Malam harinya Morgan mengajak Eliora dan Hazel untuk makan malam di sebuah restoran mewah. Kali ini Chase dan Autumn tidak ikut, karena mereka sudah berjanji untuk makan malam bersama kedua orang tua Chase setelah pertemuan pertama mereka di kediaman Garnel.
Suasana mewah dengan lagu klasik yang mengalun seakan menggelitik pendengaran Eliora. Begitu tenang… ditambah hawa sejuk dan wangi parfum serta makanan yang bergantian melewati indera penciumannya. Membuatnya tak nyaman dan merasa risih karena tak pernah ke tempat seperti itu sebelumnya.
"Apa kau ada alergi makanan, El?" tanya Morgan yang duduk di hadapan Eliora.
Eliora menggeleng sebagai jawabannya.
"Bagaimana dengan Hazel?" tanya lagi Morgan sebelum dia benar-benar memesan makanannya.
"Tidak ada, Morgan. Tolong… jangan memesan yang tidak-tidak. Aku dan Hazel tidak begitu banyak makan," ujar Eliora.
Sesungguhnya wanita ini terpaksa menuruti kemauan Morgan yang mengajaknya
Keadaan di dalam mobil begitu hening… Hazel bahkan tertidur di awal perjalanan pulang. Hingga Eliora membuka suara, mengatakan kegelisahan hatinya sejak tadi."Seharusnya kau tak perlu berkata seperti itu kepada mantan mertuaku," ujar Eliora."Orang seperti mereka harus diberikan pelajaran El. Lagipula apa yang kulakukan barusan itu tak seberapa. Aku yakin… Apa yang mereka lakukan padamu… lebih dari itu," tebak Morgan."Tapi… kau tak harus membalasnya," timpal Eliora."Ck!" Morgan hanya membalasnya dengan berdecak.Tak habis pikir masih ada pemikiran seperti Eliora di zaman modern ini. Disaat semua orang mulai sibuk membalas segala perbuatan jahat lawannya. Disini Eliora malah melakukan protes atas pembalasan yang dia lakukan untuk Eliora."Mereka hanya salah paham Morgan… sejak dulu aku sudah meminta Mark untuk mendapatkan restu mereka lebih dulu. Namun dia tak melakukan itu. Dan aku terpaksa menerimanya t
Keesokan harinya… Morgan mendapat kabar dari kepolisian yang menerima laporan tuntutan Rosela telah ditolak. Hal tersebut membuat Morgan semakin bersemangat untuk melakukan tuntutan balik.Ditambah cerita dari Hazel semalam, membuatnya memiliki cara untuk menegakkan keadilan dan meluruskan kabar yang semakin ramai diperbincangkan oleh Netizen.Tentang berita Rosela yang menuntut Hazel melakukan pendorongan terhadap suaminya -Lucas- yang saat ini masih terbaring koma di rumah sakit.Netizen bahkan tak henti menyoroti perkembangan berita yang dikeluarkan Rosela, bahwa wanita itu tak takut jika dia harus berhadapan dengan seorang pengacara sekelas Morgan. Dia tetap bersikeras meminta pertanggungjawaban kepada Eliora untuk biaya rumah sakit suaminya yang masih koma .Pagi ini Morgan sudah menunggu Hazel dan Eliora bersiap. Dia hendak mengajak mereka ke tempat kenalannya yang ahli di bidang psikologi. Untuk mengecek keadaan Hazel agar mendapatkan bukti
