Beranda / Thriller / The Dark Life / Keadaan Rumit

Share

Keadaan Rumit

Penulis: RIA
last update Terakhir Diperbarui: 2021-09-24 14:36:18

Kayla masih kebingungan mencari cara agar bisa menutupnya kembali rak buku itu, tetapi semua cara yang ia lakukan tidak berhasil. Saat melangkah kembali tidak sengaja menyandung pilar di sebelah kursi kerja ayah dan rak buku itu bergeser otomatis dan menutup rapat kembali. 

'Apa yang aku lihat tadi itu nyata? Atau aku hanya berhalusinasi belaka?' tanyanya dalam hati.

“Tapi bagaimana mungkin itu tampak nyata sekali?” Kayla terus berjalan sembari berjalan mondar-mandir.

“Apa mungkin Ayah mengoleksi itu semua? Tapi sangat penting mengoleksi semua senjata sebanyak itu,” Kayla memegang kepalanya yang terasa pusing.

Pikirannya masih berkelana mencari jawaban tentang gudang rahasia milik ayah tersebut.

“Apa sebaiknya aku bertanya kepada Ibu? Apakah Ibu tahu tentang semua ini?” Kayla mengacak-ngacak, karena begitu banyak pertanyaan yang terlintas dalam kepalanya, masih ada semua hal. 

Karena sibuk berpikir Kayla tidak menyadari kedatangan Tasya di belakang dengan tiba-tiba Tasya mengejutkan Kayla. 

“Dor....” Tawa Tasya menggema di ruangan itu.

“Astaga, kamu bikin jantungku mau copot!” Kayla mengelus pelan, Tasya hanya tertawa melihat ekspresi wajah kakaknya yang terlihat cukup lucu. 

“Habisnya, Kakak terhanyut dalam khayalan Kakak sendiri...,” Tasya memeluk Kayla dari belakang. 

Kayla beranjak dari tempat duduknya dengan langkah kaki yang cukup cepat dan meninggalkan ruangan itu, Tasya membuntut di belakang Kayla sambil meminta maaf dengan suara memelas. Kayla berhenti dan membalikkan badan mengungkapkan adiknya yang sejak tadi mengikuti langkahnya. 

“Jangan seperti itu lagi ya! Nanti Kakakmu ini bisa mati karena serangan jantung.” Pinta Kayla sembari menyuguhkan senyuman tipis.

kisah Tasya menangis terinspirasi dari kakaknya, gadis itu memeluk Kayla dengan erat sembari berkata-kata. 

“Sudah, jangan menangis!” Kayla mengusap air mata Tasya.

“Kakak jangan tinggal-in Tasya! Cukup Ayah yang pergi”, suara isak tangis Tasya. 

“Hai, siapa yang akan meninggalkan gadis cantik sepertimu?” Kayla mengelus wajah Tasya. 

Tasya masih menangis karena perbuatannya, Kayla memeluk adiknya erat-erat dan mengantarnya pergi ke kamar agar beristirahat, setelah berhasil menikmati Tasya. Kayla pergi ke kamar ibunya, dia mencoba mencari sesuatu yang berhubungan dengan pintu rahasia yang ada di ruang kerja ayahnya, dalam pikirannya, sang ayah memiliki segudang pintu lain di rumah yang selama ini ia tinggali.

  

'Aku yakin di kamar Ayah pasti ada sesuatu yang berhubungan dengan ruangan di balik rak buku itu,' batin Kayla.

Dia masih mencari ke setiap sudut kamar ibunya, dia memotret dinding. Dan setiap benda yang ada dia pegang dan pindahkan bahkan semua furnitur telah dia otak-atik berharap ada sesuatu yang bisa menjadi petunjuk baru, tapi tidak ada yang meminta.

“Maafkan Kayla yang telah mencurigai Ayah!” dia dengan lembut. 

Tanpa sengaja sengaja menyenggol lukisan vas bunga yang ada di atas nakas sebelah sofa, Ketika ingin mengembalikan posisi semula suara benda yang bergeser. 

Kreek...!!

