Rais Hoetomo telah lama membuka mata dan duduk di samping ranjangnya. Malam baru memasuki sepertiga akhirnya. Masih beberapa jam lagi hingga matahari menampakkan wajahnya.
Beberapa saat lamanya Rais duduk di tepi ranjang. Malam tadi, untuk kesekian kalinya, mimpi-mimpi tertentu menghampiri tidurnya.
Mimpi tentang pertarungannya dengan Harun Bashar. Mimpi tentang pertemuannya dengan Ibnu Awwad. Mimpi tentang Al Qaeda.
Juga mimpi tentang 9/11.
Tentang ledakan di pagi hari yang cerah.
Tentang tubuh-tubuh yang berjatuhan.
Tentang orang-orang yang kehilangan nyawanya.
Tentang anak-anak yang tiba-tiba menjad yatim.
Tidak hanya di Amerika, tapi juga di Afganistan, Irak, dan belahan-belahan bumi lain. Semua bermuara dari tragedi tersebut.
Sepuluh tahun telah berlalu sejak tragedi yang menimpa menara kembar itu. Tahun-tahun juga telah ia lalui sejak pertempuran terakhirnya dengan Al Qaeda. Namun tidak jarang mimpi-mimpi akan mere
Aisha Mahmood memasuki ruang kerja Rais Hoetomo yang luas. Ia membawakan beberapa dokumen laporan kinerja perusahaan sebagai konsumsi bosnya itu.Sekretaris Rais segera mempersilakan Aisha untuk memasuki ruangan bosnya. Namun di dalam, Aisha tidak menemukan seorang pun.“Dr. Hoetomo?” panggil Aisha.Tidak ada jawaban.Aisha mengulang panggilannya.Juga tidak ada jawaban.Namun Aisha tersenyum mengerti.“Keluarlah, aku tidak dapat menemukan kamuflasemu.” Kata Aisha akhirnya.Suara tawa terdengar dari langit-langit.Aisha mendongak dan mendapati langit-langit ruangan mewah tersebut perlahan terkelupas. Dari balik kelupasan itu, muncullah Rais, yang dengan ringan melayang turun hingga menjejak lantai. Langit-langit kantor tersebut kembali seperti semula, seperti tidak pernah terkelupas.“Kau sudah ahli memainkannya.” Puji Aisha.“Trik Ninja? Begitulah.”&l
Tidak banyak yang masyarakat ketahui tentang kehidupan Rais Hoetomo, terutama kehidupan pribadinya. Oleh karena itu, orang-orang hanya bisa berasumsi. Mengingat bahwa Rais Hoetomo adalah seorang trilyuner, maka banyak yang mengasumsikan bahwa ia menghabiskan malam demi malam dengan perempuan-perempuan yang dijadikan haremnya.Sementara yang dilakukan Rais Hoetomo sore hari ini adalah menaiki taksi untuk menuju apartemen di area downtown.Apartemen tempat tinggal Malikha Russel.Rais turun dari taksinya dan membayar ongkos taksi beserta tipnya yang jika ditotal bisa mencapai tiga kali ongkos taksi tersebut. Ia lalu memasuki gedung apartemen, lalu menekan interkom untuk meminta izin naik.Ketika Rais sudah berada di lantai yang ia maksud, pintu apartemen tujuannya sudah terbuka. Di sana ia mendapati seorang perempuan berambut cokelat dan berkulit terang sedang bersandar menunggunya.“Jadi, apa yang membawamu kemari?” tanya Malikh
Kisah tentang Malikha membawa perjalanan yang sangat panjang bagi hidup Rais, dan juga alter egonya, Caliph. Malikha adalah salah satu dari sekian banyak orang yang berperan akan siapa diri Rais saat ini.Malikha mungkin termasuk orang-orang pertama yang menjadi teman dekat Rais. Karena Rais sendiri belum pernah memiliki teman dekat sebelum 9/11.Rais sendiri melihat Malikha selain sebagai teman dekatnya, juga terkadang sebagai kakak perempuan yang tidak pernah ia miliki.Malikha yang menyarankan Rais untuk menekuni sepakbola sebagai olahraga yang akan mempertajam insting motoriknya. Padahal Rais sebelumnya tidak pernah menyukai olahraga tim.Kini sebaliknya, ia justru kecanduan akan sepakbola. Sekalipun olahraga itu tidak cukup populer di Amerika Serikat.Rais bahkan merancang kostum, sepatu, serta peralatan sepakbola lain yang akan membuatnya semakin mudah dalam mencetak gol. Ya, Rais memilih menjadi penyerang dalam timnya.Peralatan yang
