Share

Suatu Pagi Yang Damai

Rais Hoetomo telah lama membuka mata dan duduk di samping ranjangnya. Malam baru memasuki sepertiga akhirnya. Masih beberapa jam lagi hingga matahari menampakkan wajahnya.

Beberapa saat lamanya Rais duduk di tepi ranjang. Malam tadi, untuk kesekian kalinya, mimpi-mimpi tertentu menghampiri tidurnya.

Mimpi tentang pertarungannya dengan Harun Bashar. Mimpi tentang pertemuannya dengan Ibnu Awwad. Mimpi tentang Al Qaeda.

Juga mimpi tentang 9/11.

Tentang ledakan di pagi hari yang cerah.

Tentang tubuh-tubuh yang berjatuhan.

Tentang orang-orang yang kehilangan nyawanya.

Tentang anak-anak yang tiba-tiba menjad yatim.

Tidak hanya di Amerika, tapi juga di Afganistan, Irak, dan belahan-belahan bumi lain. Semua bermuara dari tragedi tersebut.

Sepuluh tahun telah berlalu sejak tragedi yang menimpa menara kembar itu. Tahun-tahun juga telah ia lalui sejak pertempuran terakhirnya dengan Al Qaeda. Namun tidak jarang mimpi-mimpi akan mere

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status