Kayla menoleh ke sebelah kiri sofa tersebut, ternyata suara itu berasal dari lemari kecil yang ia tendang-tendang sejak tadi segera Kayla mengintip ke dalam lorong yang menuju ke suatu tempat lain dari kamar ibunya.

“Astaga! Mengapa begitu banyak ruangan rahasia di rumah ini?” seru Kayla sambil mengintip ke dalam lorong.

Kayla memutuskan untuk memeriksa sempit itu, sebelum dia masuk ke dalam itu ia menemukan cara menutup pintu tersebut hanya untuk menghindari hal-hal yang tidak terduga. Dari foto dan geser-geser sofa dan akhirnya menemukan tombol di sisi dinding lorong tersebut, segera Kayla mengunci pintu setelah masuk ke lorong kecil itu dengan pelan pelan. merasa lelah Kayla berhenti dan melihat ke belakang dari jauhnya pintu yang ia lewati tadi.

'Apa yang Ayah lakukan di ruangan yang gelap ini?' gerutu Kayla dalam hatinya.

Gadis itu melanjutkan perjalanannya, tidak lama kemudian Kayla sampai di ujung kaki meraba-raba mencari pijakan untuk turun ke bawah. Begitu banyak perabotan elektronik seperti radio dan masih banyak jenis lainnya, Kayla melihat semua barang-barang yang begitu berharga di simpang di ruang bawah tanah seperti ini. Kayla mengotak-ngatik semua barang yang ada dan mencoba memeriksa satu per satu alat lainnya tanpa sengaja Kayla melihat sebuah foto yang telah rusak sebagian.

'foto siapa ini? Dan suara siapa yang aku dengar tadi?' hati Kayla bertanya-tanya.

Kayla terus membocorkan sekeliling ruangan berharap ada petunjuk lainnya selain rekaman yang ia temukan tadi, kecemasan Kayla sangat berlebihan tentang hal ini membuat menangis. Bayangan-bayangan yang tampak di pelupuk mata yang tangisannya semakin pecah, Kayla akan larut dalam pikiran yang ia rasakan saat ini sehingga lupa akan keberadaan.

“Sebaiknya, aku segera keluar dari sini! Sebelum Ibu Pulang.” Kayla meninggalkan ruangan itu.

“Semoga Ibu belum pulang,” suara Kayla terdengar harap harap cemas.

Cukup lama Kayla keluar dari sana setelah sampai di ujung lorong Kayla segera menekan ke sisi dinding untuk menutup ruangan bawah tanah dengan cepat lemari kecil itu bergerak dan menutup lorong dengan rapat dan tak meninggalkan bekas apa pun.

Hari ini Kayla lolos dan berhasil menemukan dua ruangan rahasia ayahnya yang tidak diketahui oleh siapa pun, di depan pintu Kayla celingukan melirik ke kanan dan ke kiri memastikan tidak ada orang yang tahu keluar kamar ibunya hari ini.

***

Dari ruang tamu Kayla memperhatikan ibunya yang baru pulang dari kantor, tampak lelah dan lesu wajah Erlina mungkin saja hari ini Erlina menghadapi masalah yang cukup rumit di cabang kantor suaminya.

bahkan beberapa hari belakangan ini sikap Erlina banyak perubahan, sifatnya yang dulu ceria dan banyak bicara kini berubah menjadi kepribadian yang pendiam bahkan senyuman yang dulu tidak hilang. Dulu Erlina adalah orang yang penuh perhatian tidak pernah mengeluh meski mendapat situasi sulit sekali pun.

***

Erlina, Kayla dan Tasya sedang menikmati makan malam, suasananya sangat hening tak ada satu patah kata pun yang terucap dari bibir mereka hanya ada suara dentingan sendok dan garpu yang beradu. Tasya melirik ke arah ibunya dan Kayla, dia merasa sikap ibunya tampak aneh, karna selama ini Erlina tidak pernah bertanya-tanya tentang anak-anak, kaki Tasya menendang kaki Kayla berharap Kayla memberitahu sesuatu tentang perubahan sikap Erlina.

