Angin malam hari itu terasa menusuk tulang. Namun, penerangan yang tersebar di berbagai toko dan jalan membuat suasana yang cukup hangat waktu itu. Noah dan Borris masih menyantap makan malam mereka di toko.
Sudah sekitar dua minggu Noah melaksanakan pelatihan fisik dan mental yang diberikan oleh Borris McStar. Borris berencana untuk memberikan Noah latihan langsung di lapangan dengan cara memancing sindikat itu agar menghampiri mereka dengan sendirinya tanpa harus lelah mencari.
“Hei bocah. Kenakan pakaianmu saat makan malam.”
“Aku baru saja selesai mandi. Tubuhku masih basah.”
Borris pun melanjutkan makannya sembari melempar kertas tisu yang ada di tangannya ke arah Noah yang sedang makan dengan hanya mengenakan handuk yang ada melingkar di pinggangnya tanpa tambahan sehelai pakaian pun.
Setelah dua minggu menjalani latihan yang sangat berat, tubuh Noah mulai berubah. Otot perutnya mulai terbentuk dan kini dia sudah mampu
Derap langkah kaki yang saling berkejaran itu terdengar hingga ke seluruh penjuru bangunan. Noah sedang dikejar – kejar oleh gerombolan anggota sindikat. Dia tidak bisa langsung melarikan diri. USB Drive itu masih ada ditangan pria dengan tawa anehnya itu.Noah pun berbalik arah. Dia harus secepatnya merebut kembali USB Drive itu dan keluar dari tempat ini. Namun ada sedikit masalah yang harus terlebih dahulu Noah pecahkan.“Ini dimana? Dan ruangan itu juga ada dimana?”Noah tersesat di gedung besar itu dan tidak tahu jalan kembali ke ruangan sebelumnya. Noah hanya berlari menyusuri lorong dengan banyak ruangan di kanan kirinya. Ketika sedang fokus mencari ruangan itu, seketika Noah menghentikan langkahnya dan langsung bersembunyi di salah satu ruangan.“Cepat temukan dan bunuh saja anak itu. Dia diculik ke sini hanya karena dia memegang barang berharga milik bos.”Suara langkah kaki dan teriakan gerombolan anggota sin
Sebilah pisau menancap dan menembus pintu kayu itu dari dalam ruangan. Noah dengan cepat menarik tangannya dari gagang pintu itu dan berteriak kencang karena rasa sakit yang luar biasa. Darah masih mengucur keluar dari kulit yang sudah sobek bersama dagingnya.Pintu itu terbuka dan menampakkan sosok Besim yang tertawa mendengar teriakan Noah. Dia menarik kerah baju Noah dan menyeretnya ke dalam ruangan.Tampak pria aneh itu sedang duduk di kursi kerjanya dengan satu kaki yang terangkat di atas pahanya laksana raja arogan yang sedang duduk di atas singgasana.“Bagaiman lemparanku? Akurat bukan? Ha ha.”“Luar biasa akurat, bos. Dia hanya beruntung karena tidak langsung mati.”Noah masih memegangi tangannya yang terluka parah itu. Sampai – sampai dia tidak mampu lagi mengeluarkan suaranya.Noah bingung bagaimana harus melawan. Dia tidak bisa mengalahkan siapapun dengan satu tangan yang terluka itu.Besim yan
Kemudian pria itu mengambil secangkir teh yang sudah disuguhkan oleh pelayan. Noah hanya menyengir dan ikut mengambil teh yang ada di atas meja dengan tangan yang kaku.“Aku sudah lama ingin menemuimu. Seseorang di sini ada yang menceritakan tentang dirimu kepadaku. Tentu aku tidak akan diam tentang hal itu. Aku harus lebih mengenalnya.”Pria itu tersenyum dan kembali meminum teh yang ada di tangannya. Noah berpikir orang yang membicarakannya kepada Tuan Chris adalah Borris karena sudah saling kenal sebagai pelanggan tetap.“Menurutmu bagaimana anakku?”Pria paruh baya itu setengah tersenyum sambil menatap Noah dengan tatapan seolah penuh harapan. Noah dibuat bingung dengan pertanyaan mendadak itu dan hanya bisa mengernyitkan dahi.“Maksud Tuan?”“Iya... Vilma? Menurutmu dia bagaimana?”Tuan Chris seolah mendesak Noah dengan pertanyaannya itu. Jadi orang yang beliau maksud adalah V
Noah menghela napas dan mulai menceritakan kisahnya dari awal dia diculik sampai bagaimana dirinya bisa berurusan dengan sindikat Crvena Kapa. Noah yang biasanya tidak suka berbicara dengan orang lain kini menceritakan kisahnya panjang lebar kepada Vilma.Sekitar sejam lamanya mereka bercerita, tidak terasa matahari sudah berada di ufuk sebelah barat. Tapi itu tidak menghentikan mereka untuk saling bertukar informasi dan bercerita tentang keadaan masing – masing.“Sekarang, kau ceritakan padaku. Kenapa aku bisa sampai terbangun di sini?”Vilma mencoba mengalihkan pembicaraan ke berbagai topik. Tapi percuma karena Noah sama sekali tidak tertarik dengan topik pengalihan itu. Vilma pun menghela napas berat dan mulai menceritakan kejadian sebenarnya.“Sebenarnya selama aku tidak masuk kuliah, aku selalu memperhatikanmu dari jauh karena rasa penasaranku setelah kau menolak untuk menceritakan apa yang sedang terjadi kepadamu.&rdquo
