Pada awalnya, Jenna berpikir bahwa ia berada dalam kondisi yang memungkinkan untuk mengemudi. Ia masih berada dalam sebuah kebimbangan, tanpa bisa membedakan mana yang mimpi dan mana yang nyata dari semua yang dialaminya. Tapi ia memiliki ingatan yang kuat atas apa yang terjadi. Ia ingat penjara, gua, dan orang misterius yang telah menyelamatkannya. Itu sangat jelas dalam benaknya. Tapi ia telah diracuni, dan efek sampingannya membuat dirinya ragu untuk berada di balik kemudi. Tapi dia telah mendapat antidot, dan sekarang ia telah sembuh. Tidak hanya sembuh, ia juga telah beristirahat dengan cukup.
Sekarang ia harus bertemu Andrea Izmaylov.
Ia membutuhkan transportasi, tapi mobilnya masih berada di tempat parkir penjara, bermil-mil jauhnya. Hanya mobil ibunya yang ada. Tidak akan ada taksi pada waktu selarut ini, dan tempat tinggal ibunya hanya beberapa blok dari tempatnya sekarang. Ia pun berlari untuk menuju ke sana.
Jenna mempercepat larinya setelah melewati
Instruksi akhirnya keluar. Polisi diizinkan untuk mengangkat jembatan. Sersan Villas-Boas memerintahkan anggotanya untuk mengendalikan proses pengangkatan jembatan lewat walkie-talkie. Ia telah menunggu perintah itu sejak satu jam lalu.Sebuah van polisi mendatanginya. Villas-Boas mengenali itu.“Kalian harus lewat?” tanyanya.“Kami sedang terburu-buru.”“Baiklah, terakhir.” Kata Villas-Boas.Villas-Boas menunggu hingga van tersebut melewati batas jembatan, baru ia menaikkan lever. Jembatan pun terbagi dua.“Angkat bagian selatan!” perintah Villas-Boas.Laporan pun tiba bahwa jembatan telah terangkat dan terbagi dua. Sekarang kota telah sepenuhnya terpisah dari dunia luar. Begitu juga penjara dan orang-orang yang kabur.Seseorang akhirnya telah melihat api yang melalap gedung rapat. Petugas pemadam kebakaran pertama telah datang, dan be
Beberapa saat kemudian, area Abu Ghuraib dan sekitarnya segera mendapatkan dampak. Itu adalah tembakan beruntun yang terarah ke seluruh bagian jalanan. Pemadam kebakaran menyiramkan air ke semua arah. Seseorang memutar hidran, dan air memancar dari sana. Pipa uap rusak. Kaca-kaca pecah oleh semburan air yang cukup kuat dan menjadi butiran-butiran. Jalan-jalan kebanjiran dan mobil-mobil terhambat. Alarm dan sirine berbunyi secara bersamaan.Ribuan orang terbangun dari tidurnya mendengar itu semua. Mereka melihat jam, lalu menengok ke luar jendela sambil mengumpat.Sebagian langsung mengambil telepon dan menghubungi polisi, juga tetangga-tetangga mereka. Tapi tidak ada yang tahu apa yang sedang terjadi.Seorang pria berusia sekitar delapan puluh tahun langsung mengenakan helm perang dunianya dan berkata kepada istrinya bahwa ia tahu suatu saat hal ini akan terjadi.Ada juga orang-orang yang pergi ke tempat ibadah untuk berdoa meminta perlindungan dari apa y
Sesuatu meledak di dekat Jenna dan membuatnya terjengkang. Ada sesuatu lain yang menempel di pipinya. Bajunya sedikit terbakar dan roknya telah sobek, begitu ia menyadarinya. Jenna mengejapkan matanya berulang-ulang untuk mengetahui apa yang sedang terjadi.Jalanan telah dipenuhi oleh...apa ia harus menyebutnya...kabut?Tapi itu tidak mungkin kabut, karena udara begitu bersih beberapa saat sebelumnya.Berarti?Obat itu?Yang ia alami terakhir kali?Tidak, tapi...Bisa jadi!Jenna melihat bocah yang tadi dipegangnya terbaring. Bocah itu menangis, ia terluka. Jenna segera menuju ke arahnya dan memeluknya.Andrea sedang berada di sekitar menara pemancar kota dan memeriksa keadaan ketika ia mengetahui apa yang terjadi di jalanan, dan segera beralih ke sana. Ia turun dan melihat Hamzah sedang berteriak-teriak. Hamzah berkata pergelangan tangannya, lalu keseluruhan tangannya terasa panas. Namun tubu
Andrea menemukan sebuah mobil polisi kosong dan segera mengendarainya menuju jembatan, sekarang ia menemui kesulitan. Para polisi ada di seberang sana, dan Andrea segera menunjukkan tanda pengenal sambil memanggil mereka.“Kami mendengarmu!” kata polisi di ujung sana.“Apa yang sedang terjadi di sana?” tanya polisi lain.“Kami perlu bantuan. Kirim pasukan GARDA NASIONAL dengan senjata lengkap, dan juga beri mereka masker untuk pelindung.” Jawab Andrea.“Izmaylov, semua polisi kota ada di sana bersamamu.”“Tapi tidak ada di antara mereka yang bisa beroperasi.”“Di sini juga tidak ada orang yang bisa dikirim.”Caliph telah memantau percakapan di frekwensi radio polisi sejak ia meninggalkan gua, dan juga memahami situasi percakapan Andrea dan polisi jembatan. Ia tidak terkejut dengan ketidakmampuan polisi untuk membantu dalam situasi ini. Ia ingat percakapan dengan a