“Ibu kenap ya Kak? Tasya merasaErlina sudah berubah!” Bisik Tasya.

“Hebat dong! Kalau Ibu berubah kita bisa jadi terkenal,” seloroh Kayla.

“Maksud Tasya tu sikap Ibu ke kita! Kenapa sih Kakak selalu menganggap ucapan Tasya hanya main-main belaka?” Tasya pandangannya, berharap kakaknya mau merayu.

“Duduk di pojok sana biar dapat jawaban dari pertanyaanmu tadi!” Kayla tertarik ke arah Tasya.

“Idiih, benar-benar ngeselin!” pekik Tasya, wajahnya terlihat cemberut dengan langkah yang sedikit membuat Erlina terkejut.

“Anak gadis tidak boleh dilihat seperti itu!” ucapkan Erlina seraya mengelus pipi Tasya yang halus.

“Kakak, Bu! Bikin Tasya jengkel...,” rengek manja Tasya kepada ibunya.

Senyuman mereka dari bibir Erlina, tangan Tasya merangkul ibunya dan mereka berjalan beriringan menuju kamar masing-masing.

***

Di pagi yang begitu, Kayla dan Tasya sempurna bersiap-siap untuk pergi ke kampus karena mereka mendapat jam kuliah pagi, Ketika hendak masuk ke dalam mobil Kayla memanfaatkan handphone-nya tertinggal di dalam kamar.

Setelah menuruni tangga, Kayla melihat ibunya memasuki ruang kerja, terdengar samar-samar suara tangisan dari dalam, niat hati ingin bertanya mengapa menangis tetapi tidak ingin mengikuti kelas ini karna pertama kali ia masuk setelah beberapa bulan mengambil cuti kuliah.

“Aku akan bertanya sewaktu pulang nanti!” seru Kayla sembari melangkah cepat.

Kayla di antar terlebih dahulu oleh pak joko, kedatangan Kayla di sambut oleh ke dua sahabatnya yaitu Najwa dan Aini mereka berteman sejak masih SMA persahabatan lebih dari sahabat bisa bilang mereka seperti saudara karena tidak ada rahasia apa pun di antara tiga gadis cantik ini.

“Akhirnya Kita bisa berkumpul kembali!!” Ucap Najwa.

“Iya.. Setelah tiga bulan Kamu menghilang seperti buronan. Hahaa....” Celetuk Aini di selingi tawa.

“Hmmm... aku penjahat dong!” Kayla memasang wajah cemberut.

“Memang! Kamu kan penjahat hati kami berdua,” jelas Najwa seraya melirik Aini yang tertawa sembari menghalangi jalan menuju kelas, terlintas di kepala Kayla ingin menceritakan semua tentang ruang rahasia yang ia temukan, hendak memulai percakapan dengan sahabatnya tiba-tiba Pak Cakra masuk ke dalam ruangan dan Kayla menghentikan niatnya itu.

  

“Oya… Tadi kamu mau cerita apa, Kay?” tanya Aini sembari merangkul bahunya.

“Aku lupa! Nanti kalau aku ingat pasti cerita sama kalian,'' Kay menyadarila pandangannya.

“Ke kantin yuk! Aku lapar.” Ajak Najwa.

"Ayo pergi!" pekik Aini.

'Kalau mereka tahu tentang ruangan itu, kemungkinan saja mereka akan Ilfi dan berpikir yang macam-macam tentang Ayah!' Gumam Kayla dalam hati.

Canda tawa mereka bertiga di kantin dan makan siang yang penuh dengan kebahagiaan pun berlalu, Kayla berpamitan pergi terlebih dahulu karna dia ingin mengunjungi makam ayah. Sudah cukup lama Kayla tidak pergi ke tempat peristirahatan terakhir ayahnya.

Sesampainya di makam Kayla berbicara tentang ruangan itu, cukup lama Kayla duduk termenung di sebelah makam ayahnya, tiba-tiba Kayla di kejutkan dengan kedatangan seseorang yang mendekap doa dengan erat.

“Siapa kau? Apa yang kau inginkan?” tanya Kayla gusar.

