangan kesadaran hanya dengan melihatnya. Dia membutuhkan makanan. Edrea sangat putus asa dia tidak bisa menahannya lagi. "Jadi berapa umurmu?" Darius bertanya, menggali mangkuk popcornnya lagi. Dengan gugup, Edrea menggali sendok ke dalam tumpukan es krim dan memikirkan apa yang harus dia lakukan di sini. Dia benar-benar lapar, perlu makan, tetapi dia sangat tidak nyaman memakan makanan mereka. "Aku tujuh belas." "Kamu junior

  • The Gene Brothers   Saudara Gene

    "Hei kalian diamlah," Bara memperingatkan, seperti kakak yang baik. Perut Edrea keroncongan seolah diberi aba-aba untuk membawa popcorn. Dia menepuk perutnya dengan tangan, berharap tidak ada anak laki-laki yang mendengarnya. "Lapar? Ayo Bara, kurasa Rea di sini butuh sesuatu yang lebih mengenyangkan daripada popcorn," sela Erlangga "Tidak tidak!" Edrea bersikeras. "Aku baik-baik saja. Popcorn juga tidak apa." "Jangan bodoh." Darius memutar bola matanya. "Aku mendengar perutmu keroncongan sepanjang jalan di sini." Darius duduk di kursi bar di belakang meja dan memutar mata cokelatnya yang berkilau. Dia mengeluarkan ponselnya dan membuka kunci layar. Bara merobek plastik dari kantong popcorn dan melemparkannya ke dalam microwave. Dia menekan tombol popcorn otomatis dan menggosokkan kedua tangannya seolah sedang menyusun

  • The Gene Brothers   Pertemuan yang tidak terduga

    Sekali lagi, Erlangga memukul bahu Eros. Kali ini, Eros membalas. Erlangga menghindari tinjunya, tapi Eros menanganinya, dia tergelincir dari meja. *** Pada malam hari, Edrea menonton acara Talkshow, mulutnya yang kering memohon segelas air, dan dia tidak bisa menahannya lagi. Selama ini dia menghindari turun ke lantai bawah tidak peduli seberapa keras perutnya menahan lapar dan menahan haus. Meskipun dia sangat berharap keluarga Gene sudah tertidur saat dia turun dan mencari makan di lantai bawah, Tetapi dia tidak mendengar langkah kaki ke empat saudara itu menaiki tangga dan pergi tidur. Itu artinya mereka masih terjaga. Di ruang bawah tanah. Atau di tempat lain. Tetapi dia kelaparan. Edrea memutuskan untuk pergi ke lantai bawah dia mengenakan t-shirt dan celana pendek piyama flanel. Dengan langkah kec

  • The Gene Brothers   Kamar Queen

    Edrea melihat sekelilingnya, terlihat tempat tidur queen, sprai berwarna coklat muda dipasang diatasnya. Itu adalah tempat tidur yang selalu Edrea impikan dan sekarang dia memilikinya. Ruang loteng terlihat jelas dengan atap miring dicat putih seperti dinding. Lantai kayu yang kokoh berwarna terang sebagian besar ditutupi dengan karpet besar abu-abu gelap berbulu yang cocok dengan rak berwarna gelap tempat lusinan bantal empuk yang nyaman diletakkan. Selimut coklat diatas tempat tidur seperti menggoda Edrea untuk berbaring dan tidur siang. Dan ditambah kursi hammock digantung di langit-langit dengan bantal bohemian dan selimut yang tergantung dari kursi di depan jendela tinggi yang ditutupi dengan tirai tipis serupa dengan ruang keluarga di lantai bawah. Sebuah TV dipasang di dinding di atas lemari yang menopang beberapa dekorasi lucu dan tempat perhiasan kosong. Seluruh ruangan memancarkan keindahan. Interior modern yang belum pernah di

  • The Gene Brothers   Julie dan Mahesa

    Edrea melihat perabotan yang indah di tata rapi di sekitar TV layar datar besar yang dipasang di dinding, karpet abu-abu berbulu modern diletakan di lantai dengan nyaman. Edrea merasa dia tidak akan lama berada di sini. "Selanjutnya adalah dapur," Mahesa membimbingnya. Tanpa berkata-kata, Edrea mengikuti mereka. Dapur yang terlihat bersih, Edrea mencium berbau bahan pembersih lantai segar seperti lemon, jeruk, dan pemutih. Selain keranjang besar yang diisi dengan buah-buah segar ditengah meja dengan kursi bar disatu sisi, tidak terlihat kotoran di mana pun. "Ini daftar barang-barang yang perlu kita beli di toko." Julie menunjuk ke arah lembar kertas yang ditempel di lemari es. "Jika kamu membutuhkan sesuatu, apa pun itu, tulis di sini dan kami akan membelinya." "Apa kamu butuh sesuatu untuk diminum?" Mahesa bertanya dengan ramah.

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status