Pada keesokan harinya… Morgan memasuki kantornya yang terletak di pusat kota Manhattan. Ruangan yang terkesan mewah dengan interior yang tertata rapi dan sempurna.Seperti penampilannya yang selalu sempurna. Dengan balutan setelan jas berwarna hitam yang dipadukan dengan kemeja putih di dalamnya. Rambut yang ditata rapi dengan pomade membentuk sempurna di atas kepalanya. Entah kenapa kali ini dirinya tampak begitu semangat mendatangi kantornya untuk benar-benar mengerjakan kasus yang dia tangani.Suara pintu yang diketuk membuat Morgan bersuara mempersilahkan si pengetuk pintu untuk masuk.Jasmine memasuki ruangannya setelah mendapat panggilan untuk membawa berkas kasus Eliora dan anaknya. Dia berjalan membawa sebuah map yang sudah dilengkapi data-data yang diminta Morgan kemarin saat di telepon."Ini berkas yang kau minta, aku juga sudah mencetak email hasil laporan psikologi anak dari Eliora. Lalu foto-foto keadaan kamar Hazel yang kau kirimkan d
Morgan mendatangi sebuah tempat dimana di setiap sudut ruangan dan dindingnya didominasi dengan cat berwarna putih susu. Aroma alkohol dan karbol secara bergantian melewati indera penciumannya semenjak ia menginjakkan kaki di sebuah rumah sakit tempat seorang bajingan sedang terbaring lemah di ranjang pasien.Atau mungkin berpura-pura terbaring lemah. Dan hal itulah yang ingin Morgan pastikan.Setelah Morgan melakukan penuntutan dan melaporkan perbuatan bejat yang dilakukan Lucas terhadap Hazel. Saat ini ia hendak mengecek sendiri keadaan Lucas yang diberitakan masih belum sadar dari komanya setelah jatuh dari lantai lima di balkon kamar Hazel.Morgan yakin ada yang dengan sengaja menutupi keadaan Lucas. Dia tak percaya kepada siapapun bagaimana keadaan lelaki berengsek yang tak memiliki perakalan dengan mencoba memperkosa seorang bocah berusia tujuh tahun itu, sungguh masih belum sadarkan diri.Lantas dia memasuki ruangan yang dihuni oleh Lucas
Kekacauan yang terjadi di dapur Eliora berakhir sia-sia. Setelah bersusah payah dan banyaknya argumen yang dilakukan Autumn dan Chase... Mereka akhirnya menyerah.Setelah tiga kali mencoba untuk membuat seloyang kue tart, namun berakhir dengan mendapatkan hasil yang sangat mengecewakan.Autumn merasa tak enak hati melihat Hazel yang awalnya antusias menjadi tak bersemangat. Dan sekarang... Autumn berusaha untuk menggantikan semua kegagalannya kemarin dengan hari ini.Berkali-kali Eliora menolak ajakan Autumn yang ingin membawa Eliora dan Hazel untuk merayakan ulang tahun di sekolah Hazel. Tak menyurutkan semangat Autumn untuk menyiapkan segala kebutuhan perayaan ulang tahun Hazel di sekolahnya. Kegigihan Autumn membuat Eliora menyerah.Saat ini Eliora tengah menerima telepon dari Chase. Ya… Adik iparnya tak bisa ikut. Karena saat ini masih harus mengurus kedai kopinya yang semakin ramai dikunjungi pelanggan. Terutama kaum wanita muda. Dan semua itu
Autumn dengan sengaja pergi lebih dulu dari acara ulang tahun yang dibuatnya di sekolah Hazel. Dia memerhatikan interaksi sang kakak dengan Eliora, ketika Morgan menggunakan waktu yang sengaja dia berikan untuk meminta maaf.Melihat dari interaksi keduanya, Autumn yakin Eliora dengan kebaikannya sudah memaafkan Morgan dengan mudahnya. Hal itu sempat membuat Autumn kecewa.Karena dia mengharapkan Morgan menderita lebih lama karena tak mendapat maaf dari Eliora. Namun nyatanya… Eliora begitu pemaaf walau ia yakin, Morgan tak akan bisa bertingkah di depan Eliora."Maafkan aku, El. Sungguh… ini sangat mendadak. Beruntung Morgan datang. Tenang saja… jika dia kurang ajar. Katakan padaku," tutur Autumn saat dia pamit pulang lebih awal."Sebenarnya aku bisa pulang sendiri, Autumn. Aku tak ingin merepotkan. Kau sudah banyak memberikan kejutan untuk Hazel. Terima kasih," ujar Eliora."Tak apa. Dia tak akan merasa repot. Lagipula Hazel se