Seorang pria misterius mengamati jalannya lalu lintas. Ia melihat ke sekelilingnya, dan itu memang sangat disukainya. Sang pria bisa melakukan itu berjam-jam lamanya, bahkan lebih.Tidak ada orang yang menyangka apa yang ada di dalam pikiran pria itu. Ia nampak seperti orang kebanyakan.Seorang anak kecil penjual bunga menawarkan dagangannya kepada orang-orang yang lewat. Namun tidak ada seorang pun yang menanggapinya.Al Qassar, pria misterius itu, tersenyum dan mendatangi si anak kecil. Ia memberikan sejumlah uang, dan mengambil seluruh dagangan si anak. Si anak menerima uang itu dengan gembira, lalu ia pulang dengan hati yang riang.Al Qassar beranjak dan membagikan dagangan yang telah dibelinya itu kepada para gelandangan. Kemudian ia menghilang.
Iqbal Anwar tidak pernah membayangkan bahwa dirinya kini sedang berada di Amerika Serikat. Negara yang sebelumnya hanya bisa ada dalam impiannya.Bisa jadi ia memang beruntung karena bisa melewati penjagaan perbatasan. Mungkin juga ia beruntung karena lolos dari kematian akibat perang geng di Tepi Barat. Apa pun itu, sekarang Iqbal berada di sini, di Amerika Serikat.Iqbal adalah seorang anak kurir opium di Tepi Barat. Sejak kecil ia terkenal cerdas, dan ketika beranjak remaja, Iqbal dapat memprediksi bahwa negaranya suatu saat akan terjebak dalam perang jalanan.Ia bisa dengan mudah mendapatkan senjata, bahkan berkali-kali. Bos-bos mafia Arab sangat akrab dengan dirinya.Karena itu ia tumbuh menjadi seorang pengawal mafia. Ia memiliki kemampuan yang sama dengan mafia-mafia lainnya, termasuk soal penyelundupan. Itulah sebabnya Iqbal dengan mudah dapat menyelundupkan dirinya ke Amerika Serikat.Saat ini ia tidak bisa dengan bebas berkeliaran di jala
Banyak orang yang mengalami depresi di kota New York. Tekanan hidup, pekerjaan, politik kantor, dan lain sebagainya membuat hidup sebagian besar penghuni kota ini tidak bahagia.Malcolm Glazer adalah salah satunya.Glazer adalah orang yang mengidap penyakit insomnia. Ia tidak pernah bisa tidur tanpa meminum pil. Entah sudah berapa tahun penderitaannya ini berlangsung. Ia sendiri sudah lupa kapan terakhir kali dirinya tidur dengan nyenyak.Penghasilannya sebagai eksekutif di perusahaan investasi sebenarnya sangat jauh di atas upah rata-rata kota New York. Ia bahkan bisa menerima bonus berkali-kali lipat gaji bulanannya, dua sampai tiga kali dalam setahun.Tapi pekerjaannya telah membuat dirinya kehilangan kemampuan untuk tidur.Glazer sudah mencoba berbagai cara. Bahkan pengobatan alternatif pun telah ia kunjungi setelah obat-obatan farmasi modern tidak berhasil membuatnya beristirahat di malam hari.Namun semuanya nihil.Bahkan Glazer
