Home / Thriller / The Dark Life / Kabar mengejutkan

Share

Kabar mengejutkan

Author: RIA
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

“Diam! Dengarkan ucapanku baik-baik. Kecelakaan yang menimpa Ayahmu itu di sengaja dan itu bukan murni kecelakaan.” Bisiknya lirih di telinga Kayla.

“Lalu, siapa yang tega mencelakainya? Apa aku harus percayaimu? Aku tidak menge--,” Suara Kayla tercekat.

“Kau harus percaya dan carilah bukti di kota xt!” Pria itu meninggalkan secarik kertas di pangkuan Kayla.

Segera Kayla menoleh sekelilingnya berharap bisa melihat pria yang memberitahu tentang tragedi yang menimpa ayahnya. Namun pandangan mata Kayla kabur akibat dekapan tangan pria misterius tersebut. 

Kayla mengusap-ngusap kedua matanya berharap bisa melihat jelas sosok pria itu. Namun sepasang matanya tidak menangkap siapa pun selain orang gila yang berdiri tak jauh darinya, secepat kilat Kayla berlari mengejar jejak pria misterius tersebut. 

“Sialan! Cepat sekali pria itu menghilang.” Kayla melihat ke kiri dan ke kanan berharap menemukannya. 

“Jangan-jangan orang gila itu....” Kayla berlari lagi ke tengah makam ayahnya, dengan sekuat tenaga dia berlari mengelilingi makam yang begitu luas mencari keberadaan orang yang ia tak kenal. 

“Andai tadi aku melihat wajah orang gila itu,” katanya dengan napas yang tersengal-sengal.

Kayla pulang dengan ke putus-asaan yang bercampur dengan kecemasan, sesampainya Kayla di rumah di berencana memberitahu ibunya tentang rencananya yang ingin pergi ke kota xt. 

“Ibu sudah pulang belum, Bik?” Kayla berdiri di pintu dapur. 

“Dari tadi pagi Nyonya di rumah, Non!” Tangan Bik Inah sibuk memotong sayuran. 

Kayla berlalu pergi meninggalkan dapur mencari ibunya yang lagi duduk santai di pinggir taman belakang rumah, ibunya sedang asyik menikmati keindahan taman bunga yang selama ini di rawat sendiri olehnya.

“Rupanya Ibu sedang santai!” Kayla memeluk ibu dari belakang.

“Iya Sayang, Ibu mengambil cuti tiga hari untuk beristirahat.” Erlina mengelus kepala Kayla.

“Boleh tidak minggu depan Kayla keluar kota, Bu?” Kayla duduk di sebelah Erlina.

“Keluar kota? Mau Ngapain dan dengan siapa kamu mau pergi?" Erlina menelisik penasaran anak gadisnya tersebut.

“Sendiri, Kayla mau menghilangkan kepenatan yang selama ini menyiksa Kayla.” Ucapnya terkekeh.

“No... Ibu tidak setuju dengan rencanamu!” tolaknya dengan mata yang menyipit.

Kayla mengedipkan matanya seraya merayu ibunya “Kayla pergi hanya sebentar, Bu....”

“Sekali tidak ya tidak!”

“Ayolah Bu, Kayla janji tidak bakalan lama di sana...,” Kayla kembali merengek manja, namun Renata masih kukuh dengan keputusannya tersebut.

Kayla tak tinggal diam dia terus-menerus merayu dan membuntut di belakang ibunya.

“Ok, kamu boleh pergi. Tapi ingat! Jangan membuat tindakan yang akan membahayakan diri sendiri ok....” tutur Renata kepada anak gadisnya.

“Makasih Bu, Kayla janji tidak akan membuat Ibu khawatir.” Katanya penuh penegasan.

Terpancar kebahagiaan di raut wajah gadis itu, ia tak henti-hentinya mengecup pipi ibunya dan memeluk erat tubuh wanita parubaya itu.

***

“Aku tak bisa mengantar kalian, aku ada janji!” Najwa melambaikan tangannya sembari terus melangkah.

“Hmmm, kamu pergi aja kita bisa naik taksi kok!'' Jawab Aini dan Kayla serempak dengan di selingi tawa kecil.

