Pagi yang baru telah tiba. Harun dan Rais kini berdiri di atas lapangan luas dan siap berlatih pertempuran. Matahari bersinar cerah menerpa tubuh mereka yang kukuh.
Rais telah menceritakan kepada Harun tentang apa yang terjadi di WTC, dan ia puas melihatnya. Rais pun diam untuk sejenak, berusaha menikmati aliran udara pagi. Sekaligus memohon ampun atas kebohongannya.
“Apakah kau merasa perlu memiliki andil dalam 9/11?” tanya Harun memecah keheningan alam yang sedang dinikmati Rais.
“Aku merasa bersemangat setiap kali mengingatnya,”
Harun tersenyum.
Ia merasa sangat puas dengan jawaban Rais. Harun lalu mengajak Rais memasuki bangunan utama dari markas rahasia mereka. Di sana telah menunggu kelompok-kelompok tentara, mungkin jumlahnya ratusan, semua sedang berlatih.
Mereka bertarung, menembak, memanah, berkelahi, dan latihan fisik lainnya. Sebagian di antara meraka diajari membaca peta. Rais dan Harun berjalan mengelili
“Aku akan mengantarmu menemui Sheikh ‘Iz.”“Sheikh ‘Iz?” Rais teringat Sheikh Akbar yang menyebarkan ajaran ekstrem tempo hari.“Ya, ia adalah seorang guru. Mari.”Mereka pun melanjutkan perjalanan dan mencapai tempat orang yang dimaksud Abdul Aziz.Sheikh ‘Iz adalah seorang moderat. Ia jauh dari bayangan Rais. Kulit putih dan rambut cokelatnya masih basah oleh air wudhu saat menyambut Rais dan Abdul Aziz.Mereka memasuki sebuah rumah yang di tamannya dihiasi pepohonan. Beberapa bagian rumah bergaya Spanyol, sebagian lagi bergaya mediterania. Suasana sejuk menghampiri Rais dan Abdul Aziz di tengah musim panas yang terik di San Diego.Rais belum pernah mendatangi rumah orang yang disebut dengan “ulama”. Karena itu ia tidak tahu pakaian apa yang harus dikenakannya. Ia hanya mengenakan pakaian formal yang biasa dikenakannya setiap hari.Seseorang membuka pintu. Abdul Aziz
Ikhwan sekalian, para Yahudi telah menduduki Palestina untuk waktu yang sangat lama. Para Ulama hanya bisa diam karena ketakutan. Mereka tidak memiliki nyali untuk menghadapi para Yahudi kafir. Inilah yang harus kita berantas.Mujahidin tidak boleh merasa takut. Kita sedang berjihad membela agama Allah. Ganjaran kita akan surga sudah menanti kita. Kita harus membangun keberanian dan ghirah Mujahidin.Ironisnya, telah lama aku mengetahui apa yang akan menjadi senjata utamaku. Orang menjadi kuat dan berani sebenarnya karena mereka takut.Ironis bukan?Ketakutan yang dulu menjadi sesuatu yang harus dihindari, justru kusadari justru menjadi sebuah kekuatan. Banyak orang yang masih menghindari ketakutan.Ia dianggap sebagai musuh utama umat manusia.Bagiku justru ketakutanlah yang menjadi energi utama umat manusia. Karena takut akan miskin, orang berjuang. Takut terbunuh, orang berlatih untuk membela diri. Takut tersingkir, orang berjuang m
Rais mendapati bahwa setahun lebih kehidupan kejam yang ia jalani telah banyak mengubah dirinya. Ia tumbuh dari pemuda jenius yang eksklusif menjadi seorang ksatria berkarakter fisik luar biasa. Otot dari tangan, kaki, leher, dan tubuhnya berkembang pesat. Ia yakin bahwa saat dirinya terkurung di penjara-penjara adalah saat dirinya berubah menjadi lengkap sebagai manusia.Tapi tempat Ibnu Awwad, disadarinya, adalah tempatnya memulai perubahan yang baru. Dipelajarinya berbagai jenis kekuatan, ada yang berasal dari pengetahuan dan keandalan fisik dan ketahanan tubuh yang tak termusnahkan. Selain itu, pemikirannya juga semakin terbuka. Ia menemukan bahwa seseorang mendapatkan keyakinan kuat dari doktrin yang diajarkan sehingga memberikan kekuatan bagi mereka untuk bergerak dan berjuang untuk pemimpinnya.Latihan-latihannya, termasuk fisik dan rohani, adalah suatu hal yang belum pernah dialaminya sebelum ini. Ia tidur bersama pasukan-pasukan Ibnu Awwad, dalam sebuah barak
Ikhwan sekalian, semua mujahidin pasti akan menemukan hal baru di kehidupannya saat ini, di tempat kita. Tentu mereka akan mendapati bahwa apa yang dijalaninya di sini adalah hal yang sangat berbeda dari semua yang pernah dilakukannya.Mujahidin pasti akan segera menemukan makna dari pelatihan selama ini. Semua pelatihan yang mereka jalani adalah untuk meniadakan kepentingan diri dan bertarung untuk umat semata. Itulah yang kulakukan kepada semua orang yang kita rekrut dan pada akhirnya mereka pun memahami tujuan hidup mereka yang sebenarnya.Sekian lama kita berjuang, organisasi kita adalah organisasi yang unik dan tidak dapat ditiru oleh organisasi lain. Kita mencari makna hidup yang begitu dalam dan membangun kekuatan dari kekuatan iman masing-masing orang, baik secara fisik maupun mental.Semua orang di sini akan menggali potensi dirinya dan meningkatkan kekuatan yang berasal dari potensinya masing-masing. Mereka harus mengalahkan kelemahan mereka masing-mas