Kejahatan di kota besar seperti New York bisa jadi merupakan keniscayaan. Penjambretan, pencopetan, dan semacamnya bisa saja terjadi, walaupun mungkin tidak setiap hari. Karena itu ada polisi-polisi tertentu yang memang sehari-harinya bekerja untuk menangani hal demikian.Menjadi istimewa saat yang ditangkap adalah segerombolan teroris. Atau lebih tepatnya, calon teroris.Beberapa orang yang dicurigai sedang mengikuti pengajian radikal telah ditangkap dalam beberapa hari terakhir. Semua itu berdasarkan kepada informasi dari orang misterius.Orang yang hanya menyebut dirinya sebagai “Caliph”.Walaupun demikian, Caliph telah menjadi rahasia umum. Ia juga telah menjadi idola di balik kemisteriusan dirinya. Sejumlah orang telah menjadikannya urban legend.Tapi ada juga yang menjadikannya alat kampanye.“Orang yang menyebut dirinya Caliph ini, siapakah dia? Saya berdiri di sini untuk menawarkan dialog. Apakah dia seoran
Fenomena Caliph yang dibuat oleh Rais Hoetomo telah menampakkan hasilnya. Nyali kelompok-kelompok radikal mulai ciut oleh keberadaan Caliph.Namun efek Caliph belum terlalu besar. Masih banyak orang yang nekat untuk menjadi teroris. Mereka di antaranya terdiri atas orang-orang putus asa yang tidak memiliki pilihan dalam hidupnya, sehingga memilih untuk menjadi teroris.Andy Trunks salah satunya, seorang penyendiri dan penganggur. Ia berkawan dengan beberapa orang lainnya seperti Jarred si petugas keamanan yang terlilit hutang, serta Konnie yang juga penganggur.Mereka berencana membuat onar malam ini, hanya untuk bertemu Caliph.Ya, mereka hanya ingin melihat apakah urban legend itu benar adanya. Karena itu, mereka telah menyiapkan serangkaian bom molotov untuk diledakkan di pusat kota.Tiga sekawan ini bertemu di belakang sebuah gedung tua. Mereka memeriksa kelengkapan alat-alat peledak yang telah dibawa.Di tengah persiapan mereka, datangl
Silvester Morran memasuki ruangan kantornya. Ia telah menyaksikan apa yang terjadi. Walaupun Morran menyatakan turut bersukacita atas apa yang dicapai Abdul Aziz, tapi ia tidak pernah serius mengatakannya.Bagi Morran, saat ini yang penting adalah pencalonan dirinya sebagai Presiden Amerika Serikat semakin memiliki saingan kuat. Dan ia tidak bahagia akan hal itu.“Pagi.” Sebuah suara mengagetkannya.Seseorang telah berada di ruangan kerja Morran sebelum dirinya masuk.“Ka...kau...” Morran tidak bisa menyembunyikan keterkejutannya.“Kejutan, bukan?” tanya orang tersebut.“Dengar, kau tidak seharusnya ada di sini.”“Begitu juga denganmu.”“Apa maksudmu?”“Kau sama sekali tidak layak berada di tempat ini. Tidak sedikit pun.”Orang itu mengokang pistol, membidik ke arah kepala Morran.“Hei, tunggu, ada apa ini?” Morr
Di kantor FBI, Andrea Izmaylov telah menerima pesan dari nomor tidak dikenal mengenai posisi Al Qassar. Walaupun nomor tersebut tidak dikenalnya, ia tahu siapa yang mengirimkan pesan tersebut. Andrea segera memerintahkan mobilisasi.“Cepat, siagakan pasukan dan bergeraklah menuju Gedung Putih!!!” perintahnya.Sementara itu di Gedung Putih, Presiden menyambut Abdul Aziz. Mereka adalah saingan berat pada pemilihan sekarang, namun Presiden merasa perlu untuk menunjukkan wajah hangat Amerika Serikat.Karena itu ia mengundang Abdul Aziz, Janna, dan Fathia, putri mereka. Presiden memandu sendiri tur mereka mengelilingi bagian dalam Gedung Putih. Ia menunjukkan kantor-kantor, sayap Barat dan Timur, bahkan Oval Office.Tidak lupa, Presiden juga menunjukkan area residency.“Ini tempat Presiden Amerika Serikat menjalani kehidupan pribadinya.” Kata Presiden.Abdul Aziz dan Janna mengangguk-a