Mereka berpisah dan mengambil jalan masing-masing, Kayla dan Aini terus berbincang tentang masalah pribadi mereka dengan suara berbisik agar sopir taksi tak mendengar percakapan mereka sedang asyik bergosip, terdengar suara dering handphone Aini, tampak nama Najwa di layar handphone-nya.

“Ada apa?” Tanya Aini lembut.

“A-aku b-baru saja menabrak...,” Jawabnya terbata-bata di ujung telepon.

“Kamu tenang dulu, Coba cerita pelan-pelan.” Titah Aini.

“A-aku....” Isak tangis Najwa kembali terdengar.

“Tenang W*! Sekarang kamu ada di?” timpal Aini sembari melirik Kayla.

Panggilan itu pun berakhir begitu saja tanpa ada kata lagi yang terucap. 

“Ada apa dengan Najwa?'' Kayla menatap Aini.

“Najwa kecelakaan. Pak tolong putar balik menuju jalan Mawar!” perintah Aini kepada sopir taksi..

“Baik Mbak!” saut sopir taksi seraya mengangguk.

Mobil taksi pun melaju cepat dan kini mereka telah sampai di jalan mawar tersebut, Kayla dan Aini mendekati Najwa yang sedang menangis ketakutan.

“Di mana orang yang kamu tabrak?” Tanya Aini lirih.

“A-aku tidak tahu... s-sewaktu aku menelefon kalian, dia ada di sebelah mobilku!” Sahut Najwa terkekeh.

“Kamu yakin dia ada di dekat mobilmu?” Kayla melirik Najwa.

“Aku sangat yakin! Kepalanya juga berdarah Kay dan lumayan serius lukanya!” Najwa terus celingukan mencari keberadaan orang tersebut.

Kayla dan Aini memeluk sahabatnya itu dan tangan Kayla mengelus kepala Najwa berharap sahabatnya itu bisa tenang tidak panik lagi.

“Besok kita lapor polisi untuk mencari keberadaannya, sekarang kita pulang dulu,” bujuk Kayla lembut.

Aini menuntun Najwa masuk ke dalam mobil, di sepanjang perjalanan Najwa masih menangis tiada hentinya dia terus membicarakan kondisi pria yang ia tabrak tadi dan menjelaskan kronologi kecelakaan yang ia alami.

“Sudah, Jangan terlalu di pikirkan! Mungkin dia baik-baik saja.” Kayla Kembali membujuk Najwa agar tenang.

“Kamu bisa bicara seperti itu karena Kamu enggak lihat keadaannya Kay!” tukas Najwa.

“Kalau dia terluka parah mana mungkin dia bisa hilang dari situ!” Bentak Aini.

“Sudah cukup! Anggap saja dia telah pergi ke rumah sakit,” Pekik Kayla kepada dua sahabatnya itu.

“Tetap saja Aku enggak bisa melupakan kejadian itu...,” suara Najwa tercekat.

“Astaga, Sifat keras kepalamu makin lama makin berkembang dan bertambah saja.” Protes Kayla dengan suara yang melengking.

Aini dan Kayla sedikit jengkel menghadapi sikap Najwa yang begitu berlebihan mengkhawatirkan kondisi orang yang ia tabrak tadi, sedangkan orang itu pergi begitu saja tanpa paksaan, Aini menatap Kayla dan Najwa dari spion tengah wajah Kayla tampak cemberut dan suara isak tangis Najwa masih terdengar walau tak begitu keras.

“Cukup W*, jangan menangis lagi Aku mohon!” Kayla menakupkan tangannya di hadapan Najwa.

“A-aku sudah mencobanya, T-tapi bibirku tidak mau mingkem.” Seru Najwa dengan suara terbata-bata.

“Ya Tuhanku! Ampunilah dosa Sahabatku ini, Hahaa” Teriak Aini sembari tertawa.

“Kalian berdua memang jahat!!” 

Kayla dan Aini keluar mengantar Najwa masuk ke dalam rumah. Rumah megah bak istana hanya tinggali Najwa dan mbok Asih (pengasuh Najwa sejak bayi).

Begitu selesai menenangkan sahabatnya, Aini dan Kayla meninggalkan kediaman Najwa dengan sejuta penasaran pasalnya pria yang di tabrak oleh sahabatnya tersebut pergi tanpa mengucapkan apa pun.

