Ikhwan sekalian, para Yahudi telah menduduki Palestina untuk waktu yang sangat lama. Para Ulama hanya bisa diam karena ketakutan. Mereka tidak memiliki nyali untuk menghadapi para Yahudi kafir. Inilah yang harus kita berantas.
Mujahidin tidak boleh merasa takut. Kita sedang berjihad membela agama Allah. Ganjaran kita akan surga sudah menanti kita. Kita harus membangun keberanian dan ghirah Mujahidin.
Ironisnya, telah lama aku mengetahui apa yang akan menjadi senjata utamaku. Orang menjadi kuat dan berani sebenarnya karena mereka takut.
Ironis bukan?
Ketakutan yang dulu menjadi sesuatu yang harus dihindari, justru kusadari justru menjadi sebuah kekuatan. Banyak orang yang masih menghindari ketakutan.
Ia dianggap sebagai musuh utama umat manusia.
Bagiku justru ketakutanlah yang menjadi energi utama umat manusia. Karena takut akan miskin, orang berjuang. Takut terbunuh, orang berlatih untuk membela diri. Takut tersingkir, orang berjuang m
Rais mendapati bahwa setahun lebih kehidupan kejam yang ia jalani telah banyak mengubah dirinya. Ia tumbuh dari pemuda jenius yang eksklusif menjadi seorang ksatria berkarakter fisik luar biasa. Otot dari tangan, kaki, leher, dan tubuhnya berkembang pesat. Ia yakin bahwa saat dirinya terkurung di penjara-penjara adalah saat dirinya berubah menjadi lengkap sebagai manusia.Tapi tempat Ibnu Awwad, disadarinya, adalah tempatnya memulai perubahan yang baru. Dipelajarinya berbagai jenis kekuatan, ada yang berasal dari pengetahuan dan keandalan fisik dan ketahanan tubuh yang tak termusnahkan. Selain itu, pemikirannya juga semakin terbuka. Ia menemukan bahwa seseorang mendapatkan keyakinan kuat dari doktrin yang diajarkan sehingga memberikan kekuatan bagi mereka untuk bergerak dan berjuang untuk pemimpinnya.Latihan-latihannya, termasuk fisik dan rohani, adalah suatu hal yang belum pernah dialaminya sebelum ini. Ia tidur bersama pasukan-pasukan Ibnu Awwad, dalam sebuah barak
Ikhwan sekalian, semua mujahidin pasti akan menemukan hal baru di kehidupannya saat ini, di tempat kita. Tentu mereka akan mendapati bahwa apa yang dijalaninya di sini adalah hal yang sangat berbeda dari semua yang pernah dilakukannya.Mujahidin pasti akan segera menemukan makna dari pelatihan selama ini. Semua pelatihan yang mereka jalani adalah untuk meniadakan kepentingan diri dan bertarung untuk umat semata. Itulah yang kulakukan kepada semua orang yang kita rekrut dan pada akhirnya mereka pun memahami tujuan hidup mereka yang sebenarnya.Sekian lama kita berjuang, organisasi kita adalah organisasi yang unik dan tidak dapat ditiru oleh organisasi lain. Kita mencari makna hidup yang begitu dalam dan membangun kekuatan dari kekuatan iman masing-masing orang, baik secara fisik maupun mental.Semua orang di sini akan menggali potensi dirinya dan meningkatkan kekuatan yang berasal dari potensinya masing-masing. Mereka harus mengalahkan kelemahan mereka masing-mas
Setiap harinya ketika memasuki waktu maghrib, Rais bergabung dengan rekan-rekannya untuk makan malam. Biasanya menu makan mereka tidak banyak berubah dari hari ke hari. Tapi nutrisi lengkap selalu tersedia. Hanya beberapa makanan yang mengandung karbohidrat tidak lagi disediakan untuk makan malam. Air minum untuk setiap harinya didapatkan dari sumber air pegunungan.Rais telah merasakan semua restoran mewah yang ada di Amerika Serikat. Bahkan restoran-restoran di luar Amerika pun pernah disinggahinya. Tapi ia sangat menikmati makanan di sini. Lebih karena apa yang ia dapatkan di sini adalah hal yang menjadi hadiah dari perjuangan mereka setiap hari. Di sisi lain, Rais mempelajari bahwa ia harus terus bersyukur untuk semua yang didapatkannya.Betapa tidak, setiap kali makan adalah saat setelah latihan yang berat. Latihan berlari, bertarung, berperang, dan semua dilakukan di bawah terik matahari maupun dinginnya cuaca lembah pegunungan.Selain latihan fisik yang b