Eliora bergeming… kali ini ia tak mampu membalas ucapan Morgan. Kakinya bahkan terasa lemas dan mungkin akan terjatuh jika dia tak menahan tubuhnya menggunakan tongkat.Dia memejamkan sejenak matanya walau semua itu tak mempengaruhi penglihatannya. Semilir angin terasa menerpa, menerbangkan rambut lurus sebahunya.Rasa bersalah seakan menjalar di hati dan pikirannya. Walau tak ada ucapan yang dia lontarkan berbunyi sebuah tuduhan. Namun tak dapat dipungkiri bahwa hati dan pikiriannya sempat menuduh Morgan melakukan hal negatif terhadapnya.Dan perkataan Morgan barusan seakan telak menampar pikiran negatif itu.Eliora terlarut dalam pikirannya. Alih-alih berjalan kembali ke ruang kelas Hazel, dirinya malah terdiam membeku di koridor sekolah Hazel yang tampak sepi.Sehingga membuat adik iparnya cemas mencari keberadaannya."El… disini kau rupanya, Morgan pamit untuk melihat keadaanmu. Namun barusan aku melihat mobilnya keluar dar
Setelah mengantar Eliora pulang ke apartemennya. Chase berniat menemui Autumn untuk meminta penjelasan atas kebohongannya kepada Eliora. Sebelumnya ia sudah mengirimkan pesan singkat karena tak ingin didengar oleh Eliora.Chase menunggu balasan dari gadis manja yang sayangnya adalah kekasihnya. Dia mencoba menahan kekesalannya karena berpikir Autumn sengaja mendekatkan Morgan dengan Eliora. Ia mengira bahwa Autumn bekerja sama dengan Morgan dengan mengarang kebohongan tersebut.Bukan masalah Eliora yang didekati Morgan. Namun lebih kepada Chase yang kesal karena lagi-lagi Autumn mencampuri urusan orang lain, meskipun itu urusan kakaknya sekalipun.From : My Spoiled GirlAku… sedang di salon. Apa yang kau maksud dengan ucapan; "gadis pembohong?"Chase membulatkan mulutnya saat membaca balasan pesan singkat Autumn kepadanya."Hah! Kau bilang pada El, kau pergi denganku dan orang tuaku?
-THE END-Eliora terlihat gugup dan memiliki firasat tak enak saat Morgan menunjukkan senyum mencurigakan.Di sepanjang perjalanannya... ia melirik Morgan yang terus menunjukkan senyuman yang bagi Eliora terlihat begitu aneh untuk terus menerus ditunjukan."Kenapa menatapku seperti itu,Sugar? Aku tahu... kadar ketampananku memang melebihi standar rata-rata. Tapi kau tak harus memperhatikannya seperti bukan kau pemilikku," ujar Morgan dengan tetap percaya diri. Yang sepertinya semakin meningkat setiap harinya.Eliora mengalihkan tatapannya menjadi malas. Dia cukup menyesal telah menatap Morgan begitu lekat. Hingga membuat prianya mengeluarkan kata-kata yang membuatnya mual seketika.Bahkan anak yang dikandung Eliora saja, merasa muak mendengar sang penabur benih begitu percaya diri.Morgan meraih tangan kanan Eliora. Dan membawanya ke rahang tegas yang memiliki bulu halus dengan tatanan yang begitu rap
—45—Satu minggu kemudian... setelah Eliora dinyatakan hamil... pemulihan pada memar di tubuhnya dilakukan begitu cepat karena Morgan tak ingin melihat wanitanya terlalu lama menderita.Dan kini... Morgan begitu gencar untuk membawa Eliora pergi ke suatu tempat untuk berlibur sebelum salju turun.Dia sudah mempersiapkan banyak hal untuk membuat wanitanya menikmati hidup yang sebenarnya dengan semua hasil kerja keras yang dikumpulkannya selama ini.Morgan menatap Eliora yang sedang berpamitan dengan Hazel. Anaknya kali ini lebih memilih pergi bersama Roseline dan Miller yang akan mengajaknya ke acara akhir tahun di disneyland.Tentu saja semua itu adalah ide Morgan yang meminta ayah dan ibunya untuk membantu membawa cucu mereka bermain demi melancarkan rencana Morgan membawa Eliora berlibur.Eliora menghampiri Morgan yang sudah siap menaiki pesawat pribadinya dan berniat terbang ke Eropa. Membawa wanita itu mengun
