Malam sudah cukup larut ketika Jenna Molina mengendarai mobilnya menuju Abu Ghuraib. Ia mengemudi dengan pelan karena menghindari lubang-lubang jalanan yang membuat New York seperti kota habis perang. Lampu jalanan memang ada, tapi hanya sebagai syarat. Ketika ada di antara lampu-lampu itu yang mati, tidak ada yang memperbaikinya. Untung saja ada cahaya bulan yang membantu penerangannya.
Jenna berhenti di sebuah bangunan kuno yang nampak suram. Bangunan ini bisa disebut terkenal, namun tidak ada orang yang ingin berada di sana. Sebuah bangunan besar dengan jendela-jendela yang selalu tertutup dan tangga-tangga yang berderit. Jenna tahu bahwa ia sedang menuju tempat mimpi buruk berada. Tapi ia tetap berhenti di sana dan memasuki bangunan tujuan tugasnya ini.
Ia berbicara dengan seorang penjaga di pintu gerbang. Tidak lama kemudian seorang berpakaian putih-putih membawanya ke bagian gedung dengan tulisan “pasien”.
Jenna mendapati Dr. Niles berada di uj
Caliph melakukan prosedurnya untuk memeriksa apakah gas yang digunakan Niles berpengaruh atas dirinya. Tidak ada yang nampak salah. Aisha telah membuat penangkal dari racun halusinogen itu. Caliph telah menggunakannya dan terbukti bahwa penangkal racun itu berhasil. Ia juga memastikan bahwa Niles tidak tahu akan hal ini. Yang dipikirkannya adalah apa yang dikatakan orang itu.Apakah Niles tahu tentang Ibnu Awwad?Apakah Niles ada hubungannya dengan Al Qaeda?Caliph melepaskan Niles dan membiarkannya tergeletak di lantai. Ia lalu berjalan ke arah Jenna yang terbaring di meja dengan masih kehilangan kesadaran.Dari sabuknya, Caliph mengambil senter kecil dan memeriksa seluruh ruangan. Ia menemukan ada sebuah lubang besar di lantai dan sejumlah karung kosong di sekitar lubang tersebut. Diarahkannya senter ke lubang tersebut dan ia menemukan sebuah lorong.Lorong rahasia.Caliph juga menemukan ratusan karung yang masih berisi ada di set
Di luar, sekumpulan polisi sedang mengepung penjara. Mereka menyinari dinding gedung dengan penerangan besarnya. Sementara polisi lain sedang mengarahkan pistol, dan sebagian lagi berjaga-jaga.Hamzah mendatangi seorang polisi berpangkat kapten.“Apa yang kita tunggu?”“Bantuan.”“Bantuan?”“Caliph ada di sana, dan kita butuh Garda Nasional. Mereka sedang dalam perjalanan. Tapi jika kau ingin pergi, silakan.”“Yah...jika memang Garda Nasional akan datang...”Andrea Izmaylov turun dari mobilnya dan mendatangi kumpulan polisi di sekitar penjara.“Aku mendengar beritanya dari radio. Apa yang sedang terjadi?” tanyanya kepada Hamzah.“Ada sebuah situasi di dalam gedung penjara. Orang-orang mengatakan bahwa Caliph ada di sana.”Andrea melewati Hamzah dan masuk melalui pintu gerbang besar penja
Awan menutupi cahaya bulan dan bergerak searah angin. Beberapa hewan malam juga nampak menutupi cahaya bulan. Itulah yang dilihat oleh Hamzah, makhluk-makhluk malam sedang berkeliaran. Ia dan sejumlah polisi melihat hal tersebut, lalu mengabaikannya.Memangnya apa yang mereka harapkan?Tempat semenyeramkan ini tidak heran jika ada hal seperti itu. Mungkin ratusan atau ribuan lagi akan datang, lalu benar-benar menutupi cahaya bulan. Mereka terbang mengelilingi bangunan dan entah bersarang di mana.“Itu mungkin perbuatannya.” Kata Hamzah kepada seorang kapten. “Tidak mungkin kebetulan, ratusan kelelawar datang seperti itu. Sebenarnya dia itu apa sih?”Di dalam gedung, sejumlah tembakan peluru menghantam dinding dan merepotkan tim GARDA NASIONAL di sana. Mereka yang sedang menaiki tangga berteriak saat tembakan-tembakan tersebut itu nyaris melukai wajahnya.Caliph berdiri di atas bangunan, melihat ke arah kota. Bayangan dirinya