Si bocah pirang masih ketakutan, namun Jenna berusaha agar ia bisa menenangkan diri si bocah. Ia terus memeluknya. Jika ia bisa membawa si bocah ke dalam suatu tempat, maka mereka bisa bersembunyi agar selamat.Bayangan muncul di depan sosok hitamnya, dan sejumlah orang datang, dengan pakaian penjara. Setidaknya ada dua puluh orang di sana. Beberapa dari mereka mendatangi dengan melangkah pelan. Jenna bisa mengenali salah satu sosok yang mendekatinya. Seragamnya benar-benar khas.Ia adalah Victor Zsase.Jenna mencoba untuk melarikan diri melalui lorong-lorong yang ada. Pada sebuah ujung gang, ia mencoba memanjat. Namun ia tidak cukup tinggi untuk meraihnya.Ia memeluk si bocah dan melangkah ke samping. Ia mencoba memanjat dan menyeimbangkan tubuhnya ketika melangkah. Tanpa sengaja dilihatnya tubuh beberapa polisi yang tewas.Beberapa pasien penjara mendekat. Mereka nampak menyeringai.Jenna menyembunyikan si bocah di sebuah sudut gang. Lalu
Ia sedang memikirkan apa yang sedang terjadi, bagaimana itu hampir mengubah segalanya dalam hidupnya. Tapi ada sebuah misi yang harus dituntaskannya, dan ia harus fokus. Ia menggerakkan tangannya dan mengaktifkan jubahnya untuk menjadi peralatan terbang, lalu menantang angin dalam membelah udara kota. Ia jatuh dengan kecepatan yang dapat dikendalikannya. Ia terbang menuju labirin yang sebenarnya merupakan wilayah Abu Ghuraib. Bangunan dan lampu jalanan dilewatinya dengan cepat, api terlihat bercampur dengan kabut. Caliph melayang di langit. Dari udara, ia seperti mendarat dari bintang. Aku harus pergi ke utara. Ia mengarahkan terbangnya ke arah udara. Caliph menabrak pohon dan untuk sejenak ia kehilangan kontrol, dan terjatuh. Tapi sesegera mungkin ia segera mengendalikan terbangnya dan kembali kepada jalur semestinya. Beberapa orang melihat ke atas dan mendapati sosok Caliph dengan halusinasi sebagai monster melayang. Mereka pun berteriak ketakutan.
Bagaimana cara membuka benda ini?Andrea mencoba masuk ke dalam mobil, atau apa pun namanya, milik Caliph. Ia punya kunci tentunya, tapi tidak ada lubang kunci di sini. Ada sebuah tombol, dan ketika ditekannya, atap mobil terbuka.Oh, jadi begitu. Semacam transmiter gelombang mikro.Andrea memanjat masuk, dan atap mobil langsung tertutup di atasnya. Ia meletakkan kedua tangannya di kemudi, menginjak pedal, dan mempelajari dashboard. Ia tidak tahu apa fungsi lever, tombol, dan benda lain di sana. Tapi untuk operasi dasar mobil ini sepertinya cukup konvensional.Ada sebuah lubang kunci di dekat kemudi, seperti mobil pada umumnya. Ia memasukkan kunci ke dalam mobil itu dan memutarnya.Mesin mobil pun menyala.Andrea memegang tongkat transmisi dan menggerak-gerakkannya. Ini sama dengan transmisi manual enam langkah. Tidak terlalu istimewa. Sekarang saatnya beraksi. Andrea pun menjalankan mobil.Roda-roda mobil b
Caliph melompat dan mendapatkan momentum untuk menyeimbangkan dirinya dan meraih atap mobil. Ia memperkuat genggamannya sehingga bisa berdiri secara masif hingga seluruh tubuhnya berada di puncak.Mobil masih dalam keadaan mempercepat. Ia melihat semburan air menghantam di bawah sana dan menyadari bahwa hidran-hidran pasti sudah meledak.Mobil kembali berbelok secara tajam ke arah kiri. Caliph mengatur posisinya sedemikian rupa untuk keseimbangannya.Bashar pasti berada di dalam mobil. Serta secepat mungkin. Setiap detik semakin besar kemungkinan Bashar mencapai letak inti bom atom kimia. Signal Blocker Caliph membuat Bashar harus mendekat sejauh sepuluh meter agar bisa meledakkan kota dengan senjata pemusnah massalnya.Andrea masih berusaha mengendalikan mobil Caliph. Mobil masih dengan kecepatan tinggi, dan ketika Andrea membelokkannya, sebuah Mercedes yang berada dalam keadaan terparkir menjadi korban.“Maaf.” Gumamnya.