—44—"El, awas!" teriak Jasmine._____Eliora berbalik dan berniat melindungi diri namun tenaga pria itu jelas lebih kuat. Dengan cepat pria tersebut memukul wajah Eliora hingga membuat Eliora tersungkur ke lantai."Argh!" Eliora menyentuh sudut bibirnya yang terasa mengeluarkan darah.Eliora melihat darah yang diusapkan ke ibu jarinya... lalu ia juga melirik Jasmine yang kehilangan keseimbangannya."Apa yang kau lakukan padamy queen?!" tukas pria yang sempat dilihat oleh Eliora saat pesta pertunangannya berlangsung."Bukankah kau...." Eliora menjeda kalimatnya mengingat dengan siapa pria yang sedang mendekatinya itu duduk saat dipestanya tadi."El... pergi dari sini! Selamatkan dirimu!" teriak Jasmine.Kursi yang dijadikan pijakan oleh Jasmine seketika bergoyang, hampir membuat Jasmine kehilangan pijakannya.Hal tersebut membuat pria it
—43—Morgan mempercepat laju kendaraannya sambil sesekali terus menghubungi Jasmine, dan Mickael. Namun keduanya tak ada satupun yang menjawab panggilan teleponnya.Di sepanjang perjalanannya... Morgan terus merutuki dirinya yang menyikapi Barbara hanya sebagai gertakan. Namun dia sungguh tak memperhitungkan masalah itu membuat wanita seperti Barbara malah menggila.Hingga terjadi masalah saat dirinya selangkah lagi akan mendapatkan kebahagiaan bersama Eliora."Sial… Dimana Jasmine dan Mickael?! Disaat dibutuhkan seperti ini, mereka malah sulit dihubungi. Aku harus mencari tahu data Barbara dimana dia tinggal sekarang!" tukas Morgan.Morgan akhirnya membelokkan mobilnya untuk kembali ke mansion. Berharap Mickael belum membawa pulang Jasmine.Namun sebuah panggilan telepon masuk dan menampilkan nama Mickael di sana.Morgan menjawab panggilan tersebut."Hallo, Mick… apa Jasmine ada bersa
—42—"Mungkinkah?"______"Apa yang kalian bicarakan?" tanya Morgan.Membuat Eliora dan Autumn terkejut lalu menoleh secara perlahan."Katakan El... Apa yang kau ketahui?!" tukas Morgan menyelidik."Ehm, Morgan... aku akan bicarakan semuanya padamu nanti. Kita antar Hazel pulang dulu, agar dia bisa beristirahat," pinta Eliora.Dengan wajah panik Eliora mengusap lengan Morgan yang menatapnya tajam. Berusaha menenangkan prianya agar Hazel tak melihat kemarahannya.Namun Morgan terlalu emosi ketika mengetahui, Eliora menyembunyikan sesuatu darinya."Kau baru akan mengatakannya setelah aku mendengar sesuatu?! Apa yang kau sembunyikan, El?!" desis Morgan.Melangkah mendekati Eliora dengan tatapan yang begitu mengintimidasi."Morgan... Ada Hazel. Dia bisa—""Kenapa kau tak menceritakannya langsung? Apa kau akan tetap diam jika aku tak men