Setiap harinya ketika memasuki waktu maghrib, Rais bergabung dengan rekan-rekannya untuk makan malam. Biasanya menu makan mereka tidak banyak berubah dari hari ke hari. Tapi nutrisi lengkap selalu tersedia. Hanya beberapa makanan yang mengandung karbohidrat tidak lagi disediakan untuk makan malam. Air minum untuk setiap harinya didapatkan dari sumber air pegunungan.Rais telah merasakan semua restoran mewah yang ada di Amerika Serikat. Bahkan restoran-restoran di luar Amerika pun pernah disinggahinya. Tapi ia sangat menikmati makanan di sini. Lebih karena apa yang ia dapatkan di sini adalah hal yang menjadi hadiah dari perjuangan mereka setiap hari. Di sisi lain, Rais mempelajari bahwa ia harus terus bersyukur untuk semua yang didapatkannya.Betapa tidak, setiap kali makan adalah saat setelah latihan yang berat. Latihan berlari, bertarung, berperang, dan semua dilakukan di bawah terik matahari maupun dinginnya cuaca lembah pegunungan.Selain latihan fisik yang b
Ikhwan sekalian, dari tahun-tahun yang telah berlalu, aku menemukan diriku telah mengalami kemunduran secara fisik. Ini tidak lain, pasti karena usiaku yang sudah tidak lagi muda. Aku salah ketika berpikir bahwa kedigdayaanku adalah selamanya. Meskipun begitu, aku tidak kecewa.Kini aku memiliki para mujahidin yang akan menjadi penerusku. Setiap harinya merela tidak pernah berhenti membuatku kagum. Mereka adalah umat terbaik dari yang terbaik yang pernah aku dapatkan. Sepertinya mereka tidak memiliki batas kekuatan.Semula kupikir bahwa aku harus menjaga diriku dari harapan-harapan palsu. Aku tidak ingin kecewa seperti yang sudah kualami dengan beberapa orang. Dengan pasukanku sekarang, aku yakin tidak akan mengalaminya. Tidak ada orang yang kutemui sejauh ini, yang bisa menyamai semua keunggulan dan potensi mereka. Mereka adalah pengecualian dari umat kebanyakan.Andai saja sejak dulu kutemukan orang seperti mereka, maka aku akan hidup lebih nyaman tanpa rasa k
Terkadang Rais sering bertanya-tanya mengenai keberadaan Ibnu Awwad. Sang penyelamat umat misterius ini hanya sekali-sekali muncul ke permukaan. Ia bahkan belum pasti apakah benar-benar tinggal di tempatnya menempuh latihan atau tidak. Terkadang Ibnu Awwad muncul dan memperhatikan pasukannya berlatih. Terus begitu tanpa bereaksi. Ia jarang berbicara ataupun menimbulkan suara-suara yang tidak perlu. Tapi kehadirannya begitu terasa.Seperti pagi ini, Ibnu Awwad menyaksikan Rais sedang berlatih dengan pakaian lengkap. Rais sedang menghadapi seniornya yang sepantar. Seseorang memanggil Rais dan membuyarkan konsentrasinya. Segera setelah konsentrasinya buyar, lawannya pun menghajar Rais habis-habisan.Rais tumbang.Semula Rais berpikir bahwa yang memanggilnya adalah Ibnu Awwad. Tapi ia segera menepis pikiran itu.Ternyata itu adalah suara dari Harun Bashar.Setelah ia mengetahui asal sumber suara, didapatinya Ibnu Awwad telah pergi.Harun Bashar
Harun Bashar tidak pernah menjadi mentor yang ramah. Tapi ikatannya dengan Rais jauh lebih penting daripada keramahan. Sedikit-banyak Raisk mulai merasa dekat dengan orang ini. Bahkan terbersit rasa sayang bahwa suatu saat mereka akan berhadapan satu lawan satu, dan mungkin juga saling meniadakan nyawa satu sama lain.Mungkinkah suatu saat ia harus menghabisi orang ini?Sementara orang ini telah mengajarinya banyak hal. Ia mulai menjadi seorang petarung sejati adalah berkat didikan orang ini. Semua penderitaannya seolah tidak berarti karena Harun mengajarinya cara mengompensasi penderitaan menjadi sebuah kekuatan. Itu adalah pertanyaan yang sulit dijawab oleh dirinya.Beberapa hari kemudian, beberapa orang tampak berdiskusi di tempat mereka. Rais memperhatikan orang-orang tersebut sangat serius.“Ada apa?” tanya Rais.“Besok kita akan melakukan serangan. Sudah terlalu lama sejak kita menyerang menara kembar hingga saat ini.”