Share

Chapter 5

Author: Fura Ferra
last update Last Updated: 2020-09-02 18:59:58

Seminggu telah berlalu, mereka kini sampai di Hutan Sanre yang merupakan bagian wilayah Kerajaan Miore. Kerajaan Miore berada paling ujung Benua Ecentra, dengan laut sebagai pemisah dengan Benua Husberg.

Hutan Sanre lebih terlihat begitu rimbun dari hutan lainnya yang berada di wilayah Kerajaan Miore. Untuk mencapai pelabuhan mereka harus melalui Hutan Sanre sebagai jalan alternatif dan tercepat. Selain itu, Lucien dapat merasakan seseorang yang ia cari di dalam hutan tersebut.

"Apa Anda yakin?" tanya Evrard yang sedang menggendong tubuh Lucy.

"Ya, tetapi yang menjadi masalah adalah sifatnya yang menyebalkan," jawab Lucien sambil menyandarkan tubuhnya di pohon besar.

"Amelia pasti akan langsung senang melihat Anda," jawab Evrard.

"Ck, aku tidak terbiasa dengan tingkahnya," jawab Lucien yang langsung memasuki hutan.

"Amelia?" tanya Lucy pada Evrard.

"Amelia adalah salah satu pelayan pribadi Lord Lucien, Master. Tetapi karena tingkahnya yang seperti anak kecil, Lord Lucien jarang memerintahkan sesuatu pada Amelia. Meski begitu ia adalah salah satu dari Jendral milik Lord Lucien," terang Evrard yang juga memasuki hutan mengikuti langkah Lucien.

Lucy memandang sekitarnya, begitu banyak mana yang kini masuk ke dalam tubuhnya. Lucy benar-benar dicintai mana, meski Lucien dan Evrard memakan mana-nya, mana dalam tubuhnya seakan tidak pernah habis.

Semakin dalam mereka memasuki hutan, semakin gelap karena cahaya matahari yang terhalang oleh dedaunan. Evrard semakin memeluk Lucy saat terdengar suara tawa kecil milik seorang gadis dari dalam hutan.

"Ck, dia ingin bermain-main rupanya," gerutu Lucien sambil menghentakan kaki kanannya.

Seketika terasa getaran di tanah dan membuat hewan-hewan di dalam hutan berlarian. Tiba-tiba bayangan hitam besar terlihat dan mulai menyerang Lucien. Lucien melompat tinggi menghindari serangan yang mendadak dan mampu menumbangkan pohon besar di dekatnya.

Debummm

Satu pohon tumbang dan kini terlihat sosok besar yang menyerang Lucien. Lucy mengerutkan kedua alisnya.

"Kelinci?" Lucy menatap bingung monster besar apa yang telah menyerang Lucien.

"Amelia!" panggil Evrard saat melihat siluet seorang gadis dalam hutan.

Monster besar itu kembali memasuki gelapnya hutan dengan cepatnya. Sedangkan Evrard mulai waspada, karena kemungkinan besar Esmelth bernama Amelia itu akan mengincarnya.

"Di sana." Tunjuk Lucy dengan tangan kanannya ke arah Lucien.

"Anda dapat melihatnya?" tanya Evrard dan Lucy mengangguk sambil tersenyum.

"Lompat yang tinggi," ujar Lucy, Evrard dengan refleks yang cepat mengikuti perintah Lucy.

Dan benar saja, monster besar tadi tengah menyerang Evrard dari belakang dengan kecepatan tinggi. Evrard baru mengetahui jika insting masternya begitu tinggi.

"Lucien, api!" teriak Lucy.

Lucien yang mendengar itu langsung saja membakar sekitarnya, dan dengan cepat merambat hingga terdengar suara gadis yang merintih karena rambutnya terbakar.

"Aw, rambutku!" teriak seorang gadis.

"Evrard, air!" Evrard mengerti dan langsung saja menghentakan tangannya hingga air keluar dari tanah dan menghentikan api yang mulai membakar sekitarnya.