Penjara Distrik Columbia yang baru saja menerima tamu istimewa semalam tidak terlihat akan mendapat kejutan di hari yang baru ini. Betapa tidak, malam sebelumnya mereka baru saja merayakan keberhasilan gabungan pasukan MPDC, SWAT, dan Garda Nasional dalam meringkus seorang teroris paling berbahaya di Washington.Tapi kini, justru keadaan berbalik. Orang tersebut berjalan dengan bebasnya di area penjara, bahkan tidak ada seorang pun petugas keamanan yang mencegahnya.Al Qassar berdiri di hadapan kepala penjara.Di sekitar mereka, pasukan berseragam petugas penjara berjaga-jaga sambil bersiap dengan senjata masing-masing.“Kau... benar-benar orang gila.” Kata kepala penjara.“Jika kau tidak keberatan, akuilah, bahwa pasukanmu lebih loyal kepadaku dibandingkan bos mereka sendiri.”Si kepala penjara terdiam menahan geram.“Aku tahu kau marah. Aku tahu kau juga sedih. Tapi inilah kenyataan. Kau harus belajar u
Washington Monument, keesokan harinya.Podium telah disiapkan. Tidak ada panggung khusus, hanya podium. Masyarakat Washington telah ramai memenuhi area tersebut. Pers juga tidak tertinggal.Waktu telah menunjukkan pukul sembilan pagi. Abdul Aziz menaiki podium. Janna menyaksikan di antara masyarakat Washington.Sementara dari sisi lain kota, di sebuah griya tawang, Rais Hoetomo menyaksikan CNN yang meliput Abdul Aziz.“Telah banyak tersebar berita dalam beberapa waktu ke belakang ini. Berita-berita yang membahas tentang pencalonan sejumlah nama sebagai Presiden Amerika Serikat. Banyak nama yang beredar, di antaranya nama saya. Tapi hal itu bukan menjadi perhatian saya pada waktu-waktu tersebut.“Perhatian saya tertuju kepada timbulnya kelompok-kelompok ekstremis dan teroris, baik di Amerika Serikat maupun seluruh dunia. Aksi dari kelompok-kelompok tersebut, sejak awal saya percaya, tidak mewakili apa pun di atas muka bumi i
Abdul Aziz telah berada di mobil evakuasi. Sesuai rencana, pasukan SWAT akan segera membawanya pergi sesaat setelah Al Qassar datang.Sasaran mereka adalah Al Qassar. Sejak awal, tidak ada niat dari pasukan SWAT maupun MPDC untuk membiarkan Abdul Aziz menjadi umpan yang akan disantap Al Qassar.Di depan dan belakang mobil yang ditumpangi Abdul Aziz, terdapat masing-masing dua mobil SWAT yang mengawal mereka. Sekilas, mereka tampak aman.Namun itu hanya nampaknya.Mobil pengawal paling belakang tiba-tiba terjungkal. Dari bawahnya terlihat api berkobar.Di belakang mereka, terlihat pasukan Al Qassar.Al Qassar memang bukan orang bodoh. Ia tahu bahwa sejak awal tidak mungkin mereka menempatkan senatornya sebagai tumbal.Karena itu ia menempatkan seorang Al Qassar palsu untuk menyerang Northwest, sementara ia sendiri mengamati ke mana Abdul Aziz akan dibawa pergi.Kini Al Qassar hanya me
