Share

Rais & Malikha, 1997

“Rais, apa yang kau lakukan?” Malikha mendapati Rais yang berdiri mematung sambil matanya terpejam.

Rais bergeming.

Malikha diam memandanginya.

Beberapa lama kemudian, barulah Rais perlahan membuka matanya.

“Itu...adalah sebuah sumber energi yang sangat besar,” Rais menunjuk ke arah matahari.

Malikha memandangi Rais, dan belum sepenuhnya memahami yang dimaksud pemuda ini.

Rais tersenyum simpul.

“Selama ini manusia tidak pernah menyadarinya. Mereka selalu berperang demi minyak dan sumber energi lainnya, padahal yang mereka perebutkan itu tidaklah selalu tersedia.”

Malikha mengangkat bahunya dan memberi isyarat Rais untuk melanjutkan.

“Malikha, energi yang terpancar dari sinar matahari ini adalah energi yang bisa digunakan untuk memenuhi kebutuhan seluruh umat manusia, selamanya.”

“Kau...serius?”

“Kau pasti belum memahaminya. Tapi suatu saat ka

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status