Komen (8)
goodnovel comment avatar
Iwan Kurniawan
aa tambah seru
goodnovel comment avatar
Septy
semangat ...
goodnovel comment avatar
Rozi Pashter Black Ant
Apa benar begitu? Lalu siapa dibalik semua ini? Dan lelaki itu, siapa???
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • The Dark Life   Kabar mengejutkan

    “Diam! Dengarkan ucapanku baik-baik. Kecelakaan yang menimpa Ayahmu itu di sengaja dan itu bukan murni kecelakaan.” Bisiknya lirih di telinga Kayla. “Lalu, siapa yang tega mencelakainya? Apa aku harus percayaimu? Aku tidak menge--,” Suara Kayla tercekat. “Kau harus percaya dan carilah bukti di kota xt!” Pria itu meninggalkan secarik kertas di pangkuan Kayla. Segera Kayla menoleh sekelilingnya berharap bisa melihat pria yang memberitahu tentang tragedi yang menimpa ayahnya. Namun pandangan mata Kayla kabur akibat dekapan tangan pria misterius tersebut. Kayla mengusap-ngusap kedua matanya berharap bisa melihat jelas sosok pria itu. Namun sepasang matanya tidak menangkap siapa pun selain orang gila yang berdiri tak jauh darinya, secepat kilat Kayla berlari mengejar jejak pria misterius tersebut. “Sialan! Cepat sekali pria i

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-24
  • The Dark Life   Keputusan Yang Salah

    Langkah kakinya gontai masuk ke dalam rumah dan Kayla menghempaskan tubuhnya di sofa ruang tamu, terdengar suara nafas yang memburu keringatnya jatuh bercucuran. “Hay Bu...,” sapa Kayla lembut. “Hay Sayang,” Erlina menyuguhkan senyuman tipis. “Besok sore Kayla berangkat ke kota xt, Bu.” Kayla beranjak dan duduk menatap ibunya. “Kenapa? Bukanya minggu depan kamu berangkat ke sana?” Erlina menelisik penasaran anak gadisnya. “K-Kayla... a-ada tugas kuliah juga di sana, Bu.” Jawab Kayla gugup. “Benarkah? Kebetulan sekali, ya?” Tukas Erlina. “Jika di sana kamu kesulitan langsung telepon Ibu dan ingat, jangan membahayakan diri sendiri, ok!!” Ucapan Erlina yang penuh penekanan. “Siap Bos, laksanakan!” Seru Kayla dengan di sertai tawa kecil. “Cepat mandi! Bau asem,” selorohnya dengan jari yang memencet hidung. Suasana hati Kayla sangat bahagia saat ini karna mendapa

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-25
  • The Dark Life   Insecure

    Mata Kayla membulat sempurna seraya melontarkan pertanyaan-pertanyaan, “Siapa kalian? Dan apa mau kalian semua?” “Kau tak perlu tahu siapa kami, aku tekankan padamu. Cepat pergi dari kota ini dan jangan pernah kembali lagi!!” tandasnya penuh penekanan. Kayla menelisik kedua pria yang duduk berdampingan dengannya, tanpa di sengaja sepasang matanya menangkap sebuah Relover di balik jaket pria tersebut. ‘Ada rahasia apa di kota ini? Apa yang harus aku lakukan agar bisa lolos dari mereka?!’ Batin Kayla. “Kau dengar ucapanku tidak!!” Bentak pria itu di telinga Kayla. Dan teriakan tersebut membuat Kayla tersadar dari lamunannya, “Aaah, i-iya saya dengar....” “Besok kau harus sudah angkat kaki dari kota ini!!” Ancam pria itu dengan nada yang meninggi. Kayla mengangguk mengerti, telapak tangan gadis itu di basahi keringat. Jantungnya berdegup kencang kecemasan terlihat jelas di wajahnya, ta

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-25
  • The Dark Life   Gulungan Kertas