Evrard mengerjapkan kedua matanya, gadis kecil yang menjadi masternya itu benar-benar di luar dugaan. Bahkan ia bisa memerintah Lucien dengan sekali ucapan.

"Lucy, ini kedua kalinya kau memerintahku!" gerutu Lucien sambil mencebik tidak suka.

"Maaf, aku tidak sengaja," jawab Lucy sambil tertawa kecil.

"Amelia!" teriak Lucien pada akhirnya, ia tidak suka jika Lucy terluka meski jendral miliknya sendiri tidak sengaja melakukannya.

"Ugh, Lord Varoksya." Seorang gadis bersurai emas keluar dari gelapnya hutan dan langsung memeluk tubuh Lucien.

"Lepaskan pelukanmu, Amelia!" jawab Lucien sambil menjauhkan wajah gadis itu dari tubuhnya.

"Aku merindukanmu, huhuhu." Gadis itu melepas pelukannya dan menangis di hadapan Lucien.

"Lucien," panggil Lucy yang merentangkan kedua tangan ke arahnya.

Lucien langsung saja mendekat dan menggendong Lucy. Ia tidak nyaman jika Lucy berada dipelukan orang lain selain dirinya.

"Lord Varoksya, siapa Magia itu?" tanya Amelia yang terlihat cemburu dengan kedekatan Lucien dan Lucy.

"Panggil beliau Lord Lucien, itu adalah nama baru yang diberikan Master Lucy," ujar Evrard yang berdiri di sebelah Lucien.

Gadis Esmelth itu langsung saja membulatkan kedua matanya. Pria kaku di hadapannya itu adalah Romario, salah satu dari Jendral berdarah dingin milik Lord Varoksya yang kini dipanggil Evrard.

"Tunggu, kau bilang master? Apa kini kau memiliki master? Siapa Magia yang mampu menjadikanmu Esmelth miliknya?" tanya gadis esmelth itu.

Evrard dan Lucien saling bertukar pandang, setelah itu mereka berdua langsung menunjuk Lucy secara bersamaan.

"Bukan hanya diriku, Lord Lucien pun kini memiliki master, dan Master Lucy adalah master Lord Lucien. Dan untuk namaku, kau bisa memanggilku Evrard," jawab Evrard dan gadis Esmelth itu kini menatap Lucy dengan tatapan tidak percaya.

"Syukurlah, kini Anda memiliki master, Lord Lucien," kata Amelia sambil berkaca-kaca.

Ia kembali mengingat betapa sedihnya Lucien di masa lalu karena tidak ada yang mampu menjadi master untuknya. Dan karena hal itu pun Lucien hilang kendali karena kekuatannya yang tidak bisa dikontrol oleh Magia mana pun.

"Amelia, perkenalkan dia adalah Lucy. Ia adalah masterku, dan ia pun yang membuka segel tubuhku di Hutan Lugia," terang Lucien dengan tenangnya.

"Dan Lucy, dia adalah Amelia. Jenderal sekaligus pelayan pribadiku," lanjut Lucien sambil melihat reaksi Lucy yang hanya tersenyum senang menatap Amelia.

Lucien sama sekali tidak bisa menebak apa yang Lucy pikirkan. Meski sudah dua tahun lebih mengenal Lucy, ia tetap tidak bisa menebak apa yang gadis itu rasakan. Akhirnya Lucien memutuskan untuk menceritakan semuanya pada Amelia. Gadis Esmelth itu langsung menangis setelah Lucien menyeselaikan ceritanya.

Hari sudah mulai gelap, tentunya pelabuhan pun sudah ditutup. Karena itu mereka pun memilih menetap di dalam hutan. Seperti biasa, Lucien menutup tubuhnya dan Lucy dengan satu sayap miliknya. Sedangkan Amelia, gadis Esmetlh itu tidak berhenti menangis. Evrard yang jengah karena suara tangis Amelia memilih memantau sekitar hutan.