“Bagaimana Tuan bisa kenal dengan ayah saya?”Noah dengan sopan menurunkan rangkulan Tuan Chris dan mencoba memberikan pertanyaan terkait dengan hubungan antara pria itu dan ayahnya.“Aku kenal dengan Borris dan ayahmu karena aku adalah seorang investor yang mendukung pembuatan obat itu. Diantara seluruh ilmuwan hebat dan arogan di sana, hanya ayahmu, orang yang pertama kali mengajakku bicara. Aku berusaha untuk tidak menonjol karena sudah tau dengan sifat orang yang berusaha menjilat kepada mereka yang memiliki harta dan kekuasaan. Tapi ayahmu justru berbeda dengan orang – orang itu. Walaupun ayahmu bekerja demi mendapat penghasilan lebih, tapi dedikasinya untuk bekerja melebihi orang – orang busuk yang ada di sana waktu itu. Itulah yang kusuka–“Mendadak ponsel milik Tuan Chris di sakunya bergetar dan di saat yang bersamaan datang salah seorang bodyguard dengan tergesa – gesa dan menyampaikan sesuatu.
Noah tahu itu bukanlah pesan langsung dari Vilma. Setidaknya ada orang yang menjebak dirinya. Tapi karena keberadaan Vilma juga masih belum diketahui, Noah kemudian langsung menghubungi seseorang dan berniat untuk pergi ke tempat di pesan itu seorang diri. Langkah nekad yang dilakukan oleh Noah itu telah dipikirkan matang – matang. Pertama, si penculik pasti sedang terburu – buru dan spontan mengirim pesan teks kepada Noah karena jika mereka menculik Vilma dengan meminta imbalan, pasti orang pertama kali yang dihubungi adalah Tuan Chris sedangkan beliau sampai sekarang tidak bertindak apa – apa karena tentunya belum tahu tentang kejadian ini. Kedua, Noah menyimpulkan bahwa penculikan ini tidak berhubungan dengan sindikat Crvena Kapa karena cara mereka terlalu mencolok untuk penculikan seorang anak orang kaya oleh sindikat terkenal dunia. Dan alasan ketiga adalah, Noah tidak memiliki satu orang rekan pun yang masih hidup. Jadi dia hanya bisa bergerak sendiri k
Suara langkah kaki yang menaiki satu per satu anak tangga itu bergema di setiap lantai yang ia singgahi. Tidak ada satu pun orang yang ada di sana. Artinya seluruh anggota penculik itu berada di lantai paling atas gedung itu.Beberapa menit kemudian, akhirnya Noah sampai di depan pintu atap gedung. Pintu itu terbuka dengan sendirinya karena bantuan angin malam yang menghembus kala itu. Tampak rombongan pria yang berpakaian layaknya preman kampungan yang menganggur itu serentak menatap ke arah Noah.Wajah Noah saat itu sepertinya hanya terlihat sekilas saja di mata, tapi yang pasti mulut itu masih tersenyum lebar.Di tengah – tengah gerombolan orang itu, tampak Vilma yang sedang duduk dalam kondisi terikat dan tidak sadarkan diri sambil bersimbah darah. Disampingnya, seorang pria berbadan besar terlihat sedang merokok sambil merangkul wanita itu.“Sepertinya pahlawan sudah datang. Apa kau ingin wanita ini selamat? Tapi tentu ada tebusannya. He
Wanita itu terduduk dan menjerit, masih tidak percaya dengan peristiwa barusan. Walaupun sudah hidup di dunia yang keras karena persaingan perusahaan ayahnya, kejadian barusan bukanlah bagian dari itu. Bahkan Noah yang sudah berkali-kali mengalami kejadian yang hampir serupa saja masih bisa kaget saat melihatnya.Yang paling penting saat ini adalah Vilma. Dia adalah wanita, terlebih lagi masih 19 tahun. Tentulah bukan sesuatu yang lazim melihat seseorang terbunuh secara mengenaskan tepat di depan mata kita.Noah secepat mungkin menghampiri Vilma dan langsung mendekapnya. Rasa iba terasa di dalam hatinya. Vilma pun begitu. Wanita itu langsung menempelkan wajahnya di dada Noah dan sesekali meraih kaos Noah dan menyeka ingusnya di sana.“Wanita ini ...”Noah terdiam menatap Vilma dengan wajah datarnya. Sepertinya dia sudah tenang. Tidak butuh waktu lama untuk menenangkan wanita barbar seperti Vilma ini.Malam telah dirasa semakin gelap. Ti