    Tasya terus menangis tanpa henti melihat saudarinya yang tak kunjung sadar. Beberapa menit berlalu mobil ambulans pun datang membawa Kayla ke Rumah Sakit Cahaya Harapan, sesampainya di rumah sakit Kayla bawa ke UGD, gadis itu di periksa oleh beberapa dokter. “Nyonya Erlina Antawiguna...,” perawat memanggil Erlina dengan suara lantang. “Saya, suster. Ada apa?” Erlina sangat panik menatap perawat wanita itu. “Dokter Ari mau menyampaikan sesuatu!” Perawat itu menuntun Erlina menuju ruang kerja Dokter Ari, orang yang menangani Kayla. Erlina mengikuti langkah suster dan dokter pun berbicara tentang kondisi Kayla, betapa kagetnya Erlina mendengar penjelasan dari dokter bahwa anaknya di bius dengan dosis yang tinggi, bisa membuat Kayla tertidur dua sampai tiga hari ke depan. “Astaga... apa tidak ada cara menyadarkan anak saya, Dok?” Erlina mendekatkan wajahnya ke wajah Dokter Ari. “Nyonya jangan kawatir, tidak ada hal serius dalam masal

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-27
  • The Dark Life   Mengancam Keselamatan

    “ini saya, Irma. Non!” “Masuk Mbak! Pintunya enggak di kunci kok,” jawab Kayla dari dalam kamar, tangannya menggenggam erat secarik surat yang ia temukan tadi. “Permisi Non!” Irma berlalu dengan membopong buku. Kayla hanya menganggukkan kepalanya, perlahan Kayla membuka kertas itu. Netra gadis itu tampak berkaca-kaca sesaat melihat coretan pena di atas kertas tersebut ‘Hay... Gadis kecil Ayah yang cantik, Semoga Kamu baik-baik saja! Dan Ayah tahu pasti Kamu sudah dewasa sekarang dan lebih bijak menghadapi masalah apa pun. Ayah mohon jangan beritahu Ibu atau Tasya soal surat ini! Biarkan ini menjadi rahasia kita berdua!’ Kayla melanjutkan membaca surat tersebut dengan deraian air mata. ‘Ayah ingin menceritakan tentang pengalaman serta pekerjaan Ayah dahulu! Ayah adalah mantan wakil mafia besar di kota XT dan Ayah mempunyai Bos sekaligus sahabat Ayah dari SMA. Sebenarnya Ayah bukanlah siapa-siapa, Ayah adalah orang biasa sampai Ayah bertemu

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-27
  • The Dark Life   Pengenalan Staf

    “Dia masih bungkam, Non.” Bisik Pak Joko. “Sial! apa yang harus aku lakukan? Agar dia memberitahu siapa bosnya,” gerutu Kayla. Pak Joko terdiam melihat Kayla yang berjalan mondar-mandir di depan pintu. “Akhirnya aku dapat ide bagus,” ucapnya dengan bibir yang tersenyum lebar. Kayla menghampiri Pak Joko dan mereka berdua berdiskusi tentang ide gila yang terlintas di benak Kayla barusan. “Apa Pak Joko setuju dengan ide Kayla ini?” tanya Kayla yang kini menatap Pak Joko dengan cukup serius. Pak Joko mengangguk pelan dan segera memalingkan pandangannya kearah ruang belajar.*** Suasana di meja makan cukup hening membuat Tasya merasa tidak nyaman sama sekali. Saat Tasya beranjak dari tempat duduknya, tiba-tiba semua penerangan dalam rumah padam. “Apa yang terjadi?” tutur Tasya terkekeh. “Duduk saja dengan tenang, nanti juga akan nyala lagi listriknya.” Sahut Kayla yang masih menikmati j

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-27
  • The Dark Life   Petemuan Tak Terduga