"Romario," panggil Amelia dan tentunya Evrard tidak akan menoleh.

"Evrard." Kini gadis esmelth itu memanggil nama baru teman lamanya itu.

Evrard sedikit menoleh dengan enggan, ia tidak terlalu suka dekat dengan Amelia sejak dulu. Gadis itu lebih berisik daripada anak kecil yang ketakutan melihat wajahnya yang dingin.

"Ke mana tujuan kalian?" tanya Amelia.

"Mengumpulkan semua Jendral milik Lord Lucien. Setelahnya aku tidak tahu," jawab Evrard kini tanpa menoleh.

"Berarti aku boleh ikut?" tanya Amelia penuh harap.

"Kau harus ikut untuk menjaga Master Lucy, Master masih berusia muda. Dan saat ini ia menjadi buronan Kerajaan Xeravine, kita harus melindunginya," jawab Evrard dan Amelia terlihat begitu antusias.

Evrard kembali menatap sekitarnya, sebenarnya ia tidak perlu berjaga karena hutan itu dikuasai oleh Amelia. Tetapi dengan sifat santai gadis Esmelth itu, ia tidak yakin bisa menjamin Lucien dan Lucy tidur dengan tenang.

"Apa kau tidak lelah berjaga seperti itu terus, Evrard?" tanya Amelia sambil memanggil pet miliknya.

"Aku belum pernah merasa lelah selama hidupku kecuali saat perang terakhir saat Lord Lucien tersegel karena Esmelth itu."

"Maksudmu Lord Velianra, adik Lord Lucien?"

"Jangan sebut nama itu, Lord Lucien sangat membencinya."

"Tentu saja Lord Lucien sangat membencinya, karena dirinya-lah yang membuat Lord Lucien tersegel selama ratusan tahun," jawab Amelia sambil merentangkan kedua tangannya melihat pet miliknya yang bertubuh besar itu datang.

"Suatu saat nanti kita akan membalasnya untuk Lord Lucien," lanjut Amelia.

"Aku tidak tahu, selama Master tidak memerintahkannya maka aku tidak bisa melakukannya," jawab Evrard.

"Gadis kecil itu mengapa bisa memiliki mana yang sangat besar? Terlebih lagi, kalian berdua bisa menjadi Esmelth miliknya," tanya Amelia yang kini baru menyadari jika Lucy dapat melakukan perjanjian dengan 2 Esmelth sekaligus.

"Aku tidak tahu, Hellson yang paling mengetahui sejarah Esmelth daripada diriku ataupun Lord Lucien," jawab Evrard sambil menatap bosan kelinci besar di hadapannya.

"Hellson, aku tidak tahu apa yang terjadi padanya. Aku tidak dapat merasakan kekuatan miliknya sama sekali," gumam Amelia sambil menunduk sedih.

"Terakhir kali kita melihatnya, ia berada di tangan Lord Velianra," lanjut Amelia dan Evrard hanya bisa menahan perasaannya yang mulai berkecamuk.

Di antara beberapa Jendral, Hellson adalah Esmelth yang paling dekat dengan Lucien. Lucien sudah menganggapnya sebagai adik keduanya setelah Velianra. Meski Lucien lebih terlihat sering bertengkar dengan Hellson, tetapi sesungguhnya mereka hanya bercanda.

Pagi pun tiba, Amelia mengantar Lucy untuk membersihkan tubuh gadis kecil itu di danau dekat tempat mereka bermalam. Tidak hanya Evrard yang terkejut, Amelia pun kini menangis setelah melihat tubuh Lucy. Bekas luka yang tidak akan hilang itu membuat Amelia begitu sedih melihat Lucy.

"Mengapa kalian melihat luka di punggungku seperti itu?" tanya Lucy menatap ketiga Esmelth di hadapannya.