Jika dibandingkan dengan peperangan-peperangan yang telah dialaminya, baik di Timur Tengah maupun tempat lain, malam ini bukanlah hal yang aneh bagi Rais. Ia akan berhadapan dengan satu atau sekelompok teroris.Dan ini bukan hal baru baginya.Tapi Rais tahu bahwa ia harus tetap waspada. Al Qassar bukan teroris biasa. Ia adalah seorang mastermind. Bahkan masih belum dapat dipastikan apakah Al Qassar akan memakan umpan Rais.Jika umpan ini berhasil, Al Qassar akan menyerang Abdul Aziz di Northwest. Saat itulah Rais akan beraksi.Rais juga menyadari bahwa Al Qassar tidak akan datang sendirian. Orang ini tidak cukup bodoh untuk menghadapi pasukan MPDC seorang diri. Ia pasti membawa pasukannya.Dalam hatinya Rais berharap semua rencananya bersama Abdul Aziz berhasil. Lalu Al Qassar akan ditangkap dan dipenjarakan dengan keamanan maksimum sebelum menerima hukuman terberat dari pengadilan. Mungkin hukuman mati.Tapi seperti yang telah dika
02.30 am“Saudara sekalian, perubahan di posisi perolehan suara terus terjadi. Fenomena yang terjadi dari detik ke detik semakin tidak terprediksi. Saat ini secara mengejutkan, Massachussets berada di posisi puncak perolehan suara menggeser Washington yang lima belas menit lalu menjadi pendulang suara terbanyak. “Sejumlah netizen yang mengaku sebagai warga Massachussets mengatakan bahwa mereka menduga kuat bahwa warga Washington memveto Massachussets sebanyak mungkin untuk menyelamatkan negara bagian mereka.“Netizen yang mengaku sebagai warga Massachussets ini mulai melakukan provokasi kepada seluruh warga negara bagian lain agar memveto Washington. Mereka bahkan menyebarkan tagar #VoteWashington di Twitter. Hal ini segera ditanggapi oleh sejumlah netizen yang mengaku sebagai warga Washington yang membalas dengan tagar #VoteMassachussets sambil mereka juga membantah tuduhan yang di
01.00 amWarga negara Amerika Serikat terpecah menjadi dua kelompok. Kelompok pertama adalah mereka yang berusaha melarikan diri dari negaranya. Mereka mencoba melakukan segala cara untuk menembus perbatasan ke Meksiko dan Kanada.Perdana Menteri Kanada telah membuka perbatasan negaranya untuk mempersilakan orang-orang dari Amerika Serikat yang hendak berlindung di negeri tersebut. Meskipun ada beberapa pemeriksaan oleh petugas, namun semua itu hanya dilakukan sebagai syarat administratif untuk memastikan orang yang mengungsi tidak memiliki catatan criminal apalagi tercatat sebagai teroris.Sementara pemerintah Meksiko memberlakukan kebijakan yang jauh berbeda. Meksiko menutup perbatasan sehingga para pengungsi dari Amerika Serikat menumpuk di daerah batas antara dua negara.Ada belasan ribu orang Amerika yang berada di perbatasan Meksiko dan menunggu pemerintah negara tetangga mereka tersebut membuka perbatasannya dan mengizinkan mereka
Iqbal Anwar membalas tatapan Abdul Aziz. Mereka berdua beradu pandang tanpa berkedip. Iqbal mengeluarkan senyum liciknya. Sementara Abdul Aziz masih bergeming.Abdul Aziz berdiri dan duduk di sisi meja tempat Iqbal duduk.“Aku tidak ingin membuang banyak waktu di sini. Jadi, sebaiknya kau bekerja sama.” Kata Abdul Aziz.Iqbal tersenyum lagi.“Aku tahu kau berusaha mempermainkan kami. Tapi percayalah, di sini bukan tempat kau bisa melakukan itu. Pikirkanlah, berapa lama kau akan bisa bertahan dengan terus bersikap seperti ini.”“Memangnya apa yang akan kau lakukan?”“Itu bukan wewenangku. Bahkan bukan hakku untuk berada di sini dan menginterogasimu. Tapi aku bisa berada di sini, di hadapanmu, tanpa ada satu pun petugas yang mendampingiku. Kau tahu kenapa? Karena mereka sudah muak terhadapmu sehingga harus memintaku untuk turun tangan. Dan kau tahu? Aku tidak memiliki dasar pelatihan interogasi. Karena