    Setelah meeting dengan staf rahasia di ruang bawah tanah Kayla melangkah menuju ke ruang meeting umum yang ada di lantai dua puluh, Kayla mengumpul kan semua karyawan penting di perusahaan ayahnya. Kayla ingin semua perincian keuangan perusahaan dan semua tender harus di laporkan kepadanya. Tapi tanpa sepengetahuan ibu, karna Kayla ingin mengerti masalah apa saja yang ada di perusahaan tersebut entah itu keuntungan atau pun kerugian, baru saja delapan jam ada di perusahaan Kayla sudah merasakan capek yang luar biasa terlihat jelas wajah Kayla sangat lesu dan lelah. Pak Joko menghampiri Kayla menanyakan keadaannya belum sempat berbicara Kayla telah menjelaskan keadaan dirinya saat ini. “Pak Joko pulang saja! Kayla mau jalan-jalan sebentar di sekitar perusahaan,” perintah Kayla yang masih duduk santai di kursi. “Saya temani ya, Non! Takutnya nanti ada yang mau berbuat jahat kepada Nona.” Pak Joko berdiri di samping Kayla. “Pak Joko tenang saja,

    Terakhir Diperbarui : 2021-10-12
  • The Dark Life   Interview Aneh

    Hari yang melelahkan bagi Kayla tapi sebaliknya bagi Tasya, menurutnya hari ini sangat menyenangkan karena dia mendapat bodyguard yang tampan dan pintar, Joy sangat tegas dan patuh apa pun yang di perintahkan Tasya selalu di laksanakan tanpa ragu. “Makasih ya, Kak atas perhatianmu,” ucap Tasya merangkul bahu Kayla. “Perhatian apa maksudmu?” Kayla melirik kearah Tasya. “Itu loh Kak, Bodyguard yang bernama Joy....” Tasya memeluk lengan Kayla. “Iya, ada apa dengannya?” Kayla memicingkan mata. “Kakak ini bikin kesal saja!” Tasya melepas pelukan lengan Kayla dengan sedikit kasar. “Jangan membuat ulah Sya! Hari ini aku capek sekali,” Kayla melangkah melewati anak tangga. “Kakak sangat menjengkelkan dan sangat amat membosankan!” Suara Tasya menggema di ruang tamu. “Apa sih mau mu? aku enggak mengerti!” Kayla berteriak dari lantai dua. “Lupakan saja!” katanya seraya mengibaskan tangan kir

    Terakhir Diperbarui : 2021-10-18

Bab terbaru

  • The Dark Life   Khayalan Rey

    “Terima kasih untuk tetap hidup. Saat itu dadaku terasa sesak dan akan meledak melihatmu tak sadarkan diri,” Rey mengungkapkan semua yang ia rasakan di kala Kayla tertembak. “Kenapa kau melakukan itu semua? Apa kau memiliki sembilan nyawa!?” Rey menimpali perkataannya. “A-aku....” ucapan Kayla tertahan dan jarinya tak berhenti memainkan cincin yang ia kenakan. Rey mendekatkan tubuhnya dan memeluk Kayla dengan sangat erat. “Tetaplah hidup sehat dan berdiri tegak bersamaku di sini. Aku ingin menikahimu dan memiliki anak kembar yang mirip sepertimu! Dan aku mau melihatmu dengan rambut keabuan,” Rey menatap Kayla dengan tatapan mata yang sayu. Mendengar ucapan Rey, air mata Kayla menetes dan gadis itu memeluk erat pria yang ada di hadapannya itu, tangisan Kayla semakin menjadi-jadi membuat Rey khawatir. “Apa yang kau rasakan? Apa lukanya masih sangat sakit? Kay jawab pertanyaanku ini, jangan di

  • The Dark Life   Perhatian Yang Berlebihan

    Telepon genggam Rey berdering terlihat jelas nama Tasya di layar, Rey menghela nafas panjang dan mengangkat panggilan tersebut.“Ada apa Sya?”“Benarkah? Aku segera ke sana,” Rey bergerak dengan sangat gelisah.“Apa yang terjadi Rey, kenapa kau terlihat gelisah seperti itu?” tanya Bram dengan mata menyipit.“Kayla sudah siuman.”“Kenapa lift ini bekerja dengan sangat lambat!!” imbuhnya sembari menendang pintu lift.“Sabar Rey,” ujar Bram.Rey berlari kecil sesaat pintu lift terbuka, ketika berada di depan pintu pemuda itu merapikan baju dan rambutnya. Padahal baju dan rambutnya masih tertata rapi. Perlahan ia membuka pintu dengan wajah yang semringah dia menghampiri Kayla yang masih terbaring lemah di ranjang.“Bagaimana keadaanmu? Bagian tubuh mana saja yang sakit? Apa ka