"Karena itu mengerikan, bagaimama bisa mereka menyiksamu sampai sekejam itu? Seharusnya kau hidup dengan damai dan bermain dengan anak kecil lainnya yang seusia dengan dirimu," jawab Amelia yang masih saja terus menangis.

Lucy terdiam, gadis kecil itu menunduk lalu kembali memamerkan senyum indahnya.

"Terima kasih karena kalian mengkhawatirkan diriku, selama ini hanya kakakku saja yang mengkhawatirkan diriku karena luka itu," jawab Lucy yang langsung mulai memasak untuk dirinya sendiri.

"Sebenarnya apa yang terjadi padamu?" Pertanyaan Amelia membuat Lucy menghentikan aktivitasnya.

"Kalian tidak akan sanggup membayangkannya," jawab Lucy yang langsung kembali melanjutkan aktivitasnya.

"Evrard, apa ia benar-benar anak kecil? Entah mengapa aku merasakan jika jiwanya seperti orang dewasa," bisik Amelia.

"Perhatikan cara bicaramu pada Lucy, Amelia," tegur Lucien yang sedari tadi hanya diam.

"Maafkan aku, Lord Lucien," jawab Amelia sambil memutar bola matanya jengah.

"Lucy, setelah makan buatlah kontrak dengan Amelia. Apa kau bisa?" ujar Lucien lembut sambil mengelus kepala Lucy.

"Aku akan mencobanya," jawab Lucy sambil tersenyum lebar.

"Good girl," jawab Lucien.

"Aku baru menyadari jika Lord Lucien sangat akrab dengan Master," bisik Amelia pada Evrard.

"Kau akan memgetahuinya jika sudah tinggal bersama dengan mereka," jawab Evrard dengan bisikan.

"Apa kau yakin Master Lucy bisa membuat kontrak denganku?"

"Kita lihat saja, sejauh mana Master dapat membuat kontrak dengan para Esmelth," jawab Evrard dan Amelia menatap tidak yakin dengan gadis Magia itu.

Setelah Lucy menyelesaikan sarapannya, gadis kecil itu langsung saja mencoba membuat kontrak dengan Amelia. Cahaya terang membuat dalam tubuh gadis Esmelth itu dan seketika wujudnya telah berubah.

"Dengan ini kau menjadi Esmelthku, dan namamu adalah Alice."

        

***

Related chapters

  • The Curse of Esmelth   Chapter 6

    Malam yang begitu tenang tak mengusik ketenangan Lucy yang berada di pangkuan Lucien. Saat ini mereka sedang berlayar mengarungi samudra hanya untuk sampai di Benua Husberg. Tujuan mereka kali ini adalah Hutan Ant yang berada di kawasan Kerajaan Night Crow. Membutuhkan waktu empat bulan untuk sampai Benua Husberg dengan kapal laut saat ini.Dan mereka harus menempuh jarak yang cukup jauh untuk sampai tujuan mereka. Hutan Ant adalah tempat yang paling cocok untuk membangun batu pemanggilan. Dengan melewati Kerajaan Sasentra dan Amunra, mereka cukup yakin sampai dengan waktu yang cukup lama. Dan tentunya Lucy menikmati perjalanan bersama dengan Lucien. Evrard dan Alice masuk ke dalam tubuh Lucy seperti Esmelth pada umumnya, yang di ha

    Last Updated : 2020-09-02
  • The Curse of Esmelth   Chapter 7

    Sudah satu minggu Lucy dan Lucien berada di kapal laut, Lucy yang tidak pernah terlihat bosan itu menikmati kebersamaannya dengan Alice. Lucien sengaja membiarkan Lucy bersama Alice agar mereka berdua menjadi lebih dekat. Sedangkan dirinya hanya bisa mengawasi dari jarak jauh bersama Evrard.Terlihat banyak Esmelth yang mulai mendekati Lucy gagal begitu saja, karena mereka melihat keberadaan Lucien yang tidak jauh dari Lucy. Tatapan mengintimidasi milik Lucien memang benar-benar bisa membuat orang lain ketakutan."Dengan kecepatan seperti ini membutuhkan waktu berlayar setidaknya empat bulan, itu pun jik