Ikhwan sekalian, dari tahun-tahun yang telah berlalu, aku menemukan diriku telah mengalami kemunduran secara fisik. Ini tidak lain, pasti karena usiaku yang sudah tidak lagi muda. Aku salah ketika berpikir bahwa kedigdayaanku adalah selamanya. Meskipun begitu, aku tidak kecewa.Kini aku memiliki para mujahidin yang akan menjadi penerusku. Setiap harinya merela tidak pernah berhenti membuatku kagum. Mereka adalah umat terbaik dari yang terbaik yang pernah aku dapatkan. Sepertinya mereka tidak memiliki batas kekuatan.Semula kupikir bahwa aku harus menjaga diriku dari harapan-harapan palsu. Aku tidak ingin kecewa seperti yang sudah kualami dengan beberapa orang. Dengan pasukanku sekarang, aku yakin tidak akan mengalaminya. Tidak ada orang yang kutemui sejauh ini, yang bisa menyamai semua keunggulan dan potensi mereka. Mereka adalah pengecualian dari umat kebanyakan.Andai saja sejak dulu kutemukan orang seperti mereka, maka aku akan hidup lebih nyaman tanpa rasa k
Terkadang Rais sering bertanya-tanya mengenai keberadaan Ibnu Awwad. Sang penyelamat umat misterius ini hanya sekali-sekali muncul ke permukaan. Ia bahkan belum pasti apakah benar-benar tinggal di tempatnya menempuh latihan atau tidak. Terkadang Ibnu Awwad muncul dan memperhatikan pasukannya berlatih. Terus begitu tanpa bereaksi. Ia jarang berbicara ataupun menimbulkan suara-suara yang tidak perlu. Tapi kehadirannya begitu terasa.Seperti pagi ini, Ibnu Awwad menyaksikan Rais sedang berlatih dengan pakaian lengkap. Rais sedang menghadapi seniornya yang sepantar. Seseorang memanggil Rais dan membuyarkan konsentrasinya. Segera setelah konsentrasinya buyar, lawannya pun menghajar Rais habis-habisan.Rais tumbang.Semula Rais berpikir bahwa yang memanggilnya adalah Ibnu Awwad. Tapi ia segera menepis pikiran itu.Ternyata itu adalah suara dari Harun Bashar.Setelah ia mengetahui asal sumber suara, didapatinya Ibnu Awwad telah pergi.Harun Bashar
Harun Bashar tidak pernah menjadi mentor yang ramah. Tapi ikatannya dengan Rais jauh lebih penting daripada keramahan. Sedikit-banyak Raisk mulai merasa dekat dengan orang ini. Bahkan terbersit rasa sayang bahwa suatu saat mereka akan berhadapan satu lawan satu, dan mungkin juga saling meniadakan nyawa satu sama lain.Mungkinkah suatu saat ia harus menghabisi orang ini?Sementara orang ini telah mengajarinya banyak hal. Ia mulai menjadi seorang petarung sejati adalah berkat didikan orang ini. Semua penderitaannya seolah tidak berarti karena Harun mengajarinya cara mengompensasi penderitaan menjadi sebuah kekuatan. Itu adalah pertanyaan yang sulit dijawab oleh dirinya.Beberapa hari kemudian, beberapa orang tampak berdiskusi di tempat mereka. Rais memperhatikan orang-orang tersebut sangat serius.“Ada apa?” tanya Rais.“Besok kita akan melakukan serangan. Sudah terlalu lama sejak kita menyerang menara kembar hingga saat ini.”
Ikhwan sekalian.Akumulasi dari seluruh keraguanku yang melandaku selama bertahun-tahun ini akan segera terjawab. Walaupun sudah mengalami serangkaian ujian, aku akan menguji pasukanku dalam waktu yang tidak lama lagi.Semua kemampuan mereka akan diuji dan juga bagaimana mereka akan menyelesaikan semua tantangan yang diarahkan kepadanya.Aku akan melihat apakah mereka masih bisa dipengaruhi oleh segala ketakutannya, atau apakah mereka akan bisa mengatasi semuanya. Aku akan tahu apakah mereka masih memiliki kelemahan dan keraguan untuk melakukan hal yang disebut belas kasihan. Untuk melakukannya, mereka membutuhkan sebuah perilaku yang akan dapat menyelamatkan dunia, karena perilaku ini sangat penting.Perilaku tanpa belas kasihan.Akan ada waktu untuk memperbaiki semuanya dan mempersatukan semua yang ada. Aku tidak ingin menyesal dengan memilih mereka, mereka sangat kita butuhkan. Tapi semua itu akan terjadi nanti, saat semua tugas kita selesai dan
Rais mulai tidur di matrasnya malam itu. Harun Bashar datang ke barak mereka dan mengatakan bahwa ia harus berbicara dengan Rais.Rais bangkit, mengganti pakaiannya, dan mengikuti Harun. Mereka berjalan di bawah cahaya bulan purnama malam menuju hutan. Lalu mereka memasuki sebuah tempat yang tidak jajuh berbeda dengan tempat latihannya selama ini.“Kau datang kemari untuk menegakkan keadilan bagi umat muslim.” Kata Harun.Harun Bashar mengeluarkan buku catatan yang dititipkannya kepada Rais saat kali pertama ujiannya menemukan tempat mereka berada. Buku itu lalu dibuang Harun ke tanah.“Buku ini tidak berarti apa pun,” kata Harun.“Yang harus kau perhatikan adalah bagaimana kau meyakinkan dirimu, melawan semua keraguan atas jihad yang akan kita lakukan. Kau harus siap mati, semuanya demi umat, demi agama kita, demi Allah.”Harun menyiramkan minyak dan membakar buku yang ada di tanah. Rais menyaksikannya me