  • The Dark Life   Pertengkaran Yang Konyol

    “Sebaiknya kalian pergi dari sini!” usir Rey dengan nada datar.Tasya melirik pemuda itu dengan lirikan mata yang sangat tajam, namun lirikan mata Tasya tak membuat Rey takut atau pun goyah. Bahkan pemuda itu kini semakin menekankan suaranya dan dia mengulang ucapannya lebih dari empat kali hanya untuk membuat sepasang sejoli tersebut segera meninggalkan kamar Kayla.Bram berdecap, “Rey... Rey... dari dulu kok enggak berubah-berubah.”“Oh, jadi kau mau lihat aku berubah. Baiklah aku akan berubah menjadi Spiderman agar kalian bahagia,” celetuk Rey.“Hahaa, enggak lucu, Bang!” ketus Tasya dengan mata yang melirik tajam kearah Rey.Rey melangkahkan kakinya menuju pintu dan tangannya meraih gagang pintu, membuka lebar pintu tersebut seraya mengangkat kedua alisnya dan menatap ketiga orang yang masih duduk santai di sofa.“Apa yang ka

  • The Dark Life   Harapanku

    “Pasien luka tembak di dada. Sudah mendapat infus,” jelas perawat yang masih mendorong bad yang Kayla tiduri.“Luka tembak? Bawa ke ruang operasi.” Ucap Dokter Yudo.“Sudah berapa lama?” tanya Dokter Yudo dengan sorot mata serius.“Sekitar 15 menit transportasinya, kami sudah Resusitasi.” Imbuh perawat wanita itu sambil memasang oksigen. (Resusitasi adalah suatu tindakan darurat sebagai suatu usaha untuk mengembalikan keadaan henti nafas atau henti jantung ke fungsi optimal guna, mencegah kematian biologis.)“Cek organ vitalnya. Siapkan infus dan hitung darah lengkap!” pinta Dokter Yudo dengan tegas.Suasana di dalam ruangan UGD sangat tegang dan beberapa dokter dan perawat sibuk mempersiapkan alat untuk pengecekan kondisi Kayla lebih lanjut.“Tekanan darahnya 60 per 40. Saturasi darah 80.” Ungkap asisten dokter yang bertugas mem

  • The Dark Life   Di Ujung Maut

    mobil berwarna silver dari arah lain mengerem mendadak membuatnya hilang kendali dan mobil tersebut mendekat ke arah Kayla. Mata Kayla mendelik mendapati mobil itu melayang ke arahnya, untungnya gadis itu bisa segera menghindar dan berlindung di bawah mobil yang terparkir di sisi bahu jalan.Baru saja keluar dari kolong mobil Kayla suda di sambut tendangan dari bodyguard Indra, yang membuatnya tersungkur dan hidungnya mengeluarkan dara. Kayla mengusap hidungnya kasar dan dengan beringasnya Kayla melayangkan pukulan dan tendangan ke arah pria yang telah menendangnya barusan, wajah bodyguard tersebut di sodok degan sikunya hingga bercucuran darah. Tak cukup di situ Kayla kini membabi buta menyerang semua bodyguard Indra sampai dia nekat memecahkan kaca jendela mobil dan meraih serpihan kaca tersebut dan di lemparkannya ke arah lawannya.“Kay, cepat masuk!” pekik Rey di sisi jalan.Ketika Kayla hendak melangkahkan kakinya, Indra melesi