“Kenapa dia pergi begitu saja ya, Ai...?” Tanya Kayla yang kini menyandarkan kepalanya di cendala mobil.

“Hmmm, sangat mencurigakan!” tukas Aini degan suara datar, 

“Apa jangan-jangan pria itu seorang pencuri?!” Ucap Kayla yang kini mendekatkan wajahnya ke hadapan sahabatnya tersebut.

“Bisa jadi,”  

Kayla kembali menyandarkan kepalanya di jendela pikirannya melanglang buana mencari jawaban atas peristiwa yang menimpa sahabat karibnya tersebut.

Tanpa di ketahui mereka orang yang mereka bicarakan adalah sopir taksi yang mereka tumpangi saat ini.

Comments (8)
goodnovel comment avatar
Iwan Kurniawan
terus buat penasaran
goodnovel comment avatar
Septy
semangat pokok ny.........
goodnovel comment avatar
Rozi Pashter Black Ant
Dasar pria yang aneh, biasanya orang mengambil kesempatan. Ini malah menghilang setelah ditabrak ......
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • The Dark Life   Keputusan Yang Salah

    Langkah kakinya gontai masuk ke dalam rumah dan Kayla menghempaskan tubuhnya di sofa ruang tamu, terdengar suara nafas yang memburu keringatnya jatuh bercucuran. “Hay Bu...,” sapa Kayla lembut. “Hay Sayang,” Erlina menyuguhkan senyuman tipis. “Besok sore Kayla berangkat ke kota xt, Bu.” Kayla beranjak dan duduk menatap ibunya. “Kenapa? Bukanya minggu depan kamu berangkat ke sana?” Erlina menelisik penasaran anak gadisnya. “K-Kayla... a-ada tugas kuliah juga di sana, Bu.” Jawab Kayla gugup. “Benarkah? Kebetulan sekali, ya?” Tukas Erlina. “Jika di sana kamu kesulitan langsung telepon Ibu dan ingat, jangan membahayakan diri sendiri, ok!!” Ucapan Erlina yang penuh penekanan. “Siap Bos, laksanakan!” Seru Kayla dengan di sertai tawa kecil. “Cepat mandi! Bau asem,” selorohnya dengan jari yang memencet hidung. Suasana hati Kayla sangat bahagia saat ini karna mendapa

  • The Dark Life   Insecure

    Mata Kayla membulat sempurna seraya melontarkan pertanyaan-pertanyaan, “Siapa kalian? Dan apa mau kalian semua?” “Kau tak perlu tahu siapa kami, aku tekankan padamu. Cepat pergi dari kota ini dan jangan pernah kembali lagi!!” tandasnya penuh penekanan. Kayla menelisik kedua pria yang duduk berdampingan dengannya, tanpa di sengaja sepasang matanya menangkap sebuah Relover di balik jaket pria tersebut. ‘Ada rahasia apa di kota ini? Apa yang harus aku lakukan agar bisa lolos dari mereka?!’ Batin Kayla. “Kau dengar ucapanku tidak!!” Bentak pria itu di telinga Kayla. Dan teriakan tersebut membuat Kayla tersadar dari lamunannya, “Aaah, i-iya saya dengar....” “Besok kau harus sudah angkat kaki dari kota ini!!” Ancam pria itu dengan nada yang meninggi. Kayla mengangguk mengerti, telapak tangan gadis itu di basahi keringat. Jantungnya berdegup kencang kecemasan terlihat jelas di wajahnya, ta

  • The Dark Life   Gulungan Kertas

    Tasya terus menangis tanpa henti melihat saudarinya yang tak kunjung sadar. Beberapa menit berlalu mobil ambulans pun datang membawa Kayla ke Rumah Sakit Cahaya Harapan, sesampainya di rumah sakit Kayla bawa ke UGD, gadis itu di periksa oleh beberapa dokter. “Nyonya Erlina Antawiguna...,” perawat memanggil Erlina dengan suara lantang. “Saya, suster. Ada apa?” Erlina sangat panik menatap perawat wanita itu. “Dokter Ari mau menyampaikan sesuatu!” Perawat itu menuntun Erlina menuju ruang kerja Dokter Ari, orang yang menangani Kayla. Erlina mengikuti langkah suster dan dokter pun berbicara tentang kondisi Kayla, betapa kagetnya Erlina mendengar penjelasan dari dokter bahwa anaknya di bius dengan dosis yang tinggi, bisa membuat Kayla tertidur dua sampai tiga hari ke depan. “Astaga... apa tidak ada cara menyadarkan anak saya, Dok?” Erlina mendekatkan wajahnya ke wajah Dokter Ari. “Nyonya jangan kawatir, tidak ada hal serius dalam masal