    Last Updated : 2020-09-02
  • The Curse of Esmelth   Chapter 8

    Hantaman ombak semakin menjadi-jadi, kapal mulai terhempas semakin jauh dari rute yang seharusnya mereka lewati. Para penumpang tampak terlihat panik kala melihat puluhan Esmelth keluar dari dalam laut."Lucien, apa yang terjadi?" tanya Lucy yang berada dalam pelukan Lucien."Sepertinya sedang ada badai, tidurlah aku akan tetap di sisimu," jawab Lucien sambil mengelus lembut surai pirang milik Lucy.Lucy hanya mengangguk lalu membenamkan wajahnya di curuk leher Lucien. Semaki

    Last Updated : 2020-09-02
  • The Curse of Esmelth   Chapter 9

    Tidak terasa sudah 4 bulan berlalu dan kini mereka baru saja menginjakkan kaki di daratan. Lucy yang masih terlihat mengantuk hanya menguap sambil memeluk Lucien kembali. Sedangkan Fain sudah begitu terlihat berbinar menanti perjalanan selanjutnya menuju Kerajaan Night Crow. Mereka harus melewati dua kerajaan besar yang akan menguras waktu untuk sampai di Kerajaan Night Crow.Lucy tidak mempermasalahkan perjalanan mereka karena ia baru saja menyadari jika tempat dimana mereka berlabuh adalah tempat yang terlihat begitu gersang. Padang pasir terlihat begitu luas di sebelah selatan. Kini mereka berada di Pelabuhan Faqur yang merupakan wilayah Kerajaan Sasentra.

    Last Updated : 2020-09-02
  • The Curse of Esmelth   Chapter 10

    Lucien menatap Lucy tajam sedari gadis kecil itu kembali dari membersihkan tubuhnya. Ia merasakan sesuatu yang aneh mulai melindungi tubuh Lucy. Entah apa yang terjadi, Lucy tidak menjawab pertanyaannya saat ia bertanya."Lord Lucien, tenang saja. Kekuatan itu melindungi tubuh Master, jadi kau tidak perlu khawatir," ujar Evrard dan Lucien masih menatap tajam Lucy yang sedang berbincang dengan Alice."Aku tidak tahu asal kekuatan itu, yang aku harapkan Lucy tidak terluka karena kekuatan itu," jawab Lucien.

    Last Updated : 2020-09-25
  • The Curse of Esmelth   Chapter 11

    Seseorang memakai baju zirah dengan cahaya biru menyelimuti, kini berhadapan dengan Lucien. Pria itu berlutut di depan Lucien yang menatapnya dengan tatapan tidak percaya. Lucien tersenyum lalu berjalan mendekati pria berjubah zirah bercahaya biru itu."Blockazard, aku tidak percaya bisa menemukanmu secepat ini.""Maafkan hamba yang tidak bisa menolong Anda di masa lampau,My Lord

    Last Updated : 2020-09-26
  • The Curse of Esmelth   Chapter 12

    "Katakan itu di Neraka!""Evrard!"Lucy menghentikan pergerakan tangan Evrard yang ingin menebas kepala Fain, Evrard menoleh ke arah Lucy, dan langsung saja gadis kecil itu menggelengkan kepalanya kuat. Evrard menurut, ia segera menggendong Lucy dan menjauh dari Fain.

    Last Updated : 2020-09-26
  • The Curse of Esmelth   Chapter 13

    Kerajaan Night Crow terkenal dengan perayaan Reincar, Festival akan diadakan dua hari lagi dan semua orang terlihat antusias menyambut perayaan yang datang satu tahun sekali itu. Lucy ingin melihat perayaan itu, tetapi ia tidak boleh sampai bertemu dengan para petinggi kerajaan.Gadis itu terlihat murung akhir-akhir ini, Lucien sebisa mungkin menghibur gadis kecil itu sampai ia harus menjatuhkan harga diri di depan para pengikutnya. Lucy hanya tersenyum melihat Lucien yang sepertinya bersemangat untuk pergi meninggalkan benua tandus itu.