  • The Dark Life   Sahabtku adalah musuhku

    Hendra sudah tak bisa menahan emosinya, sehingga dia langsung melayangkan tendangan ke arah Indra dan semua anak buah Indra menodongkan pistol ke arah mereka semua. Rencana cadangan Rey pun gagal karna tindakan Hendra yang gegabah dan kini mereka harus berjuang dengan kemampuan yang ada dan saat ini mereka hanya memiliki beberapa anggota saja yang tersisa. “Kenapa kau melakukan ini?!” bentak Bram dengan mata melotot. “Iblis itu harus mati, Bang!!” sarkasnya penuh kebencian. Suara tembakan menggema di ruangan beberapa warga mengintip dari rumah mereka masing-masing dan salah satu tetangga Kayla melaporkan hal tersebut ke polisi. Semua kaca hancur berhamburan karna tembakkan dan jasad tergeletak di mana-mana, tak ada yang menjamin hidup atau pun keselamatan mereka. Kehancuran yang sesungguhnya kini telah di mulai. “Hai....” Pekik Indra seraya melepaskan tembakkan ke udara. “Buang semua senjata kalian ata

  • The Dark Life   Pertikaian

    Terdengar suara tawa yang sangat familier di telinga mereka, beberapa pasang mata menatap serius seseorang yang mengenakan topeng yang saat ini sedang duduk santai di sofa. Tiba-tiba tawanya terhenti dan tatapan dinginnya membuatnya semakin terlihat sangat kejam.“Apa yang kau pikirkan Rey?” tanya Kayla yang kini tersenyum masam di hadapan Rey.Rey masih menatap serius pria tersebut, perlahan dia melangkahkan kakinya mendekat lemari kaca yang di penuhi darah.“Apa kau masih tidak mengenali si bangsat, itu?” tanya Kayla geram.Dengan ragu Rey menjawab pertanyaan Kayla. “I-indra...,"Setelah mendengar ucapan Rey, Kayla menyelinap masuk ke sebuah kamar dan pergerakan Kayla di ikuti oleh Rey yang berjalan di belakangnya.“Kenapa kau mengikutiku?” tanya Kayla dengan mata mendelik.“Aku perlu mendengar penjelasanmu,” kata Rey lirih.

  • The Dark Life   Ketegangan

    “Pekerjaan kita belum selesai Kawan! Biang kerok di balik masalah ini belum diketahui!!” tegas Kayla sembari tangannya meraih alat bor di dinding.“Apa maksudmu, Kay?” tanya Bram dengan tatapan penuh.Kayla berjalan di hadapan semua orang, dia mengelus-elus alat bor yang ia bawa dengan tersenyum jahat, semua orang yang berada dalam ruangan sangat tak nyaman dengan sikap Kayla yang terbilang sangat aneh.“Kau mau tahu? Siapa mata-mata baru yang melaporkan pergerakan kita terakhir kali? Sehingga membuat kedua orang tuaku meninggal dan mendesak Ibu menjadi kambing hitam dari segala kekacauan ini dan hal itu untuk mengalihkan niatku dari awal!” pungkas Kayla dengan amarah yang sangat berkobar-kobar.“Kakak lagi bicara apa? Tasya enggak mengerti maksud ucapan Kakak...,” ujar Tasya dengan mata yang berkaca-kaca.“Kau sekarang harus lebih kuat Sya! Dan pahami keadaan saat

  • The Dark Life   Kekejaman Kayla

    Tasya melirik Bram yang masih bengong dan gadis itu mengguncang tubuh Pria yang duduk di sebelahnya dan melontarkan pertanyaan.“Apa yang kau pikirkan, Bram? Apa kau mendengar perkataanku tadi?” kata Tasya pelan.“Aku mendengarnya dengan cukup jelas!” sahut Bram.“Lalu kenapa kau tak segera menjawabnya?” Tasya beranjak dari tempat duduknya.“Ini semua sudah menjadi jalan takdir kalian berdua, berusahalah menjadi gadis yang tangguh! Sedikit mengertilah dengan situasi ini, tak semua yang kau lihat itu benar,” Bram memaparkan segalanya dengan suara yang lembut nan mendayu.“Apa mungkin aku bisa? Hatiku sakit tanpa alasan Bram.” Tasya mengelus dadanya dan air mata perlahan menetes.“Yakinlah pada dirimu sendiri! Jangan mengekang hati dan pikiranmu,” Bram menyekat air mata Tasya.Pemuda manis tersebut memeluk Tasya dan tanganny

DMCA.com Protection Status