  • The Dark Life   Mengancam Keselamatan

    “ini saya, Irma. Non!” “Masuk Mbak! Pintunya enggak di kunci kok,” jawab Kayla dari dalam kamar, tangannya menggenggam erat secarik surat yang ia temukan tadi. “Permisi Non!” Irma berlalu dengan membopong buku. Kayla hanya menganggukkan kepalanya, perlahan Kayla membuka kertas itu. Netra gadis itu tampak berkaca-kaca sesaat melihat coretan pena di atas kertas tersebut ‘Hay... Gadis kecil Ayah yang cantik, Semoga Kamu baik-baik saja! Dan Ayah tahu pasti Kamu sudah dewasa sekarang dan lebih bijak menghadapi masalah apa pun. Ayah mohon jangan beritahu Ibu atau Tasya soal surat ini! Biarkan ini menjadi rahasia kita berdua!’ Kayla melanjutkan membaca surat tersebut dengan deraian air mata. ‘Ayah ingin menceritakan tentang pengalaman serta pekerjaan Ayah dahulu! Ayah adalah mantan wakil mafia besar di kota XT dan Ayah mempunyai Bos sekaligus sahabat Ayah dari SMA. Sebenarnya Ayah bukanlah siapa-siapa, Ayah adalah orang biasa sampai Ayah bertemu

  • The Dark Life   Pengenalan Staf

    “Dia masih bungkam, Non.” Bisik Pak Joko. “Sial! apa yang harus aku lakukan? Agar dia memberitahu siapa bosnya,” gerutu Kayla. Pak Joko terdiam melihat Kayla yang berjalan mondar-mandir di depan pintu. “Akhirnya aku dapat ide bagus,” ucapnya dengan bibir yang tersenyum lebar. Kayla menghampiri Pak Joko dan mereka berdua berdiskusi tentang ide gila yang terlintas di benak Kayla barusan. “Apa Pak Joko setuju dengan ide Kayla ini?” tanya Kayla yang kini menatap Pak Joko dengan cukup serius. Pak Joko mengangguk pelan dan segera memalingkan pandangannya kearah ruang belajar.*** Suasana di meja makan cukup hening membuat Tasya merasa tidak nyaman sama sekali. Saat Tasya beranjak dari tempat duduknya, tiba-tiba semua penerangan dalam rumah padam. “Apa yang terjadi?” tutur Tasya terkekeh. “Duduk saja dengan tenang, nanti juga akan nyala lagi listriknya.” Sahut Kayla yang masih menikmati j

  • The Dark Life   Petemuan Tak Terduga

    Setelah meeting dengan staf rahasia di ruang bawah tanah Kayla melangkah menuju ke ruang meeting umum yang ada di lantai dua puluh, Kayla mengumpul kan semua karyawan penting di perusahaan ayahnya. Kayla ingin semua perincian keuangan perusahaan dan semua tender harus di laporkan kepadanya. Tapi tanpa sepengetahuan ibu, karna Kayla ingin mengerti masalah apa saja yang ada di perusahaan tersebut entah itu keuntungan atau pun kerugian, baru saja delapan jam ada di perusahaan Kayla sudah merasakan capek yang luar biasa terlihat jelas wajah Kayla sangat lesu dan lelah. Pak Joko menghampiri Kayla menanyakan keadaannya belum sempat berbicara Kayla telah menjelaskan keadaan dirinya saat ini. “Pak Joko pulang saja! Kayla mau jalan-jalan sebentar di sekitar perusahaan,” perintah Kayla yang masih duduk santai di kursi. “Saya temani ya, Non! Takutnya nanti ada yang mau berbuat jahat kepada Nona.” Pak Joko berdiri di samping Kayla. “Pak Joko tenang saja,