    Last Updated : 2020-09-27

Latest chapter

  • The Curse of Esmelth   Chapter 33

    "Tidak ... aku yang akan melakukannya bersamamu.""Lucien, kau tidak dibutuhkan di sini. Kekuatanmu terlalu besar, lagi pula tes ini hanya memperlihatkan kekuatan gabungan dan menyelaraskannya dengan beberapa pertimbangan seperti pertahanan, penyerangan dan penyembuhan disaat yang bersamaan. Kau tahu apa yang harus aku lakukan, bukan?" terang Lucy dan Lucien mengetahuinya dengan pasti.Dengan pertahanan milik Blue, tidak ada ya

  • The Curse of Esmelth   Chapter 32

    Hari masuk ke Akademi sudah dimulai, Lucy saat ini tengah berada dalam pelajaran pengendalianmana. Lucy mendengarkan dengan antusias, mengikuti dan mempelajari setiap yang diajarkan. Meski semua sudah ia kuasai karena mempelajarinya sendiri, Lucy terlihat seperti orang yang belum tahu apa-apa."Kalian bisa melakukannya sekarang jika kalian bisa memakai sihir, jika kalian tidak bisa menggunakan sihir, kalian bisa menggunakan kekuatan Esmelth kalian."

  • The Curse of Esmelth   Chapter 31

    Hari penyambutan murid baru telah tiba, semua orang memakai pakaian senada, yaitu berwarna putih atau putih gading. Lucy memilih untuk hadir terakhir daripada menjadi pusat perhatian di tengah menunggu acara di mulai. Tetapi, Esmelth miliknya yang lain sudah lebih dahulu pergi."Lucy, kau sudah selesai?" tanya Lucien yang menunggu sambil bersandar pada tiang ranjang."Apakah ini berlebihan?" tanya Lucy sambil merentangkan sedik

  • The Curse of Esmelth   Chapter 30

    Akademi Magia, sebuah akademi yang mengajarkan para Magia untuk menggunakan sihir lebih baik. Mengendalikan mana, dan juga kekuatan yang seharusnya dimiliki para Magia. Akademi Magia terdapat di sebuah pulau yang melayang di angkasa, tempat itu sering berpindah tergantung arah angin yang berhembus menghantam pulau yang di juluki denganSky Island.Tidak semua Magia dapat datang ke tempat itu, di karenakan menuju Akademi Magia membutuhkan kekuatan besar untuk menemukan pulau melayang itu. Mayoritas murid-murid di sana adalah para bangsawan yang memiliki kapasitas mana dan sihir yang lumayan tinggi.D

  • The Curse of Esmelth   Chapter 29

    Lucy mulai menyiapkan diri untuk pergi ke Akademi Magia, semua informasi tentang Lucy sengaja dirahasiakan dari murid-murid yang belajar di sana. Pihak Akademi tentu tahu dan hanya bisa merahasiakannya di bawah tekanan Lucien.Lucien, meski statusnya kini adalah seorang mantan Raja Esmelth, ia tetap memiliki pengaruh besar untuk semua yang berhubungan dengan sihir dan Esmelth. Dikarenakan Raja Esmelth yang baru tidak peduli dengan jabatan yang dimilikinya. Sang Raja bahkan menyembunyikan diri dari dunia.Lucy yang sedang duduk di sofa sambil menatap keluar jendela, melamun hingga tidak menyadari kedatang

  • The Curse of Esmelth   Chapter 28

    Perayaan telah berakhr beberapa jam lalu, Lucy sudah kembali ke kamarnya dengan Lucien. Esmelth lainnya memilih untuk berada di luar istana atau bahkan sudah ada yang berkeliling wilayah Kerajaan Night Crow agar tidak ada penyusup satu pun yang datang atau bahkan keluar.Untuk sementara Lucy melepaskan kontak dengan para Esmelth agar pikiran mereka tidak terhubung. Saat ini Lucy sedang menghapus riasan di wajahnya, Lucien dengan senang hati membantu Lucy untuk melepaskan riasan di kepala Istrinya."Mau mandi bersama?" tanya Lucien yang sudah melepaskan pakaiannya dan hanya berbalut handuk.