—41—Morgan yang hendak menyusul Eliora dengan sedikit tertatih, harus terhenti saat sebuah panggilan menyapanya begitu akrab."Morgan…," sapa Mickael.Ia menoleh dan mendapati sepupunya Mickael bersama seorang wanita yang selama ini cukup dekat dengannya dalam urusan pekerjaan."Hai Mick and… Jasmine?" Morgan menyapa sambil mengerutkan keningnya."Iya ini aku, Morgan. Apa kau tak mengingat asistenmu sendiri?" sapa Jasmine bergurau.Bukan Morgan tak mengingat asisten handalnya itu… namun gestur tubuh sepupunya kepada sang asisten begitu….Dekat.Tangan Mickael yang melingkar sempurna di pinggang Jasmine seolah menandakan ada sesuatu antara mereka. Hal tersebutlah yang membuat Morgan mengerutkan keningnya cukup dalam.Walau dia turut senang melihat Jasmine akhirnya mau menjalin hubungan serius dengan seorang pria. Dan pria yang dipilihnya adalah sepupunya sen
-40-Autumn menutup mulutnya saat melihat surat ancaman tersebut. Dia hendak merebut surat ancaman itu, namun dengan sigap Eliora menjauhkannya dari Autumn."Kau harus mengatakannya kepada Morgan, El!" seru Autumn setelah gagal merebut surat ancaman dari tangan Eliora."Tidak, Autumn... Kumohon, aku tak ingin merusak kebahagiaannya saat ini. Apa kau tak melihat betapa bahagianya kakakmu? Selama ini dia sudah cukup memikirkan banyak kasus," sanggah Eliora.Tak ingin membuat Morgan semakin pusing dengan keadaan saat ini. Eliora hanya tak ingin merusak moment yang dinantikan Morgan cukup lama. Dan dia akan berusaha menyelesaikan kasus surat ancaman tersebut tanpa bantuan Morgan.Bukankah sudah cukup semua perlakuan Morgan selama ia tak bisa melihat. Pria itu mengusir semua peneror yang datang ke apartemennya. Dan bahkan sampai melakukan konferensi pers karena kasus tersebut tak ingin diperpanjang Morgan.Dan jika kasus serupa i
—39—Keesokan harinya…. Morgan pulang dengan keadaan yang sudah sangat baik di bagian hatinya.Bagaimana tidak? Mendapat jawabanyesdari Eliora, yang dikatakannya sebagai obat termanjur untuk menyembuhkan semua lukanya. Rasanya tak sia-sia dia terluka demi menyelamatkan si tuan santa.Menggunakan limosin berwarna hitam yang dikirim oleh Miller untuk menjemput mereka di rumah sakit. Mereka -Morgan dan Eliora- bersama Chase dan Autumn yang akhirnya menyusul datang pada malam hari bersama ibunya dan uncle Matthew serta Hazel. Autumn berkeras untuk bermalam di rumah sakit menemani Chase yang juga mendapat perawatan.Morgan yang sempat mendapat ejekan dari Chase mengenai boneka santa tersebut, memamerkan kepada Chase, tulisan yang terdapat di dalamnya.Seperti kembali kepada masa kecilnya, ia seolah sedang memamerkan mainan baru kepada teman yang sempat mengejeknya.Chase hanya terkekeh saat
—38—Suara ambulan terdengar samar-samar di pendengaran Morgan. Walau matanya masih terpejam, dan kesadarannya sempat hilang.Namun ia kembali berusaha untuk terjaga, sekalipun matanya sulit untuk terbuka. Dan kepalanya yang masih terasa pusing mendominasi keadaannya saat ini.Morgan bahkan masih mendengar suara Chase yang memberikan keterangan terhadap kecelakaan tersebut. Lalu tersaruh suara dari kejauhan wanita yang dirindukannya.El… kaukah itu?benaknya bertanya.Namun lambat laun kesadarannya semakin hilang dan dia benar-benar tak tahu lagi apa yang terjadi selanjutnya.***Sebuah ruangan di rumah sakit yang terasa sunyi… terdapat seorang wanita yang duduk memandangi seorang pria yang terbaring dengan perban yang dililit di kepalanya. Dan beberapa luka gores terlihat sudah tertutupi dengan rapi.Ruangan yang terlalu besar untuk dihuni oleh satu pasien itu terl