  • The Dark Life   Interview Aneh

    Hari yang melelahkan bagi Kayla tapi sebaliknya bagi Tasya, menurutnya hari ini sangat menyenangkan karena dia mendapat bodyguard yang tampan dan pintar, Joy sangat tegas dan patuh apa pun yang di perintahkan Tasya selalu di laksanakan tanpa ragu. “Makasih ya, Kak atas perhatianmu,” ucap Tasya merangkul bahu Kayla. “Perhatian apa maksudmu?” Kayla melirik kearah Tasya. “Itu loh Kak, Bodyguard yang bernama Joy....” Tasya memeluk lengan Kayla. “Iya, ada apa dengannya?” Kayla memicingkan mata. “Kakak ini bikin kesal saja!” Tasya melepas pelukan lengan Kayla dengan sedikit kasar. “Jangan membuat ulah Sya! Hari ini aku capek sekali,” Kayla melangkah melewati anak tangga. “Kakak sangat menjengkelkan dan sangat amat membosankan!” Suara Tasya menggema di ruang tamu. “Apa sih mau mu? aku enggak mengerti!” Kayla berteriak dari lantai dua. “Lupakan saja!” katanya seraya mengibaskan tangan kir

  • The Dark Life   Suara Misterius

    ‘Cih, bilang aja kalau kau takut aku mencuri barang-barangmu. Kau pikir Aku ini orang rendahan yang tergiur dengan perabotan murahanmu itu!’ gerutu Kayla dalam hati dan matanya terbelalak ketika melihat guci antik yang terletak di sebelah anak tangga. ‘Astaga guci itu bernilai ratusan juta.’ Kayla kembali berkata-kata dalam hatinya. “Kamu lihat apa Kay?” Bram berbalik badan menatap Kayla. “Hah, t-tidak aku tidak melihat apa-apa!” jawabnya gugup. “Cepat ke sini! Ini ruang kerjamu, besok kamu mulai bekerja denganku dan sekarang kamu boleh pergi dari sini,” Bram menunjuk kearah pintu utama. “Apa maksudmu? Mana ada interviu macam gini!” Protes Kayla sambil berjalan keluar. Bram memberi Isyarat bahwa gadis itu harus segera pergi dari rumahnya, beruntungnya Pak Budi masih menunggu di luar. *** Jarak dari rumah Kayla ke rumah Bram sangat jauh jadi ia memutuskan berangkat lebih awal, setelah sampai di

Latest chapter

  • The Dark Life   Khayalan Rey

    “Terima kasih untuk tetap hidup. Saat itu dadaku terasa sesak dan akan meledak melihatmu tak sadarkan diri,” Rey mengungkapkan semua yang ia rasakan di kala Kayla tertembak. “Kenapa kau melakukan itu semua? Apa kau memiliki sembilan nyawa!?” Rey menimpali perkataannya. “A-aku....” ucapan Kayla tertahan dan jarinya tak berhenti memainkan cincin yang ia kenakan. Rey mendekatkan tubuhnya dan memeluk Kayla dengan sangat erat. “Tetaplah hidup sehat dan berdiri tegak bersamaku di sini. Aku ingin menikahimu dan memiliki anak kembar yang mirip sepertimu! Dan aku mau melihatmu dengan rambut keabuan,” Rey menatap Kayla dengan tatapan mata yang sayu. Mendengar ucapan Rey, air mata Kayla menetes dan gadis itu memeluk erat pria yang ada di hadapannya itu, tangisan Kayla semakin menjadi-jadi membuat Rey khawatir. “Apa yang kau rasakan? Apa lukanya masih sangat sakit? Kay jawab pertanyaanku ini, jangan di

  • The Dark Life   Perhatian Yang Berlebihan

    Telepon genggam Rey berdering terlihat jelas nama Tasya di layar, Rey menghela nafas panjang dan mengangkat panggilan tersebut.“Ada apa Sya?”“Benarkah? Aku segera ke sana,” Rey bergerak dengan sangat gelisah.“Apa yang terjadi Rey, kenapa kau terlihat gelisah seperti itu?” tanya Bram dengan mata menyipit.“Kayla sudah siuman.”“Kenapa lift ini bekerja dengan sangat lambat!!” imbuhnya sembari menendang pintu lift.“Sabar Rey,” ujar Bram.Rey berlari kecil sesaat pintu lift terbuka, ketika berada di depan pintu pemuda itu merapikan baju dan rambutnya. Padahal baju dan rambutnya masih tertata rapi. Perlahan ia membuka pintu dengan wajah yang semringah dia menghampiri Kayla yang masih terbaring lemah di ranjang.“Bagaimana keadaanmu? Bagian tubuh mana saja yang sakit? Apa ka