  • The Curse of Esmelth   Chapter 27

    Tiga tahun adalah waktu yang cukup untuk Lucy belajar tentang tata krama istana dan di Akademi Magia, Lucy yang jenius dan cepat belajar mempermudah para pembimbing mengajarinya. Tidak jarang para pembimbing justru berdiskusi dengan Lucy tentang sihir yang dapat mereka gunakan.Kecantikan dan kecerdasan yang Lucy miliki menjadi daya tarik bagi Kerajaan Night Crow, sudah beberapa kali pinangan di layangkan kepadanya. Namun, Rozario menolak dengan halus, jika Lucy akan menikah dengan seorang Esmelth seperti dirinya yang menikah dengan Esmelth miliknya sendiri.Lucy tidak bosan membaca semua buku yang ada d

  • The Curse of Esmelth   Chapter 26

    Satu tahun berlalu dan Lucy sudah berusia tiga belas tahun menuju empat belas tahun. Usia yang diharuskan untuknya kembali ke Istana Night Crow. Revina sudah berkali-kali memanggil Lucy untuk kembali dengan segera, karena Lucy harus melakukan pelatihan untuk memasuki Akademi Magia. Tetapi, Lucy mengabaikannya untuk berlatih di alam terbuka."Lucy sudah handal memakai pedang, tetapi itu tidak cukup. Ia harus berlatih menggunakan kekuatan para Esmelth miliknya," ujar Sylvester yang sedang melihat Lucy berlatih dengan Evrard, Blue, dan Veryl."Maksudmu dengan kita yang mengalirkan kekuatan kita pada Lucy?" tanya Lucien."Tentu saja, selama ini para Esmelth tidak akan mengalirkan kekuatan mereka. Mereka tidak bisa mengalirkan kekuatan mereka, saat mereka sedang dalam keadaan bertempur. Dengan kata lain, kita meminjamkan kekuatan kita pada Master. Karena dalam arena hanya memperbolehkan satu sampai dua esmelth saja yang dapat mendampingi Magia," terang Sylvester, Lucien mengangguk mengerti.

  • The Curse of Esmelth   Chapter 25

    Satu hari telah berlalu, Rong Ying sudah membuat ramuan minyak khusus untuk Lucy. Hellson sudah tersadar dan kini hanya diam menatap sekitarnya. Ia masih tidak mengerti dengan apa yang terjadi, seharusnya ia sudah mati dan kembali kepada Lucien. Namun, ia terlahir kembali dan membuatnya dapat merasakan kekuatan lain pada tubuhnya."Kau masih saja diam tidak ingin berbicara," ujar Evrard yang berdiri di hadapan Hellson."Aku tidak meminta untuk di hidupkan, mengapa kalian melakukan ini?" jawab Hellson yang akhirnya berbicara."Kami tidak menghidupkanmu, Master yang melakukannya sendiri," jawab Evrard sambil mentap Lucy yang masih memejamkan kedua matanya di pangkuan Lucien."Mengapa gadis itu bisa menjadi master kalian?" tanya pria bersurai pirang itu."Apa kau benar-benar akan mendengarkan?""Tergantung dari sebagus apa ceritamu,""Mau berkelahi denganku?""Tidak, terima kasih. Aku dapat merasakan kekuatan yang berbeda dari tubuhmu."Evrard hanya menggelengkan kepalanya, meski sudah di

DMCA.com Protection Status