Aisha membawa pesawatnya melewati jalanan, menyeberangi jembatan, semakin jauh dari penjara, dan melewati sejumlah kendaraan polisi.Jenna terbangun dan untuk beberapa saat mencoba menyadarkan dirinya. Ia mendapati tubuhnya berada di sebuah kendaraan, dan tangannya terikat di sebuah kursi.“Kau telah diracuni.” Kata Aisha. “Jadi ikatan itu untuk menenangkanmu.”Aisha menekan sebuah tombol dan tempat mereka berada menjadi terang. Jenna menjadi bisa melihat tombol-tombol di kendaraan tempatnya berada. Beberapa cukup jelas, beberapa lainnya membingungkan dirinya.“Itu untuk menunjukkan posisi kita.” Kata Aisha. “Juga memberitahu apakah ada yang menghalangi jalan.”Jenna menarik napas panjang.Ketika mereka melewati sebuah jalur bebas hambatan, sebuah helikopter polisi tampak di belakang pesawat Aisha. Sirinenya berbunyi diikuti cahaya merah. Aisha menekan sebuah tombol lain dan sesuatu yang terbua
Hamzah menghilang sejak kejadian di penjara sehingga Andrea harus mengawasi sendiri penyelidikan. Ia memeriksa dokumen-dokumen terkait penjara tersebut, serta memanggil tim ahli. Tidak luput, material-material yang berbahaya di ruangan hidroterapi juga menjadi incaran penyelidikannya. Selama berjam-jam, Andrea menginterogasi staf-staf di tempat itu dan mencatat setiap jawaban mereka. Lalu, setelah selesai dan mengirim mereka pulang, Andrea kembali ke ruangan hidroterapi. Beberapa investigator sedang berkeliling dan salah satunya yang mengenakan baju pelindung berada di tepi lubang sambil menyinari ke dalam lubang dengan senter.“Apakah mereka mencampurkan racun kimia?” tanya Andrea.“Ya, betul.” Kata si pria dengan pelindung sambil menunjukkan sebuah kantung.“Oke, beritahu pengawas perairan. Pasti ada cara untuk mengisolasi area.”“Anda belum paham. Mereka sudah menjalankan itu selama berminggu-minggu. Di tempat
Acara rapat umum pemegang saham sudah berjalan ketika Rais muncul di sana. Setidaknya hingga Greg mengingatkannya bahwa beberapa kancing bajunya masih terbuka, baru Rais menyadarinya. Ratusan orang berada di hall bercengkerama, berdiskusi, dan bersenang-senang sementara grup musik memainkan performa mereka. Beberapa orang bahkan nampak sudah berdansa.“Apakah Anda lelah, Dr. Hoetomo? Sepertinya Anda baru saja pergi menantang bahaya lagi.” Kata Greg.“Ah, tidak bebahaya.” Jawab Rais.Greg menunjukkan layar televisi yang menyiarkan sejumlah berita. Sebuah mobil yang beratraksi melewati sejumlah bangunan.“Jika demikian, maka apa itu?” tanya Greg.“Serial televisi?”“Cukup ajaib jika tidak ada seorang pun yang terluka.”“Aku tidak punya waktu untuk memperhatikan semua rambu.”“Kau tenggelam dalam ciptaanmu sendiri.”“Aku menggunakan ci
Andrea Izmaylov tidak ingat bahwa dirinya pernah begitu khawatir, bahkan saat keluarganya membawa mereka pergi dari Soviet. Ia benar-benar ingin segera pulang dan melihat keadaan adiknya yang sedang tidur dengan damai. Tapi ia tidak bisa, belum bisa. Ada tugas lain yang masih menggantung dan harus diselesaikannya, hingga ia bisa mengatakan semuanya baik-baik saja.Ia membuka pintu sel dan menemui Dr. Niles di sana. Niles berada dalam keadaan terborgol di sebuah kursi.“Apa rencanamu, Niles? Bagaimana kau akan memasukkan racun ke udara?”Niles sepertinya tidak mendengar pertanyaan Andrea. Ia hanya duduk diam sambil memandang dinding dan bergumam. “Al Mahdi...Al Mahdi...” tanpa henti.“Kau bekerja untuk siapa?” Andrea kini duduk bersandar.Niles mengabaikan Andrea. Ia tetap bergumam “Al Mahdi” tanpa henti.Andrea tahu bahwa ada kemungkinan Niles sedang berpura-pura. Namun ia sendiri tidak yakin.
Beberapa saat telah berlalu sejak Rais memanggil Bashar dengan nama aslinya, dan tidak ada di ruangan itu yang berubah. Orang-orang masih bercengkerama.“Kurasa orang yang menghabiskan sebagian waktunya dengan terbang di atas kota pada malam hari tidak akan aneh dengan identitas ganda?” kata Bashar.“Aku menyelamatkan hidupmu.”“Dan aku sudah memperingatkanmu akan iman, kan?”Rais memperhatikan ruangan tempat mereka berada. Ia menemukan sejumlah anggota Al Qaeda berada di sana, membaur dengan tamu lain, dan mereka semua bisa dikenalinya. Sementara tamu-tamu masih bercengkerama. Mereka tidak menyadari bahaya yang sedang mengintai. Rais tahu bahwa ia harus berbuat sesuatu.“Urusanmu denganku. Biarkan orang-orang ini pergi.” Kata Rais.“Silakan, kau yang menentukan caranya.” Balas Bashar.Rais mencoba menangkap ekspresi dari Bashar.Kesenangan?Ya, mungkin.