  • The Dark Life   Pertengkaran Yang Konyol

    “Sebaiknya kalian pergi dari sini!” usir Rey dengan nada datar.Tasya melirik pemuda itu dengan lirikan mata yang sangat tajam, namun lirikan mata Tasya tak membuat Rey takut atau pun goyah. Bahkan pemuda itu kini semakin menekankan suaranya dan dia mengulang ucapannya lebih dari empat kali hanya untuk membuat sepasang sejoli tersebut segera meninggalkan kamar Kayla.Bram berdecap, “Rey... Rey... dari dulu kok enggak berubah-berubah.”“Oh, jadi kau mau lihat aku berubah. Baiklah aku akan berubah menjadi Spiderman agar kalian bahagia,” celetuk Rey.“Hahaa, enggak lucu, Bang!” ketus Tasya dengan mata yang melirik tajam kearah Rey.Rey melangkahkan kakinya menuju pintu dan tangannya meraih gagang pintu, membuka lebar pintu tersebut seraya mengangkat kedua alisnya dan menatap ketiga orang yang masih duduk santai di sofa.“Apa yang ka

  • The Dark Life   Harapanku

    “Pasien luka tembak di dada. Sudah mendapat infus,” jelas perawat yang masih mendorong bad yang Kayla tiduri.“Luka tembak? Bawa ke ruang operasi.” Ucap Dokter Yudo.“Sudah berapa lama?” tanya Dokter Yudo dengan sorot mata serius.“Sekitar 15 menit transportasinya, kami sudah Resusitasi.” Imbuh perawat wanita itu sambil memasang oksigen. (Resusitasi adalah suatu tindakan darurat sebagai suatu usaha untuk mengembalikan keadaan henti nafas atau henti jantung ke fungsi optimal guna, mencegah kematian biologis.)“Cek organ vitalnya. Siapkan infus dan hitung darah lengkap!” pinta Dokter Yudo dengan tegas.Suasana di dalam ruangan UGD sangat tegang dan beberapa dokter dan perawat sibuk mempersiapkan alat untuk pengecekan kondisi Kayla lebih lanjut.“Tekanan darahnya 60 per 40. Saturasi darah 80.” Ungkap asisten dokter yang bertugas mem

  • The Dark Life   Di Ujung Maut

    mobil berwarna silver dari arah lain mengerem mendadak membuatnya hilang kendali dan mobil tersebut mendekat ke arah Kayla. Mata Kayla mendelik mendapati mobil itu melayang ke arahnya, untungnya gadis itu bisa segera menghindar dan berlindung di bawah mobil yang terparkir di sisi bahu jalan.Baru saja keluar dari kolong mobil Kayla suda di sambut tendangan dari bodyguard Indra, yang membuatnya tersungkur dan hidungnya mengeluarkan dara. Kayla mengusap hidungnya kasar dan dengan beringasnya Kayla melayangkan pukulan dan tendangan ke arah pria yang telah menendangnya barusan, wajah bodyguard tersebut di sodok degan sikunya hingga bercucuran darah. Tak cukup di situ Kayla kini membabi buta menyerang semua bodyguard Indra sampai dia nekat memecahkan kaca jendela mobil dan meraih serpihan kaca tersebut dan di lemparkannya ke arah lawannya.“Kay, cepat masuk!” pekik Rey di sisi jalan.Ketika Kayla hendak melangkahkan kakinya, Indra melesi

  • The Dark Life   Sahabtku adalah musuhku

    Hendra sudah tak bisa menahan emosinya, sehingga dia langsung melayangkan tendangan ke arah Indra dan semua anak buah Indra menodongkan pistol ke arah mereka semua. Rencana cadangan Rey pun gagal karna tindakan Hendra yang gegabah dan kini mereka harus berjuang dengan kemampuan yang ada dan saat ini mereka hanya memiliki beberapa anggota saja yang tersisa. “Kenapa kau melakukan ini?!” bentak Bram dengan mata melotot. “Iblis itu harus mati, Bang!!” sarkasnya penuh kebencian. Suara tembakan menggema di ruangan beberapa warga mengintip dari rumah mereka masing-masing dan salah satu tetangga Kayla melaporkan hal tersebut ke polisi. Semua kaca hancur berhamburan karna tembakkan dan jasad tergeletak di mana-mana, tak ada yang menjamin hidup atau pun keselamatan mereka. Kehancuran yang sesungguhnya kini telah di mulai. “Hai....” Pekik Indra seraya melepaskan tembakkan ke udara. “Buang semua senjata kalian ata

  • The Dark Life   Pertikaian

    Terdengar suara tawa yang sangat familier di telinga mereka, beberapa pasang mata menatap serius seseorang yang mengenakan topeng yang saat ini sedang duduk santai di sofa. Tiba-tiba tawanya terhenti dan tatapan dinginnya membuatnya semakin terlihat sangat kejam.“Apa yang kau pikirkan Rey?” tanya Kayla yang kini tersenyum masam di hadapan Rey.Rey masih menatap serius pria tersebut, perlahan dia melangkahkan kakinya mendekat lemari kaca yang di penuhi darah.“Apa kau masih tidak mengenali si bangsat, itu?” tanya Kayla geram.Dengan ragu Rey menjawab pertanyaan Kayla. “I-indra...,"Setelah mendengar ucapan Rey, Kayla menyelinap masuk ke sebuah kamar dan pergerakan Kayla di ikuti oleh Rey yang berjalan di belakangnya.“Kenapa kau mengikutiku?” tanya Kayla dengan mata mendelik.“Aku perlu mendengar penjelasanmu,” kata Rey lirih.

  • The Dark Life   Ketegangan

    “Pekerjaan kita belum selesai Kawan! Biang kerok di balik masalah ini belum diketahui!!” tegas Kayla sembari tangannya meraih alat bor di dinding.“Apa maksudmu, Kay?” tanya Bram dengan tatapan penuh.Kayla berjalan di hadapan semua orang, dia mengelus-elus alat bor yang ia bawa dengan tersenyum jahat, semua orang yang berada dalam ruangan sangat tak nyaman dengan sikap Kayla yang terbilang sangat aneh.“Kau mau tahu? Siapa mata-mata baru yang melaporkan pergerakan kita terakhir kali? Sehingga membuat kedua orang tuaku meninggal dan mendesak Ibu menjadi kambing hitam dari segala kekacauan ini dan hal itu untuk mengalihkan niatku dari awal!” pungkas Kayla dengan amarah yang sangat berkobar-kobar.“Kakak lagi bicara apa? Tasya enggak mengerti maksud ucapan Kakak...,” ujar Tasya dengan mata yang berkaca-kaca.“Kau sekarang harus lebih kuat Sya! Dan pahami keadaan saat

  • The Dark Life   Kekejaman Kayla

    Tasya melirik Bram yang masih bengong dan gadis itu mengguncang tubuh Pria yang duduk di sebelahnya dan melontarkan pertanyaan.“Apa yang kau pikirkan, Bram? Apa kau mendengar perkataanku tadi?” kata Tasya pelan.“Aku mendengarnya dengan cukup jelas!” sahut Bram.“Lalu kenapa kau tak segera menjawabnya?” Tasya beranjak dari tempat duduknya.“Ini semua sudah menjadi jalan takdir kalian berdua, berusahalah menjadi gadis yang tangguh! Sedikit mengertilah dengan situasi ini, tak semua yang kau lihat itu benar,” Bram memaparkan segalanya dengan suara yang lembut nan mendayu.“Apa mungkin aku bisa? Hatiku sakit tanpa alasan Bram.” Tasya mengelus dadanya dan air mata perlahan menetes.“Yakinlah pada dirimu sendiri! Jangan mengekang hati dan pikiranmu,” Bram menyekat air mata Tasya.Pemuda manis tersebut memeluk Tasya dan tanganny

DMCA.com Protection Status